Anda di halaman 1dari 26

INTERNATIONAL PORTOFOLIO INVESMENT

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan
Dosen Pengampu: DR. DIKDIK TANDIKA, SE., M.SC.

Disusun oleh:

Laksono Agung (10090317254)


Luki Rugandi (10090317256)
Adam Fauzan (10090317260)

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam atas Nabi dan Rasul kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia mengikuti dengan
sunah-sunahnya.
Selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan,
makalah ini merupakan upaya penyusun untuk mencapai ridha Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Internasional Portfolio Investment. Makalah ini berisikan materi pilihan yang
diharapkan pembaca dapat memahami materi yang disampaikan dalam makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari segala bentuk
kekurangan. Oleh karena itu semoga pembaca memaklumi dan dapat memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun bagi makalah ini, agar penyusun dapat
menjadikan makalah ini lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhir kata penyusun ungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Bandung, 7 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2
2.1. Studi Kasus dan Permasalahan....................................................................... 2
2.2. KAJIAN STUDI DAN PEMBAHASAN ........................................................ 4
2.2.1. TEORI PORTOFOLIO ............................................................................ 4
2.2.2. DIVERSIFIKASI INTERNASIONAL .................................................... 5
2.2.3 Manfaat Diversifikasi Internasional ........................................................ 8
2.2.4. STRUKTUR KORELASI ....................................................................... 11
2.2.5.EFEK-EFEK PERUBAHAN DALAM KURS TUKAR ....................... 11
2.2.6. INVESTASI OBLIGASI INTERNASIONAL ...................................... 12
2.2.7. REKSADANA INTERNASIONAL: EVALUASI KINERJA ............. 13
2.2.8. MENGAPA BIAS DALAM NEGERI DALAM PEMEGANGAN
PORTOFOLIO .................................................................................................. 17
2.3. ANALISIS PEMBAHASAN ...................................................................... 18
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 21
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22

ii
Abstrak

Investasi portofolio internasional dapat secara signifikan mengurangi risiko


pengembalian portofolio yang tidak sistematis. Teori portofolio ini berlaku untuk
faktor spesifik industri, investasi portofolio Internasional. Namun, memaparkan risiko
tambahan fluktuasi mata uang yang semakin sulit dipantau. Oleh karena itu, risiko
fluktuasi mata uang harus dikelola dengan cerdas atau investasi portofolio
internasional dapat mengakibatkan kerugian besar dan korporasi terkait mungkin
menjadi korban dalam permainan pasar keuangan internasional.

Kata kunci: investasi portofolio, investor, internasional, perusahaan

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan investasi Amerika Serikat dalam ekuitas luar negeri pada 1980-
2004: meningkat secara signifikan dan rekening ekuitas mencapai ± 50% dari
kapitalisasi pasar ekuitas dunia. Peningkatan yang cepat dalam investasi portofolio
internasional dalam tahun2 terakhir mencerminkan globalisasi atas pasar-pasar
keuangan. Globalisasi pasar-pasar keuangan berawal dari pemerintah negara-negara
utama yang memulai menderegulasi pasar valas dan modal pada akhir 1970-an.
Kemajuan dalam teknologi telekomunikasi dan komputer berkontribusi terhadap
globalisasi investasi dengan memfasilitasi transaksi lintas negara dan penyebaran
informasi melintasi batas nasional.
Investasi Portofolio Internasional (Portofolio Investment) yaitu arus modal
internasional dalam bentuk investasi aset-aset finansial, seperti saham (stock),
obligasi (bond), dancommercial pepers lainnya. Arus portofolio investment inilah
saat ini paling banyak dan cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang
dan pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London,
Paris, Frankfurt, Tokyo, Hong Kong, dan Singapura.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Real Option ?
2. Apa jenis-jenis Real Option ?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Real Option ?

1.3 Tujuan
1.Mengetahui yang dimaksud Real Option
2.Mengetahui jenis-jenis Real Option
3.Mengetahui kelebihan dan kekurangan Real Option

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Studi Kasus dan Permasalahan

 Kasus pertama,Keterampilan atau Keberuntungan?


Itulah pertanyaan Investasi The Wall Street Journal Kontes Papan Dart
berusaha menjawab dengan membandingkan hasil investasi aktual professional analis
terhadap amatir dan pelempar panah. Ini dia bagaimana kontes bekerja Pertama, The
Wall Street Journal (WSJ) memilih empat analis profesional, dan masing-masing analis
para profesional itu membentuk portofolio dengan memilih empat saham. Kedua,
amatir dapat mengikuti kontes dengan mengirim email mereka memilih satu saham ke
WSJ, yang kemudian memilih empat amatir secara acak dan menggabungkan mereka
pilihan untuk membuat portofolio empat saham. Ketiga, sebuah kelompok editor WSJ
membentuk portofolio dengan melemparkan empat panah di meja stok. Di awal setiap
kontes, WSJ mengumumkan enam portofolio yang dihasilkan, dan pada akhir enam
bulan, surat kabar itu mengumumkan hasil. Dua pros teratas diundang kembali untuk
kontes selanjutnya.
Sejak 1990 telah ada 142 kontes yang selesai. Pros mengalahkan anak panah
87 kali dan kalah 55 kali. Itu pros juga mengalahkan Dow Jones Industrial Average di
54% dari kontes. Pro memiliki portofolio rata-rata 6 bulan pengembalian 10,2%, jauh
lebih tinggi daripada DJIA Rata-rata 6 bulan sebesar 5,6% atau kembalinya anak panah
saja 3,5%. Para pembaca, sementara itu, kehilangan rata-rata 4% versus periode yang
sama (30 kontes) mendapatkan 7,2% untuk pro.
Apakah hasil ini berarti bahwa keterampilan lebih penting daripada
keberuntungan dalam berinvestasi di saham? Belum tentu, menurut Burton Malkiel,
seorang ekonomi profesor di Princeton dan penulis luas baca buku, A Random Walk
Down Wall Street. Sejak portofolio terpilih panah terdiri dari dipilih secara acak saham,

2
mereka harus memiliki risiko rata-rata. Namun demikian pro secara konsisten memilih
saham berisiko tinggi. Karena disana adalah pasar banteng selama sebagian besar
kontes, satu akan mengharapkan saham berisiko tinggi untuk mengungguli rata-rata
persediaan. Menurut Malkiel, kinerja pro bisa disebabkan oleh meningkatnya pasar
dibandingkan dengan superior kemampuan analisis. WSJ menghentikan kontes itu di
2002, jadi kami tidak tahu pasti apakah Malkiel itu benar atau salah.
WSJ sekarang menjalankan kontes baru, mengadu enam amatir terhadap enam
anak panah. Dalam Kontes yang baru saja selesai No. 29, para pembaca rata-rata
kehilangan 24% dibandingkan anak panah ' Kerugian 9,4% (Dow Jones Industrial
Average turun 12%). Secara keseluruhan, pembaca telah memenangkan 11 kontes dan
panah telah menang 18.
 Kasus Kedua,
Diversifikasi Internasional Dan Resiko Kasus untuk terdiversifikasi
internasional portofolio dapat diuraikan menjadi dua komponen : potensi keuntungan
pengurangan resiko karena memegang sekuritas internasional dan potensi resiko
pertukaran valuta asing tambahan.
ekuitas jepang. Seorang investor berbasis di AS mengambil $1.000.000 pada1
januari 2002. Dan menginvestasikan di dalam saham yang diperdagangkan di Tokyo
Stock Exchange (TSE). Pada 1 januari 2002 nilai tukar spot (Y)130.00/$. Jadi $1 Juta
menghasilkan (Y)130.000.000. investor menggunakan (Y)130.000.000 untuk
memperoleh saham di Tokyo stock exchange pada (Y)20.000 / (Per) lembar saham.
Memperoleh 6.500 lembar saham pada harga (Y)25.000 menghasilkan uang sebesar
(Y)165.500.000 Uang hasi penjualan dalam yen tersebut ditukar kembali ke mata uang
yang digunakan investor, dolar AS, pada nilai tukar spot (Y)125.00/$ yang berlaku
pada 1 januari 2003. Penukaran ke dolar AS tsb menghasilakn $1.300.000.00. total
pengembaliann investasi
 Kasus Ketiga,
Contoh Hong Kong. Rata – rata pengembalian untuk Hong Kong ke dalam peraga
15.9 adalah 1,5%. Jika kita mengasumsikan rata – rata tingkat pengembalian bebeas
risiko adalah 5 % selama periode ini ( atau 0,42% per bulan), pengukuran Sharpe akan

3
dikalkulasikan sebagai berikut : Untuk setiap unit (%) dari total risiko portofolio yang
ditanggung seorang investor, pasar Hong Kong memberi investor dengan kelebihan
pengembalian bulanan sebesar 0,113% pada 1977 – 1906. Alternatif lain dengan
pengukuran Treynor Walaupun pasar Hong Kong memiliki pengukuran Treynor
tertinggi, pengukuran Sharpe nya berbeda pada peringkat delapan, mengindikasi bahwa
portofolio pasar Hong Kong tidak terlalu terdiversifikasi dengan baik dari perspektif
pasar dunia. Sebaliknya, peringkat tertinggi dimiliki oleh pasar Belanda, yang memiliki
pengukuran Sharpe (0,197) dan Treynor (0,0109).

2.2. KAJIAN STUDI DAN PEMBAHASAN

2.2.1. TEORI PORTOFOLIO

Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama Henry


Markowitz. Dasar pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan Markowitz
yaitu: “do not put all eggs in one basket” (janganlah menaruh semua telur ke dalam
satu keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan
menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi tersebut
gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori
portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen
keuangan disebut sebagai the father of modern portfolio theory) ini telah mengajarkan
konsep diversifikasi portofolio secara kuantitatif.
Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan
dan dipegang oleh investor, baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset
tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Biasanya seorang
investor dalam melakukan investasi tidak hanya memilih satu saham saja, tetapi
melakukan kombinasi. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, investor bisa
meraih return yang optimal dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui
diversifikasi. Dengan kata lain, jika seorang investor mengumpulkan beberapa

4
sekuritas yang akan digunakan untuk investasi, artinya investor telah membentuk suatu
portofolio saham, tujuannya adalah untuk melakukan diversifikasi dalam investasi,
yang dapat memperkecil risiko yang dihadapi investor bila dibandingkan dengan
melakukan investasi pada saham individu. Meskipun demikian memilih portofolio
yang optimal bukanlah hal yang mudah. Berikut hal-hal yang berkaitan
dengan portofolio:
a. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara
mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang
memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari pengembalian
atau risiko dapat dikurangi.
b. Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang
menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial data
tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi
positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif.
c. Sedangkan koefisien korelasi merupakan ukuran dari tingkat korelasi, yaitu:
- Korelasi positif sempurna (koefisien korelasi +1)
- Tidak ada korelasi (koefisien korelasi 0)
- Korelasi negatif sempurna (koefisien korelasi -1)
d. Investasi / aktiva yang tidak berkorelasi artinya tidak ada interaksi di antara
pengembaliannya (returnnya). Mengkombinasikan aktiva yang tidak berkorelasi dapat
mengurangi risiko meskipun tidak seefektif seperti aktiva yang memiliki korelasi
negatif. Kombinasi aktiva yang tidak berkorelasi dapat mengurangi risiko daripada
mengkombinasikan aktiva yang berkorelasi positif.

2.2.2. DIVERSIFIKASI INTERNASIONAL

2.2.2.1. Pengertian Diversifikasi Internasional

Banyak investor dan pelaku bisnis memulai di dalam negeri, investasi uang
atau melakukan bisnis di daerah di mana mereka tinggal. Ada banyak keuntungan
untuk ini, seperti tidak harus khawatir tentang bagaimana entitas asing dianggap oleh

5
warga negara, dan dapat lebih mudah untuk mengawasi bisnis atau investasi. Pada saat
yang sama, investasi atau melakukan bisnis hanya di wilayah domestik dapat
menyebabkan risiko, karena ada tempat untuk berpaling jika situasi keuangan domestik
terus menurun (Yuliana eka, Saldiana T, Noprianti S, 2015).

Hal ini menyebabkan banyak orang untuk menggunakan diversifikasi


internasional sebagai teknik manajemen risiko. Misalnya, seseorang yang hanya
berinvestasi di perusahaan-perusahaan domestik yang membuat elektronik mungkin
menemukan bahwa hal-hal sulit jika berhenti elektronik menjual baik di wilayah
domestik. Dengan diversifikasi internasional, investor dapat mengalokasikan dana ke
daerah internasional yang mengalami penjualan elektronik yang lebih baik dan masih
keuntungan dari investasinya.

Diversifikasi internasional adalah proses investor mulai melakukan bisnis


dengan atau berinvestasi di negara-negara lain atau daerah. Salah satu alasan untuk
diversifikasi internasional adalah manajemen risiko, karena ini memungkinkan
investor atau bisnis untuk membuat yang terbaik dari ayunan keuangan masing-masing
daerah. Sementara kedua investor dan bisnis bisa menghasilkan uang dari pendekatan
ini, mereka melakukannya dengan cara yang berbeda. Diversifikasi ini dapat
bermanfaat ketika mata uang domestik melemah, tetapi kehilangan keuntungan ketika
mata uang domestik menguat.

Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara


yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk
suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi berbagai macam aset keuangan
yang investasinya dilakuakan di negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk suatu
portofolio yang optimal yang menjanjikan return yang optimal pula.

Contoh senderhana dari diversifikasi international ini adalah seorang investor


yang memiliki suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi dari dua saham
perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta, Surat Berharga Bank Indonesia, tiga
saham yang listing di Bursa Straits Time Singapura, dua saham yang listing di Bursa

6
Nikkei Jepang, dan tiga saham yang listing di London Stock Exchange. Dari sudut
pandang emiten (perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa),
diversifikasi internasional merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam hal
mengumpulkan dana bagi operasional perusahaan, cara yang ditempuh adalah dengan
listing di bursa–bursa dunia (tidak hanya lokal saja).

2.2.2.2. Tujuan Diversifikasi Internasional

Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan


potensi tingkat keuntungan yang cukup. Tujuan dari diversifikasi internasional adalah
untuk meningkatkan tradeoff risiko dan return bagi investor. Risiko dan return suatu
aset juga dipengaruhi oleh suku bunga dan country risk premium yang berlaku di suatu
negara. Bagi investor, country risk dapat diatasi dengan melakukan diversifikasi,
karena diversifikasi akan mengurangi exposure dari country risk (Yuliana eka, Saldiana
T, Noprianti S, 2015).

Investor menyadari bahwa saham yang diperjual belikan pada pasar


internasional memiliki karakteristik yang berbeda baik dari negara atau industri,
sehingga dengan melakukan diversifikasi investor akan dapat meningkatkan
performance portofolio. Investasi di pasar internasional akan berbeda dengan pasar
domestik.

Lessard (1976) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) hal penting yang membedakan pasar
internasional dengan pasar domestik yaitu:

1. Covariance antar aset pasar domestik lebih tinggi dibandingkan covariance antar aset
pada pasar internasional.

2. Adanya berbagai macam biaya yang harus dikeluarkan seperti pajak yang tinggi, hal
ini merupakan hambatan investasi di pasar internasional. Selain itu, adanya kontrol
mata uang domestik dan tradisi investor pasar nasional yang tersegmentasi sehingga
dapat menyebabkan harga aset domestik lebih tinggi dari harga internasional.

7
3. Nilai tukar mata uang antar negara berbeda sehingga dapat menimbulkan risiko mata
uang pada portofolio internasional. Batram dan Dufey (2001) menjelaskan ada
beberapa faktor yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi
portofolio internasional yaitu:

1. Partisipasi dalam pertumbuhan pasar asing.

2. Investor dapat melakukan hedging.

3. Kemungkinan adanya efek diversifikasi.

4. Pasar yang tersegmentasi biasanya tingkat return tidak normal atau berfluktuasi.

2.2.3 Manfaat Diversifikasi Internasional

Pada umumnya investor akan memperhatikan pasar modal lokal dalam negeri
saja. Disamping pasar modal dalam negeri, sebenarnya masih terbuka peluang untuk
melakukan diversifikasi internasional yang melibatkan investasi pada berbagai pasar
modal di berbagai negara. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan
memperoleh manfaat pengurangan risiko pada tingkat return tertentu. Besarnya
manfaat yang akan diperoleh investor akan sangat bergantung dari koefisien korelasi,
risiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut.

Diversifikasi internasional memberikan manfaat lebih besar bagi investor


dibanding hanya berinvestasi pada pasar lokal. Dalam jangka panjang, kontribusi
return melalui diversifikasi internasional yang diperoleh investor akan lebih tinggi
dibanding investasi-investasi yang hanya dilakukan pada pasar modal lokal. Demikian
pula dengan resiko portofolio akan bisa dikurangi karena adanya manfaat diversifikasi
yang lebih baik melalui diversifikasi internasional.

Manfaat yang potensial dari diversifikasi investasi internasional selanjutnya


dijelaskan oleh Solnik (1974) yang menyatakan bahwa risiko portofolio yang
didiversifikasikan secara internasional dapat dikurangi lebih dari setengahnya jika

8
portofolio hanya didiversifikasi secara domestik. Gagasan mengenai pembentukan
diversifikasi internasional ini banyak didorong oleh hasil-hasil penelitian empiris yang
menunjukkan adanya manfaat yang bisa diperoleh investor dengan melakukan
diversifikasi internasional.

Tandelilin (1998) pernah melakukan penelitian tentang manfaat diversifikasi


internasional pada 8 pasar modal sedang berkembang di Asia Tenggara ditinjau dari
sudut pandang investor Indonesia dan investor Philipina. Hasil penelitian tersebut
menemukan bahwa manfaat diversifikasi internasional akan lebih besar jika ditinjau
dari perspektif investor Indonesia dibanding sudut pandang investor Philipina.
Disamping itu, pertumbuhan pasar-pasar modal di negara-negara berkembang
(emerging market) juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan diversifikasi
internasional. Dengan bermunculannya emerging market, berarti alternatif
diversifikasi internasional yang tersedia bagi investor akan semakin terbuka.

Emerging market mempunyai karakteristik pertumbuhan ekonomi yang


berbeda dengan pasar yang sudah maju, sehingga hal itu dapat dimanfaatkan investor
untuk membentuk portofolio yang lebih menguntungkan.Pasar modal internasional
terdiri dari sekian banyak pasar modal di berbagai negara, baik negara yang sudah maju
maupun negara berkembang.

Pasar-pasar modal di negara-negara berkembang mempunyai karakteristik


resiko dan return yang berbeda dengan pasar-pasar modal yang sudah maju. Beberapa
karakteristik resiko dan return yang ada di emerging market antara lain sebagai berikut,
(Ginna, 2011):

1. Volatilitas yang tinggi. Dalam ukuran Dollar Amerika, hampir keseluruhan emerging
market mempunyai volatilitas antara 30% sampai dengan 70%. Angka tersebut relatif
lebih besar dibandingkan dengan volatilitas pasar Amerika sebesar 15%. Bahkan angka
tersebut akan lebih besar lagi jika dihitung dengan menggunakan mata uang lokal,
sehingga emerging market mempunyai resiko yang tinggi tetapi juga menjanjikan
return yang tinggi pula.

9
2. Emerging market menawarkan return yang tinggi, karena emerging market banyak
yang mengalami pertumbuhan yang cukup menakjubkan.

3. Korelasi yang rendah antara emerging market dengan pasar modal yang maju.
Hubungan yang rendah tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi
investor yang melakukan diversifikasi internasional. Artinya, jika pasar modal suatu
negara berkembang mempunyai korelasi yang rendah, maka perubahan siklis ekonomi
yang terjadi di negara tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada pasar modal negara
maju.

Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara


yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk
suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi berbagai macam aset keuangan
yang investasinya dilakuakan di negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk suatu
portofolio yang optimal yang menjanjikan return yang optimal pula.
Contoh senderhana dari diversifikasi international ini adalah seorang investor
yang memiliki suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi dari dua saham
perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta, Surat Berharga Bank Indonesia, tiga
saham yang listing di Bursa Straits Time Singapura, dua saham yang listing di Bursa
Nikkei Jepang, dan tiga saham yang listing di London Stock Exchange.
Dari sudut pandang emiten (perusahaan-perusahaan yang mencatatkan
sahamnya di bursa), diversifikasi internasional merupakan suatu alternatif yang
menguntungkan dalam hal mengumpulkan dana bagi operasional perusahaan, cara
yang ditempuh adalah dengan listing di bursa–bursa dunia (tidak hanya lokal saja).
Dalam melakukan diversifikasi, karakter instrumen investasi yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Potensi tingkat pengembalian (return),
2. Risiko
3. Likuiditas.
Dapat kita ambil contoh antara investasi pada saham dengan deposito.
Umumnya, saham memberikan tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi

10
daripada deposito. Namun, risiko untuk berinvestasi pada saham cenderung lebih besar
karena fluktuasi atau perubahan harga saham lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan
peluang untuk mengalami kerugian menjadi lebih tinggi daripada berinvestasi di
deposito. Aspek ketiga adalah likuiditas. Maksud likuiditas disini adalah kemudahan
untuk membeli dan menjual sebuah instrumen investasi. Tentunya jika berinvestasi di
deposito, kita tidak dapat menguangkan investasi tersebut sewaktu-waktu karena
deposito memiliki masa jatuh tempo. Sedangkan jika berinvestasi di saham, kita dapat
dengan mudah menjualnya sesuai dengan keinginan kita.

2.2.4. STRUKTUR KORELASI

Kaitan antara korelasi dengan manfaat pengurangan risiko dapat digambarkan di


bawah ini:
a. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan
memberikan manfaat pengurangan risiko.
b. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio
secara signifikan.
c. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan
menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.
Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan –1,0)
sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama
sekali risiko portofolio. Hal yang bisa dilakukan adalah ‘mengurangi’ risiko
portofolio. Investor melakukan diversifikasi investasi dalam berbagai portofolio
dikarenakan hasil yang diharapkan dari setiap sekuritas dapat saling menutup.

2.2.5.EFEK-EFEK PERUBAHAN DALAM KURS TUKAR

a. Pengembalian investasi dalam pasar luar negeri


Pengembalian investasi dalam pasar luar negeri bergantung pada:
b. Pengembalian di pasar luar negeri;
c. Perubahan dalam kurs tukar antara mata uang domestik dengan mata uang lokal.

11
Ri$ = (1 + Ri)(1 + ei) – 1
= Ri + ei + Riei
Keterangan :
· Ri = tingkat pengembalian dalam mata uang lokal.
· e = + (terapresiasi), - (terdepresiasi) / tingkat perubahan nilai tukar antara
mata uang lokal dan Dollar

Ø Sebagai contoh, jika seorang warga AS hanya menjual saham di sebuah perusahaan
Inggris yang memiliki return 15% (dalam pound) selama periode ketika pound
terdepresiasi 5%. Maka return dollar nya adalah 9.25%:
Ri$ = (1 + 0.15)(1 - 0.05) – 1 = 0.925

b. Pengaruh perubahan kurs tukar valas terhadap risiko investasi luar negeri:
Var(Ri$) = Var(Ri) + Var(ei) + 2Cov(Ri,ei) + DVar
Persamaan ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar berkontribusi terhadap risiko
investasi asing melalui tiga jalur :
· Var (ei) = Volatilitas sendiri,
· Cov (Ri, ei) = Kovariannya dengan pengembalian pasar lokal
· DVar = Kontribusi istilah cross-produk,

2.2.6. INVESTASI OBLIGASI INTERNASIONAL

Obligasi internasional atau dikenal juga dengan nama sovereign bond adalah
suatu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara dalam denominasi mata
uang asing.
Negara dengan tingkat inflasi yang tinggi atau bergejolak sehingga sulit
diprediksi maupun negara yang memiliki nilai tukar mata uang yang tidak stabil
seringkali menyadari bahwa adalah sesuatu tindakan yang tidak menguntungkan
apabila mereka menerbitkan obligasi dalam mata uang setempat sehingga negara

12
tersebut memutuskan untuk menerbitkan obligasi dalam denominasi mata uang asing
(valuta asing) yang dinilai lebih stabil.
Hal ini meningkatkan masalah gagal bayar apabila negara tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhannya dalam menyediakan mata uang asing pada saat jatuh tempo
pembayaran obligasinya. Oleh karena risiko gagal bayar tersebut
maka investor meminta imbal hasil yang tinggi atas obligasi yang diterbitkan tersebut,
sehingga membuat beban biaya utang ini menjadi lebih tinggi dan meningkatkan risiko
gagal bayar.
Pada saat terjadinya gagal bayar, sebuah negara tidak dapat
dinyatakan pailit seperti halnya suatu perusahaan ataupun lembaga pemerintah, namun
dalam prakteknya negara yang mengalami gagal bayar ini mengajukan penawaran
berupa suatu pertukaran bagi pemegang obligasinya guna melakukan restrukturisasi
atas utang negara tersebut seperti yang pernah terjadi dalam kasus obligasi yang
diterbitkan oleh Peru dalam denominasi mata uang dollar Amerika pada
tahun 1996 dan kasus penerbitan obligasi Argentina pada tahun 2001. Namun, upaya
untuk memperoleh persetujuan dari para pemegang obligasi atas usulan pertukaran
adalah sangat sulit oleh karena biasanya para pemegang obligasi akan melakukan
penolakan.
Sepanjang era pada awal tahun 1980an, obligasi internasional dari negara-
negara berkembang merupakantujuan investasi yang menarik bagi bank Barat. Ini
menciptakan banyak sekali masalah sewaktu banyak negara penerbit obligasi yang
mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran obligasi mereka. Total nilai pasar
dari pasar obligasi dunia adalah sekitar 50% lebih besar dari pasar ekuitas dunia. Dolar
AS, euro, pound sterling, dan yen adalah empat mata uang di mana mayoritas obligasi
domestik dan internasional dalam mata uang

2.2.7. REKSADANA INTERNASIONAL: EVALUASI KINERJA

a. Pengertian Reksadana

13
Reksadana (mutual fund) adalah suatu kumpulan dana dari masyarakat, pihak
pemodal atau pihak investor untuk kemudian dikelola oleh Manajer Investasi dan
diinvestasikan pada berbagai jenis portfolio investasi efek atau produk keuangan
lainnya.
Menurut kamus keuangan, Reksa Dana di identifikasikan sebagai portfolio
asset keuangan yang terdivesifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang
terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat denga harga penawaran dan
penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya.

1) Jenis reksadana berdasarkan sifat investasinya :


· Growth Fund: Reksadana ini mempunyai portfolio investasi yang bertujuan
mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang tinggi. Jenis investasinya mempunyai
sifat volatilitas yang cukup tinggi, seperti investasi di instrumen saham.
· Stable Fund: Reksadana ini mengutamakan jenis portfolio investasi yang bertujuan
mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang stabil. Jenis investasinya mempunyai
sifat volatilitas yang agak kurang, seperti investasi di instrument obligasi.
· Safty Fund: Reksadana ini lebih mengutamakan keamanan atas dana investasi dan
tidak menyukai adanya volatilitas harga atau ketidakstabilan pendapatan dari instrumen
investasinya. Manajer Investasi reksadana jenis “safty fund” ini cenderung
melakukan investasi di instrumen pasar uang, seperti deposito.

2) Menurut jenisnya reksadana dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:


· Reksadana Saham
v Reksadana Saham adalah reksadana yang portfolio investasinya pada instrumen
berbentuk saham (equity) dengan jumlah sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh
persen) dari total aset investasinya.
v Manajer investasi yang melakukan pembelian pada instrumen saham ini biasanya
selalu melakukan seleksi pada saham “blue chip” (saham unggulan) dan pada jenis
saham yang liquid.

14
v Investasi yang dilakukan pada saham, resikonya tinggi namun menghasilkan tingkat
mengembalian yang tinggi pula.

· Reksadana Pasar Uang


v Reksadana ini melakukan pilihan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang
dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
v Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah karena sifatnya sangat likuid.
v Reksadana Pasar Uang mempunyai tingkat resiko lebih rendah dibanding jenis
instrumen investasi lainnya.
· Reksadana Pendapatan Tetap
v Reksadana ini mempunyai jenis portofolio investasi dalam efek yang berbentuk surat
utang, seperti obligasi dengan komposisi jumlahnya minimal sebanyak 80% (delapan
puluh persen) dari total asetnya.
v Instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi, memberikan tingkat suku bunga
(kupon) yang relatif menarik dibandingkan dengan investasi pada deposito.
· Reksadana Campuran
v Jenis reksadana ini mengalokasikan dana investasinya dalam bentuk portofolio
investasi yang bervariasi (jenis instrumen investasinya campuran).
v Instrumen investasinya bisa berbentuk saham dan dikombinasikan dengan instrumen
pendapatan tetap (obligasi).

b. Ada tiga alasan investasi pada reksadana internasional, investor dapat:


1) Menghemat biaya-biaya transaksi dan atau informasi ekstra yang mereka harus
tanggung ketika mereka berusaha untuk berinvestasi secara langsung dalam pasar luar
negeri;
2) Mengelak dari batasan2 legal dan institusional terhadap investasi portofolio
langsung dalam pasar luar negeri;
3) Pemanfaatan secara potensial dari keahlian para manager dana profesional.
Keunggulan reksadana internasional ini akan menarik secara nyata bagi para investor
kecil yang menginginkan untuk mendiversifikasi secara internasional. Kinerja historis

15
reksadana internasional yang menginvestasikan dalam porsi yang substansial atas
aset2-nya dalam pasar luar negeri: secara umum lebih besar dibandingkan jika porsi
investasi hanya pada aset2 domestik

c. Resiko berinvestasi di Reksadana


1) Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Perubahan nilai dari saham dan efek berpendapatan tetap yang dimiliki dapat
menyebabkan berkurangnya nilai aktiva bersih per unit dari reksa dana.
2) Resiko perubahan kondisi ekonomi dan politik
Perubahan-perubahan keadaan ekonomi dan politik akan mempengaruhi pandangan
umum terhadap perusahaan-perusahaan yang telah go public dan penerbit efek utang
yang ada dalam portofolio reksa dana.
3) Resiko Wanprestasi
Resiko yang dapat terjadi apabila rekan usaha Manajer Investasi gagal memenuhi
kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada Emiten, pialang,
Bank Kustodian dan Agen Penjual.
4) Resiko Likuiditas
Situasi yang dapat terjadi dimana tingkat penjualan kembali sangat tinggi sehingga para
investor tertunda dalam menerima kembali uangnya.
5) Resiko perubahan nilai tukar mata uang asing
Resiko yang dapat terjadi karena perubahan nilai tukar mata uang asing yang dapat
mempengaruhi perubahan nilai dari saham dan efek berpendapatan dalam portofolio
reksa dana.
6) Resiko Atas Pertanggungan Harta/Kekayaan Reksa Dana
Bank Kustodian mengasuransikan seluruh harta kekayaan reksa dana terhadap hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti bencana alam, kebakaran atau kerusuhan, semua itu
dapat mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana.
d. Meminimalkan risiko di reksa dana
Meminimalkan risiko di reksa dana dengan cara :
· Pilih Manajer Investasi yang telah mendapat Izin dari BAPEPAM-LK

16
· Pilih Agen Pejual Reksa Dana yang telah terdaftar di BAPEPAM-LK
· Diversifikasi
· Investasilah sesuai tujuan investasi, profil resiko dan jangka waktu
2.2.8. MENGAPA BIAS DALAM NEGERI DALAM PEMEGANGAN
PORTOFOLIO

Portofolio optimal yang dipegang investor sangat berbeda daripada yang


diprediksikan oleh teori investasi portofolio internasional. Beberapa studi
mendokumentasikan bahwa perluasan terhadap investasi portofolio dikonsentrasikan
dalam ekuitas domestik. French dan Porteba (1991), Cooper dan Kaplanis (1994),
Tesar dan Werner (1993), Glassman dan Ridick (1993), dan Chan, Covig, dan Ng
(2005), mendokumentasikan tingkat dalam mana investasi2 portofolio terkonsentrasi
dalam ekuitas domestik. Seperti yang didokumentasikan sebelumnya, investor
berpotensi bisa mendapatkan keuntungan banyak dari diversifikasi
internasional.Portofolio yang sebenarnya bahwa investor terus, bagaimanapun, adalah
sangat berbeda dari yang diprediksi oleh teori investasi portofolio internasional.Rumah
Bias mengacu pada sejauh mana investasi portofolio terkonsentrasi di ekuitas dalam
negeri.

Ada dua kemungkinan terjadinya bias dalam negeri :


a. Sekuritas-sekuritas domestik dapat menyediakan para investor dengan pelayanan
ekstra yang pasti, seperti lindung nilai terhadap inflasi domestik;
b. Ada batasan-batasan formal atau informal, terhadap investasi dalam sekuritas luar
negeri yang dihadapi para investor dari keuntungan yang direalisasikan dari
diversifikasi internasional.

Alasan untuk bias dalam negeri dalam pemegangan portofolio:


a. Mempertimbangkan kemungkinan bahwa para investor menghadapi risiko inflasi
spesifik-negara yang berkaitan dengan pelanggaran PPP dan bahwa ekuitas domestik
dapat menyediakan pelayanan lindung nilai terhadap risiko inflasi domestik.

17
b. Bias rumah yang diamati dapat mencerminkan batasan2 kelembagaan dan hukum
atas investasi luar negeri.
c. Biaya-biaya pajak dan transaksi/ informasi ekstra untuk sekuritas luar negeri
dapat menghambat investasi lintas batas, memberikan kenaikan terhadap bias rumah.

2.3. ANALISIS PEMBAHASAN

Diversifikasi internasional adalah proses investor mulai melakukan bisnis


dengan atau berinvestasi di negara-negara lain atau daerah. Salah satu alasan untuk
diversifikasi internasional adalah manajemen risiko, karena ini memungkinkan
investor atau bisnis untuk membuat yang terbaik dari ayunan keuangan masing-masing
daerah. Sementara kedua investor dan bisnis bisa menghasilkan uang dari pendekatan
ini, mereka melakukannya dengan cara yang berbeda. Diversifikasi ini dapat
bermanfaat ketika mata uang domestik melemah, tetapi kehilangan keuntungan ketika
mata uang domestik menguat.
Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara
yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk
suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi berbagai macam aset keuangan
yang investasinya dilakuakan di negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk suatu
portofolio yang optimal yang menjanjikan return yang optimal pula.

Diversifikasi Internasional Dan Resiko Kasus untuk terdiversifikasi


internasional portofolio dapat diuraikan menjadi dua komponen : potensi keuntungan
pengurangan resiko karena memegang sekuritas internasional dan potensi resiko
pertukaran valuta asing tambahan. Dalam hal ini sebagai contoh kasus sebagai berikut
:
ekuitas jepang. Seorang investor berbasis di AS mengambil $1.000.000 pada1
januari 2002. Dan menginvestasikan di dalam saham yang diperdagangkan di Tokyo
Stock Exchange (TSE). Pada 1 januari 2002 nilai tukar spot (Y)130.00/$. Jadi $1 Juta
menghasilkan (Y)130.000.000. investor menggunakan (Y)130.000.000 untuk
memperoleh saham di Tokyo stock exchange pada (Y)20.000 / (Per) lembar saham.

18
Memperoleh 6.500 lembar saham pada harga (Y)25.000 menghasilkan uang sebesar
(Y)165.500.000 Uang hasi penjualan dalam yen tersebut ditukar kembali ke mata uang
yang digunakan investor, dolar AS, pada nilai tukar spot (Y)125.00/$ yang berlaku
pada 1 januari 2003. Penukaran ke dolar AS tsb menghasilakn $1.300.000.00. total
pengembaliann investasi adalah Perhitungan Resiko dan pengembalian portofolio Kita
asumsikan bahwa CFO Carlton, Caitlin Kelly sedang mempertimbangkan untuk
menginvestasikan sekuritas Carlton yang tersedia untuk dijula dalam dua aset beresiko
yang berbeda. Sebuah indeks pasar ekuitas AS dan indeks pasar ekuitas Jerman. Kedua
ekuitas dicirikan oleh pengembalian yang diharapkan berikut (rata-rata pengembalian
terini)dan resiko yang diharapkan (standar deviasi pengembalian terkini):

1. Pengembalian yg diharapkan Resiko yang diharapkan Indeks US 14% 15%


Indeks Jerman 18% 20% Koefisien Korelasi 0.34% Di mana σUS 2 dan
σGER 2 berturut-turut adalah standar deviasi pengembalian yang diharapkan
dari aset beresiko di Amerika Serikat dan Jerman yang dikuadratkan (varians).
Huruf yunani ρ disini adalah koefisien korelasi antara dua pengembalian pasar
sepanjang waktu.
2. memperoleh pengembalian yang diharapkan dari portofolio dengan persamaan
berikut: E(Rρ) = WUSE(RUS) + WGER E(RGER) Dengan menggunakan
pengembalian yang diharapkan dari indeks ekuitas AS (14%) dan Jerman
(18%), kita mendapatkan pengendalian yang diharapkan dari portofolio
sebesar: E(Rρ) = (0,4)(0,14) + (0,6)(0,18) = 0,164 = 16,4%
3. Pengukuran Kinerja Portofolio berdasarkan Indeks Sharpe dan Treynor
4. Tahap akhir dari proses investasi pada saham adalah Penilaian Kinerja
portofolio.Tujuan dari penilaian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui
dan menganalisis apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan
kemungkinan tercapainya tujuan investasi dan dapat diketahui portofolio
mana yang memiliki kinerja lebih baik
5. Ringkasan statistik pengembalian bulanan untuk 18 pasar saham utama
6. Metode Pengukuran Pengukuran Sharpe Pengukuran Treynor

19
7. Sharpe Pengukuran Sharpe mengkalkulasikan pengembalian rata – rata di
samping tingkat pengembalian bebas risiko per unit risiko portofolio = Indeks
Sharpe Portofolio = Rata – rata pengembalian portofolio i = Rata – rata
pengembalian bebas resiko = Resiko Portofolio i
8. Treynor Pengukuran Treynor sangat mirip dengan Sharpe, perbedaannya
Treynor menggunakan deviasi standar dari total pengembalian portofolio
sebagai pengukuran risiko, pengukuran Treynor menggunakan beta portofolio,
Bi , yaitu risiko sistematis portofolio tersebut, yang diukur terhadap portofolio
pasar dunia
9. TRN i= Indeks Treynor portofolio i Ri = Rata – rata pengembalian portofolio
Rf = Rata – Rata Pengembalian bebas resiko Bi = Beta portofolio

20
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

“Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang
dilakukan saat ini dengan tujuan agar dapat memperoleh keuntungan di masa
mendatang atau bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan investor (kesejahteraan
moneter)” (Kasmir, 2001). Sedangkan menurut Sharpe, Alexander,
dan Bailey (1997), “Investasi dalam arti luas adalah mengorbankan dolar sekarang
untuk dolar pada masa depan, dengan dua atribut berbeda yang melekat yaitu risiko
dan waktu”.Sedangkan menurut Halim (2003 : 2), “investasi merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang”.
Macam-macam bentuk investasi Investasi langsung (direct
investment), Investasi tidak langsung (indirect investment) atau investasi portofolio.
serta Sumber-Sumber Dana Untuk Investasi adalah Asset yang dimiliki saat
ini, Pinjaman dari pihak lain, dan Tabungan.
Langkah-Langkah Dalam Melakukan Investasi Portofolio, Menentukan
kebijakan investasi, Analisis Sekuritas, Pembentukan Potorfolio, Melakukan Revisi
Portofolio,Evaluasi Kinerja Portofolio.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. (2006). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
_______. (2005). Makro Ekonomi Modern. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT.
Raja Grafika Persada.
Kasmir. (2008). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 8. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
_______. (2001). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta.
Husnan, Suad. (2003). Dasar - Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi 3.
AMP YKPN, Yogyakarta.
Halim, Abdul. (2003). Analisis Investasi. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Y. Purnomo. (2004). Manajemen Keuangan Internasional. FE UI, Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai