Makalah KLPK 3 PERAN PERAMALAN PENJUALAN DALAM PERENCANAAN STRATEGIS
Makalah KLPK 3 PERAN PERAMALAN PENJUALAN DALAM PERENCANAAN STRATEGIS
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 3
14 oktober 2019
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran peramalan dalam perencanaan strategis ?
2. Apa pengertian perencanaan strategis ?
3. Apa variabel dalam peramalan ?
4. Apa saja jenis data dalam peramalan ?
5. Apa saja skala pengukuran ?
6. Bagaimana cara pemilihan skala pengukuran ?
7. Bagaimana teknik skala pengukuran ?
8. Bagaimana analisa korelasi dalam tekhnik proyeksi bisnis ?
9. Bagaimana kegunaan data bagi manajemen
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Kebijaksanaan dalam perencanaan produksi
2. Kebijaksanaan persediaan barang jadi Kebijaksanaan penggunaan mesin-
mesin
3. Kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap
4. Rencana pembelian bahan mentah dan bahan pembantu
5. Rencana aliran kas
Variabel berasal dari kata “vary” dan “able” yang berarti “berubah” dan “dapat”.
Jadi, secara harfiah variabel berarti dapat berubah, sehingga setiap variabel dapat
diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau
terhitung, dapat dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat
atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu).
Macam-macam Variabel :
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka
pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah
10km, sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan
Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali
lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit
diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
5
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel
Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering
disebut sebagai variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang
memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang
memperlemah hubungan suami isteri.
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3
dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan
yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol
maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor
pendidikan.
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat
berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Webster New World Dictionary, pengertian
data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui
atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga
didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan
(obsevasi) suatu objek.
Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat
waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang
suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
6
Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara
memperolehnya, dan waktu pengumpulannya.
Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya:
Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah
sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya:
harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan,
jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu
organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu
perusahaan.
Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk
kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/
dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh
berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi
dan arsip-arsip resmi.
Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a
point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut.
Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut.
Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
7
aturan) mengenai hubungan antara skala tersebut dengan observasi nyatanya.
Konseptualisasi skala tersebut didasarkan pada tiga karakteristik sebagai berikut:
1. Urutan bilangan, yaitu sebuah bilangan lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan
bilangan lain,
2. Urutan perbedaan antara bilangan, yaitu perbedaan antara sepasang bilangan
bisa lebih besar, lebih kecil atau sama besar dengan perbedaan sepasang
bilangan lainnya,
3. Titik awal yang unik yang menunjukkan bilangan 0.
Kombinasi ketiga karakteristik tersebut yang mencakup urutan, perbedaan, dan titik
awal, membentuk 4 klasifikasi skala pengukuran sebagai berikut:
titik awal
awal
Skala Nominal
Skala nominal banyak digunakan dalam penelitian di bidang sosial dan bisnis.
Jika kita menggunakan skala nominal, kita memisahkan sekelompk objek ke dalam
sub kelompok atau kategori yang bersifat mutually exclusive dan collectively
exhaustive. Mutually exclusive berarti tidak ada objek yang bisa masuk ke lebih
dari sub kelompok atau kategori sedangkan collectively exhaustive berarti tidak
ada objek yang tidak termasuk kategori. Kedua sifat ini bisa dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut:
8
Hobi klasifikasi sarjana pendidikan tertinggi golongan darah
Menghayal Lain-lain
Contoh skala nominal diatas dapat dibagi menjadi 4 kelompok bedasarkan sifat
mutually exclusive dan collectively exhaustive, yaitu:
a. Skala nominal A tidak bersifat mutually exclusive karena ada orang yang
hobinya lebih dari dua serta tidak bersifat collectively exhaustive karena
mungkin ada orang yang mempunyai hobi diluar kelima hobi diatas
b. Skala nominal B tidak bersifat mutually exclusive karena ada sarjana yang
memperoleh gelar di dua bidang yang berbeda tetapi bersifat collectively
exhaustive karena seluruh sarjana bisa dimasukkan ke dalam kategori diatas,
terutama dengan adanya kategori lain-lain
Skala Ordinal
a. Menggunakan bilangan atau tanda yang berfungsi sebagai simbol yang bisa
membedakan. Sifat ini sama dengan sifat skala pengukuran nominal
Manajemen Menengah 2
Manajemen Bawah 3
9
2. Tingkat Motivasi Sangat tinggi 1
Tinggi 2
Cukup 3
Rendah 4
Sangat rendah 5
Setuju 2
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 4
4. Tingkat pendidikan SD 1
SMP 2
SMU 3
Diploma 4
Sarjana 5
S2 6
S3 7
Skala Interval
Contoh skala interval adalah suhu yang diukur dengan termometer. Jarak 5oC dengan
10oC sama dengan jarak 20oC dengan 25oC atau mempunyai sifat interval yang tetap. 0o
C bukan menunjukkan bahwa benda yang diukur tidak mempunyai suhu sehingga titik 0
tersebut bukan merupakan titik mutlak.
10
Skala Rasio
Tingkat pengukuran yang tertinggi adalah skala rasio. Skala rasio ini
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Contohnya adalah gaji karyawan, tinggi atau berat badan, dan panjang sutau benda
Proses pengukuran mengggunakan suatu alat ukur. Alat ukur tersebut harus
menghasilkan ukuran yang sesuai dengan karakteristik obyek sesungguhnya.
Misalnya, jika kita akan mengukur tinggi badan maka alat ukur yang digunakan
(katakanlah meteran) harus bisa mengukur secara tepat sesuai dengan tinggi orang
yang diukur tinggi badannya. Di bidang ilmu alam, proses pengukuran tersebut relatif
lebih pasti dan objektif dibandingkan di bidang ilmu sosial. Hal ini disebabkan alat
ukurnya bersifat standar dan obyek pengamatannya bersifat nyata. Sebagai contoh,
tekanan udara diukur dengan barometer, kecepatan dengan spedometer, tingkat
keasamaan dengan PH-meter, dan sebagainya. Sedangkan pengukuran dalam ilmu
sosial relatif sulit karena alat ukur yang akan digunakan sebagian besar harus
dirancang oleh peneliti serta obyek pengukurannyapun relatif abstrak. Misalnya kita
akan mengukur motivasi karyawan, bagaimana kita bisa mengukur bahwa seorang
karyawan mempunyai motivasi tinggi atau rendah? Demikian juga pada saat
mengukur sikap kepemimpinan, tingkat inovasi, adopsi teknologi, dan sebagainya.
11
tidaknya alat ukur tersebut? Secara umum terdapat tiga karakteristik yang digunakan
untuk menilai baik-tidaknya proses pengukuran, yaitu validitas (validity), reliabilitas
(reliability), dan kepraktisan (practicality).
a) Validitas
b) Reliabilitas
c) Kepraktisan
1. Tentukan secara tegas sikap terhadap topik apa yang akan diukur. Contohnya,
sikap para karyawan terhadap sistem pelatihan, sikap para pengusaha kecil
12
terhadap realisasi pemberian kredit usaha, sikap mahasiswa terhadap liberalisasi
perdagangan, dan sebagainya
2. Tentukan secara tegas Dimensi yang menyusun sikap tersebut. Dimensi tersebut
pada dasarnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yang menurut
Likert terdiri dari dimensi kognitif (tahu atau tidak tahu), afektif (perasaan terhadap
sesuatu), dan konatif (kecenderungan untuk bertingkat laku). Contoh lain, dimensi
tingkat sosial ekonomi meliputi kekayaan, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan
4. Setiap item diberi pilihan respon yang bersifat tertutup (closed questionare).
Banyaknya pilihan respon biasanya 3, 5, 7, 9, dan 11. Dalam prakteknya, jumlah
pilihan respon yang paling banyak dipakai adalah 5. Alasannya adalah jika respon
terlalu sedikit maka hasilnya terlalu kasar tetapi jika terlalu banyak maka
responden sulit membedakannya. Kelima pilihan respon tersebut adalah:
Sangat tidak setuju Tidak setuju Tidak ada pendapat Setuju Sangat
setuju
5. Untuk setiap pilihan respon, jawaban diberikan skor dengan kriteria apabila item
positif maka angka terbesar diletakkan pada sangat setuju sedangkan jika item
negatif maka angka terbesar diletakkan pada sangat tidak setuju. Skor yang
diberikan pada jawaban untuk setiap item kemudian dijumlahkan.
b) Semantic Differential
1. Tentukan secara tegas sikap terhadap topik yang akan diukur, misal sikap
konsumen terhadap produk baru yang akan dipasarkan
2. Susun item-item yang bentuknya lebih sederhana daripada LSR. Setiap item
terdiri atas dua kutub yang berlawanan
3. Setiap responden harus menentukan posisi jawabannya
13
4. Jawaban responden kemudian diberi skor dan semua skor dijumlahkan
5. Tentukan secara statistik skor terbesar, terkecil, rata-rata skor, median, dan kuartil
Dibandingkan denga likert summated rating, penilaian terhadap skor pada metode ini
bisa lebih mendalam sebab skornya dianggap mempunyai tingkat pengukuran
interval. Jadi bisa dihitung rata-rata dan simpangan baku dari hasil pengumpulan
data dari para responden.
14
Pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, jenis kelamin, dan jumlah keluarga.
Bagaimana relative importance diantara kelima dimensi tersebut, bisa diukur
dengan mengumpulkan pendapat dari para responden.
Koefisien Korelasi
15
contoh soal :
r = 3.520,0/4.083.2
=0.86
Data memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan suatu perusahaan.
Perusahaan membutuhkan penyusunan data baik agar dapat membantu para pengusaha
maupun manajernya dalam mengambil sebuah keputusan. Data yang baik dapat disusun
dalam sebuah database (basis data). Database memiliki arti penting dalam perusahaan
agar dapat mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa data bisnis perusahaan.
Adapun kegunaan data yaitu :
16
Sebagai bahan/alat dalam pengambilan keputusan;
Menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
Alternatif/metode untuk melaksanakan kegiatan;
Seberapa besar lingkup kegiatan;
Penentu SDM pelaksanaan kegiatan;
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan;
Kapan waktu yang tepat untuk memulai kegiatan;
Dapat memprediksi besaran anggaran yang dibutuhkan;
Menurut salah satu pasar pemasaran, data adalah bentukan paling sederhana dari
informasi dan dari informasi inilah yang menjadi point penting dalam menentukan dan
menjalankan strategi bisnis. Data bisa didapatkan dari mana saja, dan terkait dengan
bisnis yang kita jalani, terutama adalah mengenai perusahaan itu sendiri, pesaing, pasar
dan konsumen atau 4C (Costumer, Competitor, Company dan Change). 4 lingkup yang
mutlak ini harus dimiliki sebuah perusahaan, selayaknya didukung dengan sistem yang
kompeten dalam mengumpulkan data akurat, baik yang mengukur masa lalu, sekarang
dan masa depan. Hal ini tentu saja untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan/produk
telah berjalan, bagaimana kondisi perusahaan/produk dibandingkan dengan pesaing,
bagaimana produk di mata konsumen dan peluang apa yang bisa digarap produk di masa
yang akan datang. Seluruh informasi tersebut adalah sebuah tambang emas bagi
perusahaan.
Jadi mulai sekarang bekerjalah berdasarkan data karena dari sinilah semua informasi
akan muncul yang kemudian menjadi fakta-fakta bisnis yang bisa kita manfaatkan untuk
mengatur langkah strategis perusahaan ke depannya dan dari sinilah pula kita akan
mampu menghadapi perubahan dan memprediksi masa depan bisnis perusahaan. Hal ini
sepertinya terlihat sulit, padahal jika dilakukan sebagai rutinitas “strategis”, proses
pencarian dan pengolahan data ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan, kita hanya perlu tahu
bagaimana cara memulainya, ketika sudah berjalan semua akan menjadi lebih mudah
untuk dilakukan tentunya.
Contohnya yaitu :
17
BAB III
KESIMPULAN
18
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://adesuprianto98.blogspot.com/2015/04/teknik-proyeksi-bisnis.html
http://aulia_nugraha.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/65762/Peran+Peramalan.pptx
http://destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/60979/BAB+II+PERAN+PERA
MALAN.pdf
https://statmat.id › analisis-korelasi
https://statmat.id/pengertian-dan-kegunaan-data-dalam-statistika/
https://www.academia.edu/9040878/BAB_4_TEKNIK_PENGUKURAN_SKALA
https://www.academia.edu/10024474/PENGERTIAN_STATISTIK_DATA_VARIABEL_DA
N_SKALA_PENGUKURAN
19