Anda di halaman 1dari 4

Nama: Rizki Susilo Utomo

NIM : 12010116140100

KEPEMIMPINAN YANG AUTENTIK: ETIKA DAN KEPERCAYAAN

Apakah Yang Dimaksud dengan Kepemimpinan Autentik?

Moto dari Bill McDermott, salah seorang wakil CEO SAP, adalah “Tetap Tidak Pernah Puas, Tetap Rendah
Hati,” dan dia terlihat menjalankan apa yang dia nasihatkan. CEO dari Campbell Soup Denise Morrison
memutuskan untuk mengurangi sodium di dalam produk sup perusahaan hanya karena hal ini
merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. McDermott dan Morrison terlihat merupakan teladan-
teladan yang tepat dari kepemimpinan yang autentik.”

Para pemimpin yang autentik mengetahui siapakah mereka, mengetahui apa yang mereka yakini
dan nilai, bertindak atas nilai tersebut, serta meyakini secara terbuka dan berterus terang. Para pengikut
mempertimbangkan mereka sebagai orang-orang yang beretika. Kualitas utama yang dihasilkan oleh
kepemimpinan yang autentik adalah kepercayaan. Para pemimpin yang autentik membagi informasi,
mendorong komunikasi yang terbuka, dan melekat pada idealism mereka. Hasilnya: orang-orang dating
untuk memiliki keyakinan mereka.

Terdapat riset yang terbatas pada kepemimpinan yang autentik hingga saat ini. Namun, riset
terbaru mengindikasikan bahwa kepemilikan yang autentik, khususnya ketika dibagikan di antara para
anggota tim manajemen puncak, menciptakan pengaruh yang memberikan semangat positif yang
meningkatkan kinerja perusahaan. Kepemimpinan yang autentik adalah suatu cara yang menjanjikan
untuk berpikir mengenai etikadan kepercayaan didalam kepemimpinan karena menitikberatkan pada
aspek moral yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Para pemimpin yang transformasional atau karismatik
mampu memiliki sebuah visi dan mengomunikasikannya melalui bujukan, tetapi kadang kala visi
tersebut salah.

Kepemimpinan yang Beretika.

Para peneliti mulai mempelajari implikasi etika dalam kepemimpinannya. “Mengapa sekarang? Salah
satu alasan adanya ketertarikan yang semakin meningkat mengenai etika di seluruh bidang manajemen.
Lainnya menemukan bahwa banyak para pemimpin pada masa lalu-seperti misalnya Martin Luther King
Jr, John F. Kennedy, dan Thomas Jefferson-kurang beretika. Alasan lain adalah bertambahnya kesadaran,
bahwa meskipun setiap anggota organisasi bertanggung jawab untuk perilaku yang etis, tetapi banyak
hal-hal baru yang ditujukan untuk meningkatkan perilaku yang etis, tetapi banyak hal-hal baru yang
ditujukan untuk meningkatkan perilaku etis organisasi merupakan tugas pemimpin.

Etika dan kepemimpinan saling beririsan pada sejumlah titik waktu. Kepemimpinan yang
transformasional memiliki implikasi etika ketika para pemimpin ini mengubah cara berpikir dari para
pengikutnya. Karisma juga memiliki komponen etika. Para pemimpin yang tidak etis akan menggunakan
karisma mereka untuk meningkatkan kekuasaannya atas para pengikutnya. Diarahkan untuk melayani
dirinya sendiri hingga akhir. Para pemimpin yang memperlakukan para pengikutnya dengan keadilan,
terutama dengan memberi kejujuran, sering berkunjung, dan informasi yang akurat, maka akan terlihat
menjadi lebih efektif
Oleh karena para eksekutif puncak menetapkan pesan moral bagi organisasi, mereka perlu
menetapkan standar-standar etika yang tinggi, memberikan contoh dari perilaku mereka sendiri, dan
mendorong serta memberikan imbalan integritas pada orang lain dan menghindari penyalahgunaan
kekuasaan seperti mengambil keuntungan dan bonus yang besar untuk diri sendiri sedangkan terjadi
pemecatan karyawan.

Agar kepemimpinan beretika menjadi efektif, tidak cukup bagi pemimpin untuk hanya memiliki
karakter moral yang tinggi semata. Bagaimanapun juga, tidak terdapat standar yang universal mengenai
perilaku etis, dan norma etika yang bervariasi oleh budaya, oleh industry, dan bahkan kadang di dalam
sebuah organisasi. Para pemimpin harus bersedia untuk mengekspresikan keyakinan etis mereka dan
membujuk yang lainnya untuk mengikuti standar-standar mereka.

Untuk menyampaikan keyakinan-keyakinan mereka, maka para pemimpin harus mempelajari


untuk mengekspresikan keyakinan moral mereka dalam pernyataan yang mencerminkan nilai yang
dibagikan oleh para anggota organisasi mereka. Para pemimpin dapat membangun fondasi
kepercayaaan untuk menunjukan karakter mereka.

Pernyataan dari para pemimpinan yang beretika sering kali berupa pesan yang positif, misalnya
pembukaan untuk pidato kemenangan Perang Dunia II yang disampaikan oleh Winston Churcill: “ini
adalah saat kita, ini bukanlah sebuah kemenangan dalam sebuah pesta atau kelas mana pun, ini adalah
sebuah Kemenangan inggris raya sebagai suatu keseluruhan. “ sebuah Contoh dari pesan negatif yang
disampaikan oleh seorang pemimpin yang beretika adalah pidato oleh Gandhi: “Bahkan jika seluruh
PerserikatanBangsa-Bangsa menentang saya, bahkan jika seluruh India meninggalkan saya, Saya akan
mengatakan , ‘Anda salah. India akan terenggut dengan tanpa kekerasan atas kebebasannya dari tangan
–tangan yang tidak bersedia.

Kepemimpinan bukannya terbebas dari nilai. Dalam menilai efektivitasnya, kita perlu membahas
arti seorang pemimpin yang digunakan untuk mencapai tujuan seiring pula dengan kandungandari
tujuan-tujuan tersebut.

Kepemimpinan Yang Melayani

Para ahli belakangan ini telah mempertimbangkan kepemimpinan yang beretika dari suatu
sudut yang baru dengan memeriksa kepemimpinan yang melayani.” Para pemimpin yang melayani akan
melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan menitikberatkan pada kesempatan untuk membantu
para pengikutnya agar bertumbuh dan berkembang. Mereka tidak ,mengunakan kekuasan untuk
mencapai akhir, mereka lebih menekankan pada bujukan. Karakteristik perilaku meliputi mendengarkan
, berempati, membujuk, menerima pelayanan dan secara aktif mengembangkan potensial dari para
pengikutnya.

Tiga bagian untuk memasuki proses sosialisasi akan selesai ketika para anggota telah
diinternalisasikan dan menerima norma-norma dari organisasi dan kelompok kerja mereka, yakin
dengan kompetensi mereka, dan merasa dipercaya serta dinilai oleh para kolega mereka. Mereka
memahami sistem-bukan hanya tugas mereka sendiri tetapi aturan, prosedur, dan praktik secara
informal yang diterima pula.
Para peneliti telah memulai untuk memeriksa bagaimana perubahan tangkah laku pekerja
dalam sosialisasi dengan mengukur pada beberapa poin atas beberapa bulan pertama. Salah satu studi
telah mendokumentasikan pola dari “masa indah” dan “masa daripada sebelumnya. Anda harus
mempercayai bahwa jika Anda memperlihatkan kepada supervisor Anda sebuah proyek kreatif yang
sedang Anda Kerjakanm, maka dia tidak akan memanfaatkan hasil kerja tanpa sepengetahuan Anda.

Bagaimana Kepercayaan dapat Dikembangkan?

Kepercayaan bukan hanya mengenai pemimpin karakteristik dari para pengikut juga
mempengaruhi perkembangannya. Apakah karakteristik utama yang mengarahkan kita untuk meyakini
bahwa seorang pemimpin layak untuk dipercaya?

Integritas mengacu pada kejujuran dan kebenaran . Ketika 570 pekerja perkantoran diberikan
daftar berisi28 atribut yang terkait dengan Pkepemimpinan, mereka memeringatkan kejujuran adalah
hal yang sangat penting sejauh ini. Integritas juga berarti memiliki konsistensi di antara apa yang Anda
lakukan dengan yang dikatakan.

Kebajikan berarti bahwa orang yang dipercaya akan memikat ketertarikan di hati Anda, bahkan
jika Anda tidak serta sejajar dengan mereka. Perilaku yang memperhatikan dan mendukung merupakan
bagian dari ikatan emosional di antara para pemimpin dengan para pengikut.

Kemampuan mencakup pengetahuan dan keahlian teknik dan individu serta interpersonal.
Bahkan orang yang sangat berprinsip dengan niat terbaik di dunia tidak akan dipercaya untuk mencapai
hasil yang positif bagi And ajika Anda tidak memiliki keyakinan atas kemampuannya untu menyelesaikan
pekerjaan.

Kepercayaan sebagai Sebuah Proses

Kecendrungan untuk mempercayai mengacu pada bagaimana mungkin pekerja tertentu


mempercayai seorang pemimpin. Beberapa orang lebih cenderung untuk meyakini orang-orang lain
yang dapat dipercaya. Mereka yang secara hati-hati mendokumentasikan setiap janji atau percakapan
dengan para supervisor mereka tidak memiliki kecendrunganyang sangat tinggi untuk mempercayai, dan
mereka mungkin tidak akan mendengarkan kata-kata dari seorang pemimpin. Mereka yang berpendapat
bahwa sebagian besar orang pada dasarnya jujur dan terus terang akan lebih cenderung untu mencari
bukti bahwa para pemimpinnnya telah berperilaku dengan cara yang dapat dipercaya.

Waktu merupakan komponen terakhir dalam membangun kepercayaan, Kita dapat


mempercayai orang-orang didasarkan pada pengamatam perilaku mereka selama suatu periode waktu
tertentu. Para pemimpin prlu untuk menunjukan bahwa mereka memiliki integritas, kebajikan, dan
kemampuan dalam situasi di mana kepercayaan adalah penting.

Para pemimpin yang melanggar kontrak psikologis dengan para pekerja memperlihatkan bahwa
mereka tidak dapat dipercaya, sehingga muncul pekerja yang kurang terpuaskan dan kurang
berkomitmen, memiliki niat yang lebih besar untuk mengundurkan diri, kurang terlibat dalam perilaku
kewargaan, dan memiliki level kinerja tugas yang rendah. Para pemimpin yang mengkhianati
kepercayaan akan dinilai negatifoleh para pengikutnya jika telah terdapat level pertukaran pemimpin –
anggota yang rendah. Ketika dilanggar, kepercayaan dapat diperoleh kembali, tetapi hanya dalam
situasi-situasi tertentu dan bergantung pada tipe pelanggaran. Jika penyebabnya adalah karena
kurangnya kemampuan, sebaiknya meminta maaf dan mengakui bahwa anda seharusnya melakukan
yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai