Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
1
i
ABSTRAKSI
Latar belakang penelitian ini adalah hadirnya kompetitor baru yang begitu
agresif yaitu Kecap Sedaap dari Wings Food. Dikhawatirkan dengan munculnya
Kecap Sedaap ini dapat menggerogoti pasar yang telah dikuasai oleh Kecap ABC
yang merupakan produk yang mempunyai kontribusi terbesar dalam pendapatan PT
Heinz ABC. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang strategi IMC
yang digunakan oleh PT Heinz ABC dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya
yaitu para ibu.
Kerangka teori penelitian ini adalah Strategi Pemasaran Korporat dan
Segmentasi, Targeting dan Positioning. Pada Strategi Pemasaran Korporat akan
dibahas tentang analisis pasar melalui analisis SWOT sedangkan pada Segmentasi,
Targeting dan Positioning akan dibahas tentang bagaimana memposisikan suatu
merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki
keunggulan kompetitif berkesinambungan.
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti adalah penelitian kualitatif
dengan studi kasus dipusatkan pada penerapan Strategi IMC yang dilakukan oleh PT
Heinz ABC periode November 2007 – Februari 2008.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui Program
Chef On Tour, PT Heinz ABC berhasil membangun loyalitas pelanggan secara
persuasif. Strategi ini merupakan bentuk Marketing PR dari PT Heinz ABC yang
bertujuan membangun image serta kredibilitas PT Heinz ABC sebagai perusahaan
yang expert dalam bidang makanan dan minuman. Strategi ini merupakan strategi
menciptakan event sendiri sehingga PT Heinz ABC dapat mengendalikan secara
penuh event yang diselenggarakan dan tidak tergantung pada pihak lain. Dapat
disimpulkan bahwa tujuan PT Heinz ABC dalam mempertahankan loyalitas
pelanggan melalui strategi IMC Program Chef On Tour ini berhasil dilakukan.
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya
Dalam penulisan skripsi ini penulis sadar bahwa masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun dapat
menjadi referensi bagi para mahasiswa di masa yang akan datang serta diharapkan
skripsi ini dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat terhadap PT Heinz ABC
Akhirnya penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu penulisan mulai dari awal sampai selesainya skripsi ini.
1. Dosen Pembimbing, Ibu SM. Niken Restaty, S.Sos., M.Si yang dengan
sabar membimbing dan memberi dukungan moral dan moril bagi penulis
ii
iii
5. Kedua orang tua tercinta, Papa (Alm. Haryatman) dan Mama (Tunmyati)
6. Istri tercinta, Maria Cynthia Dewi yang selalu memberikan masukan dan
iii
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah/Penelitian........................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................6
1.4 Signifikasi/Kegunaan/Manfaat Penelitian..............................................................6
1.4.1 Signifikasi akademis...............................................................................6
1.4.2 Signifikasi praktis...................................................................................6
iv
v
BAB V PENUTUP.......................................................................................................67
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................67
5.2 Saran.......................................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................72
v
vi
Mengetahui
Pembimbing I
vi
vii
Jakarta,
Ketua Sidang
Farid Hamid Umarela, M.Si (………………………)
Penguji Ahli
Drs. Hardiyanto Jatmiko, M.Si (………………………)
Pembimbing I
SM. Niken Restaty, S.Sos., M.Si (………………………)
vii
viii
Jakarta,
Mengetahui
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
ini lebih banyak digunakan oleh para praktisi dan akademisi pemasaran.
dari konsumen yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Jika dulu komunikasi
kepada konsumen, kini dengan IMC maka terjadi komunikasi dua arah.
1
2
bersangkutan. Salah satunya dengan hadirnya Kecap Sedaap dari Wings Food
yang telah dikuasai oleh Kecap ABC yang merupakan produk yang
demo masak di mal serta supermarket, artikel dan advertorial di majalah dan
tabloid wanita, serta Program Chef On Tour. ABC Culinary Academy ini
diluncurkan oleh PT Heinz ABC sebagai salah satu strategi untuk melengkapi
3
ABC Culinary Academy ini lebih bersifat sebagai Marketing Public Relations
publik terhadap iklan-iklan konvensional dalam TV, media cetak dan radio
menurun1. Oleh karena itu maka diperlukan lebih dari sekedar kampanye iklan
Culinary Academy yang salah satunya adalah Program Chef On Tour dalam
Program ini akan mempunyai rentang waktu antara bulan November 2007
sampai dengan bulan Februari 2008 atau empat bulan dalam hitungan kalendar
kerja PT Heinz ABC. Karena Program Chef On Tour ini merupakan sebuah
strategi baru dari PT Heinz ABC, maka program ini hanya akan dilakukan
dalam empat bulan saja dan dilakukan di wilayah Jabotabek saja sebelum
Berlanjutnya program ini akan ditetapkan dari hasil evaluasi PT Heinz ABC.
1
Al Ries dan Laura Ries. The Fall Of Advertising And The Rise Of PR, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2003), 71
4
oleh chef dari hotel dan cafe internasional yang menyediakan layanan masakan
produk dari PT Heinz ABC seperti kecap, sambal, saus tomat, sardines, terasi
PT Heinz ABC seperti sirup atau minuman siap minum seperti milk shake, sari
kacang hijau dan gula asam. Pada dasarnya Program Chef On Tour berusaha
untuk berbagi pengetahuan tentang cara memasak kepada para pelanggan dan
dapat menelepon sebuah nomor yang telah disediakan dan kemudian Chef On
Tour akan datang ke acara tersebut. Program Chef On Tour ini memang
ditargetkan untuk ibu karena pasar ibu rumah tangga adalah segmen pasar
pembelian anak-anak dan suaminya. Lebih jauh lagi, ibu memicu adanya
massa cetak seperti tabloid wanita dan majalah masakan. Selain itu di media
cetak juga dibuatlah iklan radio yang disiarkan di radio-radio dengan target
cara untuk menarik minat ibu-ibu lain untuk mengikuti Program Chef On Tour
ini.
riset perilaku ibu, menunjukkan bahwa 70% ibu rumah tangga beranggapan
Sebab dari itulah PT Heinz ABC melakukan Program Chef On Tour ini dalam
Dari latar belakang di atas maka dalam penelitian ini akan dikaji
tentang:
2
Hermawan Kartajaya, et.al. Winning The Mom Market In Indonesia Strategi Membidik Pasar Ibu,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), 11
6
loyalitas pelanggannya.
IMC yang tepat sesuai dengan target audience yang ingin dicapai.
IMC yang tepat sesuai dengan target audience yang ingin dicapai.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya.
3
Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran. Edisi ke dua. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997), 219
4
J. Nugroho Setiadi. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), 239
7
8
(tindakan)6.
bertindak baik itu atas kehendak sendiri maupun karena paksaan atau
siapa audiens yang ingin dituju dan respon yang diharapkan. Pengirim pesan
5
Tom Brannan. Integrated Marketing Communications, Cetakan pertama. (Jakarta: PPM, 2004), 41
6
Ibid, 42
7
Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), 7
9
Selain itu, pengirim pesan harus mengirim pesan melalui media yang efisien
samping itu, hambatan lain yang tidak kalah besarnya adalah perhatian selektif
keyakinannya. Dari sedikit pesan yang diperhatikan, akan jauh lebih sedikit
lagi yang benar-benar diingat dalam memori konsumen, apalagi dalam memori
jangka panjang.
3. Merancang pesan.
7. Mengimplementasikan IMC.
Definisi dari segmentasi pasar yang paling sering diucapkan oleh para
Karena pasar sifatnya sangat heterogen, maka akan sulit bagi produsen
tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar yang lainnya. Bagian yang dipilih
itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok
target mereka.
dinilai hanya dari satu karakteristik saja. Biasanya segmen pasar ini
marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the
target market”8.
Mix is the controliable valuable with the company puts together to satisfy this
target group”9.
merupakan bagian dari taktik pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat
2.2.1 Produk
8
Philip Kotler dan Gary Armstrong. Principles of Marketing, Cetakan kesepuluh. (New Jersey:
Prentice-Hall, 2002), 15
9
Jhonni. Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Terhadap Tingkat Loyalitas Pelanggan, (Jakarta:
Universitas Esa Unggul, 2001), 238
12
2.2.2 Harga
produk di pasar. Pembeli yang akan memutuskan apakah harga dapat diterima
atau tidak.
serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
konsumen10.
2.2.4 Promosi
produk yang beredar di pasar atau kebijaksanaan pemasaran tertertu yang baru
10
Philip Kotler dan Gary Armstrong, op.cit., 400
11
Bilson Simamora. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2001), 32
13
tujuan, fokus dan arah strategik antar elemen bauran promosi (periklanan,
dan antar unsur bauran pemasaran (product, place, price, promotion). Dengan
12
David W Cravens. Pemasaran Strategis, Edisi keempat, (Jakarta: Erlangga, 1998), 77
13
Terence A Shimp. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I,
Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2003), 24
14
produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur yang potensial
relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan.
Dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan
bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang
persuasif.
Definisi di atas menunjukkan lima ciri yang melekat pada filosofi dan
1. Mempengaruhi perilaku.
5. Menjalin hubungan.
14
Ibid, 25
15
Ibid, 30-31
15
komunikasi.
Salah satu strategi IMC yang dilakukan oleh para pemasar adalah
MPR selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi MPR proaktif dan MPR
16
Terence A Shimp, loc.cit., 253
17
Jordan Goldman. Public Relations In The Marketing Mix, (Lincolnwood: NTC Business Books,
1984), 11
16
dalam merespons pengaruh dari luar. Perilaku ini timbul sebagai hasil dari
lainnya18.
revisi produk pada suatu area. MPR proaktif diintegrasikan dengan sarana
yang layak diberitakan serta kredibilitas. Faktor yang terakhir ini, yaitu
Selain itu, event yang disesuaikan dengan mereknya juga dikembangkan agar
kesempatan yang baik bahwa event yang dirancang secara khusus akan lebih
efektif dan lebih murah daripada event yang sudah ada sebelumnya19.
18
Terence A Shimp, Ibid, 253
19
Ibid, 266-267
17
1. Periklanan (advertising)
3. Publisitas (publicity)
selling)
segala bentuk presentasi non personal yang dibayar yang mempromosikan ide-
ide atau gagasan, baik berupa barang maupun jasa oleh sebuah sponsor yang
20
Siswanto Sutojo dan Friz Kleinsteuber, Strategi Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, (Jakarta:
Damar Mulia Pustaka, 2002), 287
21
Philip Kotler dan Gary Armstrong, op.cit., 494
18
kepercayaan, sikap dan kesan yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.
media seperti televisi, radio, majalah, surat kabar, papan reklame, kaos, dan
sebagainya.
menyusun strategi periklanan yang efektif ada lima komponen yang harus
(advertising objectives)
jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli, pengecer atau pedagang grosir
pembelian dalam jumlah unit yang lebih besar, membangun awareness bagi
calon konsumen selain itu juga membangun loyalitas bagi konsumen yang
22
Siswanto Sutojo dan Friz Kleinsteuber, op.cit., 289
19
insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian akan suatu produk atau
a. Sampel
dikirim melalui pos, dari rumah ke rumah atau disertakan produk lain.
b. Diskon
tertera pada label atau kemasan dalam setiap pembelian suatu produk.
c. Bonus
pos.
e. Premium
23
Philip Kotler dan Gary Armstrong, op.cit., 509
20
f. Kupon
komunikasi yang tanpa dibayar akan suatu produk atau merek24. Terkadang
publisitas dapat lebih efektif daripada periklanan karena dalam sudut pandang
pemahaman dan penerimaan publik. Yang dimaksud publik dalam konteks ini
24
Philip Kotler dan Gary Armstrong, op.cit., 515
21
customer bonds).
dilakukan pada dua level berbeda, yaitu level manajemen puncak dan level
jangka panjang bagi organisasi, menyangkut pasar dan kebutuhan yang ingin
dilayani. Selain itu, manfaatnya juga meliputi penetapan tujuan bagi berbagai
produk dengan jalan berfokus pada penjualan dan profitabilitas produk, merek
atau lini produk individual yang saling berkaitan. Lingkup pokok perencanaan
pesaing, serta secara rinci yang berkaitan erat dengan desain produk,
dan pesaing.
meliputi25:
2. Menetapkan tujuan/sasaran.
25
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra., dan Dadi Adriana. Pemasaran Strategik, (Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2008), 129
23
Secara garis besar, elemen pokok yang perlu dicakup dalam sebuah
makro.
rencana pemasaran.
pemahaman atas kebutuhan, keinginan dan perilaku para pelanggan. Untuk itu
26
Ibid
24
memahami berbagai produk alternatif dan substitusi yang tersedia bagi para
memutuskan pemilihan merek dan produk. Secara garis besar, analisis pasar
5. Menilai persaingan.
pelanggan).
27
Ibid, 131
25
Segmentasi
pola media.
28
Rhenald Kasali. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1998), 119
26
perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang belum di garap dan
segmen tersebut.
1. Segmentasi Geografis
geografis tersebut dapat terdiri dari: wilayah, ukuran kota, kepadatan dan
iklim.
2. Segmentasi Demografis
sosial.
3. Segmentasi Psikografis
opininya–opininya.
4. Segmentasi Perilaku
27
produk.
Targeting
beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan
segmen dan kesesuaian antara produk dan pasar. Alternatif pola seleksi pasar
yang dihasilkan, yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang menjadi fokus
beberapa bagian pasar saja dan meninggalkan bagian pasar lainnya yang
29
Ibid, 123
28
dipenuhi yaitu30:
3. Segmen harus terjangkau dan dilayani secara efektif dan optimal, baik
30
J. Darymple, Douglas dan Leonard J. Parsons. Basic Marketing Management, (New York: John
Wiley & Sons Inc, 1995), 60
31
Rhenald Kasali, op.cit., 125
29
Positioning
produk maupun perusahaan yang unik dan unggul dalam benak konsumen.
Penentuan posisi dimulai dari suatu produk, barang atau jasa sebuah
pernyataan Al Ries dan Jack Trout, pencetus ide positioning dalam bukunya
“Positioning bukanlah apa yang Anda lakukan terhadap produk tetapi apa
produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Menurut Philip
sebagai berikut:
produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja yang ada dalam pikiran
dikenal majalah politik dan ekonomi menjadi lebih spesialis antara lain
32
Jack Trout dan Al Ries. Positioning: The Battle for Your Mind,(Jakarta: Salemba, 2002), 8
33
Rhenald Kasali, op.cit., 139
31
RCTI dan TPI) hingga menjadi 10 stasiun TV yang ada sekarang, belum
Message Service) yang menurut data KOMPAS, dapat terkirim 8 juta SMS per
salah satu portal pencarian informasi, melayani hingga 150 juta pertanyaan
34
Kompas, (Jakarta: 10 Juli 2003), 3
35
Reader Digest Indonesia, (Jakarta: Juli 2003), 20
32
BAB III
METODOLOGI
kualitatif dengan studi kasus pada Program Chef On Tour November 2007 –
Februari 2008. Metode ini lazim diterapkan untuk memberikan penekanan pada
spesifikasi dari unit atau kasus yang diteliti. Studi kasus memusatkan perhatian pada
hal-hal yang dianggap unik dan terjadi secara alamiah (dalam arti tidak ada campur
tangan dari peneliti seperti dalam penggunaan metode eksperimen misalnya) maka
studi kasus sering dinilai sebagai suatu studi yang bersifat natural. Studi kasus
dilakukan untuk melakukan penelitian yang terperinci tentang sesuatu unit sosial
32
33
TBWA\INDONESIA.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam dengan
ABC.
2. Data sekunder
36
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kedua, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), 130
34
tabel-tabel, diagram yang telah diolah oleh perusahaan. Selain itu diperoleh
dari company profile dan juga internet yang berhubungan dengan objek
penelitian.
Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta
untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan fokus maka diperlukan adanya
pada:
Heinz ABC.
Tour.
strategi IMC yang ada, penelitian ini akan berfokus pada strategi IMC yang
pertanyaan how did the researcher get these conclusions from these data?
interpretif tentang realitas atau gejala yang diteliti secara holistik dalam seting
tertentu. Di sini, dikandung arti bahwa temuan apapun yang dihasilkan pada
dasarnya bersifat terbatas pada kasus yang diamati. Oleh karena itu, prinsip
komunikasi.
37
Keith F Punch. Introduction to Social Research: Quantitative and Qualitative Approaches. 2nd.ed.
(London: Sage, 2005), 200
36
analisis penelitian secara efektif38. Strategi umum dalam penelitian ini adalah
penelitian pada data tertentu dan mengabaikan data yang lain. Proposisi juga
spesifik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis perjodohan
pola. Dalam studi kasus yang bersifat deskriptif ini maka akan diuji
perjodohan dua pola yaitu strategi IMC PT Heinz ABC terhadap tujuan dari
analisis perjodohan pola ini akan dibuktikan apakah Strategi IMC PT Heinz
ABC sudah tepat terhadap tujuan strategi ini yaitu mempertahankan loyalitas
38
Robert K Yin. Studi Kasus: Desain dan Metode, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), 135
39
Ibid, 136
37
BAB IV
Tour ini, PT Heinz ABC adalah pihak yang merencanakan strategi IMC,
Heinz ABC bernama PT ABC Central Food Industry. Sampai kemudian pada
Air dengan produk baterainya. Namun, lewat PT Heinz ABC Indonesia, ABC
juga merek yang menonjol untuk produk kecap, sirup, dan saus yang menurut
37
38
pasar lebih dari 50%. Untuk Kecap ABC sendiri saat ini sebagai pemasok
kontribusi terbesar untuk omset PT Heinz ABC yaitu sekitar 45% dan bernilai
sekitar Rp 800 miliar. Kontribusi terbesar lainnya datang dari sirup dan saus.
Tabel 1
Kontribusi Produk terhadap Perusahaan
Produk Kontribusi
Kecap Manis 45%
Sirup 17%
Sambal 11%
Ikan Kaleng 7%
Saus Tomat 6%
Spesial Saus 5%
RTD Beverages 4%
Kecap Asin 2%
Lain-lain 3%
Kecap merupakan salah satu produk awal perusahaan yang dirintis Chu
Sok Sam (alm.), pada 1975 dengan nama PT ABC Central Food Industry
(ABC-CFI) ini. Chu mengawali kiprah bisnis perusahaan ini dengan skala
(1979) membuat sambal dan dilanjutkan tahun 1980 memproduksi saus. Lalu,
1982, mulai diproduksi teh dan sari buah dalam kemasan tetrapack dan
juga memproduksi makanan bayi bermerek Farley, sarden, dan corned beef.
40
Wawancara dengan Strategic Planner TCP-TBWA\INDONESIA.
