Anda di halaman 1dari 12

PRE-PLANNING MUSYAWARAH WARGA II

DI RW IV KELURAHAN JABUNGAN
KECAMATAN BANYUMANIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing :
Nur Setiawati Dewi, M.Kep,Sp.Kom
Ns.Elis Hartati,M.Kep
Disusun Oleh :
Agung Pamuji Nugroho (22020119210017)
Ani Arifati Luluk Atudiniyah (22020119210031)
Ayu Martha Puri (22020119210063)
Devi Ridha Rosella (22020119210027)
Farida Tri Agustina (22020119210060)
Isnaeni Fauzia (22020119210062)
Marla Peny Jayanti (22020119210051)
Naela Zulfa (22020119210082)
Susmiyati (22020119210025)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Hakekatnya pembangunan kesehatan merupakan upaya yang
dilaksanakan oleh semua tatanan masyarakat di Indonesia. Tujuan dari
pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
kemampuan hidup sehat bagi seseorang agar terjadinya kesehatan yang
sejahtera. Indonesia telah mengalami banyak perubahan pola penyakit
diantaranya adalah penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung,
diabetes dan lain lain. (Kemenkes RI, 2017).
Perilaku dan lingkungan termasuk hal yang berperan dalam
menentukan derajat kesehatan lebih dari 80 persen. Perilaku hidup bersih
dan sehat merupakan perilaku utama untuk mencegah penyakit tidak
menular (PTM). Penguatan peran masyarakat untuk lebih bertanggung
jawab terhadap pengendalian penyakit tidak menular (PTM) diharapkan
dapat menumbuhkan upaya masyarakat yang sadar akan kesehatan secara
berkesinambungan. (Kemenkes RI, 2017).
Pada tahun 2016 upaya kegiatan pendekatan kesehatan masyarakat
melalui pendekatan keluarga dengan indikator keluarga sehat dan gerakan
masyarakat hidup sehat (GERMAS) yang berfokus pada 3 aspek
perubahan perilaku yaitu melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur
dan buah dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Data dari Kementrian Kesehatan tahun 2017 menunjukkan bahwa
angka IKS Provinsi Jawa Tengah masih tergolong dalam kategori rendah
dengan angka 0,211. Sedangkan angka IKS di Kota Semarang juga
menunjukkan angka yang masih rendah yaitu 0,277 dan angka IKS di
Kecamatan Banyumanik menunjukkan angka tertinggi namun masih
tergolong rendah yaitu sebesar 0,394. Data IKS Puskesmas Jabungan
tahun 2017 secara rinci menyatakan bahwa masalah pada masyarakat
Kelurahan Jabungan terdapat beberapa masalah diantaranya keluarga yang
mengikuti program KB sebesar 44,8%, terdapat penderita TB paru yang
berobat sesuai standar sebesar 11,7%, penderita hipertensi yang berobat
teratur sebesar 20,4%, penderita gangguan jiwa berat diobati dan tidak
ditelantarkan sebesar 21,7%, dan anggota keluarga tidak ada yang
merokok sebesar 60,2%. Di RW IIV Kelurahan Jabungan merupakan salah
satu wilayah yang juga memiliki angka IKS yang tergolong keluarga tidak
sehat dengan nilai 33%. Masalah-masalah yang dijumpai antara lain
keluarga yang mengikuti KB sebesar 37,3%, penderita hipertensi yang
berobat teratur dengan angka sebesar 13,1%, dan anggota keluarga yang
merokok sebesar 66,4% (TIM KS UPTD Puskesmas Jabungan, 2017).
Hipertensi disebut juga sebagai tekanan darah tinggi adalah
peningkatan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia/PERKI, 2015). Peningkatan pencegahan
terjadinya hipertensi dan pencegahan komplikasi merupakan salah satu
strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita hipertensi. (Riskesdas, 2013)
Pencegahan hipertensi dengan cara mengendalikan faktor resiko.
Memonitor kesehatan secara teratur, program hidup sehat dengan menjaga
pola makan serta olahraga yang teratur dapat mengendalikan komplikasi
dari hipertensi. Hal ini didukung juga dengan perilaku patuh dari
masyarakat dan juga monitoring secara berkala dari pihak kesehatan
dengan cara memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukan ketika seseorang
berpengetahuan baik maka akan menimbulkan perilaku dan sikap yang
baik. (Mega, 2012)
Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu faktor risiko dan faktor protektif. Faktor risiko ini dapat bersifat
individual atau konstektual (pengaruh lingkungan), atau yang dihasilkan
dari individu maupun lingkungan. Faktor risiko memicu masalah perilaku
dan emosi dan faktor protektif merupakan faktor yang menyebabkan
respon seorang menjadi lebih kuat menghadapi berbagai tantangan yang
datang dari lingkungan. Lemahnya emosi seorang akan berdampak pada
masalah emosional serta menimbulkan perilaku yang negatif misalnya
bullying . (Yuyun, 2011)
Bullying adalah suatu tindakan memperoleh sebuah kepuasan
dalam meluapkan emosi dengan cara melakukan bentuk kekerasan anak
(child abuse) yang dilakukan oleh rekan sebayanya. Suatu penelitian di
USA selama Triwulan pada peserta didik , sekitar seperempat dari peserta
didik diintimidasi (bullying) sekurangnya sekali selama tahun ajaran 2008-
2009, dan sekitar 7 persen diintimidasi secara online oleh peserta lain lain,
menurut data yang baru dirilis Senin (22 Agustus 2011) oleh National
Center for Education statistics (NCES) US. Dari data tersebut sangat
mengkhawatirkan, 4,1 persen peserta didik usia 12-18 yang diintimidasi
(sekitar 289.000 peserta didik yang dilaporkan membawa pistol, pisau,
atau senjata lain ke sekolah), 7,4 persen peserta didik yang
diintimidasi online dilaporkan membawa senjata ke sekolah. (Koebler,
2011)
Bullying sendiri didefinisikan sebagai tindakan menyakiti secara
fisik dan psikis secara tersencana oleh pihak yang merasa lebih berkuasa
terhadap yang lemah. Bullying secara sederahan diartikan sebagai
penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau
kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya
(Suryanto, 2007). Bullying adalah masalah kesehatan publik yang perlu
mendapatkan perhatian karena orang-orang yang menjadi
korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan kurang percaya
diri. Penelitian-penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik yang
menjadi korban bullying akan mengalami kesulitan dalam bergaul
(Widiharto, 2008). Dalam bertindak, bukan berarti anak tidak tau apa yang
dilakukan salah tapi pemahaman baik buruk anak masih mengacu pada
suatu tingkah laku benar bila tidak dihukum dan salah bila dihukum
(Monks dkk, 2004).
Fase perkembangan pemahaman moral anak terdiri dari 6 fase dan
tingkatan itu tidak berkorelasi dengan meningkatnya usia seseorang.
Seorang anak yang memiliki pemahaman moral yang tinggi, maka
kecenderungan melakukan tindakan yang melanggar norma seperti
mengejek, memukul, menendang temannya lebih rendah. Hal ini berkaitan
dengan pemahamna moral bahwa hal-hal tersebut merupakan tindakan
yang tidak baik dan melanggar moral. (Monks, dkk, 2004)
Oleh karena itu, mahasiswa tertarik untuk menjalankan peran
perawat komunitas dengan pemberian promosi kesehatan dengan
kombinasi intervensi terbaru untuk mengupayakan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan khususnya masyarakat dengan
hipertensi dan bullying di RW IV Kelurahan Jabungan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan Musyawarah Warga II, mengetahui hasil identifikasi
masalah kesehatan dan membuat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah pada warga di RW IV Kelurahan
Jabungan.

2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan Musyawarah Warga II diharapkan :
a. Mahasiswa dan warga mampu mengetahui
hasil pengkajian masalah Hipertensi dan Bullying di RW IV
Kelurahan Jabungan
b. Mahasiswa dan warga mampu menentukan
prioritas masalah yang akan diselesaikan di RW IV Kelurahan
Jabungan
c. Mahasiswa dan warga mampu menentukan
intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah RW IV Kelurahan Jabungan
C. SASARAN
1. Sasaran
Peserta MW II, ketua RW, ketua RT, kader kesehatan RW IV
Kelurahan Jabungan, warga RW IV, Orang tua murid, murid-murid
dan Guru MI Al-Khairiyah RW IV Jabungan.
2. Target
Anak-anak dan lansia RW IV Kelurahan Jabungan.

D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
2. Media
Sound system, laptop, LCD, dan alat tulis
3. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 7 Oktober 2019
Waktu : 10.00 WIB s.d selesai (MW II untuk anak-anak)
15.00 WIB s.d selesai (MW II untuk lansia)
Tempat : MI Al-Khairiyah (MW II untuk anak-anak)
Rumah Ketua RT 3 (MW II untuk lansia)
4. Setting tempat
a. MW II di MI Al-Khairiyah

LCD A1 A2

B C A4 Keterangan :
A. Mahasiswa
E D D E A1 : Moderator
A2 : Penyaji
A3 E Al-
D D E A3 A3 : Fasilitator
D E A4 : Notulen
E D
A5 : Dokumentasi
A5 B. Guru
C. Dosen
D. Murid-Murid
E. Orang tua murid
b. MW II di Rumah Ketua RT 3

