Anda di halaman 1dari 32

DAMPAK KOMUNIKASI PARIWISATA

akalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Psikologi Pelayanan

Disusun Oleh:

IMMNUEL JHON DAVIDSON SIRAIT

SYAHWAFI PANGESTU PINEM

MUP III/3B

Dosen Pembimbing : ENNY HASRIANTY,S.Psi, M.Kes

POLITEKNIK PARIWISATA MEDAN

TA 2018/2019

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidaklupa pula kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan pihak yang telah berkontribusi dengan
membantu kami dalam memaksimalkan pembuatan laporan ini.

Laporan ini telah kami susun dengan maximal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan laporan ini. Untukitu kami
menyampaikan banyak terima kasih.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima segala saran dan kritik pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang Dampak Komunikasi


Pariwisata ini dapat memberi manfaat dan wawasan terhadap para pembaca.

Medan , 11 November 2019

2
Daftar Isi

ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................... 5
Pendahuluan ..................................................................................................................................... 5
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 5
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................ 5
1.4 MANFAAT ............................................................................................................................ 5
1.5 METODE ............................................................................................................................... 5
1.6 SISTEMATIS PENULISAN ................................................................................................. 6
BAB II.......................................................................................................................................... 6
2.1 LANDASAN TEORI ............................................................................................................. 6
2.2 PROSES KOMUNIKASI ..................................................................................................... 7
2.3 KONSEPTUAL KOMUNIKASI ........................................................................................... 9
2.4 FUNGSI KOMUNIKASI ................................................................................................... 11
2.5 RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI
................................................................................................................................................... 15
2.6 PARIWISATA ..................................................................................................................... 16
2.7 Unsur-Unsur Pariwisata ....................................................................................................... 17
2.8 DESTINASI PARIWISATA ............................................................................................... 18
2.9 Pengertian komunikasi pariwisata. ..................................................................................... 19
2.10 DAMPAK PARIWISATA................................................................................................. 21
BAB III ...................................................................................................................................... 25
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 25
3.1 MASALAH .......................................................................................................................... 25
3.2 PEMECAHAN MASALAH ................................................................................................ 30
BAB IV ...................................................................................................................................... 31
PENUTUP ................................................................................................................................. 31
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 31
4.2 Saran .................................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 31

3
4
BAB I

Pendahuluan
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
'sama. 'Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make
to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.Oleh sebab itu, komunikasi
bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another

. Pariwisata yaitu sebuah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh orang untuk
sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau liburan serta tujuan lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Sejauh apa dampak yang dapat diberikan komunikasi terhadap kelangsungan
sebuah objek wisata?

1.3 TUJUAN
Untuk lebih memahami dampak komunikasi sehingga lebih bijak untuk
berkomunikasi.

1.4 MANFAAT
Komunikasi pariwisata ditujukan untuk lebih memahami tentang pariwisata suatu
objek apapun kepada penerima informasi agar lebih memahami tentang pariwisata yang
seharusnya.

1.5 METODE
Pustaka: melalui pustaka ataupun situs lainnya.

5
1.6 SISTEMATIS PENULISAN
Karya ilmiah terdiri dari 4 bab, yaitu bab I pendahuluan, dalam
pendahuluan terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode,
dan sistematikn penulisan
.Bab II landasan teori, dalam landasan teori terdapat pengertian
komunikasi, jenis-jenis komunikasi, manfaat komunikasi, tujuan
komunikasi,Komunikasi pariwisata, dampak negatif dan positif pariwisata.
Bab III pembahasan yang terdiri dari masalah, pembahasan masalah, dan
pemecahan masalah. Bab IV kesimpulan dan saran.

BAB II

2.1 LANDASAN TEORI

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara


etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau esamaan makna.

omunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu


pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –in


relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to
adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses
yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan
satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan


secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The

6
Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara
yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan
sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur


sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)


2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses


komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu.

2.2 PROSES KOMUNIKASI

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses


komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan.

Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan


makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi
adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan.
Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang

7
akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang
yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks
pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator
dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat
kesamaan makna).

Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan


berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan
pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh
oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience)
merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman
komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan
berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama
dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu
sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si
A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta
asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih
mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B
yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal
tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena
antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.

Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan


berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif
sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka
kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang
sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang

8
budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual,
sosial dan budaya dari komunikan.

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh


komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan


komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh
atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi,
film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon,
surat, megapon, dsb.).

2.3 KONSEPTUAL KOMUNIKASI

Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi


dalam tiga konseptual yaitu:

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.

Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang


(atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung
(tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah,
radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang
sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.
Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber.
Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja
dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon
orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja

9
untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti
menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan
sesuatu.

Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:

a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku.

b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu


pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima.

c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang


(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).

d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu


transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber
kepada penerima.

2. Komunikasi sebagai interaksi.

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau


aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik
verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban
verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima
respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya.

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam
Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas
pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni , dan teknologi.

10
3. Komunikasi sebagai transaksi.

Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang
secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan
pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai
komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat
mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.

Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:

a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan


makna di antara dua orang atau lebih.

b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami


danberbagi makna.

c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang


melibatkan gagasan dan perasaan.

d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi


antara dua orang atau lebih.

2.4 FUNGSI KOMUNIKASI

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi


komunikasi menjadi empat, yaitu:

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa


komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara secara
keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

11
a. Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita,
dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada
kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai
siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri
anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar
anda menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang
sekitar anda juga mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin
Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat
penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting
dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang
tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita.
Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang
lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah,
secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa
yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang
secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep
diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan
dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan
anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini
sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok
ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
b. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya
eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan
eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya
pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan
moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau
komentator itu sering berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan
argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.
c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita
perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan
biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita
seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita
sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah

12
kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan
membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan
bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan,
kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih
dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi
diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk
bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan
aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan
untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa
diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat
dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif
atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta
hiburan.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.


Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci
dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat
perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala
anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan
tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara
atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.

3. Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan


sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain.
Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang
bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca
kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara
wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka

13
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama
mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan,


mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi
komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam
komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama.
Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh
simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih
dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan
nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan
sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita
seperti yang kita inginkan.

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi,
misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis.
Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti
bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan
jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan,
kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para
ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal pendapat Onong Effendy (1994),
ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik,
menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004
dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

14
1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi


lingkungannya .

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

2.5 RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS


KOMUNIKASI

Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang


terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui
panca indera dan sistem syaraf manusia.
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik.
Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari
dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
3. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh
maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri
atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
4. Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).

15
Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan
sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74)
juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah
komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang
tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,
ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah
komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ii

2.6 PARIWISATA

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang
wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh
80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh
Organisasi Pariwisata Dunia.

Definisi yang lebih lengkap,turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa
mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman dan jasa
bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan
tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan,pengalaman baru dan berbeda
lainnya.Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber
pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh
karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang
dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu
sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang
dan jasa kepada orang non-lokal.

16
2.7 Unsur-Unsur Pariwisata

Adapun beberapa unsur yang ada dalam industri pariwisata saat ini, diantaranya seperti:

A. Biro Perjalanan

Merupakan badan usaha dimana melayani semua proses perjalanan pariwisata sedak
berangkat hingga kembali pulang, sehingga wisatawan mendapatkan kenyamanan selama
perjalanan pariwisata.

B. Akomodasi

Merupakan tempat untuk tinggal sementara atau lebih sering disebut dengan tempat
menginap. Banyak sekali pilihan tempat menginap saat melakukan perjalanan wisata saat
ini, misalnya tempat tersebut seperti hotel, perkemahan, motel, dan lain-lain. Saat ini
semakin berkembang tempat untuk menginap terutama dalam segi fasilitas dan berbagai
macam kebutuhan, seperti makan dan minum, fasilitas olah raga, fasilitas ruang
pertemuan, fasilitas jamuan-jamuan, dan lain-lain. Karena semakin berkembangnya
jaman dan teknologi maka kebutuhan para wisatawan-pun semakin banyak dan
berkembang, sehingga harus di sediakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
akomodasi ini.

C. Transportasi

Merupakan industri pada pariwisata yang menyediakan jasa angkutan. Jasa


transportasi ini mulai dari angkutan darat, laut dan juga udara. Pengelolaan jasa angkutan
ini banyak sekali mulai yang di kelola oleh pihak swasta sampai pemerintah. Jasa ini
sangat berpengaruh bagi bidang pariwisata, karena dapat mempermudah untuk mencapai
tempat tujuan wisata, saat ini banyak sekali jasa-jasa yang di tawarkan terutama dengan
harga yang terjangkau. (Baca juga secara lengkap: Pengertian transportasi dan fungsinya
maupun contohnya).

D Jasa Boga dan Restoran

Merupakan fasilitas dalam bidang makanan dan minuman ketika berwisata, saat
ini industri jasa boga dan restoran dalam pariwisata sangat menguntungkan karena dalam
setiap wisatawan pastinya selalu membutuhkan makanan dan minuman sehingga mereka

17
pasti membelinya serta ingin mencoba berbagai jenis makanan maupun minuman daerah
setempat. Dan makanan dan minuman ini biasanya sering dijadikan sebagai cindera mata
atau oleh-oleh untuk di bawa pulang ke rumah.

E Money Changer / Tempat Penukaran Uang

Tempat untuk menukarkan mata uang asing saat ini semakin berkembang,
penukaran mata uang asing tidak hanya dilakukan di bank saja tapi banyak sekali
perusahaan yang tersebar di tempat tertentu, terutama di kota-kota besar yang
menyediakan penukaran mata uang asing.

F. Atraksi Wisata

Merupakan pertunjukan yang di adakan di tempat-tempat wisata. Pertunjukan tersebut


misalnya seperti tarian, musik, dan lain-lain. Pertunjukan dapat dilakukan secara
tradisional maupun secara modern, melalui industri atraksi wisata maka dapat
meningkatkan keunggulan daerah wisata setempat sehingga dikenal oleh banyak orang.

G. Oleh-Oleh atau Cindera Mata

Industri cindera mata sangat menjanjikan di daerah tempat wisata, karena setiap orang
yang berwisata umumnya selalu membeli cindera mata untuk di bawa pulang ke rumah.
Cindera mata ini umumnya berupa benda kerajinan tangan khas daerah setempat.

2.8 DESTINASI PARIWISATA

Destinasi pariwisata adalah suatu entitas yang mencakup wilayah geografis


tertentu yang didalamnya terdapat komponen produk pariwisata (attraction,
amenities, accebilities) dan layanan, serta unsur pendukung lainnya (masyarakat,
pelaku industri pariwisata, dan institusi pengembang) yang membentuk sistem yang
sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan
bagi wisatawa

18
Tipologi Destinasi Pariwisata (UN-WTO)

1.Kawasan perairan/bahari (coastal zone)

2.Kawasan pantai (beach destination and site)

3.Kawasan gurun (destination in desert &Ariad areas)

4.Kawasan pegunungan (mountain destinations)

5.Kawasan Taman Nasional (natural & sensitive)

6.Kawasan ekowisata (ecotourism destinations)

2.9 Pengertian komunikasi pariwisata.


.
komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan
informasi tentang perjalanan kesuatu daerah maupun objek wisata yang akan di kunjungi
wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata
lainnya,agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.

2. Tujuan dan manfaat pariwisata


Sesuai dengan intruksi presiden nomor 9 tahun 1969 yang dikutip dari buku “
Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata” oleh Oka A. Yoeti (1997: hal 35) dikatakan
bahw tujuan dari pengembangan kepariwisataan adalah:

A Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara


serta masyarakat pada umumnya. Memperluas kesempatan serta lapangan kerja dan
mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainnya.

B. Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

C. Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional.

19
Begitu pula manfaat yang didapat dari bidang kepariwisataan mencakup dalam berbagai
bidang, yaitu ekonomi, budaya, politik, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan ilmu
pengetahuan, peluang dan kesempatan kerja.

A. Manfaat kepariwisataan dari segi Ekonomi


Kepariwisataan menghasilkan devisa yang besar bagi Negara sehingga dapat
meningkatkan perekonomian suatu Negara.

B Manfaat kepariwisaataan dari segi Budaya


Membawa sebuah pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi wisatawan
dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Sehingga dari interaksi
inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan
juga memahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.

C. Manfaat kepariwisataan dari segi politik


Memelihara hubungan internasional dengan baik, yaitu dalam hal pengembangan
pariwisata mancanegara. Akan terjadi kunjungan antar bangsa sebagai wisatawan seperti
hal nya dalam pariwisata nusantara, sehingga dapat memberi inspirasi untuk selalu
mengadakan pendekatan dan saling menghormati.
D. Manfaat kepariwisataan dari segi lingkungan hidup
Karena sebuah objek wisata apabila ingin banyak mendapatkan kunjungan dari
wisatawan harus terjaga kebersihannya sehingga masyarakat secara bersama-sama
sepakat untuk merawat serta memelihara lingkungan atau daerah yang dijadikan sebagai
sebuah objek wisata.
E. Manfaat kepariwisataan dari segi nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan
Memiliki teman dari berbagai macam Negara sehingga dapat mengetahui kebiasaan
mereka serta mempelajari kebiasaan baik dari Negara mereka tersebut. Sedangkan dari
segi ilmu pengetahuan kita dapat mempelajari pariwisata serta dapat mengetahui dimana
letak dan keunggulan sebuah objek wisata sehingga dapat menerapkan di daerah objek
wisata daerah kita yang belum berkembang dengan baik.

20
F. Manfaat kepariwisataan dari segi peluang dan kesempatan kerja
Menciptakan berbagai macam kesempatan kerja, serta mendirikan berbagai macam usaha
yang dapat mendukung objek kepariwisataan menjadi lebih baik dan menarik.

3. Peranan komunikasi pariwisata di bidang pemasaran ,pendidikan dan budaya.

A. Bidang pemasaran yaitu menghasilkan devisa yang besar bagi Negara


sehingga dapat meningkatkan perekonomian suatu Negara.

B. Bidang pendidkan yaitu kita dapat mempelajari pariwisata serta dapat


mengetahui dimana letak dan keunggulan sebuah objek wisata sehingga dapat
menerapkan di daerah objek wisata daerah kita yang belum berkembang dengan baik.

C. Bidang budaya yaitu Membawa sebuah pemahaman dan pengertian antar


budaya melalui interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata
tersebut berada. Sehingga dari interaksi inilah para wisatawan dapat mengenal dan
menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar belakang kebudayaan
lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.

2.10 DAMPAK PARIWISATA


Pariwisata kini menjadi salah satu industri kreatif yang tentunya memiliki dampak
baik positif maupun negatif. Berikut ini dampak positif dan negatif dari pariwisata:
Dampak positif dari pariwisata :
1.Pendapatan Tetap
Pariwisata dapat mendatangkan pendapatan tetap yang efeknya dapat berantai.
Salah satunya adalah terciptanya lapangan kerja untuk penduduk setempat. Selain itu,
masyarakat masih bisa memperoleh pendapatan melalui pengeluaran oleh wisatawan
misalnya cinderamata, makanan-minuman, penginapan, atau jasa pariwisata yang lain.
Akan tetapi perlu diingat bahwa masyarakat tidak bisa sepenuhnya menggantungkan
pendapatan mereka dari pariwisata. Pariwisata kondisinya sangat berfluktuatif tergantung
dari banyak hal diantarnya kondisi ekonomi dan faktor keamanan serta kenyamanan.
Banyak pekerjaan di sektor pariwisata juga merupakan pekerjaan paruh waktu ataupun
musiman, misalnya pemandu wisata akan ada pekerjaan jika ada wisatawan.

21
2.Peningkatan Pelayanan Untuk Masyarakat
Adanya sumber pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pariwisata baik di dalam
maupun luar kawasan lindung dapat memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Misalnya, masyarakat akan mampu mengakses pelayanan kesehatan maupun
pendidikan dengan lebih baik. Selain itu penerapan pajak ataupun insentif dapat juga
membantu proyek-proyek pembangunan di masyarakat. Pajak dapat diperoleh dari iuran
masuk kawasan ataupun konsesi penggunaan kawasan. Proyek-proyek masyarakat dapat
didanai dari kegiatan pariwisata berkelanjutan ini seperti mendanai program sekolah yang
sedang berjalan ataupun pembangunan klinik kesehatan baru.

3.Penguatan dan Pertukaran Budaya


Interaksi dengan masyarakat lokal serta tradisi dan budayanya merupakan sesuatu
yang sangat berharga bagi wisatawan, inilah salah satu alasan mereka berwisata.
Begitupun sebaliknya bagi masyarakat lokal, dapat membangun rasa percaya diri serta
bangga terhadap kebudayaan mereka karena tradisi dan budayanya disukai oleh
wisatawan. Peran dan interkasi masyarakat lokal terhadap wisata dan wisatawan
merupakan nilai tambah bagi pariwisata. Namun, kesuksesan dari proses interaktif ini
tergantung kepada masyarakat lokal juga, bagaimana mereka mengolah proses serta
situasi yang ada. Kemahiran berbahasa (untuk wisatawan asing) serta keramahan dan
kehangatan sikap masyarakat lokal menjadi hal penting untuk upaya ini.

4.Kesadaran Masyarakat Terhadap Konservasi


Sudah menjadi hal umum jika kita biasanya kurang mensyukuri dan manghargai
lingkungan sekitar kita. Hal ini dapat disebabkan karena tiap saat kita hidup didalamnya
sehingga kurang bisa melihat keindahan, keunikan dan nikmat yang ada. Meskipun pada
dasarnya kita dapat memahami kerumitan alam dan peran sumber daya yang ada di
sekitar kita. Ketika orang luar datang dan mengagumi lingkungan, budaya serta tradisi
kita maka akan timbul rasa bangga pada apa yang kita miliki dan biasanya akan diikuti
dengan upaya konservasi. Banyak dari kita kemudian berusaha untuk melindungi daerah
kita serta mengubah pola hidup yang dapat merusak lingkungan, misalnya kita akan
menjaga kebersihan lingkungan, mengelola kualitas air serta mempelajari budaya dan
tradisi kita.

22
Dampak negatif dari Pariwisata :
1.Rusaknya Lingkungan
Berasal dari jumlah dan perilaku wisatawan yang dapat mengganggu dan merusak
kondisi lingkungan setempat. Berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan dan dapat
dikontrol dengan pemberlakuan manajemen pariwisata yang baik dengan menerapkan
batasan perubahan yang dapat diterima. Proses yang dipakai adalah adaptif aktif. Selalu
dapat melihat setiap perubahan yang terjadi dengan menetapkan kriteria serta indikator
yang disesuaikan dengan tujuan paradigma pariwisata yang dibangun.

2.Ketidakstabilan Ekonomi
Hal ini membuat masyarakat rentan terhadap kondisi pariwisata yang fluktuatif.
Sebagai konsekuensinya, wisatawan dan masyarakat lokal dapat membayar harga yang
lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan, makanan-minuman, bahan bakar, penginapan
dll.
3.Kepadatan dan Kenyamanan
Terlalu banyaknya wisatawan akan mengganggu kenyamanan wisatawan itu
sendiri dan juga masyarakat yang hidup di daerah tersebut, terutama jika hal ini terjadi di
kawasan lindung.

4.Pembangunan Berlebih
Pembangunan pariwisata jika tidak dikontrol dengan baik dapat mengganggu
kenyamanan dan merusak lingkungan. Pembangunan dalam hal ini bisa dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pembangunan yang terencana dan pembangunan yang tidak
terencana. Pembangunan terencana misalnya resort, hotel, dermaga, akses jalan dan
fasilitas pendukung wisata lainnya. Mereka sudah menempati ruang dan jumlah tertentu.
Pembangunan yang tidak terencana misalnya rumah-rumah pekerja industri wisata.
Pembangunan tidak terencana biasanya disebabkan oleh masyakarat yang mencari
pekerjaan di sektor wisata. Pembangunan ini seringkali sewenang-wenang, tidak
memperhatikan sanitasi dan kebersihan lingkungan
Sehingga kerap muncul gubuk-gubuk kumuh dan liar di sekitar lokasi wisata.

23
5.Pengaturan Dari Pihak Luar Yang Berlebihan
Meskipun hal ini terlihat sebagai penilaian subjektif tapi hal ini juga telah menjadi
pusat perhatian para pemerhati kegiatan pariwisata. Pengusaha luar biasanya mempunyai
pengalaman serta sumber pendanaan yang lebih banyak. Seringkali dengan pengalaman,
pengetahuan serta kekuatan yang mereka miliki timbul kecenderungan bahwa mereka
akan mengatur kegiatan pariwisata dan dapat menekan orang lokal atau menimbulkan
kesan seolah-olah orang lokal hanya sebagai peran pembantu saja. Hal ini akan
berdampak tidak baik bagi kegiatan pariwisata itu sendiri karena kegiatan pariwisata ini
dapat dibenci dan tidak didukung orang lokal. Diperlukan komunikasi yang baik dan
pemerintah mempunyai peran besar terhadap manajemen pariwisata di suatu kawasan
lindung.

6.Kebocoran Secara Ekonomi


Pajak dari sektor pariwisata dapat “bocor” ke tempat atau daerah lain jika
wisatawan lebih memilih membeli barang ataupun memakai jasa-usaha yang dikelola
oleh orang luar (non lokal). Sebenarnya hal ini lumrah dan biasa terjadi di berbagai
tempat wisata dan kita juga tidak bisa menghindarinya. Hal yang perlu dipikirkan
kembali adalah membatasi kebocoran yang terjadi dengan pemberdayaan masyarakat
lokal. Untungnya, banyak wisatawan yang semakin sadar untuk membeli dan memakai
produk lokal jika mereka diberi kesempatan dengan catatan bahwa barang dan jasa yang
ditawarkan dapat bersaing dan bermutu bagus.

7.Perubahan Budaya
Perubahan budaya yang terjadi di masyarakat dapat bersifat positif dan negatif,
tergantung dari mana kita memandangnya. Bagaimanapun masyarakat biasanya tidak
mampu atau tidak diberi kesempatan untuk menentukan apakah mereka ingin berubah
atau tidak. Perubahan akan terjadi dengan begitu saja tanpa masyarakat menyadarinya.
Bagi para wisatawan, ada yang mengharapkan agar masyarakat tidak berubah tetapi bagi
sebagian wisatawan yang lain masyarakat merupakan target perubahan untuk
dipengaruhi. Dilihat dari masyarakat itu sendiri juga ada beberapa perspektif. Ada
masyarakat yang ingin menuju ke arah modernisasi, ada masyarakat yang ingin

24
mempertahankan gaya hidup serta budaya mereka tetapi ada juga masyarakat yang tidak
peduli dengan perubahan yang terjadi selama mereka dapat hidup layak.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 MASALAH
Dampak Pariwisata terhadap Llingkungan fisik
Dampak pariwisata terhadap lingkungan fisik merupakan dampak yang mudah
diidentifikasi karena nyata. Pariwisata memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai
berikut :
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen
hotel) dan limbah padat(sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau
dan sungai. Air juga mendapatkan polusidari buangan bahan bakar minyak alat
transportasi air seperti dari kapal pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka
lingkungan terkontaminasi, kesehatan masyarakat terganggu, perubahan dan kerusakan
vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna laut berubah dari warnabiru
menjadi warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut (seafood) menjadi
berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di laut, danau
dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan perairan.Guna
mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni angkutan yang ramah
lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.

3. Pantai dan pulau


Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun, pantai
dan pulau sering menjaditempat yang mendapatkan dampak negatif dari pariwisata.
Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air),
pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan
pulau.Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian
akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai

25
tradisional dan erosi pantai menjadi beberapaakibat pembangunan pariwisata.Preservasi
dan konservasi pantai dan laut menjadi pilihan untuk memperpanjang usia pantai dan
laut. Pencanangan taman laut dan kawasan konservasi menjadi pilihan. Wisatawan juga
ditawarkan kegiatan ekowisata yang bersifat ramah lingkungan. Beberapa pengelola
pulau (contoh pengelola Taman NasionalKepulauan Seribu) menawarkan paket
perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan aktivitas menanam lamun dan
menanam bakau di laut.

4. Pegunungan dan area liar


Wisatawan asal daerah bermusim panas memilih berwisata ke pegunungan untuk
berganti suasana. Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya.
Pembukaan jalur pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable
car), dan pembangunan fasilitas lainnya merupakanbeberapa contoh pembangunan yang
berpotensi merusak gunung dan area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor, erosi tanah,
menipisnya vegetasi pegunungan (yang bisa menjadi paru-paru masyarakat) ,potensi
polusi visual dan banjir yang berlebihan karena gunung tidak mampu menyerap air hujan.
Reboisasi (penanaman kembali pepohonan di pegunungan) dan peremajaan pegunungan
dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan pegunungan dan area liar.

5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api
unggun di perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan
merupakan beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan
(berpotensi erosi lahan), perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya
berbuah setiap tiga bulan berubah menjadi setiap enam bulan, bahkanmenjadi tidak
berbuah), hilangnya spesies tanaman langka dan kerusakan habitat tumbuhan.
Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak seimbang.

6. Kehidupan satwa liar


Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan
terpesona dengan pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan
satwa-satwa tersebut. Komposisi fauna berubahakibat:pemburuan hewan sebagai
cinderamata, pelecehan satwa liar untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan,
gangguan reproduksi hewan (berkembang biak), perubahan insting hewan (contohhewan

26
komodo yang dahulunya hewan ganas menjadi hewan jinak yang dilindungi), migrasi
hewan (ketempat yang lebih baik). Jumlah hewan liar berkurang, akibatnya ketika
wisatawan mengunjungi daerah wisata, ia tidak lagi mudah menemukan satwa-satwa
tersebut

7. Situs sejarah, budaya, dan keagamaan


Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah,
budaya dan keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal
situs, komersialisasi daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan
wisata terhadap lingkungan fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan
sehingga mengganggu fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya
digunakan secara komersial sehingga dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi
menampung jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas). Kapasitas daya tampung situs
sejarah, budaya dan keagamaan dpat diperkirakan dan dikendalikan melalui manajemen
pengunjung sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs sejarah, budaya dan
keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat dilakukan untuk
memperpanjang usia situs-situs tersebut.

8. Wilayah perkotaan dan pedesaan


Pendirian hotel, restoran, fasilitas wisata, toko cinderamata dan bangunan lain
dibutuhkan di daerah tujuanwisata. Seiring dengan pembangunan itu, jumlah kunjungan
wisatawan, jumlah kendaraan dan kepadatan lalu lintas jadi meningkat. Hal ini bukan
hanya menyebabkan tekanan terhadap lahan, melainkan juga perubahan fungsi lahan
tempat tinggal menjadi lahan komersil, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan polusi
estetika (terutama ketika bangunan didirikan tanpa aturan penataan yang benar). Dampak
buruk itu dapatdiatasi dengan melakukan manajemen pengunjung dan penataan wilayah
kota atau desa serta membedayakan masyarakat untuk mengambil andil yang besar dalam
pembangunan.
Contoh Objek Wisata :

Ko Phi Phi – Thailand


Terletak di Thailand, antara pulau Phuket dan Thailand daratan. Secara politik
kepulauan ini merupakan bagian dari Provinsi Krabi.

27
Ko Phi Phi Don ("ko" berarti pulau dalam bahasa Thailand) adalah pulau terbesar
dalam kepulauan ini, dan merupakan satu-satunya pulau dengan penduduk permanen
meskipun pantai dari pulau terbesar kedua, Ko Phi Phi Lee sering dikunjungi oleh banyak
turis. Tidak ada fasilitas akomodasi dalam pulau ini, namun perjalanan dari Ko Phi Phi
Don hanya membutuhkan waktu sebentar saja. Pulau-pulau lainnya tidak lebih dari batu-
batu karang besar yang mencuat ke permukaan laut.

Ko Phi Phi Lee menjadi pulau terkenal, setelah difiturkan dalam film The Beach. Ada
kritikan dari film tersebut yang memberikan izin untuk mengubah lingkungan dari pulau
ini adalah ilegal .

Mengapa turis menghancurkan tempat yang mereka kunjungi?


Musim panas lalu seorang warga sipil tinggaldi swedia,dia bertemu dengan
penulis perjalanan Doug Lansky orang di belakang beberapa panduan tujuan di seluruh
dunia untuk panduan kasar. Mereka berbicara tentang perjalanan (tentu saja) dan mulai
membahas pertanyaan filosofis tentang apakah, sebagai penulis perjalanan yang
menyampaikan komunikasi melalui tulisan,mereka akhirnya menghancurkan tempat
tempat yang kami sukai dengan membagikanya kepada dunia.
Dengan Menulis tentang tujuan tujuan terpencil, restoran restoran kecil lokal, dan
bagian kota yang tenang dimana anda bebas dari Wisatawan, apakah secara tidak sengaja
berkontribusi pada kehancuran dan pengembangan yang berlebihan dari destinasi
destinasi ini?

Ketika dia mempertimbangkan pertanyaan ini, dia memikirkan dua hal, Pertama,
dia berpikir tentang Tony Wheeler pendiri lonely planet , orang yang cukup banyak
Backpacking komersial. Dia adalah orang yang mengubah dunia menjadi ko Phi phi,
yang dulu terlihat seperti gambar dikiri dan sekarang tampak seperti di kanan. Belum lagi
shooting film terkenal berjudul BEACH yang mengambil latar tempat objek ini turut
serta mengirim orang untuk menjamah tempat ini sehingga terjadilah pemanfaatan yang
juga memiliki dampak negatif.

28
Kiri (Sebelum Booming) Kanan (sesudah Booming)

Dari Kasus diatas kita dapat melihat bahwasannya melalui komunikasi


tentang Atraksi Wisata yang belum pernah dijelajahi atau dikunjungi dan
menjadi trending sebelumnya, kemudian diberitahu dan menyebar informasi
akan keindahan destinasi keindahan alam di suatu daerah oleh seorang
pengelana atau traveler yang sebelumnya sudah mengunjungi tempat tersebut
aksi itu pun mendapat perhatian besar bagi para turis – turis.
kedepannya dan mendorong orang untuk melakukan perjalanan menuju
tempat itu, sehingga masyarakat local pun bertindak untuk melakukan bisnis
akomodasi, dan lain – lain yang mana efek negative nya juga merusak
keindahan atau kemurnian alam yang ada di tempat tersebut.

29
3.2 PEMECAHAN MASALAH
Komunikasi Merupakan Solusi Dalam Pemecahan Masalah Program
Technopreneurship – Peran manusia adalah sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia
ini. Berbicara manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi,
maka seiring perubahan alam, komunikasi pun akan berubah sesuai perkembangan
zaman. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk dilibatkan pada
setiap kegiatan agar terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan
komunikan sehingga tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

Problem solving adalah kemampuan dalam pemecahan masalah yang diantaranya


adalah usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif jawaban, sehingga
menggerakan kita agar lebih dekat dengan tujuan kita juga proses yang dapat membantu
seseorang untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mencapainya
dengan cara yang paling efektif dengan cara merumuskan masalah, menyusun rencana
tindakan, dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada penyelesaian masalah.
Untuk itu dalam kasus ini pemanfaatn sebuah lahan objek yang rusak akibat
perilaku manusia dikarenakan informasi yang sangat menarik tentang objek wisata
tersebut diharapkan kepada sang penyampai informasi (komunikator) lebih bijakdalam
menata bentuk komunikasi nya seperti menanamkan mindset saran dan opini yang baik
dengan komunikasi nya sehingga hal hal yang berkaitan dengan rusak nya sebuah objek
wisata dapat dihindarkan sebaik mungkin meskipun akan sangat sedikit mustahil
dikarenakan komunikan dapat bebas bergerak aktif melakukan berbagai hal sebagai
respon dari informasi yang disediakan dari komunikasi tersebut.

30
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dengan adanya suatu komunikasi antara Travel Writer atau seorang pengelana /
traveler dengan para tourist pendatang yang ingin berkunjung dan disertai pula dengan
sosialisasi terhadap lingkungan, keindahan alam, kelestarian nya, kenyamanan habitat
setiap makhluk hidup didalamnya dan tidak mengganggu ekosistem di tempat wisata
tersebut akan lebih bermanfaat baik bagi para warga local yang hendak melakukan bisnis
maupun para tourist pendatang yang ingin menikmati keindahan nya dan daya Tarik
pesona dari tempat wisata yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

4.2 Saran
Kepada siapapun yang berpotensi merusak alam alangkah baiknya memikirkan
kelangsungan dari sebuah tempat tersebut sehingga dampak dampak negatif dapat
diminimalisirkan.

DAFTAR PUSTAKA
https://esqbs.ac.id/komunikasi-merupakan-solusi-dalam-pemecahan-masalah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
https://www.kanalpengetahuan.com/pengertian-komunikasi-dan-jenis-komunikasi
https://pengajar.co.id/pengertian-pariwisata/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Phi_Phi
ttps://travelingcanucks.com/2012/10/koh-phi-phi
https://geograph88.blogspot.com/2016/08/dampakpariwisata
nakulibali.blogspot.com/2014/01/dampak-positif-dan-negatif-pariwisata
https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html

31
32

Anda mungkin juga menyukai