PEMULIAAN TANAMAN
KERAGAMAN, PERSILANGAN, DAN SELEKSI
Disusun oleh:
Kelompok G2
Asisten Kelas:
Elisabeth Theresia
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
LEMBAR DAFTAR ANGGOTA
PRAKTIKUM PEMULIAN TANAMAN
Kelompok : G2
Asisten : Elisabeth Theresia
No. Nama NIM
1. Pricellia Tiara Callysta 215040201111073
2. Hafizh Fachrurriza 215040201111074
3. Dhiva Inggrid Ichsanita 215040201111112
4. Rahma Fidia 215040201111113
5. Nada Nadhifah 215040201111150
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PEMULIAANTANAMAN
Kelompok: G2
Kelas : G
iii
LEMBAR KRITIK DAN SARAN
Asisten penguji :
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat sehat dan
hidayah-Nya yang tercurahkan kepada penulis selaku umat-Nyasehingga penulis
bisa menyelesaikan tugas Laporan Akhir Praktikum “Pemuliaan Tanaman
Keragaman, Persilangan, dan Seleksi” dengan tepat waktu. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang banyak membimbing dan
membantu kegiatan praktikum ini. Penulis mengucapkankepada:
1. Elisabeth Theresia selaku asisten kelas Pemuliaan Tanaman dan FarhanNabil
Furqon selaku koordinator asisten yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama kegiatan praktikum dan penyusunan laporanberlangsung.
2. Kepada orang tua dan teman – teman yang memberikan dukungan untukbisa
menyelesaikan kegiatan praktikum Pemuliaan Tanaman dengan lancar dan
baik.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menulis dan menyusun laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per – satu.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa hasil laporan
akhir praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik dan saran yang membangun penulis agar laporan ini dapat
tersusun dengan baik. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan mengenai keragaman, persilangan dan seleksi bagi para
pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR DAFTAR ANGGOTA ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBAR KRITIK DAN SARAN ......................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix
1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 10
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 10
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 11
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 12
2.1 Tanaman Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L.) ....................................... 12
2.2 Persilangan Tanaman Kacang Tunggak .................................................. 16
2.3 Keragaman Tanaman Kacang Tunggak .................................................. 16
2.4 Seleksi Tanaman Kacang Tunggak ......................................................... 17
3. BAHAN DAN METODE .............................................................................. 19
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................ 19
3.3 Metode Pelaksanaan............................................................................... 19
3.4 Variabel Pengamatan .............................................................................. 21
3.5 Analisis Data ........................................................................................... 22
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 24
4.1 Hasil ............................................................................................................ 24
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 26
5. PENUTUP .................................................................................................. 30
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 30
5.2 Saran ...................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31
LAMPIRAN........................................................................................................ 33
vi
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Hasil Persilangan Kacang Hijau ..................................................................... 24
2. Hasil Keragaman Kuantitatif Kacang Tunggak Merah .................................... 24
3. Hasil Keragaman Kualitatif Kacang Tunggak Merah ...................................... 25
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Tanaman Kacang Tunggak .............................................................................. 13
2. Akar Tanaman Kacang Tunggak ...................................................................... 13
3. Batang Tanaman Kacang Tunggak .................................................................. 13
4. Daun Tanaman Kacang Tunggak ..................................................................... 14
5. Bunga Tanaman Kacang Tunggak ................................................................... 14
6. PolongTanaman Kacang Tunggak ................................................................... 15
7. Grafik Keragaman Kuantitatif ........................................................................... 25
8. Grafik Seleksi ................................................................................................... 26
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Deskripsi Varietas .......................................................................................... 33
2. Petak Praktikum ............................................................................................. 35
3. Sketsa Persilangan pada................................................................................ 36
4. Perhitungan Data dari Variabel Pengamatan Persilangan .............................. 37
5. Perhitungan Ragam, Standar Deviasi, dan KoefisienKeragaman pada Variabel
Pengamatan Keragaman ................................................................................... 38
6. Perhitungan KGH dari variabel Seleksi .......................................................... 41
8. Logbook Kegiatan .......................................................................................... 46
ix
1. PENDAHULUAN
Batang kacang tunggak terdiri dari beberapa buku, yang menghasilkan satu
tangkai daun dan beberapa tunas daun yang biasanya muncul dari buku bagian
bawah (Mukhlis, 2014). Kacang tunggak berdasarkan posisi cabang primer
terhadap batang utama,dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yakni tipe tegak
(cabang lateralnya tegak), menjalar (procumbent) atau melilit dengan batang agak
berambut pendek dan berukuran panjang 1-3 cm (Tefu dan Sabat, 2021).
