Lailatul Evinanta Indikasi Untuk Blokade Saraf Perifer
Lailatul Evinanta Indikasi Untuk Blokade Saraf Perifer
INDIKASI UNTUK
BLOKADE SARAF PERIFER
Disusun oleh:
Pembimbing:
MALANG
2018
Indikasi untuk Blokade Saraf Perifer
FOUNDATIONS OF REGIONAL ANESTHESIA
PENDAHULUAN
BAGIAN II : PROTOKOL
Berbagai pilihan metode yang berbeda tersedia untuk memberikan efek analgesia
intraoperatif dan pasca operasi pada ekstremitas. Setiap rencana anestesi atau analgesia
didasari oleh faktor pasien dan pembedahan serta pertimbangan praktis seperti tingkat
keterampilan praktisi, ketersediaan ruang blok, ketersediaan asisten yang terampil, dan
kebijakan departemen serta rumah sakit. Protokol untuk sebagian besar prosedur ortopedi
yang diuraikan pada bagian ini disempurnakan melalui trial dan error yang merupakan
metode aktual yang digunakan dalam praktik kita sehari-hari.
Pilihan kombinasi blok untuk nyeri pasca operasi didasari oleh beberapa faktor. Ahli
bedah orthopedi di Rumah Sakit St. Luke’s-Roosvelt lebih memilih regimen low molecular
weight heparin (LMWH) dengan dosis dua kali sehari untuk tromboprophylaxis, yang
membuat penggunaan kateter epidural yang menetap untuk nyeri pasca operasi menjadi
tidak praktis atau tidak cocok. Demikian pula, meskipun kami mengakui ada beberapa
kontroversi mengenai penggunaan kateter pleksus lumbal, pada umumnya kami
menganggapnya sebagai kateter neuroaksial dan melepasnya sebelum dosis pertama
LMWH. Kateter perineural secara rutin digunakan bahkan pada pasien yang diobati dengan
antikoagulan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah berusaha meminimalkan penggunaan
opioid parenteral untuk nyeri pasca operasi jika memungkinkan. Secara khusus, pasien
yang dirawat di bangsal dengan kateter perineural dan intravena analgesia opioid dapat
membuat pasien merasa bingung, oleh karena itu mereka tidak menggunakan kateter
secara efektif, menyebabkan efek analgesia yang tidak adekuat. Karena itu kami berusaha
untuk menggunakan regimen multimodal, yang terdiri dari acetaminophen, NSAID, dan
opioid oral.
Untuk operasi ektremitas bawah, seperti total knee replacement, dokter sering
memperdepatkan apakah blok saraf sciatic dan/atau obturator harus digunakan sebagai
tambahan blok femoralis (atau pleksus lumbal). Kami tidak secara rutin melakukan hal ini,
tetapi menilai pasien setelah blokade pleksus femoralis/lumbal dilakukan. Dalam praktek
kami, pada sebagian besar pasien, nyeri pasca operasi dapat ditagani secara adekuat (VAS
≤ 3) dengan melanjutkan blok saraf femoral. Sebagian kecil pasien (sekitar 20%) mungkin
memerlukan blok saraf sciatic untuk kontrol nyeri yang adekuat. Meskipun sering
diperdebatkan dan diajarkan di berbagai kursus regional, kegunaan blok obturator dalam
praktik kami masih dipertanyakan. Sehingga, kami tidak menggunakan blok obturator pada
pasien artroplasti lutut.
Waktu blok tergantung pada institusi dan bergantung pada beberapa faktor, seperti
ketersediaan personel blok yang ditunjuk, aliran ruang operasi, staf pendukung, dan area
blok yang terpisah. Blok saraf untuk operasi dengan injeksi tunggal dilakukan pada ruang
premedikasi ataupun ruang operasi segera sebelum prosedur operasi dilakukan. Kateter
untuk operasi ekstremitas atas biasanya digunakan dengan cara yang sama jika teknik ini
digunakan untuk anestesi bedah. Sebaliknya, sebagian besar blok saraf ekstremitas bawah
atau kateter digunakan di unit perawatan post-anestesi sebelum blok neuraxial. Meskipun
praktek melakukan blok pada pasien yang dianestesi (dalam kasus ini dengan anestesi
spinal), kami percaya ketika kombinasi USG, stimulasi saraf, dan pemantauan tekanan
injeksi digunakan, tidak relevan apakah blok digunakan pada pasien yang dibius ataupun
tidak dibius.
Kami tidak secara rutin menggabungkan general anestesi dengan regional anestesi,
meskipun ini adalah praktik yang banyak digunakan di tempat lain. Kami sering menggunak
regional anestesi sebagai modalitas anestesi primer, bukan semata-mata untuk tujuan
analgesia pasca operasi. Daripada general anestesi , kami biasanya menggunakan sedasi
dengan propofol dan/atau midazolam intravena yang dititrasi dan pernafasan spontan
menggunakan facemask. Table 3 berisi beberapa prosedur operasi yang umm, blok saraf
perifer yang cocok untuk anestesi dan analgesia, serta pilihan analgesia yang umum.
Blok ankle
Operasi kaki
Operasi mid- dan forefoot