39
Mulai 1980-an, pasar yang dibidik perusahaan ini makin meluas, dari
produk tersebut sempat diekspor, antara lain ke AS, Kanada, Singapura, Hong
Kong, Jepang, Arab Saudi, Belanda dan Inggris. Porsi produk yang diekspor,
mengoperasikan tiga pabrik, yaitu di Jl. Daan Mogot Km 12, Jakarta Barat
(sejak 1975), di Karawang, Jawa Barat (sejak Oktober 1995) dan di Pasuruan,
Jawa Timur (beroperasi 1998). Total area ketiga pabrik tersebut sekitar 450
ribu m2. Total Investasinya sekitar US$ 38 juta, dengan modal perusahaan
Adapun kapasitas total produksi ketiga pabrik per tahun: kecap manis
(sweet soy souces) mencapai 46,1 juta liter, kecap asin (salty soy souces) 2,6
juta liter, chilli sauces 15,5 juta liter, other souces 10,6 juta liter, tomatto
ketchups 9,7 juta liter, syrups squashes 58,2 juta liter, dan produk dalam
(sekitar 65%), HJ Heinz merogoh kocek sebesar US$ 70 juta. HJ Heinz yang
masuk lewat tangan Asia Pasific Investment Corporation dari AS dan Wheller
internasional.
Visi Perusahaan:
Misi Perusahaan:
Dengan kepopuleran merek ABC, kami akan berusaha memberikan bagi setiap
dengan 221 kantornya. TBWA\ didirikan pada 1970 di Paris, Prancis, sebagai
pertama dari setiap perusahaan dengan inisial nama yang diberikan untuk
organisasi baru. Mereka yang dibeli oleh Omnicom Group pada tahun 1993.
41
TEQUILA\INDONESIA.
melalui proses tender atau pitching. Klien global yang dimiliki antara lain
adalah Star Mild, ABC, Acer, Hansaplast Nabati Food dan Ultra Jaya.
komunikasi pemasaran melalui biro iklan dan juga divisi brand activationnya.
Wisma Korindo Lt.5 Jl. MT Haryono Kav.62, Jakarta Selatan. Telepon: (021)
797 6233, Faks: (021) 797 6234. Pemilihan lokasi kantor ini juga didasarkan
orang sesuai dengan nama perusahaan PT Tiga Cipta Pariwara yang berarti
adalah Rudy Jusnifa yang juga menjabat sebagai Finance Director, Soum
42
Baneerje yang juga menjabat sebagai Client Service Director dan Steve Dodds
oleh seorang Managing Director sehingga keputusan tertinggi ada pada satu
segala keputusan yang dihasilkan oleh perusahaan adalah hasil mufakat dari
Management Team
Rudy Jusnifa
Soum Baneerje
Steve Dodds
seorang Creative Director yaitu Wahyu Kentjana yang dibantu oleh seorang
Associate Creative Director yaitu Eny Widayati dan 2 orang Creative Group
Head yaitu Iim Budhiman dan Judhy Maurits yang membawahi 2 creative
dipimpin oleh seorang Studio Manager yaitu Ruju Wuriadi. Studio terdiri dari
Creative Director:
Wahyu Kentjana
GROUP A GROUP B
Group Account Director yaitu Trien B Salim yang dibantu oleh 2 orang
Account Director yaitu Dian Nurvianty dan Niken Cahyani yang masing-
masing memimpin timnya yang terdiri dari account manager dan account
executive.
GROUP A GROUP B
Rizal yang dibantu oleh beberapa Activation Manager. Divisi yang mulai
beroperasi pada awal tahun 2007 ini men-support kegiatan klien-klien TCP-
divisi ini, kiranya kebutuhan klien akan sebuah IMC akan dapat terpenuhi.
departemen tersebut.
sebagai bagian produksi mobil pantry, pengaturan jadwal serta turut serta
mempersiapkan segala hal pada setiap acara yang berlangsung. Fungsi dari
TBWA\INDONESIA.
evaluasi atas kegiatan yang berlangsung. Dalam hal evaluasi kegiatan, TCP-
hal-hal apa saja yang perlu dipertahankan, ditingkatkan dan juga diperbaiki.
Supeina, Marketing Manager Kecap ABC, PT Heinz ABC dan Ibu Eny
Heinz ABC.
On Tour.
Hasil dari wawancara dilampirkan pula dalam penelitian ini dan akan menjadi
acuan analisis perjodohan pola atau pattern matching yang dilakukan yaitu
antara strategi PT Heinz ABC dengan tujuan dari strategi tersebut yaitu
yang berhasil penulis dapatkan dari pihak TBWA\ sehingga diharapkan akan
4.2.1 Analisis situasi pasar melalui analisis SWOT yang dilakukan oleh
PT Heinz ABC.
lagi ke visi dan misi perusahaan lalu disesuaikan dengan kondisi dan
tersebut juga berbagai macam, ada yang kualitatif dan kuantitatif. Yang
PT Heinz ABC sehingga data yang didapatkan bisa lebih obyektif. Secara
perusahaan research.
karena banyaknya pemain lain atau kompetitor di pasar. Melalui analisis pasar
ABC di antara kompetitornya. Pada saat itulah maka akan dapat ditentukan
strategi apa untuk siapa. Karena PT Heinz ABC akan menggunakan strategi
yang customize dan berbeda kepada kompetitor yang berbeda. Juga akan
dibedakan antara strategi yang thematic dan yang tactical. Ibu Anastasia
Dari hasil data yang didapatkan dari pihak TBWA\ diketahui bahwa
Segmentasi:
Targetting:
Positioning:
misi serta strategi korporat PT Heinz ABC itu sendiri. Walaupun tiap produk
mempunyai strategi yang berbeda namun untuk targetnya semua produk dari
Dari Ibu Eny dapat diketahui bahwa melalui analisis SWOT dapat
kategori makanan dan minuman. Distribusi dari PT Heinz ABC juga secara
daerah. PT Heinz ABC juga mempunyai visi misi untuk untuk menyediakan
makanan dan minuman yang sehat bagi keluarga Indonesia serta menjadi
kompetitor. Selama ini sebagai market leader, PT Heinz ABC malahan lebih
sering terlihat mirip dengan kompetitor. Melalui wawancara dengan Ibu Eny,
diketahui bahwa bahwa perlunya ada diferensiasi yang kuat antara PT Heinz
tidak lagi mentargetkan food service atau tempat jajanan melainkan ibu-ibu
rumah tangga. Dari situ terlihat jelas diferensiasi antara Kecap ABC dengan
Kecap Bango.
karena selama ini ternyata masih banyak ibu-ibu di rumah yang merasa
hal memasak. Hal ini juga ternyata belum dilirik oleh kompetitor seperti
Kecap Bango karena mereka lebih fokus ke jajanan dan bukan makanan
rumah.
terjadinya bonding atau ikatan yang kuat antara konsumen dengan produk-
Sejak tahun 2003 sampai 2006 Kecap ABC telah kehilangan market
meningkat jika tidak dilakukan sebuah strategi yang jitu dalam masalah
komunikasi pemasarannya.
41
Wawancara dengan Strategic Planner TCP-TBWA\INDONESIA.
49
Tabel 2
Market Share Kecap ABC dalam industri
Tahun Market Share
2003 64,4%
2004 54,7%
2005 54,2%
2006 52,8%
Tabel 3
Market Share Kecap Bango dalam industri
Tahun Market Share
2003 15,6%
2004 27,8%
2005 35,2%
2006 40,4%
Begitu pula dengan sisi awareness terhadap Kecap ABC yang terus
Tabel 4
Brand Awareness Kecap ABC
Tahun Awareness
2003 69,2%
2004 63,2%
2005 62,5%
2006 58,7%
2007 52,1%
42
Wawancara dengan Strategic Planner TCP-TBWA\INDONESIA.
43
Idem.
50
tahun terakhir ini Kecap ABC mengalami penurunan dari market share dan
share dari Kecap Bango meninggkat tajam sehingga saat ini Kecap Bango
pasar.
kepada visi misi perusahaan yaitu untuk menyediakan makanan dan minuman
yang sehat bagi keluarga Indonesia. Tujuan umum tersebut didukung oleh
Tujuan khusus tersebut akan dapat dicapai jika tercipta sebuah value bahwa
market share yang hilang serta mempertahankan loyalitas pelanggan yang ada.
Serta meningkatkan value market share sebesar +2% pada akhir 2008.
expert dalam bidang makanan dan minuman sehingga dapat membantu ibu-ibu
51
untuk menyajikan makanan dan minuman yang enak, sehat dan bergizi untuk
keluarga mereka. Dalam hal ini juga mencapai tingkat bonding sebesar 60%
Dalam hal ini PT Heinz ABC yang mempunyai segmentasi yang sama
sedangkan untuk Kecap ABC adalah sebaliknya yaitu ibu-ibu rumah tangga
modern yang sedang belajar memasak. Hal ini dikarenakan ibu-ibu sebagai
Menurut Ibu Eny, tujuan lainnya adalah membuat bonding atau ikatan
PT Heinz ABC. Yang ditujukan memang ibu-ibu yang sudah mengenal dan
sendiri terhadap brand yang digunakannya. Dalam hal ini, experience positif
bonding antara konsumen dengan PT Heinz ABC juga dilihat dari tabel yang
yang belum dicapai oleh kompetitor. Dalam hal ini PT Heinz ABC bertujuan
52
untuk mengisi celah yang belum dicapai oleh kompetitor sehingga akhirnya
dan kebingungan mencari tempat yang tepat dan terpercaya dalam hal kuliner.
Chef On Tour.
Heinz ABC dilakukan berdasarkan strategi pemasaran yang telah dibuat. Hal
itu dilakukan setelah mendapatkan hasil dari riset pemasaran. Riset tersebut
merupakan riset khalayak dan dilakukan oleh biro riset independen yang
terhadap produk dari PT Heinz ABC. Dari riset tersebut diketahui bahwa
communication plan selama satu tahun yang dibagi menjadi beberapa periode
review serta brand analysis. Misalkan dari competitive review diketahui bahwa
selain Kecap Bango, kini telah hadir kompetitor baru yaitu Kecap Sedaap yang
Masukan dari agency yang sesuai dan dianggap penting oleh PT Heinz ABC
akan dilaksanakan. Dalam hal ini biasanya agency dan PT Heinz ABC akan
53
duduk bersama untuk membahas apa-apa saja yang harus dilakukan. Pada saat
itu juga hadir media agency yang dapat memberi masukan tentang trend apa
yang sedang terjadi di media atau media-media apa saja yang sedang banyak
disukai. Hal ini penting karena semakin banyak jenis media yang berkembang.
tersebut juga lahir karena melihat dari hasil competitive review di mana para
Indonesia yang sangat aktif seperti pengajian, arisan, PKK dan sebagainya.
Habit dari ibu-ibu yang suka kumpul-kumpul itu yang dilihat sebagai potensi
dengan banyak ibu-ibu. Program Chef On Tour juga melihat peluang dari
yang datang ke sebuah acara. Dari situlah Program Chef On Tour mempunyai
komunitasnya masing-masing.
itu diawali dengan masalah klien. Ibu Eny beranggapan bahwa setiap klien itu
kemudian dicari pemecahannya melalui strategi IMC tersebut. Dalam hal ini
54
maka agency harus bisa melihat masalah klien dengan jernih dan jelas.
Sehingga juga nantinya akan bisa dihasilkan strategi yang tepat guna.
Awalnya Ibu Eny melihat bahwa masalah yang dihadapi oleh PT Heinz
ABC adalah tidak adanya diferensiasi dengan kompetitor yang saat itu dirasa
cukup kuat yaitu kecap Bango. Sebagai market leader, Kecap ABC malahan
terjebak dan menjadi mirip dengan Kecap Bango. Saat itu agency melihat
persepsi bahwa kecap yang baik dan enak adalah kecap yang dibuat dari bahan
kedelai hitam seperti yang telah dikomunikasikan oleh kecap Bango. Padahal
yang sesungguhnya bahwa kedelai kuning yang digunakan sebagai bahan dari
kecap ABC mempunyai kualitas yang sama baiknya denga kedelai hitam yang
lebih langka dan membuat harganya menjadi lebih mahal. Konsumen juga
melihat bahwa karena kecap hitam warnanya maka kedelai hitam membuat
hitam dari kecap dihasilkan oleh fermentasi kedelai dengan gula merah. Jadi
kedelai apapun yang digunakan akan tetap berwarna hitam hasil akhirnya.
Academy sebagai counter strategy. Hal itu lebih disebabkan karena Kecap
Sedaap lebih bermain di strategi pricing dan belum menjamah kebutuhan dari
strategi yang mengangkat tentang realitas atau sesuatu yang nyata, bukan
harus melihat sebuah realitas atau kenyataan. Misalkan untuk kecap harus
nyata enaknya, untuk sardin harus nyata gizinya, dan untuk sambal harus
Seperti dikatakan oleh Ibu Anastasia bahwa semua strategi yang dibuat
harus dikembalikan lagi kepada konsumen. Harus digali lebih dalam lagi apa
yang menjadi kebutuhan bagi konsumen yang merupakan ibu-ibu. Hal ini juga
yang lebih menfokuskan ke food service seperti jajanan maka Kecap ABC
dalam hal memasak. Kebutuhan ini dapat tercapai jika ibu-ibu tersebut
baik. Dari situlah timbulnya gagasan untuk membuat sebuah kelembagaan dari
PT Heinz ABC yang mempunyai expertise dalam hal kuliner. Dari situlah
lahir ABC Culinary Academy yang dimaksudkan sebagai sebuah lembaga dari
memasak. ABC Culinary Academy inilah yang menjadi payung dari Program
Chef On Tour.
yang kredibel, di setiap kegiatan yang diadakan oleh ABC Culinary Academy
selalu hadir chef-chef asli yang bekerja pada hotel bintang lima atau restoran
56
selezat masakan hotel atau restoran. Penggunaan chef ini menambah kesan
dianggap menjadi ahli dalam hal masakan. ABC Culinary Academi harus
dan tips-tips baru. Jadi untuk membantu ibu-ibu itu menyelesaikan masalah
mereka, ABC melihat adanya kebutuhan untuk menciptakan wadah bagi ibu-
menyiapkan masakan.
sangatlah aktif. Hal itu dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan seperti PKK,
tempat, maka dapat melakukan kontak dengan banyak ibu-ibu. Hal tersebut
juga untuk menghindari resistensi dari ibu-ibu untuk mengunjungi acara yang
Sementara Ibu Eny juga menjelaskan bahwa Program Chef On Tour ini
memang dirancang secara unik sebagai salah satu bentuk media baru dan
iklan-iklan advertorial dan liputan media tertentu. Walau dengan scope yang
kecil, namun dengan Program Chef On Tour bisa menentukan sendiri target
basis komunitas ibu-ibu yang kuat menjadi inspirasi bagi lahirnya Program
Chef On Tour ini. Dengan memanfaatkan hal tersebut, ABC berusaha untuk
disediakan sebuah nomor telepon yang bisa dihubungi oleh ibu-ibu yang
tertarik acaranya untuk dikunjungi oleh Program Chef On Tour ini. Tidak
semua penelepon akan dihadiri acaranya. Seleksi akan dilakukan dan didasari
oleh seberapa uniknya acara yang akan diadakan oleh ibu tersebut. Pemilihan
juga didasari oleh lokasi yang akan didatangi. Diprioritaskan lokasi yang bisa
dimasuki oleh mobil pantry Chef On Tour yang berukuran mini truk.
yang tidak terpilih akan diberikan sebuah kartu ucapan maaf agar ibu tersebut
tidak kecewa. Kemudian bagi ibu yang terpilih dapat memberitahukan tentang
detail acara tersebut dan kapan ingin didatangi. Biasanya dalam seminggu
Dalam Program Chef On Tour ini, ibu yang terpilih untuk didatangi
oleh mobil pantry Chef On Tour akan mendapatkan 2 menu utama untuk 30
orang secara gratis yang dimasak langsung oleh chef yang datang di depan
juga dengan minumannya. Dalam hal ini, cita rasa dan kualitas dari produk-
produk ABC akan dapat dirasakan langsung oleh ibu-ibu tersebut. Buat ibu-
ibu yang belum menggunakan produk ABC tertentu akan dapat langsung
merasakan begitu beragam dan lengkapnya produk dari PT Heinz ABC ini.
mendapatkan ilmu tambahan dari chef yang datang melalui sesi tanya jawab
tentang kuliner. Di situlah akan terjadi interaksi dan bonding antara ABC
dengan konsumennya. Chef tersebut berasal dari hotel bintang lima atau
Bagi Ibu Eny, Program Chef On Tour ini merupakan bentuk kreativitas
sangat vital dengan menciptakan sebuah materi yang kreatif baik dari sisi
visual maupun copy dalam bentuk sebuah iklan cetak juga iklan promo di
radio-radio.
mempunyai hak mutlak untuk memilih siapa ibu-ibu yang akan didatangi oleh
Program Chef On Tour, namun kiranya dari pihak agency juga banyak
agency sebagai konsultan komunikasi dari pihak ABC. Pihak agency melalui
TEQUILA\ jugalah yang mendesain bentuk dari mobil pantry yang digunakan
kru dan detail mekanisme pelaksanaan di lapangan. Mulai dari daftar menu
TEQUILA\ juga menjadi moderator saat terjadi sesi tanya jawab antara ibu-
ibu dan chef. Dari TBWA\ sendiri juga selalu diwakili oleh team client service
atau kreatif saat jalannya acara di lapangan. Pihak ABC juga mengirimkan
Menurut Ibu Anastasia, selama acara berlangsung dari pihak ABC juga
juga mengumpulkan data para peserta yang datang melalui kuisioner. Selain
data peserta juga didapatkan tanggapan para ibu-ibu atas acara yang sedang
atas acara tersebut. Dari hal tersebut, TEQUILA\ kemudian membuat laporan
diperbaiki. Dari hasil review tersebut dapat keketahui pula respon yang bagus
dari ibu-ibu peserta Program Chef On Tour ini. Juga kekurangan dari acara ini
seperti terbatasnya jumlah armada mobil pantry yang hanya satu unit saja
sehingga banyak ibu-ibu yang harus menunggu lama untuk acaranya didatangi
Program Chef On Tour ini. Selain itu, untuk tahap pertama Program Chef On
Tour ini hanya dilakukan di wilayah Jabodetabek saja. Namun karena sukses
merupakan biaya produksi dan sewa dari mobil pantry serta biaya promosi
pelanggannya yaitu para ibu. Hasil wawancara dari dua orang narasumber,
minuman tetapi belum mempunyai bonding atau ikatan emosional yang kuat
antara brand ABC dengan konsumennya. Di satu sisi PT Heinz ABC melihat
yang baik dan terpercaya. Dari analisis itu juga terjadi perubahan strategi dari
yang awalnya lebih berorientasi ke produk menjadi sebuah strategi yang lebih
ABC Culinary Academy juga akan menjadi sebuah strategi yang kuat
karena para kompetitor belum menyentuh hal ini. Di saat ini kompetitor lebih
jauh kebutuhan dari konsumen. Salah satu kemudahan dari PT Heinz ABC
industri makanan dan minuman serta sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
pasar sehingga sudah dikenal dengan baik oleh konsumen. Nama besar HJ
Heinz juga telah terkenal di dunia dan merupakan pemimpin pasar global
yang berbeda.
Salah satu turunan dari strategi ini adalah Program Chef On Tour.
Keunggulan dari strategi ini adalah terjadinya komunikasi dua arah antara
brand ABC dengan konsumen yang hal itu tidak di dapat dari bentuk
komunikasi above the line. Respon dari ibu-ibu akan dapat langsung terlihat
dan akan langsung dibalas pada saat yang bersamaan melalui diskusi antara
oleh para kompetitor. Sampai saat ini belum ditemukan program sejenis yang
63
kesan yang layak diberitakan serta kredibilitas. Hal ini didapat dari ikut
sertanya para chef-chef yang berasal dari hotel bintang lima dan restoran
lain. Dalam hal ini, event dapat difokuskan ke target potensial yang memang
bentuk komunikasi lainnya seperti iklan promo agar efek yang dihasilkan lebih
maksimal dan setelah berlangsung juga akan diliput dalam bentuk advertorial
dari awal sampai akhir sehingga bentuk komunikasi antara PT Heinz ABC
pelaksanaan di lapangan. Mulai dari daftar menu yang akan dimasak, bahan-
tentang Program Chef On Tour ini. Program Chef On Tour ini juga akan di-
dan kuantitasnya.
dan bukanlah karena hasil reaktif dari persaingan dengan kompetitor. Strategi
ini sejalan dengan visi misi PT Heinz ABC sendiri dan bertujuan untuk
pengetahuan dalam bidang kuliner. Dalam hal ini, PT Heinz ABC yang
mengklaim sebagai perusahaan yang expert dalam bidang food and beverages
Setelah kebutuhan para konsumen dipenuhi akan ada sebuah experience baru
Habit inilah yang didapat dari kejelian PT Heinz ABC bersama agency-nya
bentuk komunikasi antara chef yang mewakili brand ABC dengan para ibu-ibu
tersebut.
yang positif dari para ibu-ibu peserta acara. Kendala terdapat pada terbatasnya
jumlah mobil pantry dan wilayah pelaksanaan yang hanya di Jabodetabek saja.
66
BAB V
PENUTUP
3.5 Kesimpulan
wawancara baik dengan pihak PT Heinz ABC maupun dengan pihak TBWA\,
maka dalam bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan yang merujuk
utama dari PT Heinz ABC (dalam hal ini produk Kecap ABC) adalah
Kecap Bango dari PT Unilever Indonesia dan bukanlah Kecap Sedaap dari
PT Wings Food.
didukung oleh sistem distribusi yang baik dan dapat menjangkau sampai
sebagai market leader namun sering terlihat menjadi follower. Dalam hal
66
67
mendapatkan apresiasi dari keluarganya dalam hal memasak. Hal ini juga
ternyata belum dilirik oleh kompetitor seperti Kecap Bango karena mereka
lebih fokus ke jajanan dan bukan makanan rumah. Namun PT Heinz ABC
brand ABC dengan ibu-ibu yang merupakan konsumennya. Dalam hal ini,
IMC yaitu ABC Culinary Academy yang merupakan sebuah lembaga dari
ABC Culinary Academy inilah yang menjadi payung dari Program Chef
yaitu Kecap Sedaap namun sebuah strategi yang ofensif dan sadar akan
bonding antara brand ABC dengan para pelanggannya yang pada akhirnya
4. Program Chef On Tour sebagai bahan studi dari penelitian ini merupakan
dibeli langsung oleh ibu-ibu yang hadir dalam acara tersebut. TEQUILA\
juga mengumpulkan data dari para peserta untuk dijadikan data base
terdapat respon yang sangat positif dari para peserta. Disimpulkan bahwa
strategi ini sejalan dengan visi misi PT Heinz ABC sendiri dan bertujuan
3.6 Saran
strategi IMC nya dengan merujuk kepada analisis pasar dan kebutuhan-
kebutuhan konsumen.
biaya pada media-media konvensional seperti televisi dan majalah. Hal ini
jangkauan program ini selain Jabodetabek saja. Hal ini untuk mengimbagi
terhadap brand ABC. Hal ini akan berbahaya dan dapat dijadikan peluang
oleh kompetitor.
media lain seperti mailing list, website ataupun Facebook dan Twitter.
Pada media-media baru ini akan terjadi interaksi antara konsumen yang
akan dapat dipantau secata langsung oleh pihak ABC. Media-media baru
ini juga lebih fokus dan lebih cepat dapat di-update ketimbang media
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
71
72
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kedua, Bandung: CV. Alfabeta, 2002
Sutojo, Siswanto., dan Friz Kleinsteuber, Strategi Manajemen Pemasaran, Edisi
Pertama, Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2002
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Edisi ke dua. Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997
Tjiptono, Fandy., Gregorius Chandra., dan Dadi Adriana. Pemasaran Strategik,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008
Trout, Jack., dan Al Ries. Positioning: The Battle for Your Mind, Jakarta:
Salemba, 2002
Yin, Robert K. Studi Kasus: Desain dan Metode, Jakarta: Rajawali Pers, 1996
Internet:
http://www.swa.co.id
http://www.abcculinaryacademy.com
LAMPIRAN I
DRAFT PERTANYAAN WAWANCARA
Nara Sumber :
Ibu Anastasia Tirtabudi, Marketing Manager, PT Heinz ABC.
1. Strategi pemasaran
a. Proses penyusunan
b. Program-program kerja
c. Rentang waktu program kerja
d. Tujuan-tujuan strategi pemasaran
2. Analisis pasar
a. Analisis SWOT
b. Sebab-sebab diperlukan analisis pasar
c. STP
3. Strategi IMC
a. Proses penyusunan
b. Program-program kerja
c. Rentang waktu program kerja
d. Tujuan-tujuan strategi IMC
4. Hubungan strategi pemasaran dengan strategi IMC
a. Dukungan strategi IMC terhadap strategi pemasaran
b. Strategi pemasaran sebagai landasan dari strategi IMC
5. Program Chef On Tour
a. Proses penyusunan
b. Pelaksanaan program
c. Pengendalian dan pengawasan program
d. Hasil dan evaluasi program
LAMPIRAN II
Penulis : Selamat siang Ibu. Saya Inco dari Universitas Mercu Buana ingin
untuk keperluan data-data skripsi yang sedang saya tulis. Untuk bagian
Narasumber : Yang pasti sih untuk penyusunan strategi kita kembali ke konsumen
ya. Karena kan yang kita service adalah konsumen. Jadi yang pertama
sih? Setelah itu kita kembalikan lagi ke internal. Jadi kita sesuaikan
dan setelah itu baru kita godok untuk menghasilkan strategi yang
Heinz ABC itu kan visi misinya untuk menyediakan makanan dan
kuantitatif dan juga ada data kuantitatif yang memang secara rutin kita
beli dari perusahaan research. Nah setelah itu kita kembalikan lagi ke
kembalikan lagi ke internal apa yang perlu kita perbaiki dari kondisi
yang sudah ada sekarang dan apa yang perlu kita improve dari yang
sudah kita miliki. Biasanya siy prosesnya seperti itu. Hasil itu
misalkan ada produk baru yang kita harus kembangkan. Karena untuk
new product development itu sendiri biayanya sangat mahal. Jadi kita
mesti tau benar apakah konsumen akan bisa menerima produk itu
nantinya.
tahunan. Per tiga tahun tapi setiap tahun pasti kita review. Dan
planning setahun itu pasti udah fix kemudian dari planning setahun itu
setiap kuarter pun kita review. Jadi sifatnya siy selalu rolling ya rolling
Narasumber : Kalo periode fiscalliar Heinz ABC emang rada beda dibandingkan
perusahaan lain. Kita startnya tuh di bulan mei selesai di bulan april.
Penulis : Kita masuk sedikit ke Kecap ABCnya sendiri ya. Kalo tadi kan
kecapnya sendiri itu ada turunan gak dari atas strategi korporat menjadi
Narasumber : Oh ya pasti sejalan ya. Jadi misalkan kita bicara soal kecap jadi
produk kecap yang kita hasilkan itu harus memang rasanya enak
Penulis : Nah untuk mencapai tujuan tersebut, strategi Kecap ABC sendiri
bagaimana?
Narasumber : Ya selain harus sesuai dengan visi misi Heinz ABC tentunya juga
Narasumber : Kan kembali lagi yang namanya pasar itu kan ada banyak pemain ya.
Kita gak main sendirian di pasar. Jadi ada yang namanya kompetisi di
sana. Nah untuk menganalisa kekuatan kita pasti kita kembalikan lagi
posisi kita secara internal bagaimana kemudian kita potret lagi diri kita
kekuatan kita yang harus kita pertahankan apa. Kelemahan kita yang
harus kita perbaiki atau kita buang mungkin, itu apa. Kemudian kalo
melihat di kompetisi, oportunity kita apa sih? Market apa yang belum
kita garap misalnya target konsumen seperti apa yang belum kita
garap. Peluang pasar apa yang bisa kita... kita... kita optimalkan.
Narasumber : Major industri tuh seperti apa. Nah itu sangat penting sih SWOT
analisa.
Penulis : Untuk strateginya sendiri, apakah ada perbedaan? Kan kita tau bahwa
kompetitor banyak gak cuma satu. Itu ada strategi-strategi khusus yang
Narasumber : Sebenernya siy kalo bicara soal kecap kan pemainnya tuh banyak
banget ya. Jadi ada pemain nasional ada pemain lokal. Nah untuk
Nah dari major kompetitor itu pun juga kekuatan mereka masing-
yang kita jalankan juga customize sifatnya. Jadi kita akan meng-
itu bisa dibilang gak customize tapi ada program-program tactical yang
Penulis : Kita tau pada awalnya Kecap ABC adalah market leader. Sampai
meningkatkan pasar juga ya. Jadi pasar kecap jadi lebih bergairah.
Kalo strategi khusus itu pasti. Karena untuk pemain baru cara kita
mengcounter yang baru itu berbeda dengan yang lama seperti Kecap
dan positioning.
Narasumber : Kalo untuk Kecap ABC memang prime target kita adalah ibu rumah
service, kita memfokuskan diri ke ibu rumah tangga. Jadi kalo mau
jajanan ya… Jadi dengan menargetkan ibu rumah tangga, kita jadi
Penulis : Itu khusus kecap atau untuk Heinz ABC secara keseluruhan?
Narasumber : Dulu untuk masing-masing produk kita punya tagline yang berbeda,
tapi satu tahun belakangan ini semua produk kita mempunyai tagline
yang sama yaitu Dengan ABC Ibu selalu bisa. Kan semua produk kita
Narasumber : Karena tujuan, visi misi perusahaan kita mau memprovide makanan
decision maker di keluarga adalah ibu, jadi makanya fokus kita bener-
Narasumber : Sebenernya dari sisi media yang kita pilih juga bervariasi ya. Ada
kemudian ada juga media-media yang kita pilih untuk target ibu-ibu
pekerja. Kalo untuk strategi above the line-nya terlihat ada target-target
khusus yang kita tujukan. Tapi kalo untuk below the line sebagian
besar aktivitas yang kita jalankan ditujukan kepada ibu rumah tangga.
Penulis : Betul...
Narasumber : Jadi dengan terbatasnya ruang biasanya kalo liburan biasanya cuma
jalan-jalan ke mal. Nah makanya lokasi itu kita utilize untuk meng-
grab ibu-ibu baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga biasa.
audience?
Narasumber : Kalo untuk media kita lebih banyak memanfaatkan media
konvensional seperti ATL, TV, Print Ad. Tapi dari sisi main message-
doyan makan. Jadi hal seperti itu kita adopt untuk main message kita.
Penulis : Kalo untuk program-program selain above the line-nya apa saja?
Narasumber : Tahun lalu kita sempat jalankan program Olah Kreasi Bersama Chef
ABC. Nah itu yang tadi saya bicarakan kalo kita adakan di mal-mal.
Kemudian yang baru saja selesai Program Chef On Tour. Jadi kita
PT Heinz ABC?
Narasumber : Biasanya kita kerjasama dengan agency. Agencynya pun gak cuma
satu. Jadi ini benar-benar kerja tim. Jadi mulai dari agency yang
Narasumber : Ya harus berdasarkan strategi pemasaran yang telah dibuat ya. Kita
lama maupun yang baru. Selain itu juga biasanya secara tahunan
setahun. Dari situ kita bisa lihat masukan-masukan dari agency. Yang
kira penting dan sesuai dengan strategi pemasaran kita maka akan
Narasumber : ABC Culinary Academy adalah wadah yang dimiliki PT Heinz ABC
Misalkan untuk ide-ide dan tips-tips baru. Jadi untuk membantu ibu-
makanan itu sendiri. Banyak sekali kuliner itu dari A sampai Z. Mulai
sekali yang kita lihat bisa kita kembangkan untuk membantu wawasan
Narasumber : Kembali ke tujuan adalah dengan program ini ibu-ibu itu kan bisa
itu masih sangat aktif. Mulai dari PKK, perkumpulan pengajian atau
kebaktian buat yang Kristen. Jadi pada dasarnya orang Indonesia itu
untuk kita garap. Jadi kita berkunjung ke satu titik tapi kita bisa
acara kita mungkin ada resistensi. Jadi kenapa kita gak datangin
langsung aja...
Narasumber : Iya, istilahnya jemput bola. Jadi kita datengin ibu-ibu yang memang
udah ada komunitasnya itu dan kita kunjungi dengan mobil Chef On
Tour. Di situ ibu-ibu bisa berinteraksi dengan chefnya. Bisa melihat
langsung proses memasak oleh chef, kemudian juga bisa tanya jawab
punya acara khusus, buat mobil kita berkunjung ke rumah ibu-ibu itu
juga gak sembarangan kita pilih. Kita melihat kalo ada acara khusus
ibu-ibu selain dengan kegiatan memasak yang tadi saya sebutkan tadi.
Jadi ibu-ibu ini kita minta untuk mengirimkan atau menelpon kita
unik sih acaranya. Setelah itu baru kita datengin dan kita sediakan
Penulis : Dengan ada chef di situ, untuk semua bumbu-bumbu dan bahan
Penulis : Jadi gak cuma makanan ya? Termasuk juga minuman, sirup dari PT
gratis. Misalnya hari ini kita masak ayam lada hitam, maka semua
Penulis : Oke. Berarti memang gak bertujuan untuk menjual produk ya pada
Narasumber : Yang kita harapkan itu experience ibu-ibu terhadap brand kita. Jadi
dengan program ini experience yang mereka alami kan beda. Jadi
cara memasak yang benar sampai masakan yang gratis itu sendiri. Kita
harapkan experience itu berbeda dari brand-brand lain yang sudah ada.
Gak cuma gratisan aja, tapi juga bisa dapet ilmu tambahan. Kalo di
lokasi itu si ibu-ibu pengen belanja kita sediakan wadahnya. Ini juga
Narasumber : Ada... ada... Kan sayang misalkan dia udah sangat tertarik beli produk
kita tapi dia mau belanja gak ada kan sayang. Makanya kita gak mau
sponsorship?
Narasumber : Sebenernya siy mungkin setiap event kan beda-beda ya. Kalo kita
kerjasama dengan salah satu media. Kalo ini memang kita mengcreate
massa. Jadi kita istilahnya kita meng-utilize komunitas yang udah ada
kemudian kita datengin. Ada juga unsur PRnya tapi kita mengharapkan
Penulis : Sejauh mana hubungan Program Chef On Tour ini dengan strategi
pemasaran perusahaan?
strategi pemasaran?
adanya ACA ada wadah baru yang bisa mereka manfaatkan. Jadi si
konsumen itu bisa mendapatkan loyalitas baru dari ACA. Otomatis
baru sebenernya memang karena kita sudah market leader, tapi kita
produk ABC.
Narasumber : Karena kecap itu pasarnya besar sekali ya dan kebetulan kita itu
mau dibilang kecap sendiri yang berperan jelas nggak karena masih
Narasumber : Nggak sih. Kalo ACA itu karena kita melihat adanya keperluan untuk
men-establish itu. Jadi bukan karena ada kompetitor baru dan kita
Narasumber : Bukan... Awalnya ada ACA ini karena kita mau ada diffrensiasi dari
Kecap Bango.
Penulis : Lha, tapi kan dengan adanya pemain baru bisa saja konsumen ABC
berpindah ke Sedaap?
Narasumber : Yang mau kita bangun bukan itunya. Orang switching itu biasa...
Tapi konsumen juga bakalan tau kok yang paling bagus. Sedaap itu
kan hanya karena lebih murah aja. Kalo buat rasa sih boleh diadu ya.
Udah gitu yang kita bangun adalah loyalitas. Kalo emang udah tercipta
value bahwa ABC itu memang expert di kuliner maka konsumen pasti
Narasumber : Untuk strategi ACA lahir dari tim marketing ABC. Tentunya setelah
apa? Mekanismenya...
Narasumber : Yang pertama-tama untuk awareness program itu kita support dengan
ATL di radio dan di media cetak. Kemudian dari situ kita informasikan
kemudian ceritain seberapa uniknya acara itu. Setelah itu nanti kita
terpilih. Yang tidak terpilih pun kita akan informasikan. Nah kemudian
yang pertama masak. Si chef masak on the spot yang dipakai untuk
ibu-ibu kalo udah ngeliat chef udah gatel mau nanya segalanya deh.
pembelian.
Narasumber : Iya
dilaksanakan?
Narasumber : Kita ada mekanisme evaluasi yang pasti. Kemudian pada hari H ada
tim dari kita yang khusus terjun ke lokasi. Jadi cukup disupervisilah.
Kemudian selama periode tertentu juga kita evaluasi apa aja yang perlu
kita improve. Ada yang perlu kita perbaiki atau tidak. Ada yang perlu
ya.
Narasumber : Saat ini masih sedang kita review ya. Karena aktivitas kita yang lain
juga lagi banyak banget. Ada kemungkinan kita akan perpanjang lagi
tapi mungkin scope bisa jadi bukan Jabodetabek lagi. Kita mungkin
Penulis : Jadi yang November sampai Februari kemarin itu khusus Jabodetabek
ya?
Narasumber : Iya memang baru Jabodetabek.
Narasumber : Buat ibu-ibu yang ikut berpartisipasi sih responnya rata-rata positif
ya. Memang ada beberapa kekurangan yang harus kita improve ya.
ada mobil sebesar truk dateng kemudian masak di atas truk ya dan
mereka dapet makanan gratis. Setelah itu mereka bisa tanya jawab
Penulis : Dari tanggapan ibu-ibu itu, apakah sudah sesuai dengan strategi IMC
Tour ini?
Narasumber : Bisa dibilang tercapai. Karena tujuannya kita kan mau memberikan
kepada mereka. Nah kedua tujuan itu tercapai dan responnya bagus,
sangat positif.
Narasumber : Justru itu... Mobilnya kan saat ini cuma ada satu ya makanya kita
pikir respon yang di Jabodetabek kan sangat positif kenapa kita gak
kembangkan ke kota-kota lain? Kan sayang juga ibu-ibu yang di kota
lain gak bisa bertemu langsung dengan chef dari ABC Culinary
Academy.
PT Heinz ABC?
atau bagaimana?
Narasumber : Kita juga collect data base selama di lokasi untuk mengukur seberapa
banyak siy partisipannya. Kemudian juga ada proses evaluasi yang kita
Narasumber : Iya.
Penulis : Sepertinya itu aja interview kita kali ini. Saya cukup banyak
mendapatkan data dari interview ini. Terima kasih Ibu Pey atas
kesediaan interviewnya.
Nara Sumber :
Ibu Eny Widayati, Associate Creative Director, TCP-TBWA\INDONESIA.
6. Strategi IMC
a. Proses penyusunan
b. Program-program kerja
c. Rentang waktu program kerja
d. Tujuan-tujuan strategi IMC
7. Hubungan strategi pemasaran dengan strategi IMC
a. Dukungan strategi IMC terhadap strategi pemasaran
b. Strategi pemasaran sebagai landasan dari strategi IMC
8. Program Chef On Tour
a. Proses penyusunan
b. Proses dan dukungan kreatif
c. Pelaksanaan program
d. Pengendalian dan pengawasan program
e. Hasil dan evaluasi program
LAMPIRAN IV
Penulis : Selamat pagi Ibu. Perkenalkan saya Inco dari Universitas Mercu
saya tulis.
Penulis : Pada bagian ini saya ingin menanyakan tentang proses penyusunan
Penulis : Ya... bagaimana siy sebenarnya proses penyusunan strategi IMC itu?
Narasumber : Sebelumnya saya ini ingin menjelaskan dulu tentang posisi agency
dengan klien yaitu PT Heinz ABC ya. Kita ini adalah partner mereka
Narasumber : Ya tiap klien itu datang ke kita dengan masalah yang berbeda-beda.
waktu kita pitching untuk Kecap ABC dulu, klien itu tentunya punya
sebuah masalah. Padahal kalo dilihat mereka itu kan market leader ya.
sudah punya agency kan? Dari situ kita lihat dan kita pelajari apa
sebenarnya masalah mereka. Kita lihat apa yang mereka gak dapatkan
sukar membedakan diri dari kompetitor mereka. Saat itu Kecap Bango.
Jadi komunikasi yang tercipta pada akhirnya juga serupa, gak ada
Penulis : Ooo... trus bagaimana TBWA bisa datang dengan strategi yang
Narasumber : Nah itu dia, kita melihat bahwa apa yang dilihat konsumen selama ini
bahwa kecap terbaik adalah yang terbuat dari kedelai hitam, ya karena
kecap kan hitam. Makanya kalo bahannya sudah hitam maka otomatis
lebih bagus, lebih alami. Padahal realitasnya gak begitu. Mau pake
kedelai apa aja yang namanya kecap ya bakal hitam. Bukan karena
kedelai hitamnya, tapi karena proses fermentasi dengan gula merahnya
Kenyataannya ya begini ini lho... yang itu mah cuma persepsi lu aja...
Narasumber : Seperti kata saya tadi, awalnya ya masalah klien itu. Kita gak bakal
bisa menciptakan strategi yang jitu kalo kita gak bisa melihat masalah
dengan jernih. Karena kita bisa melihat masalah dengan jernih itu,
kira cuma dapet kecap aja, tapi ternyata semua produk kondimen
mereka melihat bahwa strategi kita bisa juga dipakai buat produk-
produk lainnya...
Narasumber : Iya, waktu itu dengan mengangkat sesuatu yang nyata atau realitas,
maka kita bisa come up dengan tagline yang berbeda untuk masing-
kemudian untuk sardin kita pakai Nyata Gizinya dan sambal Nyata
Pedasnya. Untuk yang lain belum sempat tergarap karena akhirnya kita
berubah strategi...
Narasumber : Kita kembali ke target audience kita. Kita kan sebelumnya udah tau
kita targetkan dari segmen tersebut ibu-ibu mana aja. Jenis ibu-ibu juga
kan macam-macam ya. Ada yang memang di rumah aja, ada yang
wanita karir. Nah kita tagetkan untuk ibu-ibu yang punya keinginan
Makanya kita buat tagline baru yaitu Dengan ABC, Ibu Selalu Bisa.
bisa masak lebih enak dan lebih variatif, gak cuma itu-itu aja.
Penulis : Bedanya dengan kompetitor itu apa? Kan tadi disebutkan bahwa
Narasumber : Nah, waktu itu kita cuma melihat Kecap Bango sebagai kompetitor
utama. Kecap-kecap yang lain siy ada tapi kan gak sekuat Bango.
Waktu itu kita lihat kok Bango banyak bermain di wilayah jajanan ya...
Wong itu udah jadi teritorinya Bango. Kita namanya me too dong kalo
ikut-ikutan. Apalagi kan ABC adalah market leader masak ngikut-
tadi...
Narasumber : Ya kita lihat ABC tuh kuatnya di mana. Kan secara market leader
sudah punya tradisi yang cukup kuat juga. Kembali juga ke visi misi
kekuatan kita karena Heinz ABC kan memang semua produknya kalo
gak makanan ya minuman. Pokoknya gak ada jenis lain. Makanya kita
berani menganggap bahwa itu kekuatan kita. Juga kita punya distribusi
secara nasional. Gak kayak Bango yang belum nasional, apalagi kecap-
kecap lain yang cuma lokal aja. Trus kita lihat juga kelemahan kita
selama ini apa. Ya masalah persepsi itu tadi... Selama ini juga kita yang
market leader malah jadi ikut-ikutan dengan Bango... kan gak sehat.
Kita gak punya diferensiasi yang tajam. Hal itu yang kita benerin...
makanan rumah. Toh kalo orang jajan itu sekali-sekali kan? Kalo
makan di rumah kan tiap hari. Makanya kita bantu Ibu supaya bisa
menciptakan masalah di rumah yang enak dan juga variatif. Istilahnya
kalo memang masaknya jago, ikan teri bisa rasa tenggiri lho... hehehe...
Narasumber : Kita juga melihat kesempatan-kesempatan apa yang bisa kita lakukan,
yang selama ini belum disentuh oleh kompetitor. Itu kita kembangkan
Narasumber : Iya, ACA kan diharapkan bisa menjadi sebuah lembaga expertise in
memang dari klien. Waktu itu Bu Imes bilang seru juga ya kalo kita
bisa bikin sebuah lembaga macam Ponds Institute tapi ini buat
makanan. Nah dari situ kita godog lagi strateginya.. Jangan cuma jadi
tempelan aja nantinya... dari situlah lahir ABC Culinary Academy yang
Penulis : Yang dituju itu yang memang sudah pengguna atau yang belum?
Narasumber : Yang sudah menggunakan dan tau ABC. Karena waktu menyusun
strategi ini juga ternyata ditemukan kenyataan bahwa para user ini
belum ada bonding dengan brand ABC itu sendiri. Diharapkan mereka
produk kita. Bukan cuma diumpetin di dapur aja, tapi kalo ada teman-
teman atau orang lain yang tanya mereka bisa jawab dengan bangga
menciptakan image bahwa ABC bukan cuma bisa jualan produk aja,
tapi juga ahli. Di tangan yang ahli maka gak ada lagi keraguan. Udah
Narasumber : Gak gitu... Yang kita head to head itu bukan dengan Sedaap, tapi
kelihatan bentuknya apa. Saat ini aja di botolnya ada gambar chef.
Ikut-ikut kita aja kan tuh. Tapi konsumen sendiri juga akan tau kan
siapa yang lebih expert. Makanya ACA itu lahir. Bukan karena ada
kompetitor baru...
Narasumber : Ya ndak papa. Loyalitas tuh gak dibangun dengan sekali dua kali beli.
harga murah. Tapi kan dengan ACA ini mereka akan lebih merasa
keluarganya...
Narasumber : Programnya banyak banget. Mulai dari event mall to mall demo
sampai Chef On Tour. O iya, sebagai penguat dari strategi ini kita juga
Di setiap kegiatan yang dilakukan oleh ACA pasti ada chef-nya ini.
Biasanya ibu-ibu pasti dengerin kalo yang ngomong udah chef. Mereka
rumah. Dengan adanya chef ini kita memang jadi benar-benar kelihatan
oleh chef itu ke rumah atau acara mereka. Ada interaksi antara ibu-ibu
itu dengan chef... bonding tersebut yang kita harapkan dari acara
tersebut. Dari situ juga akan ada experience yang berbeda kan...
Maksudnya apakah itu murni turun dari PT Heinz ABC atau juga
trus dibagi menjadi per kuarter. Sering juga antara ABC dengan kita
duduk bareng buat diskusi, brainstorming lah... kita cari ide-ide mesti
obrolin bareng. Biasanya secara rutin itu kita adakan di luar kantor.
Bukan cuma ABC dan TBWA aja yang ada tapi juga dari media
agency. Dari mereka kita bisa tau trend apa yang sedang terjadi di
media atau media-media apa yang saat ini sedang banyak disukai. Gak
mudah juga lho memilih media saat ini... Yang namanya TV station aja
udah lebih dari 10 belum lagi TV lokal. Apalagi media cetak, udah
ratusan... Nah jangan sampe nanti kita spend money tapi gak efektif.
