ASBABUN NUZUL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
HAYA :
MASAYU :
DOSEN PEMBIMBING
IDMAR WIJAYA,S.AG.M.Hum
C.Tujuan
D.Pembahasan
Kata”Asbabun nuzul”merupakan susunan kata yang terdiri dari dua kata yaitu
Asbab dan al-Nuzul.Asbab merupakan bentuk plural dari sabab,mempunyai arti
hakiki yang menunjukkan sesuatu yang dengannya dicapai sebuah tujuan dan
maksud.1.Dalam lisan al-arab kata sabab berarti saluran,yang artinya dijelaskan
sebagai segala sesuatu yang menghubungkannya dengan yang lain2.Namun dapat
juga berarti,jalan yang seperti tersebut ,( فأتبع سبباQS.al-Kahfi (18):85) atau berarti
pintu ( لعلي أبلغ األسبباQS.AL;Mu’min(40):36) juga berarti tali “al-hablu”seperti
penafsiran ayat ( فليمدد بسبب إلي السماءQS.al-hajj(22).15)
1
Salim Muhammad,Asbab al-Nuzul Baina al-Fikr almani wa al-Fikri al;’Imani
(Cairo: Dar al-Maktabah al Misriyah 1996) h.19
2
Ibn Mandhour,Lisan al-Arab ( Beirut: Muassasat al-Tharikh al-Arabi,1999) jilid VI,
h.127
diketengahkan pendapat para sarjana al-Quran saja.Mereka memaksudkan sabab
dengan sesuatu yang mengantarkan kepada perkataan atau jawaban.3.Sedangkan
kata nuzul adalah masdar dari fi’il
3
Muhammad,Asbab al-Nuzul,h.26.
Louis Ma’luf,al-Munjid fi al-Lughah wa al-‘Alam, (Beirut: Dar al
4
Masyrik,1986),h.802
Sebagaimana dikutip oleh Abdul Djalal nuzul berarti اإلجتماءseperti dalam
ungkapan نزل الرجال في المكانorang-orang telah berkumpul ditempat itu.5
Dari beberapa denisi diatas dapat diambil pengertian tentang asbabun nuzul yang
merupakan bagian dari Ulumul Qur'an. Asbabun nuzul adalah pertanyaan,
permintaan, keterangan, penjelasan, kejadian, peristiwa yang karenanya al-Qur’an
diturunkan, sebagai jawaban, penjelasan berdasarkan ketetapan Allah,7dalam hal
ini tentunya tidak termasuk seperti yang disebutkan oleh al-Wahidi dalam buku
asbabun nuzul susunannya tentang surah al-Fil yang mengatakan bahwa sababun
nuzulnya adalah penyerangan tentara Abrahah. Karena hal ini bukan termasuk
dalam asbabun nuzul tetapi merupakan berita tentang kejadian masa lampau
seperti halnya penyebutan kisah kaum Nuh as., kaum’Ad, kaum Tsamud,
pembangunan Ka’bah dan lain sebagainya.
Untuk keakuratan asbabun nuzul dapat diperhatikan dua hal berikut: Pertama
hendaknya turunnya al-Qur’an “disebabkan” dan “untuk” suatu perkara. Kedua
turunnya al-Qur’an tetap bersamaan waktunya dengan perkara tersebut.8Untuk
memperjelas definisi tentang asbabun nuzul dapat dlihat dalam contoh-contoh
berikut yang biasanya merupakan jawaban dari pertanyaan, permintaan fatwa dan
hukum atau pernyataan adalah ketika Rasulullah ditanya oleh orang Yahudi
tentang Dzulqornain maka pertanyaan itu menjadi penyebab turunnya ayat
disebutkan oleh al-Wahidi dari Qatadah.9
5
6
7
8
9
Contoh dari sebuah peristiwa yang menjadi penyebab turunnya al-Quran,
adalah peristiwa Hilal Ibn Ummayah yang menuduh istrinya berbuat seeing
dengan Syarik Ibn Samha’ . Hal ini menjadi penyebab dari turunnya ayat-ayat
mula’anah dalam surat al-Nur (24):6-9
ن
)٦( الصدقي لمن، والذين يرمون أزواجهم ولم يكن لهم شهدآءإآلأنفسهم فشهدةأحدهم أرب ع شهدت باهلل إنه
ن
لمن،) ويدرؤاعنهاالعذاب أن تشهد أرب ع شهدت باهلل إنه٧( الكذبي والخمسةأن لعنت هللا عليه إن كان من
ن
)٩( الصدقي ن
) والخمسةأن غضب هللا عليهاإن كان من٨( الكذبي
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Hilal Ibn
Ummayah meng-qodzaf istrinya berzina dengan Syarik Ibn Samha’ kepada Nabi
saw. Nabi bersabda “Harus ada bukti, kalau tidak engkau kena hokum cambuk”
Hilal menjawab “ Aku bersumpah dengan Zat yang telah mengutusmu, aku tidak
bohong, dan pasti Allah akan menurunkan ayat yang akan membebaskanku dari
hokum cambuk. “Kemudian turunlah Malaikat Jibril as., dengan ayat والذين يرمون
ن
الصدقي لمن,أزواجهم ولم يكن لهم شهداءإالأنفسهم فشهدةأحدهم أرب ع ڜهدت باهلل إنه
Redaksi asbabun nuzul ada berupa lafadz yang jelas menunjukkan asbabun
nuzul, juga ada berupa indikasi. Untuk itu butuh kejelian dan kewaspadaan agar
tidak tercampur dengan sesuatu yang bukan asbabun nuzul.
Redaksi yang jelas menerangkan asbabun nuzul adalah apabila seorang rawi
berkata “ sebab turunnya ayat ini begini” atau apabila ia menggunakan huruf fa’
ta’ qibi11 atas ayat setelah menyebutkan peristiwa atau pertanyaan. Seperti apabila
10
11
rawi berkata “telah terjadi peristiwa seperti ini” atau “Rasul ditanya tentang hal
ini, maka turulah ayat ini.”Dua redaksi diatas jelas menunjukkan asbabun nuzul12
Redaksi berupa indikasi dan asumsi asbabun nuzul. Apabila seorang rawi
berkata “ayat ini turun dalam persoalan ini” atau “ayat ini turun pada orang yang
mengerjakan inu”. Lafadz seperti ini sering dimaksudkan sebagai penjelasan tema
ayat atau kandungan hukum yang terdapat dalam ayat,13 kadang juga
dimaksudkan sebagai asbabun nuzul.
Begitu pula apabila dikatakan “mungkin ayat ini turun dalam persoalan ini
“atau” saya kira ayat ini turun dalam soal ini” Redaksi yang seperti ini
mengandung pengertian asbabun nuzul dan lainnya.
Selain dua hal yang menyangkut redaksi diatas ada beberapa metode yang
diketengahkan oleh Manna’ Qaththan untuk penetapan asbabun nuzul,antara lain
sebagai berikut :