Oleh:
Kelas D
Asisten:
Saskia Karyna Paimin
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019
LEMBAR DATA ANGGOTA PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
Kelas :D
Asisten : Saskia Karyna Paimin
iii
25 Imada Irawan 195040200111149
iv
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
EKOLOGI PERTANIAN 2019
Disetujui Oleh,
Diketahui Oleh,
Penanggung Jawab Ujian,
v
LEMBAR PENILAIAN REVISI
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
EKOLOGI PERTANIAN 2019
Nilai Revisi
Diketahui Oleh:
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami senantiasa panjatkan kepada Allah SWT. karena atas
kasih sayang dan izin-Nyalahkami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
Ekologi Pertanian berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Tanaman Kedelai (Glycine Max)”. Laporan
ini kami susun dan rampungkan demi memenuhi tugas praktikum Ekologi
Pertanian.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat dalam
pengerjaan laporan ini, khususnya untuk seluruh anggota kelas D dan asisten
yang bertugas mendampingi kami. Tak lupa, kami ucapkan pula terima kasih
pada pihak yang tidak terlibat secara langsung, tetapi turut memberikan
dukungan secara moral.
Laporan ini kami hadirkan dengan kelebihan dan kekurangan yang
menyertainya. Oleh karenanya, kritik dan saran yang bersifat membangun kami
harapkan demi menyempurnakan laporan ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
COVER LUAR
COVER DALAM
LEMBAR DATA ANGGOTA PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN ................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v
LEMBAR PENILAIAN REVISI............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3
2.1 Pengertian Tanam ............................................................................ 3
2.2 Tanaman Jagung ............................................................................. 3
2.3 Tanaman Kedelai ............................................................................. 5
2.4 Pengertian dan Perbedaan Tanaman C3 dan C4 ............................. 7
2.5 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung dan Kedelai......................................................................... 8
3. BAHAN DAN METODE .......................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan............................................................................... 10
3.3 Metode Pelaksanaan...................................................................... 10
3.4 Parameter Pengamatan ................................................................. 13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 15
4.1 Data Hasil Pengamatan ................................................................. 15
4.2 Pembahasan Umum ...................................................................... 17
5. PENUTUP............................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 26
5.2 Saran ............................................................................................. 26
viii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
LAMPIRAN........................................................................................................ 31
ix
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Dokumentasi .................................................................................................. 31
2. Data Hasil Pengamatan ................................................................................. 32
xii
1. PENDAHULUAN
matahari amat dibutuhkan oleh tanaman. Sinar matahari amat penting dan
memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Oleh karena itu, dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays L.) dan
tanaman kedelai (Glycine Max).
1.2 Tujuan
menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Suhaeni,
2007).
Ada fotorespirasi (sampingan dari siklus Fotorespirasi tidak ada yang terukur
8
Calvin)
Laju fotosintesis rendah Laju fotosintesis tinggi
2.5 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Jagung dan Kedelai
2.5.1 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Jagung
Intensitas cahaya matahari akan berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman karena mempengaruhi proses fotosintesis. Setiap tanaman mempunyai
kepekaan yang berbeda-beda terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang
tumbuh dengan intensitas cahaya yang tinggi dan ada juga yang tumbuh di
intensitas cahaya yang rendah. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi
pada tanaman jagung akan merusak pigmen fotosintesis dan struktur tilakoid
pada jagung. Hal ini juga dapat menurunkan produktivitas jika terjadi pada fase
pembungaan dan penyerbukan (Akmalia dan Suharyanto, 2017).
Sama halnya dengan pernyataan Nababan et al. (2018) yang
menyatakan bahwa tanaman yang tumbuh lebih pendek dengan batang yang
lebih kokoh dan berwarna hijau tua menerima intensitas cahaya matahari yang
lebih tinggi daripada tanaman yang kekurangan cahaya matahari. Cahaya
matahari tersebut menghambat pertumbuhan hormon auksin yang merupakan
hormon pemanjangan tanaman sehingga tanaman yang terkena cahaya
matahari tumbuh lebih lambat daripada tanaman yang tidak terkena cahaya
matahari. Cahaya matahari juga membuat batang lebih kokoh dan berwarna
lebih hijau dan segar karena cahaya matahari tersebut berdaya guna untuk
pembentukan klorofil yang dibutuhkan dalam fotosintesis. Sedangkan tanaman
yang tidak terkena cahaya matahari akan mengalami etiolasi yang ditandai
dengan pertumbuhan batang yang cepat dan batang berwarna pucat karena
kekurangan klorofil.
Tanaman jagung membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi karena
jagung termasuk dalam tanaman C4. Secara fisiologis tanaman C4 memiliki lebih
banyak kloroplas pada seludang pembuluh. Oleh Sebab itu, agar pertumbuhan
dan perkembangbiakan tanaman jagung menjadi optimal dibutuhkan intensitas
cahaya matahari yang lebih (Paiman, 2015).
2.5.2 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Kedelai
Pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kedelai dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah karena pengaruh intensitas cahaya dan
lamanya penyinaran. Pada tanaman ternaung yaitu tanaman yang kekurangan
cahaya matahari akan mengalami pertumbuhan yang berbeda dari tanaman
yang terpapar cahaya matahari secara langsung. Tanaman kedelai yang
9
ternaung akan mengalami pertumbuhan panjang batang yang lebih pesat, warna
batang dan daun lebih pucat, dan daun yang tumbuh akan berukuran lebih kecil.
Hal tersebut diakibatkan tanaman kekurangan cahaya matahari yang biasanya
digunakan untuk metabolisme tumbuhan, yaitu fotosintesis, sehingga tumbuhan
akan tumbuh tidak normal. Selain itu, penaungan yang diberikan pada tanaman
akan berpengaruh terhadap perubahan radiasi matahari yang diterima, pengaruh
tersebut meliputi intensitas dan kualitas cahaya yang akan berpengaruh terhadap
proses fotosintesis tanaman. Fotosintesis yang terganggu akan menyebabkan
tanaman tumbuh tidak semestinya (Kuswantoro et al., 2015).
Pada tanaman kedelai membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi tetapi
intensitas cahayanya tidak setinggi yang dibutuhkan oleh tanaman C4 seperti,
tanaman jagung. Kedelai merupakan tanaman C3 yang memerlukan intensitas
yang tinggi. Tanaman C3 dapat mengalami kehilangan air yang lebih banyak
dibandingkan tanaman C4. Karena tanaman C3 memiliki transpirasi yang tinggi
dan stomata yang selalu terbuka yang menyebabkan tanaman C3 kehilangan
lebih banyak CO2 dibandingkan tanaman C4 sehingga hasil fotosintesisnya lebih
rendah dari tanaman C4 (Ramadhani et al., 2013).
3. BAHAN DAN METODE
3.3.2 Penanaman
1. Komoditas Kedelai (Perlakuan Naungan dan Tanpa Naungan)
Untuk perlakuan ini, setiap kelompok mendapatkan sebanyak 5 buah
polibag. Setiap polibag dibuat lubang tanam sebanyak satu lubang per polibag.
Setiap lubang tanam berkedalaman ±1,5 cm. Lubang tanam tersebut ditanami
masing-masing 2 benih kedelai, setelah itu tutup serta ratakan lubang tanam.
Letakkan polibag di bawah naungan dan tanpa naungan.
2. Komoditas Jagung (Perlakuan Naungan dan Tanpa Naungan)
Untuk perlakuan ini, setiap kelompok mendapatkan sebanyak 5 buah
polibag. Setiap polibag dibuat lubang tanam sebanyak satu lubang per polibag.
Setiap lubang tanam berkedalaman ±3 cm. Lubang tanam tersebut ditanami
masing-masing 2 benih jagung, setelah itu tutup serta ratakan lubang tanam.
Letakkan polibag di bawah naungan dan tanpa naungan.
3.3.3 Perawatan
1. Penyulaman
Penyulaman tanaman dilakukan pada satu minggu setelah tanam (1
MST), yang dilakukan melalui penanaman kembali bibit cadangan yang telah
disiapkan sebelumnya pada lubang tanam tanaman yang telah mati.
Penyulaman dimaksudkan untuk melakukan penggantian terhadap bibit tanaman
yang telah mati ataupun yang mengalami pertumbuhan kurang baik (lambat).
Penyulaman pada tanaman jagung diawali dengan melakukan
pemotongan terlebih dahulu bibit tanaman jagung, maupun kedelai yang telah
mati ataupun mengalami pertumbuhan tidak sempurna. Melakukan penanaman
bibit yang sehat ke dalam lubang tanam menjadi langkah setelahnya yang harus
dilakukan. Penanaman bibit yang sehat diikuti dengan pemberian tambahan
tanah baru dilanjutkan dilanjutkan dengan melakukan penutupan kembali tanah
pada lubang tanam dengan melakukan penekanan pada permukaan tanah,
sehingga bibit tanaman yang baru dapat tumbuh dengan kokoh. Melakukan
penyiraman dengan segera pada bibit tanaman baru merupakan tahap terakhir
dalam proses penyulaman yang tidak boleh dilupakan. Perawatan pada tanaman
hasil penyulaman sama halnya dengan tanaman yang ditanam sebelumnya.
2. Penjarangan
Penjarangan pada tanaman jagung, serta kedelai dilakukan pada 2
minggu setelah tanam (2 MST) sebelum pengamatan dan pengukuran tanaman.
Penjarangan dilakukan dengan melakukan pemotongan terhadap bagian organ
12
tanaman yang berada di atas permukaan tanah dalam kondisi tumbuh kurang
baik menggunakan pisau ataupun gunting yang tajam. Pemotongan yang
dilakukan secara langsung (manual) dengan menggunakan tangan perlu
dihindari, karena hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
pada organ tanaman lain yang berada di sekitar lokasi pemotongan.
3. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman jagung dan kedelai, dilakukan pada 2 minggu
setelah tanam (2 MST) dan 4 minggu setelah tanam (4 MST) menggunakan
pupuk NPK. Dalam hal ini, pemupukan berperan penting dalam pemberian
asupan nutrisi pada tanaman selain sumber nutrisi yang secara alami diperoleh
tanaman dari berbagai unsur yang terkandung di dalam tanah. Adapun
pemberian dosis pupuk NPK adalah sebagai berikut.
Pemberian pupuk NPK, baik pada tanaman jagung dengan atau tanpa
naungan maupun kedelai dengan atau tanpa naungan, masing-masing sejumlah
3 gr pupuk per polibag dan 2,5 gr pupuk per polibag. Pemberian pupuk diawali
dengan penggalian lubang pada media tanam sedalam 5 cm dari permukaan
tanah dengan jarak sejauh 5 cm dari tanaman yang bersangkutan, agar ketika
akar baru pada tanaman tumbuh, organ tersebut tidak bersentuhan secara
langsung dengan pupuk. Penetapan jarak lubang serta penentuan dosis
pemberian pupuk bertujuan agar tidak terjadi gangguan pertumbuhan ataupun
kematian pada tanaman akibat perlakuan yang tidak tepat serta pemberian
pupuk dengan kuantitas berlebih.