Itu tujuannya diskusi-diskusi macam itu diadakan. Ide-ide siy bisa dari
siapa aja yang ada. Bisa dari ABC atau TBWA bahkan sering juga
media hadir dengan ide yang menarik. Maklum deh, orang agency suka
gak sempet nonton TV atau baca majalah. Nah dari mereka itu yang
bisa pantau sejauh mana perkembangan media. Yang mana saja yang
food. Nah dari situ akhirnya kita adakan banyak program. Tapi kok ya
dan advertorial di majalah dan tabloid. Semuanya juga kayak gitu kan?
Begitu juga dengan demo masak. Kita kan sering banget melihat demo
sering. Jadi kok kayaknya kita rasa waktu itu masih ada yang kurang
ya... Nah dari situ kita amati lagi bahwa di Indonesia itu community
based itu cukup banyak. Ibu-ibu nganter anak sekolah, arisan juga
sayang banget nih kalo kayaknya gak kita manfaatkan kondisi itu. Ibu-
ibu itu kalo ada yang menarik dan punya tujuan yang sama biasanya
sejam ya... Nah isu-isu itu kita manfaatkan... Kenapa gak kita datengin
mereka. Itu awal ceritanya. Kemudian kita kulik lagi, apa yang kira-
kira belum dilakukan oleh kompetitor. Nah dari situ timbul ide untuk
mengunjungi ibu-ibu itu. Chef juga ada di situ. Jadi istilahnya demo
studio atau di mal sekarang bisa dinikmati langsung oleh ibu-ibu itu di
memang jago masak. Biasanya ibu-ibu itu akan gak bisa diem buat
tanya-tanya sama chef itu. Bahkan sampe ada yang foto-foto segala...
hehehe... Ya tapi ndak apa, toh memang bonding seperti itu yang kita
inginkan.
Penulis : Apa sih sebenarnya yang diinginkan oleh PT Heinz ABC melalui
konsumen.
Narasumber : Lah mereka kan bisa aja ajak temen-temennya yang bukan user.
Dalam acara itu kita gak bisa kontrol siapa aja yang mau dateng ya
silahkan...
Penulis : Ya tapi kan ada yang lebih utama, yang memang sudah user atau yang
potensial target?
Narasumber : Yang memang sudah tau ABC lah pastinya. Bonding dengan brand
lalu kan diharapkan jadi terus-terusan pake dan bangga. Kalo ada
Narasumber : Lah iya toh. Ini kan bukan iklan... ini lebih ke image ABC sendiri...
sebagai ahli di bidang masakan. Tapi bukan cuma itu saja, ya memang
langsung sama media... tapi biasanya akan jadi bagian dari advertorial
kita. Acara ini kan event kita sendiri dan scopenya gak besar jadi
susah. Tapi kan jaman sekarang ini juga sudah susah ya untuk
on direction dari kita kok... Beda sama kalo kita ikutan sama acara-
acara media misalkan waktu itu kita ikutan acara Nova Demo Masak
1000 Orang. Itu kan gede dan memang dibuat sama media itu sendiri.
Makanya pasti akan jadi headline mereka. Di situ kita lebih baik jadi
kan biayanya gak sedikit. Mending kita bikin event sendiri, walau
scopenya kecil tapi kita bisa tentukan targetnya sesuai dengan yang
kita inginkan.
Penulis : Bagaimana sih hubungan antara strategi IMC Chef On Tour ini
Narasumber : Lah sebenernya sudah jelas toh? Chef On Tour ini ada untuk
strategi pemasaran itu juga sudah jelas kita kuatnya di mana lemah di
yang selama ini terjadi. Makanya kita perluas lagi, dari cuma yang
selama ini above the line dan memaksimalkan fungsi-fungsi dari media
Penulis : Nah, kalo dari sisi kreativitas sendiri. Bagaimana perannya terhadap
Narasumber : Buat kita, Chef On Tour itu sendiri adalah bentuk kreativitas. Selama
ini kan belum ada tuh yang bikin kayak gitu... Makanya ide ini kita
wujudkan. Kalo sampai sebatas ide aja ya gak bisa dibilang kreatif,
wong belum ada wujudnya. Nah ini kan udah ada wujudnya. Ada
bisa kita tuangkan dalam mempromosikan acara ini. Awalnya kita mau
komunikasinya kita alihkan menjadi iklan radio dan iklan cetak saja.
Di sini peran departemen kreatif sangat vital. Mereka harus bisa sukses
dalam acara ini. Bukan cuma saat menciptakan acara ini sendiri tapi
Penulis : Nah, sekarang proses pelaksanaan Program Chef On Tour itu sendiri
di lapangan bagaimana?
Narasumber : Dari promosi-promosi yang kita bikin, ibu-ibu itu bisa menghubungi
sebuah nomor telepon yang kita siapkan tuh... Di situ ibu-ibu itu harus
dan apa konsep acara mereka. Jadi di sini kreativitas dari ibu-ibu itu
juga menentukan. Kita kan gak pengen dateng ke acara yang acaranya
begitu-begitu aja. Ya ndak seru juga. Kalo acaranya sendiri sudah seru
maka begitu diinject sama Chef On Tour akan lebih seru. Untuk
memilih ibu-ibu yang akan didatangi memang hak mutlak ada pada
ABC, tapi kita dari agency juga kasih masukan. Nah setelah itu ibu-ibu
yang menang ataupun yang tidak akan dihubungi oleh pihak ABC. Di
ABC sendiri ada tim khusus yang mengurus ACA, termasuk Chef On
Tour ini di dalamnya. Ibu-ibu itu akan ditelpon dan ditanya-tanya lebih
lanjut. Misalkan untuk lokasi. Kita kan akan datang dengan sebuah
mobile pantry yang berukuran truk sedang, kalo lokasinya gak bisa
dimasukin sama truk itu kan juga repot nantinya. Nah untuk hal
semacam itu tim ABC yang urus. Mereka juga yang atur jadwal
keliling mobil dan chef yang ikut bersamanya. Gak mungkin juga
misalkan dalam satu hari kita harus datang ke dua tempat sekaligus.
permohonan maaf dan pesan agar mencoba lagi di kesempatan lain. Itu
dari TBWA juga yang bikin. Kita yang bikin desainnya dan juga pesan
Narasumber : Biasanya tim ABC juga akan selalu ada di acara. Dari TBWA, kita
lapangan. Mereka memang punya kru yang selalu ikutan. Di acara itu
mereka yang urus, mereka juga collecting data-data dari yang punya
usul saran juga komentar lainnya. Selain bisa jadi data base buat kita,
kita juga bisa tau tanggapan ibu-ibu dari acara tersebut. Dari setiap
acara kan selalu kita review, kurangnya di mana, mana yang harus
juga TEQUILA jadi moderator. Soalnya kan ibu-ibu itu kalo udah
mengurus?
Narasumber : Ya untuk itu TEQUILA yang ngurus. Mereka kan ada timnya khusus
untuk lapangan. Mereka akan siapkan semua yang akan dimasak oleh
chef. Itu semua kan gratis untuk acara itu. Semua bahan-bahannya
condiment. Di acara itu juga ada jualannya. Jadi ibu-ibu yang mau beli
produk-produk ABC bisa langsung beli di situ. Nah, biasanya juga kita
Narasumber : Ya gak selalu. Tapi kan setiap kali habis acara TEQUILA selalu bikin
laporan. Jadi saya juga tau perkembangan dari acara itu. Kita juga
kirim orang buat supervisi, bisa dari client service bisa dari kreatif. Ya
apa-apa yang tinggal tanya. Kalo memang lagi bisa ya saya sih
biasanya ikutan...
Penulis : Nah sekarang bagaimana peran TBWA dalam pengawasan dan
Narasumber : TEQUILA pasti akan selalu membuat laporan tertulis. Dari situ akan
kita evaluasi apa-apa saja yang kurang. Apa-apa yang perlu kita
pada dasarnya baik ABC, TBWA maupun TEQUILA kan selalu hadir
saat acara berlangsung. Jadi ya bisa aja kalo ada apa-apa langsung
diomongin. Tapi laporan tertulis tetap ada. Itu kan akan jadi bahan
Narasumber : Program ini dimulai November 2007 lalu dan berakhir bulan Februari
kemarin.
Narasumber : Nah, itu dia salah satu kekurangan kita. Mobile pantry yang kita
punya saat ini baru ada satu unit. Jadi saat ini ya baru bisa mencakup
Jabodetabek aja. Pengennya siy mobilnya bisa kita perbanyak ya... Jadi
kita juga bisa penetrasi ke daerahdaerah lain. Soalnya ternyata juga ada
ibu-ibu yang telepon dari luar kota dan menanyakan hal ini. Waktu itu
Narasumber : Masih kita review lagi. Kekurangannya jelas program ini over
adanya cuma satu. Kita gak nyangka animo ibu-ibu itu bisa sebesar
sekarang...
Penulis : Dari situ kita bisa tau apakah Program Chef On Tour ini sudah sesuai
Narasumber : Ya bagus. Kita pengen dapet bonding kita dapet. Kita pengen dapet
perhatian ibu-ibu itu ya kita dapet juga. Terus ibu-ibu itu juga bisa
nambah kan wawasannya tentang masakan. Lah itu aja kalo lagi tanya-
tanya sama chef suka gak mau berhenti... hehehe... Padahal kan waktu
kita terbatas. Belum lagi masih ada ibu-ibu lain yang mau tanya-tanya.
Narasumber : Rencananya begitu. Mobil kita juga kan masih ada. Tapi kita masih
Penulis : Oke Ibu Eny. Terima kasih sekali lho atas ngobrol-ngobrolnya...
ini...
Narasumber : Sama-sama...
LAMPIRAN V