LCD A1 A2
Keterangan :
B C A4 F. Mahasiswa
A1 : Moderator
A2 : Penyaji
D D
A3 : Fasilitator
A3 A3
D A4 : Notulen
D
A5 : Dokumentasi
A5 G. Tokoh Masyarakat
H. Dosen
I. Lansia RW 4
TAHAP KEGIATAN
NO TAHAP KEG. KEG. MHS KEG. MASY MEDIA WAKTU
1. Persiapan - Konsultasi data - Menyiapkan Undangan, 3 hari
- Pembuatan pre- Alat Tulis 4-6 Oktober 2019
tempat.
planning MW II - Menghubungi
- Pembuatan
tokoh
undangan
masyarakat,
- Pendekatan dan
warga,kader,
pembagian
murid-murid
undangan ke
(kelas 4,5,dan
tokoh
6), Guru, dan
masyarakat,
Orang tua
warga, kader,
murid.
murid-murid
2.
(kelas 4,5,dan
6), Guru, dan
Orang tua
-
murid.
Pelaksanaan - Menyiapkan alat - Menghadiri Sound 7 Oktober 2019
15 menit
Pembukaan (Untuk dan media acara tepat System,
10.00-10.15 WIB
MW II di MI Al- waktu LCD,
Khairiyah) Laptop
30 menit
- Salam pembuka
10.15-10.45 WIB
- Sambutan Sound
- Penjelasan - Mendengar &
System,
tujuan MW II berperan
Laptop,
aktif, tanya
LCD
jawab

Pelaksanaan - Menyiapkan alat - Menghadiri Sound 7 Oktober 2019


15 menit
Pembukaan (Untuk dan media acara tepat System,
15.00-15.15 WIB
MW II di Rumah waktu LCD,
Ketua RT 3) Laptop
30 menit
- Salam pembuka
15.15-15.45 WIB
- Sambutan Sound
- Penjelasan - Mendengar &
System,
tujuan MW II berperan
Laptop,
aktif, tanya
LCD
jawab
3. Inti (Untuk MW II di - Memaparkan - Memimpin Sound 10 menit
10.45-10.55 WIB
MI Al-Khairiyah) hasil data doa System
pengkajian
masalah
kesehatan
- Membuat
rencana
tindakan
- Membuat
jadwal
pelaksanaan
rencana
tindakan

Inti (Untuk MW II di - Memaparkan - Memimpin Sound 10 menit


15.45-15.55 WIB
Rumah Ketua RT 3) hasil data doa System
pengkajian
masalah
kesehatan
- Membuat
rencana
tindakan
- Membuat
jadwal
pelaksanaan
rencana
tindakan
4. Penutup - Kesimpulan
- Doa
E. PENGORGANISASIAN DAN PEMBAGIAN TUGAS
1. Kepanitiaan
MC/ Moderator : Isnaeni Fauzia & Naela Zulfa
Penyaji : Agung Pamuji Nugroho & Ani Arifati
Luluk Atudiniyah
Notulen/ Operator : Susmiyati
Dokumentasi : Devi Ridha Rosella
Fasilitator:
- Farida Tri Agustina
- Ayu Martha Puri
- Marla Peny Jayanti
2. Uraian tugas
a. Moderator
- Memandu jalannya tahapan acara
- Memimpin jalannya diskusi dan curah pendapat
- Mengarahkan tujuan diskusi
- Mengatur pelaksanaan diskusi
b. Penyaji
- Memaparkan kegiatan yang akan dilaksanakan selama
mahasiswa praktik
- Mengidentifikasi respon audiens terhadap pengungkapan
masalah
- Melakukan evaluasi kemampuan audiens dalam menerima
penjelasan

c. Notulen
Mencatat hasil diskusi dan membuat kesimpulan
d. Fasilitator
- Memfasilitasi audiens dalam mengungkapkan pendapat dan
hal-hal yang kurang dimengerti
DAFTAR PUSTAKA

Agusman, A. 2013. Keperawatan Komunitas pada Hipertensi Pencegahan dan


Penanganan. Diakses pada tanggal 4 februari 2019 dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id
Kemnkes RI. 2016. Infodatin BULLYING 2016. Diakses pada tanggal 12
Februari 2019 dari www.depkes.go.id
Kemenkes RI. 2017. Pendekatan Program Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Kemenkes RI
Koebler, Jason. 2011. Bullying dan Peserta didik. Available at:
http://www.usnews.com/education/blogs/high-school-notes/
Mega, M. S. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mengelola Hipertensi Di Puskesmas Pandanaran
Semarang. E Journal Stikes Telogorejo, 9 (1), 1-9.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. 2004. Psikologi Perkembangan:
pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2015). Pedoman
Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskuler. Edisi Pertama.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Setyananda, Y.O.G., Sulastri, D., & Lestari, Y. 2015. Hubungan Merokok dengan
Kejadian Hipertensi pada Laki-laki Usia 35-65 tahun di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2): 434-440
Sungkar, Saleha. 2007. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue: Sebuah
Tantangan yang Harus Dijawab. Majalah Kedokteran Indonesia.
Suhendro, Leonard Nainggolan, Khae Chen, Herdiman T. Pohan. 2006. Demam
Berdarah Dengue In: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,
Marcillus Simadibrata K., Siti Setiati. Editors: Buku Ajar Penyakit Dalam
Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
TIM KS UPTD Puskesmas Jabungan. 2017. Pendataan Keluarga Sehat: Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Widiharto, Chrishtoporus Argo, dkk. Perilaku bullying ditinjau dari harga diri dan
pemahaman moral anak. Available at: 21-perilaku-bullying-ditinjau-dari-
harga-diri-dan-pemahaman-moral-anak-chrishtoporus-argo-mpsi.pdf
Yuyun. 2011. Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globalisasi

Anda mungkin juga menyukai