4. Penyiraman
Penyiraman terhadap tanaman, baik tanaman jagung, maupun kedelai
dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari. Penyiraman bertujuan untuk
menjaga kadar air yang terkandung di dalam media tanam (tanah), serta
melarutkan berbagai zat yang terkandung di dalam tanah agar dapat terserap
dengan baik oleh tanaman, sehingga nutrisi yang diperlukan oleh tanaman dalam
menunjang kehidupan serta melakukan segala bentuk aktivitasnya dapat
terpenuhi secara maksimal.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan penyiraman, yaitu dengan menjaga
agar kadar air yang berada di dalam tanah tetap pada keadaan konstan, untuk
itu dilakukan penyiraman hingga keadaan tanah mencapai kapasitas lapang,
sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air yang dapat
menimbulkan dampak buruk bagi keberlangsungan hidup tanaman yang
13
bersangkutan dan usahakan agar seluruh bagian organ pada tanaman terkena
air.
5. Pengamatan
Pengamatan tanaman budi daya dimulai dari 2 MST hingga 6 MST yang
dilakukan pada setiap minggunya. Pengamatan yang dilakukan berupa
pengamatan pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan tinggi tanaman
dilakukan dengan mengukur dari pangkal tanaman hingga titik tumbuh tanaman
tersebut dengan menggunakan penggaris ataupun meteran jahit. Pengamatan
jumlah daun dengan menghitung jumlah daun pada tanaman yang telah terbuka
sempurna. Adapun pengamatan lain yaitu pengamatan terhadap faktor abiotik
seperti suhu dan intensitas cahaya dengan menggunakan alat termohigrometer
dan luxmeter.
Naungan
15 23 29,6 31,8 18,6
Kelas D
Tanpa
Jagung Naungan 2 4,28 5,26 2,66 -
Kelas D
Tanpa
Naungan 1,86 5,68 9,48 13 15,5
Kelas L
Naungan
11,9 14,2 19,52 - -
Kelas D
Tanpa
Naungan 9,36 18,4 20,3 - -
Kelas D
Kedelai
Naungan
14 20,1 24,2 32,2 39,8
Kelas N
Tanpa
Naungan 7,9 11,56 13,4 15,32 16,5
Kelas H
hama. Kedelai tanpa naungan kelas D dalam kurun waktu 2 MST - 4 MST
mengalami kenaikan rata rata tinggi 5,47 cm, namun pada minggu berikutnya
tanaman mati dikarenakan antara salah pemupukan dan terserang hama.
Kedelai naungan kelas N pada tiap minggu mengalami kenaikan rata rata 6,45
cm. kedelai tanpa naungan kelas H pada setiap minggunya mengalami kenaikan
tinggi rata rata 2,15 cm.
4.1.2 Jumlah Daun
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman
jagung dan kedelai dapat dilihat dari pengamatan jumlah daun tanaman.
Pengamatan dilakukan saat tanaman berumur 2 MST sampai 6 MST. Berikut ini
adalah data pengamatan dari jumlah daun tanaman jagung dan kedelai.
Tabel 3. Perbandingan Jumlah Daun Tanaman Jagung dan Jumlah Daun Tanaman
Kedelai pada Tingkat Intensitas Cahaya yang Berbeda
yang pada mengalami penurunan jumlah daun pada minggu kelima yang pada
akhirnya tanaman tersebut mati pada minggu terakhir.
Sedangkan untuk tanaman dengan naungan, baik jagung maupun kedelai
menunjukkan pertumbuhan jumlah daun yang tidak stabil karena pada minggu
pertama hingga minggu ketiga terjadi peningkatan jumlah daun, sedangkan pada
minggu selanjutnya tanaman tersebut mengalami penurunan jumlah daun yang
disebabkan karena kerontokan daun. Berdasarkan data di atas dapat dilihat
bahwa tanaman tanpa naungan menunjukkan pertumbuhan jumlah daun yang
lebih baik dibandingkan tanaman tanpa naungan.
