Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA ANALITIK INSTRUMENTASI

SEM (Scanning Electron Microscope) dalam Bidang Medis

Disusun Oleh :

Afiina Putri Monita 24030117140015

Izhar Ibrahim 24030117140014

Mernay Solagrecia 24030117120015

Nurani Putri Insani 24030117140017

Sonia Setya Ningrum 24030117120016

Departemen Kimia

Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Diponegoro

Semarang

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerusakan pada organ tulang merupakan masalah kesehatan yang serius karena
tulang merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi manusia. Betapa
pentingnya fungsi tulang sehingga apabila terjadi kerusakan maka fungsi kerja dari tubuh
akan terhambat. Untuk menangani kerusakan pada tulang tersebut, maka dibutuhkan
suatu material yang tepat untuk implantasi tulang. Material pengganti tulang yang umum
digunakan adalah autograf (penggantian satu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang
lainnya dalam satu individu), allograf (penggantian tulang manusia dengan tulang yang
berasal dari manusia lain), xenograf (penggantian tulang manusia dengan tulang yang
berasal dari hewan), exogemus (penggantian atau implantasi dengan bahan sintetik atau
yang biasa disebut dengan biomaterial) dan berbagai macam material sintetik lainnya
seperti polimer, material logam, komposit dan biokeramik. Setiap material tersebut
memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai material untuk memperbaiki tulang, seperti
stabilitas kimia, biokompatibilitas, biodegradasi dengan tubuh dalam waktu yang lama.
Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam
bidang biologi dan medis adalah mikroskop. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang
sangat halus sekalipun. Dalam perkembangannya, mikroskop memiliki beberapa jenis
degan kemampuan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah mikroskop electron.
Mikroskop electron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek
sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro static dan elektro magnetic untuk
mengontrol pencahayaan. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi
dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mikroskop electron SEM?
2. Bagaimana cara kerjanya dari masing-masing electron tersebut?
3. Penggunaannya dalam bidang medis terutama dalam proses penggantian tulang?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu mikroskop electron SEM
2. Mengetahui cara kerja dari SEM
3. Mengetahui penggunaan SEM dalam bidang medis terutama dala proses
penggantian tulang
BAB II

ISI

2.1 SEM (Scanning Elektron Microscope)

Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang didesain
untuk menyelidiki permukaan dari objek solid secara langsung. SEM memiliki perbesaran
10 – 3000000 kali, depth of field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1 – 10 nm. Kombinasi dari
perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk
mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM banyak digunakan untuk
keperluan penelitian dan industry. Adapun fungsi utama dari SEM antara lain dapat
digunakan untuk mengetahui informasi-informasi mengenai:

 Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya (kekerasan, sifat


memantulkan cahaya, dan sebagainya)

 Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek (kekuatan, cacat
pada Integrated Circuit (IC) dan chip, dan sebagainya).

 Komposisi, yaitu data kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di dalam
objek (titik lebur, kereaktifan, kekerasan, dan sebagainya).

 Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari butir-


butir di dalam objek yang diamati (konduktifitas, sifat elektrik, kekuatan, dan
sebagainya).
Scanning Electron Microscopy (SEM) merupakan alat yang dapat membantu
mengatasi permasalahan analisis struktur mikro dan morfologi dalam berbagai bidang.
Pemercepat elektron (electron gun) menghasilkan pancaran elektron monokromatis. Lensa
pemfokus pertama menghasilkan pancaran dan batas arus, pada celah lensa berfungsi untuk
mengurangi pembelokkan sudut. Lensa pemfokus kedua membentuk pelemahan (pancaran
sinar koheren), celah lensa dikendalikan untuk mengurangi pembelokkan sudut dari
pancaran lensa pertama. Pancaran yang dilewatkan lensa kedua akan mengalami proses scan
oleh koil penyearah untuk membentuk gambar dan diteruskan ke lensa akhir untuk
difokuskan ke sampel. Interaksi pancaran elektron dengan sampel dan elektron yang
dipantulkan diterima oleh detektor. Detektor akan menghitung elektron-elektron yang
diterima dan menampilkan intensitasnya. Energy Dispersive X-Ray (EDXA) merupakan
satu perangkat dengan dengan SEM. Pengukuran EDXA merupakan perangkat analisa
sedara kuantitatif untuk menentukan kadar unsur dalam sampel.

2.2 Cara Kerja SEM


Prinsip kerja SEM yaitu bermula dari electron beam yang dihasilkan oleh sebuah filamen
pada electron gun. Pada umumnya electron gun yang digunakan adalah tungsten hairpin
gun dengan filamen berupa lilitan tungsten yang berfungsi sebagai katoda. Tegangan
diberikan kepada lilitan yang mengakibatkan terjadinya pemanasan. Anoda kemudian akan
membentuk gaya yang dapat menarik elektron melaju menuju ke anoda. Kemudian electron
beam difokuskan ke suatu titik pada permukaan sampel dengan menggunakan dua
buah condenser lens. Condenser lens kedua (atau biasa disebut dengan lensa objektif)
memfokuskan beam dengan diameter yang sangat kecil, yaitu sekitar 10-20 nm. Hamburan
elektron, baik Secondary Electron (SE) atau Back Scattered Electron (BSE) dari permukaan
sampel akan dideteksi oleh detektor dan dimunculkan dalam bentuk gambar pada layar CRT.
SEM memiliki beberapa detektor yang berfungsi untuk menangkap hamburan elektron dan
memberikan informasi yang berbeda-beda. Detektor-detektor tersebut antara lain:
 Detektor EDX, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai komposisi
sampel pada skala mikro
 Backscatter detector, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai
nomor atom dan topografi.
 Secondary detector, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai
topografi.

Pada SEM, terdapat sistem vakum pada electron-optical column dan sample
chamber yang bertujuan antara lain:

 Menghilangkan efek pergerakan elektron yang tidak beraturan karena adanya


molekul gas pada lingkungan tersebut, yang dapat mengakibatkan penurunan
intensitas dan stabilitas
 Meminimalisasi gas yang dapat bereaksi dengan sampel atau mengendap pada
sampel, baik gas yang berasal dari sampel atau pun mikroskop. Karena apabila hal
tersebut terjadi, maka akan menurunkan kontras dan membuat gelap detail pada
gambar
2.3 Penggunaan dalam Bidang Medis
Tulang adalah sebuah organ penting yang berfungsi untuk menyangga tubuh, melindungi
organ – organ dalam tubuh dan menyimpan ion – ion anorganik (kalsium dan fosfor). Dalam
memperbaiki kerusakan tulang, bahan buatan yang bebas dari patogen dan tersedia dalam
jumlah yang tidak terbatas sangat dibutuhkan. Material pengganti tulang yang umum
digunakan adalah autograft (penggantian satu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya
dalam satu individu), allograft (penggantian tulang manusia dengan tulang yang berasal dari
manusia lain), dan xenograft (penggantian tulang manusia dengan tulang yang berasal dari
hewan).
Salah satu bahan substitusi tulang yang paling cocok adalah hidroksiapatit. Hidroksiapatit
(HAp atau HA) termasuk ke dalam keluarga senyawa kalsium fosfat yang mempunyai rumus
molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Hidroksiapatit telah diakui sebagai bahan implan tulang dalam
berbagai aplikasi medis dan gigi karena komposisi kimianya yang mirip dengan komposisi
tulang. Media pertumbuhan jaringan tulang terjadi pada pori – pori hidroksiapatit. Jaringan
sel tulang baru akan tumbuh di dalam pori – pori hidroksiapatit, sehingga dapat
meningkatkan regenerasi tulang dengan baik. Pembentukan hidroksiapatit berpori dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan menggunakan bahan yang
menguap (volatile particles) dimana akan terbakar habis selama proses pemanasan. Bahan –
bahan porogen (pembentuk pori) yang dapat digunakan dalam cara ini antara lain: parafin,
naftalena, karbon, pati (pati singkong, kentang, dan beras ketan), hidrogen peroksida, dan
polimer sintetis lainnya (contohnya polivinil butiral).
Dalam proses implant tulang inilah SEM-EDX berfungsi untuk mengetahui senyawa-
senyawa apa saja yang bisa digunakan untuk implant tulang. Hasil FTIR dan TGA
menunjukkan terdapat zat organik, anorganik dan grup karbonat pada HAp. Hasil XRD
menunjukkan HAp yang diperoleh memiliki kecocokan dengan HAp standar JCPDS. Hasil
FE-SEM menunjukkan pembentukan HAp berstruktur nano (80–300 nm) pada suhu 600°C.
Analisis morfologi dari HAp tanpa porogen dan HAp berporogen untuk suhu kalsinasi 500oC
dan 900oC selama 2 jam dan 6 jam dengan analisis SEM. Analisis rasio Ca/P untuk HAp
tanpa porogen dan HAp berporogen untuk suhu kalsinasi 900oC selama 6 jam dengan analisis
SEM-EDX. Dengan cara kerja SEM-EDX, dapat diketahuilah bahwa senyawa organic atau
anorganik yang mana yang tepat untuk bisa meng implant kerusakan tulang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroskop elektron SEM merupakan mikroskop yang dapat digunakan untuk
menganalisa objek dari permukaan yang solid. Memiliki cara kerja yang sangat
bergantung dengan adanya pergerakan elektron dalam senyawa yang dianalisa dengan
berbagai detector yang ada. SEM dapat digunakan dalam segala bidang, contohnya dalam
bidang medis untuk mengamati struktur tulang sebelum dilakukan implant tulang. Dari
hasil SEM-EDX dapat diketahui senyawa organik atau anorganik apa yang dapat
digunakan untuk mengimplant tulang.

3.2 Saran
Melihat kegunaan SEM di bidang medis, mungkin aplikasi SEM dapat diperluas
diberbagai sektor yang ada. Karena kemudahannya dan juga radiasi yang kecil dari alat
analisa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai