Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN

KERJA INDUSTRI KUE TAMBANG


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3 Sektor Informal
Dosen pengampu : H. Yuldan Faturahman., S.K.M., M.Kes

Oleh :

Dea Wulandari ( 174101122 )


Nafila Soraya ( 174101127 )
Muhamad Iqbal Alfarizi ( 174101130 )
Nuni Marsita ( 174101136 )
Putri Dwi Yulianti ( 174101140 )
Tri Galih Kusuma Wardana ( 174101144 )
Dian Kardina ( 174101146 )
Rika Mustika ( 174101151 )
Fajriani Karimah ( 174101156 )

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan “Laporan Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja Industri
Kue Tambang”. Laporan ini diajukan guna untuk melengkapi tugas Mata Kuliah
K3 Sektor Informal. Yang berisikan tentang upaya kesehatan keselamatan kerja di
industri kue tambang. Penyusunan laporn ini dapat diselesaikan atas bantuan serta
bimbingan dari dosen pengampu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Tasikmalaya, 18 November 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 3
E. Ruang Lingkup ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Bahaya Kerja ................................................................................................ 5
B. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) ...................................................... 7
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Usaha ................................................................................................ 12
B. Bahan Baku dan Penolong ......................................................................... 12
C. Alat – Alat .................................................................................................. 13
D. Proses Produksi .......................................................................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN
A. Survei Mawas Diri ..................................................................................... 16
B. Musyawarah Masyarakat Kelurahan .......................................................... 22
C. Peresmian Pos UKK Kumbang .................................................................. 25
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 26
B. Saran ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafk Karakteristik Pekerja berdasarkan Jenis Kelamin ................... 17


Gambar 4.2 Grafik Berdasarkan Lama Kerja pada Pekerja ..................................... 17
Gambar 4.3 Grafik Berdasarkan Bagian Kerja pada Pekerja ................................... 18
Gambar 4.4 Grafik Keluhan Kerja Akibat Kerja ...................................................... 19
Gambar 4.5 Grafik Posisi Kerja pada Pekerja .......................................................... 20
Gambar 4.6 Grafik Keluhan Kesehatan pada Pekerja .............................................. 21
Gambar 4.7 Grafik Penyakit dan Kecelakaan Akibat Kerja ..................................... 21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Usia ........................................ 17


Tabel 4.2 Prioritas Masalah Hasil Musyawarah Masyarakat Desa ............... 22
Tabel 4.3 Nama Kader dan Jabatan Pos UKK Kumbang ............................. 24

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Plan Of Action


Lampiran 2. Rundown Acara
Lampiran 3. Daftar Hadir
Lampiran 4. Memorandum of Understanding

Lampiran 5. SK Pembentukan Kader Pos UKK Kumbang

Lampiran 6. Berita Acara

Lampiran 7. Dokumentsi

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan
kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif
kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan
tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan
salah satu faktor utama yang memudahkan tenaga kerja memasuki sektor
informal dan semakin mengukuhkan kehadirannya sebagai penyangga
terhadap kelebihan tenaga kerja. Keadaan ini dalam jangka pendek akan dapat
membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia (Harahap dan Sri
Hastuty 2006 dalam Muzakir, 2010).
Pemberdayaan sektor informal merupakan bagian dari pemberdayaan
perekonomian rakyat guna pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dalam
beberapa hal, sektor informal lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu
oleh manajemen operasional yang kaku. Dalam periode krisis perekonomian
nasional, sektor informal yang bersifat adaptif dan lentur, masih tetap
bertahan bahkan mampu mengembangkan peluang-peluang usaha
dibandingkan dengan perusahaan besar.
Sektor informal yang berkembang di Tasikmalaya saat ini adalah yang
berkaitan dengan penyediaan jasa, kerajinan, dan industri makanan. Salah
satunya adalah pabrik Kue Tambang Berkat milik Ibu Magda Astuti yang ber
alamat di RT 02 RW 06 Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya. Kami memilih pabrik Kue Tambang Berkat ini atas
rekomendasi dari Puskesmas Kahuripan dan karena jarak yang cukup dekat
dengan kampus sehingga memudahkan kami dalam hal melakukan observasi.
Pabrik Kue Tambang Berkat ini termasuk ke dalam usaha sektor informal
sehingga masih banyak masalah kesehatan dan kecelakaan kerja yang timbul,
baik dari lingkungan kerja ataupun proses produksi. Hal tersebut yang
melatarbelakangi kelompok Kami untuk membuat program Pos UKK

1
2

Kumbang (Pos Upaya Kesehatan Kerja Kue Tambang) di usaha sektor


informal Kue Tambang Berkat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka perlu untuk kita ketahui permasalahan
kesehatan dan faktor bahaya apa saja yang terdapat di usaha sektor informal
tersebut serta bagaimana pembentukan dan implementasi Pos Upaya Kesehatan
Kerja sebagai penanganan dari permasalahan kesehatan dan kecelakaan kerja di
pabrik Kue Tambang Berkat di RT 02 RW 06 Kelurahan Kahuripan
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) serta membentuk Pos Upaya Kesehatan Kerja di
usaha pembuatan Kue Tambang Berkat di RT 02 RW 06 Kelurahan
Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis faktor risiko lingkungan fisik di usaha
pembuatan Kue Tambang Berkat.
b. Untuk menganalisis faktor risiko biologi di usaha pembuatan Kue
Tambang Berkat.
c. Untuk menganalisis faktor risiko kimia di usaha pembuatan Kue
Tambang Berkat.
d. Untuk menganalisis faktor risiko ergonomi di usaha pembuatan Kue
Tambang Berkat.
3

D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai bahan proses belajar bagi peneliti, menambah pengalaman
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai industry
sektor informal dan program Pos Upaya Kesehatan Kerja.
2. Manfaat Bagi Pemilik Pabrik Kue Tambang Berkat
Membantu mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja
pada pekerja dengan adanya program Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos
UKK Kumbang).

E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Ilmu Kesehatan Masyarakat yang berhubungan dengan derajat kesehatan
dan faktor faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik
/ kependudukan.
2. Lingkup Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah upaya pencegahan dan pengurangan
penyakit dan kecelakaan akibat kerja pada pekerja Kue Tambang Berkat.
3. LingkupTempat
Tempat penelitian dilakukan di pabrik Kue Tambang Berkat di RT 02
RW 06 Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
4. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Kue Tambang
Berkat.
5. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7-20 November 2019.
6. Lingkup Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara
dan observasional.
4

7. Lingkup Tenaga Interview


Laporan ini dibuat oleh kelompok 4 yang beranggotakan 9 orang, yaitu
oleh Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang sedang melakukan
tugas Mata Kuliah K3 Sektor Informal.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Bahaya Kerja
1. Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika
antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang
mikro, dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu
yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak
diinginkan, berikut ini penjelasannya:
a. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki
yang bersumber dari alatalat proses produksi dan atau alat-alat
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat
merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan
kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering
diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu
bahaya fisik utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan
ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari (
Permenkes RI No: 718).
b. Panas
Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi
yang kemudian dipadankan dengan produksi panas oleh tubuh.
Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah antara 24-
26°C(Suma’mur, 2009). Tekanan panas juga diartikan sebagai
batasan kemampuan penerimaan panas yang diterima pekerja dari
kontribusi kombinasi metabolisme tubuh akibat melakukan
pekerjaan dan faktor lingkungan (temperatur udara, kelembaban,
pergerakan udara, dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian
yang digunakan.Suhu lingkungan di tempat kerja yang terlalu

5
6

panas ataupun terlalu dingin berbahaya terhadap kesehatan


individu pekerja. Pajanan suhu yang terlalu panas disebut juga
heat stress (Harrianto, 2013).
Pekerja di dalam lingkungan panas, seperti di sekitar
furnaces, peleburan, boiler, oven, tungku, pemanas atau bekerja di
luar ruangan di bawah terik matahari dapat mengalami tekanan
panas. Selama aktivitas pada lingkungan panas tersebut, tubuh
secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu
kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan
antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan
panas dari dalam tubuh (Ridha Siregar 2008)
2. Faktor Biologi
Faktor biologi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
tenaga kerja yang bersifat biologi, disebabkan oleh makhluk hidup
meliputi hewan, tumbuhan dan produknya serta mikroorganisme yang
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.
a. Vector
Vektor dalam arti luas yaitu pembawa/pengangkut. vektor
dalam arti lain adalah hewan avertebrata yang berperan sebagai
penular penyebab penyakit (agen) dari host pejamu yang sakit ke
pejamu lain yang rentan. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan
biologis, dan juga berupa vektor primer dan sekunder. Vektor
mekanis yaitu hewan yang menularkan penyakit tanpa agen
tersebut mengalami perubahan, vektor mekanis ini sangat penting
bagi penyebaran penyakit karena dalam tubuh vektor mekanis
biasanya parasit telah mencapai stadium infektif. Daya tahan
tubuh parasit di dalam tubuh vektor mekanis terbatas karena, maka
dari itu vektor mekanis berfungsi sebagai pemindah. Vektor
biologis parasit mengalami tumbuh dan berkembang dalam tubuh
vector.
7