Tinggi Tanaman
45
Jagung Naungan
Tinggi Tanamna (cm) 40 (Kelas D)
35
Jagung Tanpa
30 Naungan (Kelas
25 D)
Jagung Tanpa
20 Naungan ( Kelas
15 L)
Kedelai Naungan
10 (Kelas D)
5
Kedelai Tanpa
0 Naungan (Kelas
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST D)
Usia Tanaman
Jumlah Daun
16
Jagung Naungan
14 (Kelas D)
12 Jagung Tanpa
Naungan (Kelas
Jumlah Daun
10 D)
Jagung Tanpa
8 Naungan ( Kelas
L)
Kedelai Naungan
6
(Kelas D)
4 Kedelai Tanpa
Naungan (Kelas
2 D)
Kedelai Naungan
0 (Kelas N)
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
Usia Tanaman
Tinggi Tanaman
45
Jagung Naungan
40 (Kelas D)
Tinggi Tanaman (cm)
35
Jagung Tanpa
30 Naungan (Kelas
25 D)
Jagung Tanpa
20 Naungan ( Kelas
15 L)
Kedelai Naungan
10 (Kelas D)
5
Kedelai Tanpa
0 Naungan (Kelas
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST D)
Usia Tanaman
cahaya matahari yang lebih banyak dibandingkan pada perlakuan naungan, yang
berakibat pada terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan
literatur Maghfiroh (2017) bahwa ketika tanaman mendapatkan sedikit cahaya
matahari, maka hormon auksin akan merangsang pemanjangan sel-sel untuk
tumbuh lebih panjang. Sebaliknya jika tanaman mendapatkan banyak cahaya,
hormon auksin akan rusak dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Daun juga berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Daun menjadi
tempat utama pengolahan zat-zat hara yang nantinya akan menjadi makanan
bagi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan daun yang banyak dan sehat akan
memiliki laju dan kualitas hasil fotosintesis yang baik. Namun, jumlah dan
kualitas daun suatu tanaman juga dipengaruhi oleh faktor intensitas cahaya
matahari yang didapatkan oleh tanaman itu sendiri. Jika penerimaan intensitas
cahaya pada tanaman kurang atau berlebih akan mengakibatkan pertumbuhan
yang tidak maksimal pada tanaman.
Jumlah Daun
16
Jagung Naungan
14 (Kelas D)
12 Jagung Tanpa
Naungan (Kelas
Jumlah Daun
10 D)
Jagung Tanpa
8 Naungan ( Kelas
L)
Kedelai Naungan
6
(Kelas D)
4 Kedelai Tanpa
Naungan (Kelas
2 D)
Kedelai Naungan
0 (Kelas N)
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
Usia Tanaman
tinggi tetapi batang tidak kokoh, memiliki sedikit daun dan berwarna hijau tua. Hal
ini yang terjadi pada tanaman kedelai naungan di mana memiliki tinggi yang
paling optimal dibandingkan kedelai tanpa naungan, tetapi jumlah daun tanaman
jauh berbeda dengan kedelai tanpa naungan.
4.2.3 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung dan
Kedelai
Kelembaban
150
100
50
0
Suhu
70
60
50
40
rata- rata suhu tanpa
30 naungan
rata- rata suhu dengan
20 naungan
10
0
2-Oct-19
4-Oct-19
6-Oct-19
8-Oct-19
14-Oct-19
10-Oct-19
12-Oct-19
16-Oct-19
26-Sep-19
18-Sep-19
20-Sep-19
22-Sep-19
24-Sep-19
28-Sep-19
30-Sep-19
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
naungan untuk tanaman jagung karena membutuhkan cahaya yang tinggi untuk
fotorespirasi.
28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Gambar 11. Pemupukan pada 4 MST Gambar 12. Kondisi Lahan Praktikum
32
b. Jumlah Daun
Tabel 11. Jumlah Daun Jagung Naungan Kelas D
Pengamatan ke-…MST
TS
2 3 4 5 6
1 5 5 5 5 3
2 4 4 4 4 3
3 4 4 5 4 4
4 4 5 5 4 2
5 5 6 6 5 3
Rata2 4,4 4,8 5 4,4 3