c. Daun
3.3.2 Penanaman
Penanaman diawali dengan membuat lubang tanam dengan kisaran
kedalaman 5 cm sesuai jarak tanam yang telah ditentukan. Setiap lubang tanam
diisi 2 benih pada lahan kacang tunggak merah maupun lahan kacang hijau.
Selanjutnya, tutup dan ratakan lubang tanam dengan mencampurkan pupuk
kandang.
3.3.3 Pemupukan
Pemupukan dilakukan ketika tanaman kacang tunggak merah dan kacang
hijau berumur 2 MST dan 4 MST. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang,
pupuk NPK, dan pupuk kalium. Pupuk kandang diaplikasikan pada saat
pengolahan lahan dan saat tanaman berumur 2 MST dengan cara disebar pada
lahan. Pupuk NPK diaplikasikan pada saat setelah penanaman dan saat tanaman
berumur 2 MST serta 4 MST dengan cara ditugal pada kedalaman sekitar 7-10
cm. Pupuk kalium diaplikasikan pada saat tanaman akan memasuki fase
pembungaan dengan cara ditugal pada kedalaman 7-10 cm.
3.3.4 Perawatan
Perawatan pada persilangan kali meliputi penyiangan, penyiraman,
pemupukan, dan pemberian pestisida. Penyiangan dilakukan untukmembersihkan
atau menghilangkan tumbuhan penganggu (gulma) yang dapat merugikan
pertumbuhan serta mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dalam tanah
dan mengurangi hambatan untuk produksi anakan dan mengurangi penetrasi sinar
matahari. Penyiraman dilakukan untuk menjaga kesuburan tanaman dan dapat
mengurangi daya tahan maupun menyebabkan kematian pada tanaman.
Penyiraman dilakukan pada saat pagi hari. Pemberian pestisida dilakukan untuk
menekan pengganggu sasaran seperti hama, penyakit, dan gulma hingga di
bawah batas nilai ambang ekonomi, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan.
3.3.5 Persilangan
Persilangan pada kacang tunggak merah dan kacang hijau dilakukan
dengan cara melakukan emaskulasi pada bunga induk betina selama fase tunas.
Keesokan paginya, bunga yang telah dilakukan emaskulasi diserbuki dengan
serbuk sari segar dari induk jantan. Persilangan ini dilakukan untuk memperoleh
kacang tunggak varietas baru yang merupakan gabungan dari kedua jenis varietas
kacang tunggak tersebut.
21
3.4.1 Persilangan
Hal pertama yang diamati adalah tingkat keberhasilan persilangan kacang
hijau varietas V3 dan V4. Untuk mengetahui keberhasilan persilangan varietas V3
dan V4, yaitu dengan mengetahui jumlah bunga kacang hijau yang berhasil
diserbuki dan jumlah bunga yang disilangkan. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu mempersiapkan alat dan bahan yaitu pinset, kertas wajik, staples, kresek,
label, dan alat tulis. Langkah kedua dilakukan emaskulasi bunga kacang hijau
dengan pinset, kemudian bunga kacang hijau dikastrasi hingga sisa putiknya saja,
lalu isolasi bunga yang telah dikastrasi dan serbuk sari dikumpulkan dari varietas
yang berbeda. Isolasi dibuka pada bunga betina, setelah itu polinasi dilakukan
dengan serbuk sari dioleskan pada bunga betina. Penyungkupan dilakukan
dengan kertas wajik dan diberikan label kemudian dibungkus dengan kresek.
3.4.2 Keragaman
Pengamatan kedua adalah keragaman. Untuk mengetahui keragamanyang
terjadi pada petak kacang hijau dan kacang tunggak merah, diperlukan nilai varian
atau ragam, standar deviasi, dan koefisien variasi.
