Dialog meruakan hal yang penting dalam proses berfikir strategis, terutama ketika asedang
melakukan pembelajaran kreatif dan kognitif. Namun dalam beberapa abad ini banyak yang
menggunakan debat dan diskusi. Dalam pengembangan strategi tradisional banyak yang telah
menggabungkan antara debat dan diskusi seperti yang digunakan di universitas dan perusahaan.
Terdapat kelemahan dan kelebihan yang dimiliki ketika memutuskan untuk melakukan dialog
kelebihannya adalah karena dialog yang berbasis ketrampilan dapat diajarkan dalam pengaturan
pembelajaran secara informal. Namun kekurangannya adalah dialog membutuhkan waktu,
disiplin dan komitmen ketika sedang melatihnya.nsmun sebenarnya dialog dapat memiliki
kemampuan dalam beradaptasi yang berguna untuk pengembangan strategi jangka panjang.
Dialog
Menurut William Isaacs mengungkapkan bahwa dialog dapat membuat orang belajar
bersama yangbukan hanya menganalisis masalah bersama namun juga mnciptakan
sebuah asumsi dasar dan wawasan.
Dialog mendorong skenario win-win sehingga penekanannya adalah pada mengajukan
pertanyaan dan mendengarkan dengan fokus. Peran dialog dalam belajar berpikir secara
strategis adalah untuk mengajukan pertanyaan daripada memberikan jawaban dan untuk
menekankan penciptaan makna bersama daripada memaksakan atau mendorong makna
dari satu mitra.
Diskusi
Diskusi merupakan suatu hal yang dilakukan untuk menyelidiki suatuhal dengan alsan
dan argument. Diskusi menggunakan pemikiran konveregen. Diskusi akan paling efektif
untuk digunakan ketika melakukan analisis untuk kuantitatif dan konklusif. Dengan
mmenggunakan diskusi dan debat juga dilakukan dengan persuasi dan argument.
Debat
Debat merupakan pertentangan yang dilakukanmelalui argument yang akan diatur untuk
proposisisi antara kedua pihak.
Dari ketiga nya masing-masing memiliki fungsi sebagai dukungan dan sumber bagi yang lain
dalam proses berpikir strategis. Tidak ada perkembangan atau urutan linier yang "benar", Yang
penting adalah memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam ketiganya dan mengetahui
mana yang paling tepat dan konstruktif pada setiap titik dalam proses strategi.
Sebelum melakukan dialog yang bermakna, kita perlu memiliki beberapa tingkat
pembelajaran instrumental yang substansial. Dengan kata lain, kita perlu tahu apa yang
kita bicarakan. Kemampuan manusia untuk mengubah data menjadi informasi harus
mendorong upaya pengumpulan data dalam proses dialog strategis, bukan sebaliknya.
Dialog yang diinformasikan berkisar pada tiga masalah. Pertama-tama, kita harus
berurusan dengan masalah-masalah substantif dari tugas. Kedua, menjaga deskripsi dan
contoh kita tetap istimewa. Dan ketiga, mitra dialog harus setuju bahwa dialog akan
muncul dan pergi ke tempat-tempat yang tidak akan didiskusikan oleh suatu diskusi atau
debat, karena dialog itu berbeda.
Mencari dialog kritis dengan rekan kerja, profesional lain, dan orang asing secara
aktif berisiko namun penting untuk memperluas perspektif kita, merangsang imajinasi
kita, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dan tidak bisa kita kendalikan, dan
meningkatkan level dan kualitas pemikiran untuk menciptakan strategi kemenangan .
Dialog kritis melibatkan pertukaran penyelidikan yang jujur sebagai sarana untuk
refleksi, dan melibatkan berbagai perspektif tentang topik dialog yang sedang dihadapi.
Dialog kritis meliputi refleksi dari waktu ke waktu berdasarkan keputusan dan tindakan
kita sendiri. Selama dialog strategi, eksekutif secara rutin bertanya pada diri mereka
sendiri. Menuliskan pemikiran dan penilaian orisinal menjadikannya mudah diakses dan
disimpan atau diambil, namun hanya setelah eksplorasi. Dialog kritis yang terarah
membutuhkan kesiapan afektif dan kognitif dari pihak kedua belah pihak, termasuk sikap
ingin tahu.