Salah satu vektor yaitu lalat. Lalat adalah serangga jenis


Arthropodayang masuk dalam ordo Diptera. Beberapa spesies lalat
mempunyai peranan penting dalam masalah kesehatan
masyarakat. Seranggaini dapat menjadi vektor mekanik dan
biologis dalam penyebaran penyakit.Hal ini karena aktivitas lalat
dalam mencari makan dan berkembang biak.Lalat dapat
menularkan penyakit melalui semua anggota tubuhnya seperti
feces, muntahan, bulu badan, bulu anggota gerak dan terutama
pada kaki yang terdapat bulu-bulu halus sehingga bibit-
bibitpenyakit dapat menempel (Suraini dalam Saputri 2017).
Penyakit yang dibawa lalat dikarenakan lalat hinggap di
tempat kotor sehingga kuman, bakteri, dan virus menempel pada
kaki dan bulu-bulu halus lalat. Selanjutnya lalat menempel pada
makanan kita sehingga virus, bakteri, dan kuman tersebut
menyebar ke dalam makanan dan makanan akan terkontaminasi.
Makanan yang telah dihinggapi lalat sebaiknya tidak di makan,
karena makanan tersebut dapat mengakibatkan beberapa penyakit.
Adapun beberapa penyakit yang disebabkan oleh lalat
adalah sebagai berikut: Diare, Disentri, Kolera, Typhus, Flu
burung, Kerusakan hati, Gatal pada kulit, Virus polio, Virus
hepatitis, Sinus, Infeksi usus, Keracunan, Mubtaber, Cacingan,
Scarlatina, Infeksi lambung.
Seperti halnya bahaya mengupil, lalat pun dapat
menyebabkan penyebaran berbagai virus dan bakteri. Oleh
karenanya kita harus berusaha menghindarinya sebaik mungkin.
B. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
1. Pengertian
Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang
diselenggarakan dari, dan untuk masyarakat pekerja.
8

Pos UKK adalah bentuk upaya kesehatan bersumber daya


masyarakat (UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar
(Primary Health Care) bagi masyarakat pekerja terutama pekerja
informal.
Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
2. Manfaat
a. Bagi Masyrakat Pekerja
1) Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi secara dini, dan
masyarakat pekerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan
kerja yang dapat dijangkau
b. Bagi Kader Kesehatan
1) Kader dapat mendapatkan informasi lebih awal tentang
kesehatan kerja
2) Kader mendapatkan kebanggaan
c. Bagi Puskesmas
1) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas
2) Dapat mengoptimalkan fungsi puskesmas utamanya
pemberdayaan masyaraka
d. Bagi Sektor Lain
1) Dapat memadukan kegiatan sektornya utamanya yang
berkaitan dengan kesejahteraan
2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih
efektif dan efisien
3. Peran dan Fungsi
a. Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan
sumber daya pekerja.
b. Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan
kerja.
c. Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui
promosi kesehatan kerja.
9

d. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan


di lingkungan kerja.
e. Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar.
f. Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan
masalah kesehatan pekerja.
g. Melaksanakan rujukan ke puskesmas.
h. Pencatatan dan pelaporan.
4. Dasar Hukum
a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28.
b. Undang-undang No. 1/1970 tentang Tenaga Kerja.
c. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 pasal 23 tentang Kesehatan
Kerja.
d. Undang-undang No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
e. Kepmenkes 128/2004 tentang Kebijakan dasar Puskesmas.
f. Permenaker 1758/2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan
Dasar.
g. Kemennaker tentang Kewajiban melapor PAK/PAHK.
5. Tujuan
a. Tujuan Umum
1) Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat pekerja tentang
kesehatan kerja
2) Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk
menolong dirinya sendiri.
3) Meningkatanya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan
oleh kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang
terlatih kesehatan kerja.
4) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
pekerja terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
10

5) Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap


pos UKK
6) Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sector
terkait dalam penyelenggaran pos UKK.
6. Manfaat
a. Bagi Masyrakat Pekerja
1) Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi secara dini, dan
masyarakat pekerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan
kerja yang dapat dijangkau
b. Bagi Kader Kesehatan
1) Kader dapat mendapatkan informasi lebih awal tentang
kesehatan kerja
2) Kader mendapatkan kebanggaan
c. Bagi Puskesmas
1) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas.
2) Dapat mengoptimalkan fungsi puskesmas utamanya
pemberdayaan masyarakat.
3) Bagi Sektor Lain.
4) Dapat memadukan kegiatan sektornya utamanya yang
berkaitan dengan kesejahteraan.
5) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih
efektif dan efisien.
7. Persyaratan Pembentukan Pos UKK
a. Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan
kerja.
b. Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK.
c. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK.
d. Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK yang
dilengkapi dengan papan nama Pos UKK, untuk melakukan
kegiatan.
11

e. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kit dan


pertolongan pertama pada penyakit (P3P) kit.
f. Tersedia contoh Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
g. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan.
h. Meja, kursi, tempat tidur dan lemari obat.
i. Adanya buku pencatatan dan pelaporan.
j. Adanya buku panduan dan media penyuluhan.
k. Alat tulis.
Persyaratan 1-6 mutlak harus dipenuhi sebelum dibentuk Pos UKK
dan persyaratan yang lain dapat dilengkapi secara bertahap sesuai
dengan kemampuan masyarakat pekerja.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Usaha
Perusahaan kue tambang BERKAT ini merupakan industri sektor
informal yang berada di RW 06 RT 02 Kelurahan Kahuripan Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya dengan pemilik yaitu Bapak Hengki dan ibu
Magda Astuti. Industry ini sudah berproduksi selama 10 tahun. Memiliki
pekerja sebanyak 23 orang didominasi oleh pekerja perempuan.
Kegiatan produksi dari industri kue tambang ini tidak menentu,
tergantung adanya pesanan. Jika pesanan banyak kadang sampai tidak
libur selama seminggu atau bisa lebih, namun ketika pesanan sedang lesu
dan mengalami penurunan bisa sampai tidak ada proses produksi sama
sekali.
Hari operasional dominan dilakukan dari hari senin sampai sabtu
atau 6 hari. Jam operasional dari jam 7 sampai jam 15 sore dengan waktu
istirahat 1 jam dari jam 11 hingga jam 12 siang.
Penggajian dilakukan setiap hari setelah selesai bekerja, ketika ia
tidak masuk kerja maka tidak dapat gaji dari perusahaan.

B. Bahan Baku dan Penolong


1. Bahan Baku
a. Tepung
b. Telur
c. mentega
d. Dan bahan bahan lainnya (Rahasia Perusahaan).
2. Bahan Penolong/Tambahan
a. Pewarna
b. Air
c. Pengembang
d. Minyak

12
13

C. Alat – Alat
1. Peracikan Adonan
a. Wadah
b. Kursi kecil
2. Pengepresan Adonan
a. Mesin Pemadatan
b. Wadah
3. Penyisiran Adonan
a. Mesin penyisir adoan
b. Wadah
4. Pembentukan Adonan
a. Tampah
b. Serbet
5. Penggorengan
a. Wajan
b. Spatula
c. Tungku
d. Gas
e. Saringan
6. Penirisan
a. Kipas (blower)
b. Meja penirisan
c. Garok
d. Plastik
7. Pengepakan
a. Plastic
b. Tali rapia
14

D. Proses Produksi
Proses produksi kue tambang BERKAT ini memiliki beberapa tahapan
dari awal hingga pengepakan. Berikut merupakan rangkaian proses
produksinya.
1. Peracikan adonan (ngabalo)
Peracikan adonan ini adalah langkah pertama untuk
mencampurkan bahan bahan menjadi adonan kue tambang sebelum di
padatkan dan di pipihkan menggunakan alat press. Kegiatan
meracik/ngabalo ini dilakukan oleh satu orang pekerja.
2. Pengepresan Adonan (pemipihan)
Pengepresan adonan (pemadatan dan pemipihan) dilakukan setelah
peracikan dengan menggunakan mesin press khusus, agar adonan
padat dan berbentuk pipih sehingga memiliki tekstur yang berisi dan
mudah untuk di sisir. Pengepresan adonan bisa dilakukan oleh 1-2
orang pekerja.
3. Penyisiran (Pemotongan menjadi beberapa bentuk ruas)
Pemotongan ini dilakukan dengan mesin sisir, layaknya mesin kue
Chees stick, namun dalam bentuk yang lebih besar. Gunanya agar
dapat mudah di pilin seperti tambamg pada saat dibentuk. Pekerja pada
bagian ini satu pekerja.
4. Pembentukan
Proses pembentukan adalah proses dimana adonan yang telah di
sisir oleh mesin menjadi beberapa bentuk pipih kemudian
dipembentukan dibentuk menjadi seperti tambang dengan pola Tarik
lipat dan dipilin. Pekerja pada tahap ini semuanya dilakukan oleh
perempuan, terdiri dari belasan orang bisa sampai 15 orang.
5. Penggorengan
Penggorengan ini dilakukan setelah pembentukan. Adonan
digoreng pada minyak panas, setelah adonan mengembang dan matang
lalu di tiriskan di tempat penirisan. Pekerja penggorengan ini
dilakukan oleh satu orang pekerja.
15

6. Penirisan
Pada tahap ini kue tambang panas ditiriskan pada tempat penirisan
menggunakan blower untuk menghilangkan panas dari kue tambang
tersebut. Pada proses ini dilakukan oleh satu orang pekerja
7. Pengepakan
Setelah kue tambang dingin selanjurnya dilakukan pengepakan oleh 1-
2 orang pekerja. Pengepakan dimasukan kedalap plastic pack untuk
kemudian siap dijual ke konsumen.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Survei Mawas Diri


1. Karakteristik Responden
a. Usia
Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi

21 1

26 1

27 3

33 2

34 1

36 1

40 1

42 1

45 1

49 1

50 1

Jumalah 14

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa usia paling banyak pada
pekerja usia 27 tahun sebanyak 3 tahun. Dengan usia paling muda
21 tahun dan usia tertua adalah 50 tahun.

16
17

b. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
15

10

0
Frekuensi

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.1 Grafk Karakteristik Pekerja berdasarkan Jenis Kelamin


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami
wawancarai sebagian besar dari perempuan sebanyak 71,4% atau 10
orang, sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 28.6% atau
4 orang.
c. Lama Kerja

Lama Kerja
5 bulan

24 bulan

36 bulan

48 bulan

60 bulan Series 1

72 bulan

96 bulan

120 bulan

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 4.2 Grafik Berdasarkan Lama Kerja pada Pekerja


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami
wawancarai paling lama bekerja di home industri kue tambang
paling lama selama 120 bulan atau 10 tahun sebanyak 1 pekerja.
18

d. Bagian Kerja

Bagian Kerja

8% 7% Meracik
8%
Packing dan Pemadatan
Adonan
Pembentukan Kue

Penggorengan

77% Potong dan Pemadatan


Adonan

Gambar 4.3 Grafik Berdasarkan Bagian Kerja pada Pekerja


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami
wawancarai paling banyak pekerja dibagian pembentukan kue sebanyak
77% atau 10 pekerja.
19

2. Identifikasi Masalah
a. Lingkungan Fisik
Hasil survei mawas diri yang dirasakan pekerja mengenai
lingkungan fisik

Keluhan Kerja

11% 9%

Bising
Panas
27%
Panas dan bising
Tidak ada Keluhan
53%

Gambar 4.4 Grafik Keluhan Kerja Akibat Kerja


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami
wawancarai hal yang paling dikeluhkan adalah panas sebanyak 53%
atau 5 pekerja.
1) Bising
Bising yang timbul dari mesin hidrolik untuk memipihkan
adonan yaitu tahap kedua dalam proses pembuatan kue
tambang dalam waktu tertentu bising yang ditimbulkan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan yaitu berupa dengungan atau
tuli sementara, bahkan jika terpapar dalam waktu tertentu
dalam jangka panjang akan mengakibatkan tuli permanen.
2) Panas
Panas yang ditimbulkan dari radiasi matahari dan minyak
goreng panas. Lingkungan kerja di home industri Kue Tambang
sedikit terbuka dan atap yang digunakan menggunakan seng
20

sehingga suhu di lingkungan kerja terasa panas. Panas juga


timbul pada tahap menggorengan kue tambang dari minyak
goreng yang panas. Hal ini mengakibatkan pekerja mengalami
kepanasan sehingga dapat mengalami gangguan kesehatan
pening.
b. Faktor Biologi
1) Vektor
Vektor yang ditemukan saat observasi di home industri
Kue Tambang Berkat yaitu seekor lalat. Lalat ditemukan dikue
tambang yang sudah jadi tetapi kue tambang belum dikemas,
meskipun lalat yang ditemukan tidak banyak. Tetapi jika lalat
menempel pada makanan sehingga virus, bakteri, dan kuman
tersebut menyebar ke dalam makanan dan makanan akan
terkontaminasi dan dapat menyebabkan penyakit.
c. Posisi Kerja

Posisi Kerja
12

10

6
Series 1

0
Berdiri Duduk

Gambar 4.5 Grafik Posisi Kerja pada Pekerja


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami
wawancarai paling banyak bekerja pada posisi duduk sebesar 71,4%
atau 10 pekerja.
21

d. Keluhan Kesehatan pada Pekerja

Keluhan Kesehatan pada Pekerja


Lambung
7%
7% Pegal
29%

Pegal tangan

7% Pusing
50%
Tidak ada Keluhan
Kesehatan

Gambar 4.6 Grafik Keluhan Kesehatan pada Pekerja


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami
wawancarai yang paling banyak dikeluhkan oleh pekerja mengenai
kesehatan yaitu pegal tangan sebanyak 50% atau 7 pekerja yang
mengeluhkan pegal tangan.

e. Penyakit dan Kecelakaan Akibat Kerja

Penyakit dan Kecelakaan Akibat Kerja

9
8
7
6
5
4
Series 1
3
2
1
0
Belum Kegores Kena Lecet Sakit Sakit
Pernah Minyak Pingang Sendi
Panas

Gambar 4.7 Grafik Penyakit dan Kecelakaan Akibat Kerja


22

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang kami


wawancarai belum pernah mengalami kecelakaan akibat kerja
sebesar 64,3% atau 9 pekerja.
f. APD
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di home industri
kue tambang diantaranya alat pelindung kepala, alat pelindung
telinga, alat pelindung pernafasan, alat pelindung tangan, alat
pelindung kaki, dan pakaian pelindung. Akan tetapi pekerja tidak
menggunakan APD dengan lengkap.
Pada proses pembentukan kue tambang yang didominasi
dikerjakan oleh perempuan, pekerja tidak menggunakan APD
namun hanya menggunakan pakaian lengkap. Pada proses
penggorengan kue tambang pekerja tidak menggunakan APD dan
menggunakan baju lengan pendek. Dan pekerja yang berisiko
terhadap kebisingan pun tindk menggunakan alat pelindung telinga
seperti ear plug atau ear muff.

B. Musyawarah Masyarakat Kelurahan


1. Menentukan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan cara musyawarah yang
dilakukan oleh pihak pemilik Industri, RT, RW, Kelurahan. Dan dihadiri
oleh pihak puskesmas, dalam hal ini kita menunjukan hasil dari survey
mawas diri dan malakukan diskusi dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2 Prioritas Masalah Hasil Musyawarah Masyarakat Desa
Prioritas
No. Indikator / Data Dasar Masalah
Masalah

1. Lingkungan Fisik Panas (Suhu


lingkungan, alat 2
penggorengan)

Bising (mesin 4
23

pemipih adonan)

2. Lingkungan Biologi Vektor (Lalat) 5

3. Ergonomi (posisi kerja) Sikap duduk


pekerja yang tidak
menggunakan kursi
yang mempunyai
3
sandaran (penyakit
akibat kerja low
back pain, nyeri
sendi)

4. APD Hampir semua


pekerja tidak
menggunakan APD
yang lengkap. 1
(kecelakaan kerja
tergores, terkena
minyak panas)

2. Menentukan Pemecahan Masalah


Dari hasil musyawarah masyarakat kelurahan dengan pihak pemilik
industri dan dihadiri dari pihak puskesmas menyepakati bahwasanya Pos
UKK harus dibentuk. Dan harapan kedepanya dengan adanya Pos UKK,
industri dapat meminimalisir kecelakan kerja dan dapat meningkatkan
derajat kesehatanya yang mana dalam hal tersebut dapat meningkatkan
jumlah produktifitas para pekerja dan industri lebih baik lagi.
Setelah sepakat akan dibentuknya Pos UKK selanjutnya adalah
pembentukan struktur kader. Pemilihan kepengurusan kader dibentuk
berdasarkan orang-orang yang berdomisili atau tinggal di Kelurahan
Kahuripan dan bersedia menjadi kader POS UKK di home industry
24

tersebut. Adapun hasil dari kesepakatan pembentukan struktur


kepengurusan Pos UKK sebagai berikut :
Tabel 4.3 Nama Kader dan Jabatan Pos UKK Kumbang
Nama Jabatan

Magda Astuti Ketua

Resti Rosdianti Sekretaris

Tina Rosita Bendahara

Dina Mulyana Kader

Yudi Cahyadi Kader

Keterangan :
a. Ketua Pos UKK Kumbang dipegang oleh Ibu Magda Astuti, yang
merupakan pemilik usaha sektor informal Kue Tambang Berkat.
Penanggung Jawab bertugas untuk mengoordinir kader dan
bertanggungjawab atas berjalannya Pos UKK di pabrik Kue Tambang
Berkat.
b. Sekretaris dipegang oleh Ibu Resti Rosdianti, yang merupakan salah
satu pekerja di pabrik Kue Tambang Berkat. Sekretaris memiliki tugas
mencatat dan melaporkan kegiatan Pos UKK
c. Bendahara dipegang oleh Ibu Tina Rosita, yang merupakan salah satu
pekerja di pabrik Kue Tambang Berkat. Memiliki tugas untuk
menghimpun keuangan serta menganggarkan keuangan kebutuhan Pos
UKK.
d. Kader 1 dipegang oleh Ibu Dina Mulyana yang merupakan salah satu
pekerja di pabrik Kue Tambang Berkat. Memiliki tugas untuk
memberikan P3K apabila ada pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja serta bertanggungjawab atas kepengurusan alat P3K di Pos UKK
pabrik Kue Tambang Berkat.
25

e. Kader 2 dipegang oleh Bapak Yudi Cahyadi yang merupakan salah


satu pekerja di pabrik Kue Tambang Berkat. Memiliki tugas untuk
menyediakan APD / sarana kerja dan bertanggungjawab atas
kepengurusan APD bagi para pekerja di pabrik Kue Tambang Berkat.
3. Pelatihan Kader Pos UKK
a. Pemberian Materi
Pemberian materi POS UKK diambil dari buku panduan yang
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2006,
b. Simulasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

C. Peresmian Pos UKK Kumbang


Setelah melakukan SMD, MMD, pembentukan dan pelatihan kader Pos
UKK, serta penandatanganan MOU. Pada hari Kamis, 14 November 2019
diadakan peresmian Pos UKK “Kumbang” di industri Sektor Informal Kue
Tambang Berkat yang berada di jl. Asrama Nyantong No.81, RW 06 RT 02,
Margalaksana, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mahasiswa selaku panitia sebanyak 9
orang, pekerja 16 orang, pemilik usaha, Kader Pos UKK, Ketua RW 06
Pemegang program UKK di Puskesmas, Perwakilan Kelurahan Kahuripan
serta Pemegang Program UKK Dinas Kesehatan.
Pada acara ini dilaksanakan pemaparan masalah kesehatan, manfaat Pos
UKK, penggunaan Alat Pelindung Diri, serta Posisi Ergonomi bagi pekerja.
Kemudian pihak Kelurahan memberikan sambutan dan pembekalan serta pada
pekerja yang terpilih menjadi kader Pos UKK dan meresmikannya serta
Dinkes yang secara simbolik memberikan P3K box Pada pihak Kelurahan
sebagai support untuk Pos UKK yang telah dibentuk Mahasiswa. Yang
selanjutnya program ini akan terus berjalan dengan adanya pengawasan dan
pengecekkan kesehatan secara rutin oleh Pemegang program UKK di
Puskesmas Kahuripan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemasalahan kesehatan yang ada di home industri kue tambang ini adalah
banyak pekerja yang mengeluh pegal-pegal di area tangan sebanyak 50%
atau 7 orang pekerja. Kemudian faktor bahaya yang ada pada industri
tersebut diantaranya, lingkungkan fisik, faktor biologi, posisi kerja, APD,
PAK. Dalam lingkungan fisik terdapat dua faktor berbahaya yaitu panas
dan bising. Faktor biologi adanya vektor yang dapat membahayakan
pekerja.

B. Saran
1. Saran bagi industri
Sebaiknya home industri terutama pemilik industri untuk lebih peduli
lagi terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerjanya.
2. Saran bagi puskemas
Puskemas sebaiknya dapat lebih memperhatikan lagi dengan sebaik-
baiknya untuk membuat pos UKK di seluruh industri.

26
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I. 2006. Pos Upaya Kesehatan Kerja. Jakarta.

Gagan. 2017. Bahaya Makanan Yang Dihinggapi Lalat. Tersedia di:


https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/706/Ngeri-Bahaya-Makanan-
Yang-Dihinggapi-Lalat.html (18 November 2017).

Muzakir M. Kajian Persepsi Harapan Sektor Informal Terhadap Kebijakan


Pemberdayaan Usaha Pemerintah Daerah Kabupaten Tojo Unauna.
MEDIA LITBANG SULTENG, 3(1)

Pengertian Kebisingan: Permenkes RI NO : 718/MENKES/PER/XI/1987 Tentang


Kebisingan Yang Berhubungan dengan Kesehatan, BAB 1 pasal 1 (a).

Saputri, Crusita Dwi. 2017. Telur Soil Transmitted Helminths pada Lalat di
Pasae Mranggen Kabupaten Demak. Skripsi. Semarang. Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Siregar Ridha, 2008: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress
Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang Kecamatan Binjai Utara
Tahun 2008. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/discover. Di unduh
senin 18 November 2019.

27
LAMPIRAN
Lampiran 1. Plan Of Action

Program Penanggung Indikator Validasi & Rincian


No Tujuan Waktu Tempat Biaya
Kegiatan Jawab Keberhasilan Verifikasi
1. Perizinan Meminta izin Senin, M. Iqbal Puskesmas Rp. 50.000 Mendapatkan Diizinkan. Perizinan
untuk mengadakan 04 Alfarizi Panji Kahuripan, izin dari pihak dilakukan ke
program Novem Herdian Kelurahan terkait. pihak
ber Tawang, dan Puskesmas,
2019 Home Home Industry
Industry Kue Kue Tambang,
Tambang. dan Kelurahan
Kahuripan.

2. a. Survei Mawas a. Untuk Kamis, Dian Kardina Home Rp. 66.000 Terbentuknya Struktur Pembentukan
Diri (SMD) mengetahui 07 Industry Kue Kader dan Kepengurusan Kader dilakukan
b. Pembentukan faktor bahaya Novem Tambang. strukturnya. Pos UKK. pada saat jam
Kader Pos di Industri Kue ber istirahat kerja di
UKK Tambang 2019 Home Industry
b. Pelaksanaan Kue Tambang
Program
3. Training Kader Memberikan Kamis, Dian Kardina Home Rp.100.000 Mampu Kader Penyampaian
materi kepada para 07 Industry Kue memahami menjelaskan materi kepada
Kader agar mampu Novem Tambang tentang Pos kembali para pekerja
memahami dan ber UKK dan materi yang sehingga pekerja
bertanggung jawab 2019 bertanggung telah memahani
sebagai Kader Pos jawab serta diberikan, mengenai Pos
UKK. mengerti atas serta UKK.
tugasnya mempraktekk
sebagai
an simulasi
Kader,
P3K.
kehadiran
Kader 70%
4. Launching Pos Untuk meresmikan Kamis, Tri Galih Home Rp.373.000 Kehadiran Daftar Hadir, Launching
UKK Kumbang Pos UKK 14 Kusuma Industry Kue peserta dan dan MOU. dilakukan untuk
Kumbang Novem Wardana Tambang tamu meresmikan
ber undangan program Pos
2019 launching UKK Kumbang
sebesar 70% di Home Industri
Kue Tambang
yang dihadiri
oleh tamu
undangan dan
pekerja Home
Industri Kue
Tambang Berkat
Lampiran 2. Rundown Acara

Penanggung
Waktu Durasi Kegiatan
Jawab
10.00 – 10.20 20’ Breafing Galih
10.20 – 10.50 30’ persiapan Putri
10.50 – 11.00 10’ Menuju industri Panji
11.00 – 11.05 5’ Persiapan Putri
11.05 – 11.10 5’ Registrasi
Pembukaan:
11.10 – 11.15 5’ Sambutan RW Pak RW
11.15 – 11.20 5’ Sambutan kelurahan Kelurahan
11.20 – 11.25 5’ Sambutan Puskesmas Puskesmas
11.25 – 11.30 5’ Sambutan DINKES DINKES
Hasil Suvei mawas diri Dian
11.30 – 11.45 15’ Penyampaian materi DINKES
Penanda Tanganan MOU
11.45 – 11.55 10’ Perkenalan kader Galih
Peresmian (penyerahan
11.55 – 12.00 5’ Galih
kotak p3k)
12.00 – 12.05 5’ Penutup Dea
Lampiran 3. Daftar Hadir
Lampiran 4. Memorandum of Understanding
Lampiran 5. SK Pembentukan Kader Pos UKK Kumbang
Lampiran 6. Berita Acara

KELOMPOK 3
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SEKTOR INFORMAL
KUE TAMBANG

BERITA ACARA
NOMOR : 01/K3SI/PUKK/XI/2019

Pada Kamis, 7 November 2019 Kami Kelompok 3 K3SI telah melaksanakan


Survei Mawas Diri (SMD) dan pembentukan Kader Pos UKK serta pelatihan
Penanganan P3K. di industri Sektor Informal Kue Tambang Berkat yang berada di
jl. Asrama Nyantong no.81, RW 06 RT 02, Margalaksana, Kelurahan Kahuripan,
Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode wawancara pada pekerja serta observasi
di lingkungan kerja. Survei mawas diri dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya
yang dapat berpotensi menjadi penyakit dan kecelakaan akibat kerja, agar
kemudian dapat dilaksanakan sosialisasi bahaya kerja pada pekerja yang ada
dalam lingkungan Industri Kue Tambang Berkat. Melaksanakan pelatihan untuk
menangani apabila ada kecelakaan ringan pada pekerja sebagai pertolongan
pertama kecelakaan.
Kegiatan ini dilaksanakan melibatkan 16 pekerja dengan jenis kelamin laki-laki
dan perempuan.

Demikian Berita Acara ini di buat dengan sesungguhnya dan dapat


dipertanggungjawabkan berdasarkan daftar hadir yang diisi oleh pekerja serta
lembar kuesioner yang telah diisi pada saat kegiatan SMD berlangsung.

Dibuat di Tasikmalaya, 07 November 2019


Ketua Kelompok Sekretaris Kelompok

Tri Galih Kusuma W Nuni marsita


KELOMPOK 3
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SEKTOR INFORMAL
KUE TAMBANG

BERITA ACARA
NOMOR : 02/K3SI/PUKK/XI/2019

Pada Kamis, 14 November 2019 kami kelompok 3 K3SI telah melaksanakan


pemaparan Hasil SMD Serta Pemberian Materi dari mahasiswa dan dinas
Kesehatan sekaligus Peresmian Pos UKK “Kumbang” di industri Sektor Informal
Kue Tambang Berkat yang berada di jl. Asrama Nyantong No.81, RW 06 RT 02,
Margalaksana, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mahasiswa selaku panitia sebanyak 9 orang,


pekerja 16 orang, pemilik usaha, Kader Pos UKK, Ketua RW 06 Pemegang
program UKK di Puskesmas, Perwakilan Kelurahan Kahuripan serta Pemegang
Program UKK Dinas Kesehatan.

Pada acara ini dilaksanakan pemaparan masalah kesehatan, manfaat Pos UKK,
penggunaan Alat Pelindung Diri, serta Posisi Ergonomi bagi pekerja. Kemudian
pihak Kelurahan memberikan sambutan dan pembekalan serta pada pekerja yang
terpilih menjadi kader Pos UKK dan meresmikannya serta Dinkes yang secara
simbolik memberikan P3K box Pada pihak kelurahan sebagai support untuk Pos
UKK yang telah dibentuk Mahasiswa.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan dapat


dipertanggungjawabkan berdasarkan daftar hadir pada saat kegiatan berlangsung.

Dibuat di Tasikmalaya, 18 November 2019


Ketua Kelompok Sekretaris Kelompok

Tri Galih Kusuma W Nuni Marsita


Lampiran 7. Dokumentsi

Anda mungkin juga menyukai