Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI

PEMERIKSAAN WIDAL

Dosen Pembimbing : Retno Martini, S.Si, M.Biomed

Rizana Fajrunni’mah, Msi, Med

NADA FADHILAH IRYONO

NIM. P3.73.34.2.17.035

D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEMESTER III

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

2018
A. JUDUL : Pemeriksaan Widal

B. TANGGAL : Rabu, 03 Oktober 2018

C. TUJUAN :
Untuk mengetahui cara pengerjaan pemeriksaan widal dengan mendeteksi adanya
antibodi spesifik dari bakteri Salmonella dan sebagai penunjang dari diagnosis demam
typhoid.

D. METODE : 1. Metode Kualitatif


2. Metode Semi Kuantitatif

E. PRINSIP :
Ketika suspensi antigen TYDAL yang berwarna, halus, dilemahkan dicampur/
diinkubasi dengan serum pasien, anti-salmonella yang ada dalam serum pasien akan
bereaksi dengan suspensi antigen yang selanjutnya akan teraglutinasi. Jika teraglutinasi
maka hasil tes positif (+), yang menunjukkan adanya anti-salmonella dalam serum pasien.
Jika tidak teraglutinasi maka hasil tes negatif (-), yang tidak menunjukkan adanya anti-
salmonella dalam serum pasien.

F. ALAT dan BAHAN :


1. Tes Slide
2. Drop Stirrer

3. Kit Reagen pemeriksaan widal

4. Pipet pasteur

5. Tissue
G. SAMPEL
 Jenis Sampel : Serum
 Identitas sampel
1. Nama : Ny.Mia
2. Usia : 23 tahun
3. Alamat : Villa Nusa Indah 2

H. CARA KERJA :
 Metode Kualitatif
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dikeluarkan reagen kit dari penyimpanan dan disesuaikan suhunya dengan suhu
kamar.
3. Dihomogenkan kit reagen sebelum digunakan
4. Disiapkan slide tes yang bersih dan juga kering
5. Diteteskan satu tetes serum yang akan diperiksa ke masing-masing lingkaran
tes(ada 8 lingkaran tes,diteteskan masing-masingnya satu tetes)
6. Diteteskan satu tetes antigen H, AH, BH, CH dan O, AO, BO, CO ke dalam 8
lingkaran tes secara berurutan.
7. Dihomogenkan dengan menggunakan drop stirrer
8. Digoyangkan slide tes tersebut selama 1 menit
9. Diperhatikan hasil yang terjadi,jika terbentuk aglutinasi maka bisa dikatakan
hasilnya positif dan bila tidak terjadi aglutinasi maka hasilnya negatif
10. Kemudian bila terjadi aglutinasi dan untuk menentukan berapa titer yang terbentuk
bisa dilanjutkan dengan metode semi kuantitatif.

 Metode Semi Kuantitatif


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dikeluarkan reagen kit dari penyimpanan dan disesuaikan suhunya dengan suhu
kamar.
3. Setelah melihat hasil positif yang terbentuk dari metode kualitatif,maka bisa
dilanjutkan di metode semi kuantitatif ini untuk melihat titer yang terbentuk
4. Diteteskan sebanyak 40, 20, 10, 5 mikron serum ke masing-masing lingkaran tes
5. Diteteskan antigen yang sesuai dengan terbentuknya aglutinasi di metode kualitatif
6. Dihomogenkan dengan menggunakan drop stirrer
7. Digoyangkan slide tes tersebut selama 1 menit
8. Diperhatikan aglutinasi yang terbentuk.
9. Untuk menentukan sebuah titer dilihat dari aglutinasi terakhir yang terbentuk.Jika
aglutinasi terbentuk di lingkaran tes yang pertama sampai ke empat maka dapat
menentukan titer yang terbentuk dari lingkaran tes secara berurutan adalah
1/40,1/80,1/160,1/320.
10. Disimpulkan berapa titer yang terbentuk dari aglutinasi terakhir di lingkaran tes
tersebut.

I. HASIL
 Metode Kualitatif
Setelah mengamati aglutinasi yang terbentuk dengan metode kualitatif dari sampel
tersebut,maka didapatkan hasil :

H AH BH CH

O AO BO CO

 Metode Semi kuantitatif

CH

1/40 1/80 1/160 1/320


1/40 1/80 1/160 1/320

CO

1/40 1/80 1/160 1/320

1/40 1/80 1/160 1/320 O

J. PEMBAHASAN :
 Metode Kualitatif
Uji widal adalah prosedur uji serologi untuk nmendeteksi bakteri
Salmonella sp enteric yang mengakibatkan typoid.
Tekhnik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
metode (slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung
membutuhkan waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang lebih
rumit dan uji widal peluncuran hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja.
Umumnya sekarang lebih banyak digunakan uji widal metode slide test.
Sensitivitas dan spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang
digunakan.
Uji ini didasarkan pada reaksi aglutinasi antara antigen dalam reagen
terhadap antibody pada serum penderita demam typoid. Reaksi aglutinasi ini
didasarkan pada kenaikan titer. Untuk pemeriksan uji widal metode slide,
pemeriksaan tidak boleh dilakukan apabila telah melewati 1 menit setelah
pencampura reagen dan serum karena dapat menghasilkan nilai postif palsu yang
dikarenakan apabila lebih dari 1 menit, antibody yang seharusnya tidak berikatan
akan berikatan sehingga terbentuk aglutinasi.
Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang dibuat
dari jenis strain kuman asal daerah endemis (local) memberikan sensitivitas dan
spesifitas yang lebih tinggi daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain
kuman asal luar daerah enddemis (import).
Interprestasi tes widal harus memperhatikan beberapa factor yaitu
sensitivitas, stadium penyakit; factor penderita seperti status imunitas dan status
gizi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibody; gambaran imunologis dari
masyarakat setempat (daerah endemis atau non-endemis); factor antigen; teknik
serta reagen yang digunakan.
Tes Widal mempunyai sensitivitas dan spesifisitas moderat (± 70%), dapat
negative palsu pada 30% kasus demam tifoid dengan kultur positif.

Tes Widal negatif palsu dapat terjadi pada :

1. Carrier tifoid
2. Jumlah bakteri hanya sedikit sehingga tidak cukup memicu produksi
antibody pada host.
3. Pasien sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya

Tes Widal positif palsu dapat terjadi pada :


1. Imunisasi dengan antigen Salmonella
2. Reaksi silang dengan Salmonella non tifoid
3. Infeksi malaria, dengue atau infeksi enterobacteriaceae lain
Dalam praktikum kali ini,saya menggunakan 2 metode yang pertama
menggunakan metode kualitatif (slide tes) dan semi kuantitatif (slide tes). Pada
metode kualitatif hanya untuk melihat apakah sampel tersebut mengandung
antibodi salmonella yang dapat bereaksi dengan antigen yang diberikan dan
mengakibatkan aglutinasi sebagai penanda bahwa hasil tersebut positif atau
sebaliknya. Setelah melakukan pemeriksaan tersebut didapatkan hasil positif terjadi
aglutinasi di lingkaran tes AH,H dan O,BO. Kemudian untuk mengukur berapa titer
yang terbentuk saya lanjutkan tes tersebut dengan metode semi kuantitatif (slide
tes) di lingkaran tes AH didapat aglutinasi terakhir pada titer 1/160 dan di lingkaran
tes H didapat aglutinasi terakhir pada titer 1/160 serta pada lingkaran tes AO
didapat aglutinasi terakhir pada titer 1/160 dan pada lingkaran tes O di titer 1/320
masih terbentuk aglutinasi. Pemeriksaan ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk
mendiagnosa pasien tersebut menderita demam typoid ataukah tidak.

K. KESIMPULAN :
Setelah melakukan praktikum tersebut, didapatkan hasil positif aglutinasi demam typoid
pada sampel dari Nyonya Mia
Bekasi, 03 Oktober 2018

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

Retno Martini Widhyasih, S.Si, M.Biomed Ns. Rizana Fajrunni’mah, M.Si. Med
NIP. 197001031999032001 NIP. 19841221201532001

Mahasiswi,

Nada Fadhilah Iryono


NIM. P3.73.34.2.17.035

Anda mungkin juga menyukai