3.4.3 Seleksi
Pengamatan terakhir adalah seleksi. Seleksi dilakukan pada petak
keragaman kacang hijau di mana pengamatan tersebut terdiri dari tinggi tanaman,
jumlah daun, diameter batang, lebar daun, panjang daun, dan lebar kanopi.
Perhitungan untuk seleksi yaitu menghitung rata-rata, ragam atau varian, standar
deviasi, heritabilitas, dan ragam lingkungan dari populasi.
22
3.5.2. Keragaman
Keanekaragaman adalah variasi nilai genotipik antar individu dalam suatu
populasi. Keanekaragaman dapat dicapai dengan beberapa cara, termasuk
introduksi, mutasi, persilangan, atau proses transgenik. Hasil keragaman ini
kemudian dibandingkan untuk menciptakan sumber keragaman dengan cara lain.
Rumus untuk menghitung keragaman adalah sebagai berikut:
2
(∑ 𝑥)
∑ 𝑥2 −
𝑠2 = 𝑛
𝑛−1
3.5.3. Seleksi
Efektifitas seleksi ditentukan oleh tingkat keragaman dan heritabilitas.
Proses seleksi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap variabel
pengamatan, antara lain tinggi tanaman dan bentuk daun tanaman kacang
tunggak merah. Pengukuran tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris dan
meteran, sementara bentuk daun diamati secara visual. Rumus Kemajuan
Genetik Harapan (KGH) adalah sebagai berikut:
Keragaman Genotipe
h2 = Keragaman Fenotipe
KGH = i x h² x σp
Keterangan :
h2 = Heritabilitas
KGH = Kemajuan Genetik Harapan
i = Intensitas Seleksi (10% = 1,76)
σp = Standar Deviasi Fenotip
23
Keterangan :
PKGH = Persentase Kemajuan Genetik Harapan
µ = Rerata Populasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Acute 2
Obtuse 18
Acute 1
II
Obtuse 19
26
dikarenakan beberapa faktor antara lain adalah cuaca dan adanya hama. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyilangan antara lain adalah
keterampilan dalam menyilangkan, faktor lingkungan, serta faktor internal dari
tanaman (miftachurohman, 2018)
Cuaca termasuk salah faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari
persilangan pada tanaman, hal ini sejalan dengan pernyataan eka (2017) bahwa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan persilangan yaitu faktor keterampilan,
waktu pelaksanaan, alat dan cuaca ketika melakukan persilangan. Kondisi cuaca
saat persilangan tidak menentu yang mengakibatkan persilangan tidak berhasil
dikarenakan curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi ketika proses
persilangan menyebabkan gangguan pada proses pembuahan, sehingga terjadi
kegagalan pada persilangannya (zawani dan ujianto, 2017). Faktor lain yang
mempengaruhi gagalnya persilangan yaitu adanya hama pada petak persilangan.
Kesehatan tanaman mempengaruhi keberhasilan persilangan, oleh karena itu
tetua yang digunakan dalam persilangan harus dirawat agar tanaman tetap sehat
dan terhindar dari serangan hama (alfiyah dan yulianah, 2017).
4.2.2 Keragaman Pada Populasi Tanaman Kacang Tunggak Merah
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui tanaman pada kacang tunggak
merah memiliki beberapa keragaman yaitu keragaman kuantitatif dan keragaman
kualitatif. Keragaman pada suatu tanaman dapat dipengaruhi beberapa faktor
seperti lingkungan dan genetik. Keragaman kuantitatif yang dihitung berupa
parameter tinggi tanaman. Keragaan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik (G),
lingkungan (L) dan interaksi G x L. Ragam fenotipe adalah total ragam di antara
fenotipe bila ditanam padalingkungan tertentu, dan ragam genotipe adalah ragam
yang ditimbulkan oleh perbedaan genotipe di antara fenotipe. Ragam fenotipik dan
genotipik pada karakter yang diamati umumnya kurang dari dua kali simpangan
baku masing-masing, kecuali pada umur berbunga, umur masak, dan tinggi
tanaman (Trustinah et al., 2017). Berdasarkan pengamatan keragaman kuantitatif,
didapatkan koefisien keragaman sebesar 59%, tinggi tanaman kacang tunggak
merah memiliki rata-rata tinggi tanaman sekitar 40-47 cm dengan jumlah tanaman
58 sampel. Tanaman dengan tinggi tanaman terendah pada rata-rata 72-79 cm
dengan 1 tanaman sampel. Tahap 1 pada keragaman kuantitatif tidak adanya
penurunan pada tinggi tanaman begitu pun pada tahap 2.
Keragaman kualitatif yang diamati berupa bentuk daun yang dibagi menjadi
2 jenis yaitu acute dan obtuse. Sumber daya genetik kacang tunggak yang ada
menunjukkan keragaman fenotip untuk sifat-sifat kualitatif seperti : bentuk daun,
28
warna daun, warna bunga, warna polong, warna biji, dan bentuk polong, Daun
kacang tunggak terdiri atas tiga helaian daun (trifoliate) dengan letak berseling.
Bentuknya bervariasi dari acute dan obtuse. Jenis tanaman kacang-kacangan
terhadap kemasaman tanah beragam, ditandai oleh pertumbuhan normal dan
daun berwarna hijau segar. Pertumbuhan tanaman kacang-kacangan (kedelai,
kacang tanah, kacang hijau dan kacang tunggak) pada lahan masam
menunjukkan tanggap beragam, dari rentan hingga toleran (Trustinah et al., 2015).
Berdasarkan pengamatan keragaman kualitatif didapatkan pada pengamatan
pertama bentuk daun acute berjumlah 2 tanaman dan bentuk daun obtuse
berjumlah 18 tanaman, sedangkan pada pengamatan kedua didapatkan bentuk
daun acute berjumlah 1 tanaman dan bentuk daun obtuse berjumlah 19 tanaman.
Tahap 1 ke tahap 2 pada bentuk daun acute mengalami penurunan sedangkan
pada tahap 2 bentuk daun obtuse terjadi peningkatan
4.2.3 Seleksi pada Populasi Tanaman Kacang Tunggak Merah
Hasil data seleksi menunjukkan terbentuknya grafik normal. Proses seleksi
dilakukan dengan mengambil 10% dari total populasi kacang tunggak merah
dengan nilai parameter tertinggi pada petak lahan besar. Tahapan yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki varietas adalah proses seleksi yang
keberhasilannya tergantung pada variasi genetic yangditurunkan oleh tetuanya
(Miftahorrahman, 2010). Proses kegiatan seleksi diharapkan menghasilkan
varietas dengan daya hasil tinggi (Syukur danmaharijaya, 2017). Nilai KGH hasil
perhitungan seleksi menunjukkan nilai 92 % dan 70%. Menurut Hastuti et al.,
(2016) nilai KGH > 10% menunjukkan nilai KGH yang tinggi.
Heretabilitas merupakan parameter genetic yang menunjukkan
kemampuan genotip pada suatu populasi dapat diwariskanoleh tetua (Jameela
et al., 2014). Karakter kuantitatif seperti tinggi tanaman dipengaruhi oleh banyak
gen pada tanaman. Pernyataan tersebutselaras dengan penjelasan Sihaloho et
al., (2015) karakter yang memiliki sebaran kontinyu merupakan karakter yang
dikendalikan oleh banyak gen.Proses seleksi tanaman akan lebih efektif pada
karakter yang mempunyai nilai duga heretabilitas yang tinggi. Hal tersebut
dikarenakan faktor lingkungan tidak akan begitu mempengaruhi proses seleksi
(Hastutiet al., 2016). Pernyataan tersebut selaras dengan penjelasan Syukur et al.,
(2011) penampilan suatu karakter yang mempunyai nilai duga heretabilitasyang
tinggi mengindikasikan bahwa faktor genetic lebih mendominasi dibandingkan
faktor lingkungan. Pada heretabilitas tinggi seleksi sebaiknya dilakukan pada
generasi awal yang disebbakna karakter geneotip akan lebih mudah untuk
29
Varietas Vima 4
Asal : Persilangan varietas Kutilang x Murai
Nomor Induk/nomor seleksi : MMC 641d-Gt-4
Nama Galur : MMC 641d-Gt-4 (GH 17)
Umur tanaman : 56 hari
Warna hipokotil : Hijau
Tinggi tanaman : 62,4 cm
Warna batang : Hijau
Warna daun : Hijau
Warna tangkai daun : Hijau
Warna kelopak bunga : Hijau
Rambut daun : Sedikit
Warna mahkota bunga : Kuning
Umur berbunga : 35 hari
Jumlah polong per tanaman : 12
Jumlah biji per polong : 13
Bobot 100 biji : 6,62 g
Rata-rata hasil : 1,91 t/ha
Potensi hasil : 2,32 t/ha
Warna polong muda : Hijau
Warna polong tua : Hitam
Posisi polong : Terjurai
Warna biji : Hijau mengkilap
Kilau permukan biji : Mengkilap
Kadar protein : 22,11 %
Kadar lemak : 0,72 %
Ketahanan thd hama/penyakit : Agak tahan terhadap embun tepung,
bercak daun dan hama trips
Pemulia : Rudi Iswanto, Trustinah, Hadi Purnomo,
Ratri Tri Hapsari
Peneliti : Abdullah Taufiq, Erliana Ginting, Didik
Harnowo, Sri Hardaningsih, Sri Wahyuni
Indiati
Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi
35
Keterangan:
= Tanaman kacang
hijauPopulasi Tanaman = 40 Tanaman
Luas Lahan = 9 m2
Jarak Tanam = 50 cm x 20 cm
36
Keterangan:
= Persilangan
37
Perhitungan:
1. V3 X V4
0
× 100 = 0%
20
2. V4 X V3
0
× 100 = 0%
20
38
Standar Deviasi
S = √1742,95 = 41,75
Koefisien Keragaman
√𝑆 2 𝟏𝟕𝟒𝟐,𝟗𝟓
KV = = = 22,82
𝑥̅ 76,38
Xi x X2
∑ 10023 449673
𝑥̅ 40,42 1813,2
Pengamatan 2
Ragam
(∑𝑋)2
∑𝑋 2 −
𝑛
S2 =
𝑛−1
100460529
449673 − 449673−405082,78 44590,22
2 248
S = = = = 180,53
248 − 1 247 247
Standar Deviasi
S = √180,53 = 13,13
Koefisien Keragaman
√𝑆 2 13,13
KV = = = 0,27
𝑥̅ 33,45
2. Data keragaman 30 tanaman terseleksi
Xi x X2
∑ 3491,6 419128,6
𝑥̅ 116,4 13970,9
Pengamatan 1
Ragam
(∑𝑋)2
∑𝑋 2 −
𝑛
S2 =
𝑛−1
12191270,56
419128,6 − 419128,6−406375,7 12752,87
2 30
S = = = = 439,7543
30 − 1 29 29
Standar Deviasi
S = √439,75 = 20,97
Koefisien Keragaman
√𝑆 2 𝟒𝟑𝟗,𝟕𝟓
KV = = = 3,8
𝑥̅ 116,4
Xi x X2
∑ 1850 114482
𝑥̅ 61,67 3816,07
Pengamatan 2
Ragam
(∑𝑋)2
∑𝑋 2 −
2 𝑛
S =
𝑛−1
40
3422500
114482 − 114482−114083,3 398,67
30
S2 = = = = 13,75
30 − 1 29 29
Standar Deviasi
S = √13,75 = 3,71
Koefisien Keragaman
√𝑆 2 𝟏𝟑,𝟕𝟓
KV = = = 0,22
𝑥̅ 61,67
41
h2 = 0,95
(∑𝑋)2
∑𝑋 2 −
2 𝑛
S = 𝑛−1
2
∑𝑋 2 −(∑𝑋)
S=√ 𝑛−1
𝑛
S = 41,75
KGH = 𝑖 × ℎ2 × 𝜎
KGH = 1,76 x 0,95 x 41,75
KGH = 69,96
𝐾𝐺𝐻
PKGH = 𝜑
x 100%
69,96
PKGH = 76,38 x 100%
PKGH = 92%
• Pengamatan 2
(Ragam fenotipe – Ragam Lingkungan)
h2 = 𝑅𝑎𝑔𝑎𝑚 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑡𝑖𝑝𝑒
(383,92−123,59)
h2 = 383,92
h2 = 0,68
(∑𝑋)2
∑𝑋 2 −
2 𝑛
S = 𝑛−1
2
∑𝑋 2 −(∑𝑋)
S=√ 𝑛−1
𝑛
S = 19,56
KGH = 𝑖 × ℎ2 × 𝜎
KGH = 1,76 x 0,68 x 19,56
KGH = 23,35
𝐾𝐺𝐻
PKGH = 𝜑
x 100%
23,35
PKGH = x 100%
33,41
PKGH = 70%
42
102 0 155 29
103 17 156 42
104 26 157 31
105 16 158 46
106 0 159 0
107 34 160 40
108 0 161 34
109 13 162 0
110 15 163 36
111 0 164 54
112 0 165 52
113 15 166 48
114 0 167 63
115 0 168 43
116 24 169 42
117 17 170 25
118 0 171 52
119 0 172 42
120 0 173 37
121 15 174 20
122 17 175 37
123 26 176 36
124 0 177 31
125 17 178 43
126 24 179 38
127 18 180 35
128 0 181 24
129 22 182 0
130 30 183 48
131 31 184 51
132 37 185 35
133 41 186 28
134 32 187 38
135 28 188 0
136 31 189 47
137 23 190 0
138 18 191 32
139 20 192 52
140 0 193 32
141 0 194 0
142 26 195 34
143 31 196 44
144 28 197 28
145 18 198 42
146 12 199 58
147 14 200 22
148 27 201 29 67
149 23 202 36 53
203 26 57 256 52
204 28 53 257 47
205 51 258 63
206 38 259 21 61
207 46 260 49
208 23 0 261 29 54
209 48 262 55
210 25 51 263 61
211 60 264 44
212 56 265 47
44
213 44 266 69
214 25 54 267 64
215 46 268 61
216 0 269 59
217 31 0 270 24 44
218 24 0 271 53
219 0 272 62
220 0 273 53
221 0 274 41
222 40 275 49
223 46 276 60
224 47 277 48
225 28 45 278 42
226 51 279 63
227 42 280 56
228 43 281 23 63
229 51 282 25 39
230 27 53 283 24 38
231 57 284 17 36
232 47 285 22 39
233 59 286 27
234 52 287 26
235 27 51 288 38
236 47 289 35
237 43 290 34 38
238 38 291 55
239 45 292 45
240 46 293 22 55
241 20 59 294 0
242 35 295 55
243 27 48 296 40
244 59 297 44
245 64 298 54
246 67 299 60
247 52 300 45
248 57
249 25 42
250 62
251 58
252 48
253 41
254 50
255 60
45
251 58 Terseleksi
233 59 Terseleksi
241 59 Terseleksi
244 59 Terseleksi
269 59 Terseleksi
32 60 Terseleksi
211 60 Terseleksi
255 60 Terseleksi
276 60 Terseleksi
299 60 Terseleksi
259 61 Terseleksi
263 61 Terseleksi
268 61 Terseleksi
250 62 Terseleksi
272 62 Terseleksi
167 63 Terseleksi
258 63 Terseleksi
279 63 Terseleksi
281 63 Terseleksi
18 64 Terseleksi
245 64 Terseleksi
267 64 Terseleksi
201 67 Terseleksi
246 67 Terseleksi
266 69 Terseleksi
69 73 Terseleksi
Rerata 61,6667
46
Pengolahan
18 September
1. lahan dan
2022
penanaman
2. 18 September penanaman
2022
Pengamatan
25 September
3. benih yang
2022
tumbuh
28 September Penyulaman
4.
2022 dan perawatan
2 Oktober Penyiangan
5.
2022 dan perawatan
47
9 Oktober
6. 2022 Perawatan
16 Oktober
7. Perawatan
2022
23 Oktober
8. 2022 Perawatan
24 Oktober Pemberian
9.
2022 Pestisida
3 November Penyilangan
11.
2022 Tanaman
Pengamatan
12 November
12. kualitatif dan
2022
kuantitatif
Pengamatan
26 November
13. Kualitatif dan
2022
Kuantitatif