Anda di halaman 1dari 6

Usaha Kerupuk Kecil-kecilan

Oleh Bu Nini dan Suami

Usaha kerupuk ini awalnya di buka pada tahun 2000, oleh Bu Nini dan Suami
yang berasal dari Bandung, Mereka merantau ke Berandan hanya untuk mencari
uang, karena jika buka usaha di Bandung banyak pesaing katanya. Usaha ini
berada di jl.Besitang Tangka lagan dan usaha ini buka setiap hari mulai pukul
09:00 - 05:00 WIB .
Usaha ini memiliki 6 orang karyawan yang semuanya berasal dari Bandung.
Semua karyawan tinggal di pabrik tersebut bersama pemiliknya.
Pada siang hari 4 orang karyawan memasarkan kerupuk ke warung-warung kecil.
2 orang lagi membantu bu Nini menggoreng dan mengemas kerupuk.

Bu nini dan 2 karyawannya sedang mengemas kerupuk


Usaha ini memasarkan 2 jenis kerupuk yaitu kerupuk palembang dan kerupuk
lipat. Tetapi hanya kerupuk lipat yang diproduksi ditempat,sedangkan kerupuk
Palembang yang masih mentah dibeli dari pabrik yang di medan. Harga kerupuk
Palembang yang mentah Rp. 18.000 / kilo.

Kerupuk Palembang Kerupuk Lipat

Untuk membuat kerupuk Lipat harus mempersiapkan bahannya,sbb.


Bahan dari kerupuk lipat ada :
*Tepung terigu
*Tepung roti
*Ketumbar
*Bawang putih dan merah
*Penyedap rasa
Cara pembuatan kerupuk lipat yaitu :
 Pertama tepung di adon terlebih dahulu
 lalu dicampur oleh bumbu-bumbu yg sudah dihaluskan seperti
bawang putih,ketumbar dan garam yang ada.
 Setelah itu dicetak, menggunakan meja yang dilapisi oleh aluminium
untuk menggepengkan adonan, lalu adonan di lipat dua.

Meja dengan lapisan aluminium


 Setelah itu, adonan yg sudah dibentuk tipis ini dijemur selama
beberapa hari hingga kering, biasanya 2 sampai 5 hari.

Kerupuk yang hendak dijemur

 Setelah kering,kerupuk diganggang dahulu selama 4 menit sebelum


siap untuk digoreng. Proses ini untuk mengeringkan bagian dalam
kerupuk. Agar saat digoreng kerupuk dapat mengembang dengan
sempurna.

Seorang karyawan sedang menggangga


 Lalu penggorengan kerupuk

Saat menggoreng kerupuk


 Setelah selesai digoreng kerupuk langsung dikemas kedalam plastic
sesuai dengan ukuran plastic yang ada.

Setelah semua kerupuk sudah dikemas,kerupuk siap dipasarkan ke


berbagai kedai atau warung kecil yang ada di sekitar P.berandan hingga Kuala
simpang.Harga perbungkus dari kerupuk tersebut berkisar dari
Rp.3.000,Rp.5.000,hingga Rp.10.000. omset yang didapat dari sebungkus kerupuk
hanya berkisar Rp. 2.000.

Dalam satu hari usaha tersebut dapat memproduksi 500 bungkus kerupuk,tapi jika
kerupuk tidak laku maka akan ditarik dari edaran lalu dibakar,karena kerupuk
tersebut hanya tahan hingga 4 hari.

Kenapa memilih kerupuk?


“karena memang sudah dari sananya, sudah turun-temurunlah” begitu kata buk
Nini yang kami jumpai saat siang itu.
Lampiran

 Laras, saat membantu bu Nini mengemas => Rasya, yang hendak meng-
Kerupuk. goreng krupuk yg sudah di
Gangga.

EHHH…. SI PEBRI SAMA SILARAS IKUT”AN BANTU MENGGORENG…

EHH…EHHH…
ACTIONNYA BAGUS KALI :D

TERIMA KASIH
TELAH MELIHAT   

Anda mungkin juga menyukai