Teori Calcoba
Teori Calcoba
Dengan segala keikhlasan serta ketulusan hati yang terdalam, kami selalu memanjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia kesehatan dan kesempatan
sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan.Penyusunan tugas ini kami susun dari berbagai
sumber atau referensi yaitu dari berbagai buku website dan sumber lainya.
Kamimenyadari bahwa tugas makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa dari tugas ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
menerima segala masukkan berupa saran dan kritik dari pembaca agarkami dapat memperbaiki
tugas makalah ini.
Akhir kata kami berharap, semoga tugas makalah yang berjudul tentangMiddle Rangle
Nursing Theoris (Katherine Kolcaba)ini dapat memberikan manfaat informasi maupun inspirasi
terhadap pembaca tentang dunia Pelayanan Keperawatan.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Bahasan Masalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Middle Range Theory 3
B. Konsep Teori Kenyamanan oleh Katherine Kolcaba
1. Biografi 6
2. Latar belakang pengembangan teori Kolcaba 6
C. Comfort Theory of Kolcaba 8
D. Perspektif paradigma keperawatan berdasarkan Teori Kolcaba 12
E. Penerapan Teori Kenyamanan Kolcaba 13
F. Evaluasi Teori Kenyamanan Kolcaba 14
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus Manajemen 16
B. Kasus Asuhan Keperawatan 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah disiplin ilmu yang memiliki body of
knowledge.Keperawatan memiliki pandangan tersendiri dalam menjalankan tugas
profesi dan praktik keilmuannya.Hal ini selanjutnya menjadi dasar dalam
menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang profesional, setiap intervensi
harus dilandasi oleh keilmuan yang kokoh.Perawat dituntut untuk selalu berfikir
kritis dan logis dalam mengidentifikasi respon klien.Dalam prosesnya, hal tersebut
dapat didasari oleh berbagai model teori dan konsep keperawatan yang telah
dikembangkan oleh para ahli, dan disesuaikan dengan kebutuhan dalam praktik
keperawatan.
Konsep dan teori keperawatan yang telah diperkenalkan oleh para ahli
dikembangkan melalui pengetahuan dan pengalaman klinis.Teori dapat membantu
perawat dalam menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan memperjelas
asuhan keperawatan yang diterapkan.Dimulai dari teori filosofi yang
dikembangkan oleh Nightingale, lalu beragam Grand Theory dan teori konseptual
yang dikembangkan para ahli keperawatan telah menjadi landasan dalam praktik
keperawatan.Namun, dari berbagai tingkatan teori tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri dalam penerapannya.Para ahli ditahun berikutnya kemudian
mencoba untuk membuat teori-teori keperawatan menjadi lebih mudah dalam
penerapannya di bidang praktik dan penelitian keperawatan.Middle Range Theory
menjadi sangat berkembang dalam beberapa dekade belakangan ini.Dalam
makalah ini, kelompok akan membahas tentang Middle Range Theory, dan salah
satu teori keperawatan yang termasuk didalamnya yaitu konsep teori kenyamanan
oleh Katharine Kolcaba serta bagaimana penerapannya dalam proses keperawatan.
Ilustrasi diatas yaitu struktur dari disiplin ilmu keperawatan (Smith, 1994 dalam
Smith & Liehr, 2014).Ilustrasi tersebut menggambarkan struktur dan fokus
disiplin dari sekelompok penelitian dan praktek yang berdasarkan pada paradigma
filosofi. Teori ini menjelaskan cara untuk melihat sebuah fenomena yang menjadi
pokok perhatian dari suatu disiplin.
Walker and Avant (2010) dalam Smith & Liehr (2014) mendeskripsikan level
teori ini menjadi metatheory, grand theory, middle range theory dan practice
theory. Bagan teori diatas menggambar lima level abstraksi. Bagan pertama yaitu
metaparadigma keperawatan dari disiplin ilmu keperawatan.Ini adalah
pengetahuan atau tingkat yang lebih abstrak dari teori, selanjutnya grand theory
termasuk abstrak konseptual sistem dan teori yang berfokus pada pusat dari suatu
fenomena disiplin ilmu, seperti sistem adaptasi diri, defisit perawatan
diri.Sedangkan pada middle range theory, teori ini lebih menguraikan konsep yang
konkrit dan hubungan yang tidak pasti.Middle range theory dapat secara khusus
diturunkan dari sebuah grand theory atau dapat dikaitkan langsung dengan sebuah
paradigma. Kemudian bagian terbawah dari bagan tersebut adalah penelitian dan
praktek yang berhubungan dengan grand theory dan middle range theory.
Sedangkan middle range theory sendiri berhubungan langsung dengan penelitian
dan praktek, sehingga perawat dalam prakteknya dapat menggunakan middle
range theory sebagai pedoman dalam mengembangkan praktek.
Smith dan Liehr (2014) menjelaskan bahwa beberapa konseptual model dan
grand theoryberperan sebagai landasan dalam pengembangan middle range
theory, contohnya middle range theory dari efektivitas homecare didasarkan pada
teori Roy Adaptation Model (Smith et al, 2002). Teori dari ilmu keperawatan telah
dikombinasikan dengan disiplin ilmu lain untuk membuat middle range theory.
Mercer menggunakan teori Rubin yaitu pencapaian peran seorang ibu (keterikatan
dan peran seorang ibu selama kehamilan dan awal masa kehidupan bayi) dan
peran integrasi dan teori-teori perkembangan dari psikologi untuk membuat
teorinya sendiri yaitu Theory of Maternal Role Attainment (Meighan,2006).
Contoh lain dapat dilihat pada gambar dibawahini :
Fisik
Psikospiritual
Lingkungan
Sosial
4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal pasien, keluarga maupun pemberi
pelayanan (Alligood, 2017).
A. Kasus
RSUDH, memiliki 12 jenis ruang perawatan berdasarkan kelas perawatan, yaitu
VVIP, VIP, Kelas 1,dan bangsal kelas 2 dan 3. Jenis model asuhan keperawatan
yang dijalankan belum murni MAKP. Model TIM dijalankan pada shift pagi,
sementara pada shiftsiang dan malam dengan metode fungsional. Setiap tingkatan
ruangan memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Ruangan N merupakan ruangan
perawatan pasien dengan gangguan persyarapan (hipetensi, stroke, KLL) yaitu
pasien dalam keadaan sadar, maupun tidak sadar, dengan klasifikasi pasien
terbanyak dengan total care. Total tempat tidur 27, dengan rata-rata pasien perhari
19 orang. Fasilitas ruangan rawat yang tersedia, tempat tidur tidak dilengkapi
remote untuk mengatur posisi, sebagian tempat tidur tidak dilengkapi penghalan
tempat tidur, serta tidak ada bel pasien atau alat komunikasi lainnya, tidak tersedia
penyejuk ruangan di ruang rawat dan tidak ada penghalan untuk menjaga privasi
pasien. Banyaknya komplain terkait pelayanan karena komunikasi perawat yang
sering terdengar ketus dan pada shift siang dan malam, ruang nurse station sering
dampak kosong dan hanya di tempati oleh mahasiswa yang sementara berpraktik.
Ketika pasien atau keluarga yang membutuhkan perawat, mahasiswa yang bertugas
mencari keberadaan perawat shift tersebut.
B. Pembahasan
a. Pengkajian
1. Ruang perawatan untuk pasien dalam keadaan sadar dan maupun tidak sadar
2. Klasifikasi pasien terbanyak dengan total care.
3. Fasilitas ruangan rawat yang tersedia, tempat tidur tidak dilengkapi remote
untuk mengatur posisi, sebagian tempat tidur tidak dilengkapi penghalan
tempat tidur, serta tidak ada bel pasien atau alat komunikasi lainnya
4. Tidak tersedia penyejuk ruangan di ruang rawat.
5. Tidak ada penghalan untuk menjaga privasi pasien
6. Banyaknya komplain terkait pelayanan karena komunikasi perawat yang
sering terdengar ketus
7. Pada shift siang dan malam, ruang nurse station sering dampak kosong dan
hanya di tempati oleh mahasiswa yang sementara berpraktik. Ketika pasien
atau keluarga yang membutuhkan perawat, mahasiswa yang bertugas
mencari keberadaan perawat shift tersebut.
b. Menentukan masalah
Penentuan masalah yang dihadapi oleh ruang perawatan (N) dapat dilakukan
dengan panduan menggunakan bagan taksonomi kenyamanan yang telah
dikembangkan oleh Kolcaba, yaitu sebagai berikut :
Konteks Jenis Kenyamanan
dimana
kenyamanan Kelegaan Ketentraman Transendensi
terjadi
Fisik Keterbatasan Bed yang nyaman,
mobilisasi fisik dan menjaga
privacy
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah disusun, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kolcaba mengembangkan teorinya melalui pengamatan langsung dan
pengalaman saat bekerja sebagai perawat diunit demensia. Pengembangan
teori melalui 3 tahap, yaitu induksi, deduksi dan retroduksi.
2. Kenyamanan adalah pengalaman holistik yang dirasakan oleh seseorang dan
memberikan kekuatan jika terpenuhi.Kenyamanan meliputi 4 aspek, yaitu
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial. Jenis kenyamanan yang dapat
dipenuhi yaitu kelegaan, ketentraman dan transendensi.
3. Jika kebutuhan akan kenyamanan telah terpenuhi, maka akan meningkatkan
kemampuan pasien dalam perilaku kesehatan, sedangkan bagi perawat akan
memberikan kepuasan kerja. Selain bagi pasien dan perawat, kepuasan pasien
akan kenyamanan juga akan berpengaruh terhadap integritas institusional dan
menghasilkan kebijakan terbaik dalam pelayanan.
4. Melalui taksonomi kenyamanan, Kolcaba mengembangkan beberapa
instrumen dalam mengukur kenyamanan yang dapat digunakan pada berbagai
setting pelayanan.
B. Saran
1. Kenyamanan merupakan dasar dalam setiap intervensi keperawatan, oleh
karena itu teori Kolcaba sebaiknya selalu diaplikasikan dalam proses
keperawatan.
2. Teori Kenyamanan Kolcaba dapat diaplikasikan bukan hanya dalam lingkup
praktik keperawatan, namun juga dalam area pendidikan dan penelitian.
3. Instrumen untuk mengukur kenyamanan yang telah dikembangkan oleh
Kolcaba dapat terus digunakan dalam praktik pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA