Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

MATA KULIAH TEORI EKONOMI LANJUTAN


DOSEN : Prof. Dr. HJ. MASDAR MAS’UD, S.E.,M.Si

MAKALAH
BAB 15.
MEMAHAMI DAN MENGELOLA PERILAKU INDIVIDU

Sitti Usmia 0037.DIM.24.2019

PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kunci keberhasilan dalam manajemen dan dalam karier
seseorang dan adalah mengetahui diri sendiri dan bagaimana cara berinteraksi
dengan orang lain. Memahami elemen- elemen yang sangat penting untuk
kesadaran diri yakni introversi, extroversi, berpikir, merasakan,pengendalian
internal dan external.

Kebanyakan para manajer akan memikirkan sikap karyawannya serta


ingin menarik dan mempertahankan karyawan dengan sikap dan kepribadian
yang tepat. Mereka menginginkan orang orang datang kekantor dan bekerja
dengan giat, berhubungan baik dengan rekan kerja dan pelanggan, memiliki sikap
yang baik, dan memperlihatkan perilaku kerja yang baik . Tetapi perlu disadari
bahwa orang-orang tidak selalu berlaku seperti karyawan “ideal” Mereka
berpndah kerja pada kesempatan pertama atau mereka memuat tulisan yang
kritis. Orang-orang saling berperilaku yang berbeda dan bahkan orang yang sama
bisa berperilaku tertentu pada hari ini dan berubah drastis pada hari berikutnya
atau keesokan harinya. Perilaku organisasi berfokus pada tiga bidang utama:
pertama mengamati perilaku individu; kedua perilaku kelompok dan ketiga
berfokus pada aspek-aspek kelompok dan organisasi.

Perilaku karyawan secara spesifik dapat ditinjau dari produktifitas


karyawan, ketidakhadiran, perputaran karyawan, perilkau kewargaan organisasi,
kepuasan kerja dan Perilaku buruk ditempat kerja. Kepuasan kerja mengacu pada sikap
yang lazim ditunjukanseseorang terhadap pekerjaannya. Keterlibatan kerja adalah kadar
dimana seseorang karyawan mengenali perkerjaannya.

Dari berbagai teori kepribadian lima sifat yang membantu dalam menjelaskan
perilaku individu dalam organisasi antara lain : Lokus kendali, Machiavellianisme, harga
diri, pemantauan diri, dan pengambilan resiko. Isu –isu terkini dalam bidang perilaku
organisasi yakni pekerja Gen Y menghadirkan sikap baru ditempat kerja sehingga
menjadi tantangan bagai manajer dalam menghadapi mereka terkait dengan dengan
penampilan, teknologi, dan gaya manajemen. Berdasarkan latar belakang tersebut
diatas penulis menyusun makalah tentang bagaimana Memahami dan Mengelola
perilaku individu.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi fokus dan tujuan dari perilaku peribadi di dalam


organisasi
2. Untuk menjelaskan peran dan sikap individu terhadap kinerja
3. Untuk menggambarkan berbagai teori kepribadian
4. Untuk menggambarkan persepsi dan factor yang mempengaruhinya
5. Untuk Membahas teori – teori pembelajaran relevansinya dalam bentuk
perilaku
6. Untuk Membahas isu- isu terkini di dalam perilaku organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

I. Fokus dan tujuan dari perilaku organisasi

Perilaku organisasi berfokus pada tiga bidang utama yaitu :


a. Perilaku individu yang meliputi sikap, kepribadian, persepsi, pembelajaran,
dan motivasi
b. Perilaku kelompok yang meliputi norma, peran, pembinaan
tim,kepemimpinan, dan konflik
c. Aspek-aspek organisasi, meliputi struktur budaya dan kebijakan serta
praktik sumber daya manusia.
Tujuan dari perilaku organisasi adalah untuk menjelaskan , memprediksi, dan
mempengaruhi perilaku. Manajer harus mampu menjelaskan mengapa karyawan
melakukan perilaku tertentu, memprediksi bagaimana karyawan akan menanggapi
berbagai tindakan dan keputusan, mempengaruhi perilaku karyawan. Ada enam
perilaku yang telah diidentifikasi :

1. Produktifitas karyawan ( employee productivity)


2. Ketidak hadiran ( absenteeism)
3. Perputaran karyawan (turnover)
4. Perilaku kewargaan organisasi ( Organizational citizenship behavior)
5. Kepuasan kerja (job satisfaction)
6. Perilaku buruk ditempat kerja ( workplace misbehavior)

II. Sikap dan Kinerja


Sikap (attitude) merupakan pernyataan evaluative – disukai ataupun tidak
disukai terkait dengan objek, orang, atau kejadian. Suatu sikap terdiri dari tiga
komponen yaitu :
a. Komponen kognitif adalah adalah bagian dari sikap yang terdiri dari
keyakinan , opini, pengetahuan, atau informasi yang dimiliki seseorang
b. Komponen afektif adalah bagian dari sikap terkait dengan emosi atau
perasaan
c. Komponen perilaku adalah bagian dari sikap yang mengacu pada itikad
untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu
Kepuasan Kerja adalah sikap yang lazim ditunjukkan seseorag terhadap
pekerjaannya. Jika seseorang dengan kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki
sikap positif terhadap pekerjaannya., sebaliknya yang tidak puas akan memiliki sikap
negative.

a. Kepuasan dan produktivitas


Berdasarkan penelitian Hawthorne bahwa pekerja yang bahagia adalah
pekerja yang produktif
b. Kepuasan dan ketidak hadiran
Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang puas jarang tidak hadir
dikantor daripada karyawan yang kurang puas tetapi korelasinya tidaklah
kuat.
c. Kepuasan dan perputaran karyawan
Karyawan yang puas memiliki tingkat perputaran tenaga kerja yang
rendah, sedangkan yang tidak puas memiliki tingkat perputaran tenaga
kerja yang tinggi
d. Kepuasan kerja dan kepuasan pelanggan
Karyawan yang puas biasanya lebih rama, energik, dan responsive, yang
amat dihargai oleh pelanggan
e. Kepuasan kerja dan OCB
Karyawan yang puas akan mengutarakan hal-hal yang positif dengan
tentang perusahaan, membantu rekan lain, dan melampaui ekspektasi
kerja normal
Sikap- Sikap yang terkait dengan pekerjaan yang perlu ditinjau antara lain :
1. Keterlibatan kerja merupakan tingkatan dimana seorang karyawan
mengidentifikasikan pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi didalamnya,
dan menganggap kinerjanya sebagai hal penting dalam menghargai
dirinya.
2. Komitmen organisasi merupakan tindakan dimana seorang karyawan
mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi tertentu beserta tujuannya
dan berkeinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi tersebut.
3. Partisipasi karyawan yakni karyawan merasa menyatu, puas, dan
antusias dengan pekerjaan mereka
Sikap dan Konsistensi

Penelitian terkait dengan sikan dan konsisten menyimpulkan bahwa orang-orang


mencari konsistensi dalam sikap mereka dan diantara sikap dan perilaku mereka ini
berarti setiap idividu berusaha untuk merekonsiliasi berbagai sikap yang berbeda
dan menyelaraskan antara sikap dan perilaku mereka agar terlihat rasional dan
konsisten.

Teori disonansi kognitif adalah ketidaksesuain atau inkonsistensi dalam sikap atau
antar, perilaku dan sikap.

III. Kepribadian

Kepribadian adalah kombinasi unik dari pola emosional, pikiran, dan perilaku yang
mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi dengan orang lain.

Dua pendekatan yang lebih dikenal untuk mengidentifikasi kepribadian yaitu Myer-
Brigs Type Indicator (MBTI) dan model big five.

1. MBTI adalah salah satu pendekatan popular untuk mengklaksifikasikan


sifat-sifat kepribadian. Penilaian kepribadian ini meliputi lebih dari 100
pertanyaan yang mengungkap tentang bagaimana orang-orang biasanya
bertindak atau apa yang mereka rasakan ketika menghadapi beragam
situasi
2. Model Big five
Penelitian telah menunjukan bahwa ada lima dimensi kepribadian dasar
yang mendasari semua aspek kepribadian lainnya, anatara lain :
a. Extraversion kadar dimana seseorang itu ramah,senag
berbicara,tegas,dan nyaman dalam hubungan dengan orang lain
b. Agreeblenes ( dapat disetujui) kadar dimana seseorang itu baik,
kooperatif, dan dapat dipercaya
c. Conscientiousness ( Kecermatan) kadar dimana seseorang itu
bertanggungjawab, bias diandalkan, gigih dan berorientasi prestasi
d. Emotional stability ( stabilitas emosi) kadar dimana seseorang itu
tenang, antusias, dana man (positif); tegang,cemas, depresif, dan tidak
aman (negative)
e. Openness to experience ( keterbukaan terhadap pengalaman): Kadar
dimana seseorang itu memiliki banyak minat serta imajinatif, tertarik
pada hal baru. Peka secara artistic, dan berilmu

Wawasan kepribadian yang lain yang dijadikan tolok ukur dalam menelaah
perilaku dalam organisasi antara lain :

1. Lokus Kendali. Sebagian orang meyakini bahwa mereka bisa


mengendalikan nasib mereka sendiri, yang lain melihat diri mereka
sebagai pion, yang meyakini bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup
mereka itu semata-mata karena keberuntungan atau kebetulan.
2. Machiavellianisme. Yakni seseorang yang cenderung pragmatis, menjaga
jarak emosi, dan percaya bahwa hasil akhir bisa membenarkan cara yang
dilakukan
3. Harga diri. Setiap orang berbeda-beda tingkatannya dalam menyukai atau
tidak menyukai diri masing-masing.
4. Pemantauan diri. Kemampuan alami untuk “klik” dengan orang lain, ini
memungkinkan memainkan peran penting dalam menentukan
keberhasilan karier.
5. Mengambil resiko (risk taking). Setiap orang berbeda dalam kesediaanya
mengambil peluang. Perbedaan dalam kecenderungan untuk mengambil
atau menghindari seseorang, terbukti mempengaruhi lamanya seorang
manajer dalam mengambil keputusan dan sebanyak apa informasi yang
mereka perlukan sebelum membuat pilihan.

Sifat – sifat kepribadian yang lain adalah :

1. Kepribadian proaktif, yang menggambarkan orang-orang yang mengenali


peluang, menunjukkan inisiatif, mengambil tindakan, dan gigih hingga
perubahan – perubahan yang signifikan terjadi.
2. Ketangguhan , kemampuan individu untuk mengatasi tantangan dan
mengubahnya menjadi peluang.
Tipe- tipe kepribadian dalam berbagai budaya, Lima factor kepribadian dalam Big five
muncul dari semua studi lintas budaya yang telah dilakukan. Seperti tiongkok, jepang,
spanyol, Nigeria, Norwegia, Pakistan, dan Amerika Serikat. Perbedaannya terletak pada
penekanan dimensi –dimensinya.

 Orang tiongkok lebih sering menggunakan kategori keramahan dibanding


Amerika
 Orang Amerika Utara meyakini bahwa orang-orang dapat mengendalikan
lingkungan

Emosi dan Kecerdasan Emosional

Emosi merupakan perasaan intens yang ditujukan bagi seseorang atau sesuatu.
Berdasarkan penelitian telah mengidentifikasi ada enam emosi Universal : kemarahan,
ketakutan, kesedihan, kebahagiaan, rasa jijik, dan kaget.
Salah satu bidang penelitian emosi dengan pengetahuan yang menarik terkait dengan
kepribadian adalah kecerdasan emosi ( Emotional intelligence –EI) yang merupakan
kemampuan untuk mengenali dan mengelola isyarat dan informasi emosi. IE terdiri dari
lima dimensi yaitu :

1. Kesadaran diri : kemapuan untuk menyadari apa yang dirasakan


2. Pengelolaan diri ; Kemampuan untuk mengelola emosi dan implus diri
sendiri
3. Motivasi diri ; Kemampuan untuk tetap tegar dalam menghadapi
kemunduran dan kegagalan
4. Empati : Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain
5. Kemampuan social ; Kemampuan untuk menangani emosi orang lain.

IV. Persepsi

Persepsi merupakan proses bagaimana kita mengartikan lingkungan dengan cara


menyusun dan menginterpretasi impresi sensoris

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi :

1. Asumsi-asumsi yang kita buat terhadap orang lain disebut teori atribut
yaitu menjelaskan mengapa kita menilai orang berbeda-beda bergantung
pada nilai apa yang kita atribusikan terhadap perilaku tertentu. Teori atribut
bergantung pada tiga ciri khas yaitu : ketika seseorang menunjukkan
perilaku tertentu pada situasi tertentu (perilaku yang tidak biasa) ;
consensus adalah ketika orang lain merespon dengan cara yang sama
pada situasi yang sama ; Konsistensi adalah ketika seseorang berperilaku
secara rutin dan konsisten
2. Atribusi fundamental kecenderungan untuk meremehkan pengaruh factor
eksternal dan melebih lebihkan pengaruh factor internal ketika membuat
penilaian terhadap perilaku orang lain
Tinggi rendahnya ketiga factor atribusi membantu manajer dalam menentukan
apakah perilaku karyawan diatribusikan dari factor ekternal atau internal.

Tiga jalan pintas untuk menilai orang lain yaitu kesamaan anggapan, stereotip, dan
efek halo

V. Pembelajaran

Pembelajaran adalah perubahan permanen dalam perilaku yang terjadi akibat


adanya pengalaman.

Operan Conditioning adalah teroi pembelajaran yang mengatakan bahwa perilaku


adalah fungsi dari konsekuensinya. Orang – orang belajar berperilaku untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan .

Pembelajaran Sosial adalah teori yang mengatakan bahwa orang-orang bisa belajar
melalui observasi dan pengalaman langsung. Besarnya pengaruh yang dimiliki model
terhadap seseorang akan ditentukan oleh empat proses :

1. Proses atensi. Orang – orang belajar dari seseorang model ketika mereka
mengenali dan memperhatikan keistimewaannya.
2. Proses retensi. Pengaruh seorang model bergantung pada ingatan seseorang
terhadap aksinya, bahkan ketika model itu tidak lagi ada
3. Proses reproduksi motoric. Setelah seseorang melihat perilaku baru dengan
mengamati seorang model , hal yang dilihat itu yang diterapkan

Pembentukan : sebuah alat manejerial

Karena pembelajaran terjadi saat dan sebelum bekerja, manajer memikirkan cara
agar karyawan berperilaku yang menguntungkan bagi organisasi. Sehingga manajer
akan berusaha mencetak karyawan dengan memandu pembelajarannya secara
bertahap, hal ini disebut pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku adalah proses
dalam memandu pembelajaran dalam beberapa tahapan dengan atau tanpa adanya
penguatan
Implikasi bagi manajer: Karyawan akan belajar ketika bekerja. Akankah Manajer
mampu mengelola pembelajaran karyawan melalui penghargaan dan contoh yang
diberikan, ataukah manajer akan membiarkan pembelajaran itu terjadi begitu saja.
Jika sekelompok kecil karyawan diberi penghargaan dengan kenaikan gaji dan
promosi, karyawan itu tidak memiliki alasan untuk mengubah perilaku mereka .
bahkan karyawan produktif yang melihat kelompok lain dihargai mungkin akan
mengubah perilakunya. JIka manajer menginginkan perilaku A, namun memberikan
penghargaan kepada B, maka tidak heran jika karyawan akan melakukan perilaku
B. Sama halnya manajer harus menjadikan dirinya sebagai contoh bagi karyawan.
Perilaku manajer yang selalu datang terlambat menghabiskan waktu selama dua
jam untuk makan siang, atau menggunakan peralatan kantor untuk keperluan
pribadi akan dilihat dan ditiru oleh karyawan.

VI. Isu – isu Perilaku Organisasi Terkini

Mengelola perbedaan generasi

Gen Y akan mengubah tempat kerja, karena pada tahun 2025 mereka akan mebentuk
lebih dari 75 % ankatan kerja. GEN Y secara umum yakni siapapun yang lahir antara
tahun 1982 hingga 1997, mereka membawa sikap baru ketempat kerja .Gen dibesarkan
dalam ragam pengalaman dan peluang. Dan mereka ingin kehidupan peerjaan mereka
memberikan hal yang serupa

Menghadapi Tantangan manajerialnya. Mengelola karyawan Gen Y memberikan


tantangan tersendiri. Konflik dan kekecewaan bisa terjadi terkait isu-isu penampilan,
teknologi, dan gaya manajemen.

Bagaimana Mengelola perilaku negartif ditempat kerja.Kebanyakan manajer akan


merasa takut untuk berurusan dengan karyawan yang sulit. Namun mereka tidak bisa
begitu saja mengabaikan masalah ini. maka yang bisa dilakukan adalah

a. mengakui bahwa perilaku negative tersebut ada karena jikan berpura-pura


tidak tau dan mengabaikan akan membingungkan karyawan mengenai
perilaku apa yang diharapkan dan bisa diterima.
b. Menyaring karyawan potensial yang memiliki keprinafian tertentu dan
memproses dengan cepat dan tegas
c. Cermati sikap karyawan karena karyawan yang tidak puas dengan
pekerjaan mereka akan merespons dengan cara apapun
BAB III
KESIMPULAN

I. Mengidentifikasi focus dan tujuan dari perilaku peribadi didalam


organisasi
Perilaku organisasi berfokus pada 3 bidang utama yakni: mengamati perilaku
Individu, berkaitan erat dengan perilaku kelompok, mengamati aspek-aspek
organisasi
Tujuan Perilaku Organisasi adalah Untuk menjelaskan,memprediksi dan
mempengaruhi organisasi.

II. Menjelaskan peran dari sikap individu terhadap kinerja


Sikap (attitude) merupakan pernyataan evaluative – disukai ataupun tidak
disukai terkait dengan objek, orang, atau kejadian.
Kepuasan kerja mengacu pada sikap yang lazim ditunjukkan seseorang
terhadap pekerjaannya. sikap terdiri dari tiga komponen yaitu 1)Komponen
kognitif; 2) Komponen afektif dan; 3) Komponen perilaku mengacu pada
sikap, itikad untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap seseorang atau
sesuatu
Kepuasan kerja berdampak positif terhadap produkstifitas , mengurangi
tingkat kehadiran, mengurangi tingkat perputaran karyawan, mendorong
kepuasan pelanggan, cukup mendorong OCB, dan membantu mengurangi
perilaku buruk ditempat kerja.

III. Menggambarkan berbagai teori


MBTI mengukur empat dimensi : interaksi social, preferensi dalam menghimpun
data, preferensi dalam mengambil keputusan, dan gaya dalam mengambil
keputusan. Model Big Five terdiri dari lima sifat kepribadian : ekstraversi, dapat
disetujui, kecermatan, stabilitas emosi dan keterbukaan terhadap pengalaman
Lima sifat kepribadian lainnya yang membantu menjelaskan perilaku individu dalam
organisasi antara Lokus kendali, Machhiallianisme, harga diri, pemantauan diri dan
pengambilan resiko

Bagaimana seseorang berespon secara emosional dan bagaimana seseorang


mengahadapi emosinya menjadi fungsi kepribadian. Seseorang yang cerdas secara
emosional memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengelola isyarat emosi

IV. Menggambarkan persepi dan factor yang mempengaruhinya


Persepsi adalah bagaimana kita mengartikan lingkungan dengan cara menyusun dan
menginterpretasi impresi sensoris. Manajer perlu memahami persepsi karena orang-
orang berperilaku atas persepsi mereka

Teori atribut bergantung pada tiga ciri khas yaitu : ketika seseorang menunjukkan
perilaku tertentu pada situasi tertentu (perilaku yang tidak biasa) ; consensus adalah
ketika orang lain merespon dengan cara yang sama pada situasi yang sama ;
Konsistensi adalah ketika seseorang berperilaku secara rutin dan konsisten

Tinggi rendahnya ketiga factor atribusi membantu manajer dalam menentukan


apakah perilaku karyawan diatribusikan dari factor ekternal atau internal.

Tiga jalan pintas untuk menilai orang lain yaitu kesamaan anggapan, stereotip, dan
efek halo

V. Membahas teori-teori pembelajaran dan dalam relevansinya dalam


membentuk perilaku
Operan Conditioning adalah teroi pembelajaran yang mengatakan bahwa perilaku
adalah fungsi dari konsekuensinya

Pembelajaran Sosial adalah teori yang mengatakan bahwa orang-orang bisa belajar
melalui observasi dan pengalaman langsung

Karyawan akan belajar ketika bekerja. Akankah Manajer mampu mengelola


pembelajaran karyawan melalui penghargaan dan contoh yang diberikan, ataukah
manajer akan membiarkan pembelajaran itu terjadi begitu saja
VI. Membahas Isu-Isu terkini di bidang perilaku organisasi
Pekerja Gen Y mengahdirkan sikap baru ditempat kerja. Menghadapi
Tantangan manajerialnya. Mengelola karyawan Gen Y memberikan
tantangan tersendiri. Konflik dan kekecewaan bisa terjadi terkait isu-isu
penampilan, teknologi, dan gaya manajemen
Perilaku buruk di tempat kerja bisa diatasi dengan mengakui bahwa hal itu
terjadi, secara cermat menyaring calon pegawai, mencermati sikap karyawan
melalui survey tentang kepuasan /ketidak puasan kerja

Anda mungkin juga menyukai