Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KKPMT III

Judul: Nervous Optikus

Disusun oleh:

1. Aditya Impal (181108113462002)


2. Benny Christian Tamonob (181108113462007)
3. Edo Adi Putra (181108113462014)
4. Jhoddy Anwar (181108113462027)

STIKES KAPUAS RAYA SINTANG


SINTANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah mempermudah
dalam pembuatan makalah kkpmt 3 ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Tanpa
dukungan dari pihak-pihak , kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Nervous Optikus”.
Dalam hal ini, kami mengharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca dan
memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak
ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.

Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca ,yang kiranya dapat
kami perbaiki jika terjadi kesalahan.

Sintang,17 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
C. Rumusan masalah ........................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
ISI............................................................................................................................................................. 3
A. Anatomi Nervous Optikus ............................................................................................................... 3
B. Fisologi Persepsi Visual (Pengelihatan) ........................................................................................... 4
C. Fungsi Nervous Optikus................................................................................................................... 5
BAB III ...................................................................................................................................................... 6
PENUTUP ................................................................................................................................................. 6
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persepsi visual adalah proses interpretasi cahaya yang masuk ke mata menjadi
informasi visual yang spesifik di otak. Sistem penglihatan manusia mendapat informasi
visual dari lingkungan sekitarnya lalu diproses menjadi sinyal saraf yang menghasilkan
persepsi visual. Informasi visual yang diterima oleh mata diproses di area-area yang
berbeda pada otak. Interpretasi terhadap suatu objek yang melalui beberapa rangkaian
proses. Persepsi warna, persepsi gerak, persepsi ruang dan persepsi kedalaman dari
informasi visual memberikan kode spesifik yang dianalisis oleh korteks oksipital
sehingga manusia dapat melihat suatu objek.

Informasi visual yang dihasilkan oleh sistem penglihatan menghasilkan persepsi


yang berbeda seperti gerakan, warna, dan kedalaman. Beberapa pasien dapat
mengeluhkan kesulitan dalam mengenali objek, menentukan warna, menentukan jarak,
dan melihat benda yang bergerak. Keluhan tersebut terkait proses interpretasi visual yang
pada patofisiologinya terdapat di area-area tertentu pada otak. Dokter mata dapat
memahami keluhan penglihatan pasien menjadi diagnosis yang selanjutnya berpengaruh
terhadap pemilihan terapi dengan memahami proses persepsi visual

Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal dari sel-sel ganglion retina
menuju khiasma nervus optikus dan berakhir di korpus genikulatum lateral (Hartono,
1994).

Saraf ini (nervus optikus) bekerja membawa impuls (rangsangan)dari sel kerucut dan
sel batang di retina mata untuk dibawa kebadan elakson yang membentuk saraf optic di
bola mata. Lalu, setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk
kerongga cranial melalui foramen optic. Nervus Optikus adalah jenis saraf sensoris.
Fungsinya adalah untuk menerima rangsang dari mata lalu menghantarkannya keotak
untuk diproses sebagai persepsi visual (penglihatan)

Nervus optikus bermula dari optic disk dan berlanjut sampai ke kiasma optikum,
dimana ke dua nervus tersebut menyatu. Lebih awal lagi merupakan kelanjutan dari
lapisan neuron retina, yang terdiri dari axon-axon dari sel ganglion. Serat ini juga
mengandung serat aferen untuk reflex pupil.

Secara morfologi dan embriologi, neuritis optikus merupakan saraf sensorik. Tidak
seperti saraf perifer nervus optikus tidak dilapisi oleh neurilema sehingga tidak dapat
beregenerasi jika terpotong. Serat nervus optikus mengandung 1,0-1,2 juta serat saraf.

1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi pada sistem syaraf optikus( indera
pengelihatan.
2. Untuk mengetahui fungsi nervous optikus yang memperngaruhi proses
peneglihatan

C. Rumusan masalah
1. Apa fungsi dari nervous optikus?
2. Apa saja anatomi dan fisiologi dari nervous optikus?

2
BAB II

ISI
A. Anatomi Nervous Optikus
Nervus optikus merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat (SSP) yang memiliki
lebih sedikit sel neuron dan terisolasi dari sel lain yang umumnya berada di otak.
Nervus optikus terdiri dari akson sel ganglion retina dan sel glia. Jumlah akson
cenderung tetap, sedangkan jumlah sel glia dan mielin relatif bervariasi di berbagai
tempat dibandingkan akson. Nervus optikus membentang dari retina melewati
foramen sklera posterior hingga ganglion genikulatum lateral di thalamus.

Pada manusia, panjang nervus optikus yang terbentang dari belakang bola mata
hingga kiasma optikum adalah sekitar 50 mm dan terdiri dari empat bagian:

1) Bagian intraokuler (head nervus optikus) memiliki panjang sekitar 1 sampai


1.5 mm dengan diameter transversal terhadap sklera sebesar 1,5 mm.
2) Bagian intraorbital dimulai dari bagian posterior permukaan sklera, memiliki
panjang sekitar 30-40 dan diameter 3-4 mm. Bagian ini memiliki sinous course
sehingga tetap memungkinkan gerakan excursi bola mata. 2 Sekitar 8-15 mm
dibelakang bola mata, a.centralis retina berpenetrasi kedalam nervus optikus.
3) Bagian intrakanalikuler yang memiliki panjang sekitar 5-8 mm terfiksasi erat
di dalam kanalis optikus.
4) Bagian intrakranial memiliki panjang sekitar 10 mm dan bergabung dengan
nervus kontralateral membentuk kiasma optikum. Karena merupakan bagian
dari SSP, bagian intarorbita nervus optikus diselubungi pula oleh lapisan
piamater, araknoid, dan duramater.

Traktus serat yang berjalan naik dari mata ke kiasma disebut saraf
optikus (fasikuli optisi). Setelah saraf tiba pada kiasma, separuh dari seratnya yang
berasal dari separuh sisi nasal retina menyebrang melalui kiasma ke sisi yang
berlawanan. Separuh lainnya yang berasal dari separuh sisi temporal retina terus
berjalan ipsilateral. Dibelakang kiasma semua bergabung dengan serat yang
menyebrang dari mata kontralateral dan membentuk traktus optikus. Setiap traktus
berakhir pada korpus genikulata lateralnya.

Serat makula untuk penglihatan sentral, memasuki kaput saraf temporalis. Serat
segera mencapai posisi sentral dalam bagian orbital dari saraf. Atrofi berkas serat
makula, menyebabkan kepucatan yang khas dari bagian temporal kaput saraf yang
mungkin berhubungan dengan kerusakan penglihatan sentral, penglihatan perifer tetap
utuh. Jika serat perifer dari saraf optikus mengalami kerusakan (cedera saraf
periaksial), ketajaman penglihatan tetap utuh, tetapi penglihatan perifer menyempit.

Kerusakan seluruh saraf yang membawa ke atrofi, diikuti oleh kepucatan seluruh
papilla. Dikatakan atrofi optik primer jika saraf mengalami kerusakan secara
langsung, misalnya akibat tekanan saraf oleh tumor.

3
Atrofi seperti itu dan skotoma sentralis pada sisi tumor dan papilaedema pada sisi
yang lain, dikenal sebagai sindroma foster kennedy. Atrofi optik sekunder terjadi
mengikuti papilaedema.

Jika tidak ada penyakit intraokular kerusakan penglihatan pada satu mata selalu
menandakan lesi pada bagian orbita, foramen, atau kranial dari saraf optikus.

Jika pusat kiasma mengalami kerusakan, sehingga serat yang menyebrang menjadi
terganggu (oleh tumor hipofise, kraniofaringioma, meningioma tuberkulum sela)
hasilnya adalah hemianopia bitemporal. Biasanya serat yang datang dari separuh
bawah retina dan mengisi bagian ventral kiasma adalah yang pertama-tama rusak;
yang menjelaskan mengapa hemianopia dimulai pada kuadran atas atau bitemporal
dari lapangan pandang.

Hal tersebut pertama-tama melibatkan penglihatan warna. Pada kasus yang


jarang, hemianopia heteronimus mungkin binasal. Penemuan seperti itu menunjukan
bahwa bagian lateral dari saraf optikus intrakranial, kiasma atau traktus postkiasmatik
mengalami kerusakan (oleh arteri abnormal, tumor, meningitis basalis).

B. Fisologi Persepsi Visual (Pengelihatan)


Proses visual adalah proses interpretasi cahaya yang masuk ke mata dan
ditangkap oleh retina sampai menjadi informasi visual yang spesifik di otak.
Pembentukan bayangan di retina bergantung pada kemampuan refraksi mata. Cahaya
mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina. Terjadi perubahan energi
cahaya menjadi aksi potensial di retina. Sinyal yang terbentuk diteruskan ke nervus
optikus, kiasma optikus, traktus optikus, korpus genikulat lateral dan korteks serebri.

Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk melewati kornea untuk mencapai
fotoreseptor retina. Iris memiliki 2 kelompok jaringan otot polos, yaitu otot sirkuler
dan radial. Saat otot sirkuler berkontraksi, pupil mengecil untuk mengurangi jumlah
cahaya yang masuk. Saat otot radialis kontraksi, pupil melebar di cahaya redup untuk
meningkatkan jumlah cahaya yang masuk.

Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya yang diatur oleh otot siliaris. Otot
siliaris adalah bagian dari korpus siliaris yaitu komponen lapisan koroid di anterior.
Otot siliaris akan relaksasi dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh.

Otot siliaris kontraksi untuk membuat lensa menjadi lebih cembung dan lebih
kuat untuk penglihatan dekat.

Cahaya akan ditangkap oleh fotoreseptor retina dan diteruskan oleh sel ganglion
menuju nervus optikus. Nervus optikus memasuki ruang intrakranial melalui foramen
optikum. Anterior tuberkulum sella nervus optikus kiri dan kanan bergabung menjadi
satu membentuk kiasma optikum. Serabut bagian nasal dari masing – masing mata
akan berdekusasi kemudian menyatu dengan serabut temporal mata yang lain

4
membentuk traktus optikus dan melanjutkan perjalanan untuk ke korpus genikulat
lateral dan kolikulus superior.

Serabut saraf yang bersinaps di korpus genikulat lateral adalah jaras visual,
sedangkan serabut saraf yang berakhir di kolikulus superior menghantarkan impuls
visual untuk refleks pupil. Serabut saraf yang membawa impuls penglihatan akan
berlanjut melalui radiasi optik atau traktus genikulokalkarina ke korteks penglihatan
primer di girus kalkarina. Serabut yang berasal dari bagian medial korpus
genikulatum lateral membawa impuls lapang pandang inferior sedangkan serabut
yang berasal dari bagian lateral membawa impuls dari lapang pandang superior.

Persepsi visual diartikan sebagai produk akhir dari proses interpretasi dari
informasi yang di tangkap oleh retina kemudian diubah menjadi kode-kode saraf yang
diproses di bagian sensorik korteks. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi
normal tubuh manusia hingga dapat melakukan suatu aktivitas organik. Fisiologi
persepsi visual adalah proses cahaya sebagai informasi visual diterima dan
diinterpretasi oleh otak.

Persepsi visual adalah proses mengolah impuls cahaya menjadi informasi visual
yang spesifik di otak. Sistem penglihatan manusia mendapat informasi visual dari
lingkungan sekitarnya lalu memroses menjadi sinyal saraf yang menghasilkan suatu
persepsi visual. Persepsi warna, persepsi gerak, ruang dan kedalaman dari informasi
visual akan memberikan kode tertentu yang dianalisis oleh korteks oksipital sehingga
manusia dapat melihat suatu objek dengan berbagai detail.

C. Fungsi Nervous Optikus


Saraf optik, juga disebut saraf kranial II, adalah susunan saraf yang berfungsi
mengirimkan informasi penglihatan dari retina ke otak.

Gambar 1.1

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Nervus optikus merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat (SSP) yang memiliki
lebih sedikit sel neuron dan terisolasi dari sel lain yang umumnya berada di otak.
Nervus optikus terdiri dari akson sel ganglion retina dan sel glia. Jumlah akson
cenderung tetap, sedangkan jumlah sel glia dan mielin relatif bervariasi di berbagai
tempat dibandingkan akson. Nervus optikus membentang dari retina melewati
foramen sklera posterior hingga ganglion genikulatum lateral di thalamus.
Proses visual adalah proses interpretasi cahaya yang masuk ke mata dan
ditangkap oleh retina sampai menjadi informasi visual yang spesifik di otak.

Pembentukan bayangan di retina bergantung pada kemampuan refraksi mata.


Cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina. Terjadi perubahan
energi cahaya menjadi aksi potensial di retina. Sinyal yang terbentuk diteruskan ke
nervus optikus, kiasma optikus, traktus optikus, korpus genikulat lateral dan korteks
serebri.

6
DAFTAR PUSTAKA
http://materikedokteran.blogspot.com/2013/06/perjalanan-nervus-ii-optikus.html

http://eprints.undip.ac.id/44108/3/Nida_Nur_Hanifah_G2A009049_Bab2KTI.pdf

Anda mungkin juga menyukai