PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Manajemen nyeri atau pain management merupakan salah satu bagian
dari disiplin ilmu medis yang menggunakan pendekatan multidisiplin yang
termasuk didalamnya pendekatan farmakologikal ( termasuk pain modifiers),
non farmakologikal dan psikologikal dalam upaya menghilangkan nyeri atau
pain relief. Manajemen nyeri non farmakologikal merupakan upaya mengatsi
atau menghilangkan nyeri dengan menggunakan penedekatan nonfarmakologi.
Upaya tersebut antara lain relaksasui, distraksi, massage, dan ada pula
tindakan alternatif yang dapat dilakukan adalah pemberian terapi aromaterapi
lemon untuk menurunkan dysmenorrhea. (Syamsiah, 2015).
Aromaterapi merupakan penggunaan ekstrak minyak penggunaan
ekstrak minyak esensial tumbuhan yang digunakan untuk memperbaiki mood
dan kesehatan, wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis, dan emosi.
Minyak aromaterapi lemon mudah di dapatkan dan mempunyai kandungan
limeone. (Young, 2011). Limeone adalah komponen utama dalam senyawa
kimia jeruk yang dapat menghambat sistem kerja prostaglandin sehingga
dapat mengurai nyeri. Selain itu limeone akan mengontrol siklogienase,
mencegah aktivitas prostaglandin dan mengurangi rasa sakit. Aromaterapi ini
bermanfaat untuk mengurangi ketegangan otot yang akan mengurangi
ketegangan otot yang akan mengurangi tingkat nyeri. Sebagian besar obat
penghilang rasa sakit dan obat antiinflamasi mengurangi rasa sakit dan
peradangan dengan mengendalikan enzim ini, bisa disimpulkan bahwa
limeone dalam lemon ( cytrus ) akan mengontrol prostagladin dan mengurangi
rasa nyeri. (Namazi, dkk., 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Susi Suwanti, Melania Wahyuningsih,
Anita Liliana (2018), Mengenai Pengaruh Aromaterapi Lemon (Cytrus)
Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Mahasiswa Universitas Respati
Yogyakarta bahwa hasil pengukuran post test diberikan aromaterapi, sebagian
besar mengalami nyeri sedang. Penelitian lain skala nyeri setelah nyeri setelah
diberikan aromaterapi, sebagian besar di skala 5-6 (31,6% dan 36,8) nyeri
sedang. Berbeda dengan penelitian ini dimana hasil setelah diberikan
aromaterapi lemon (cytrus) mengalami penurunan dari 4,95 (nyeri sedang)
menjadi 2,65 (nyeri ringan). Hal ini dapat disebabkan karena wangi yang
dihasilkan oleh aromaterapi lemon akan menstimulasi thalamus untuk
mengaktifikan pengeluaran neurotransmitter yang berfungsi sebagai
2
penghilang rasa sakit alami, enchephalines merupakan neuromodulator yang
berfungsi menghambat nyeri fisiologi. (Solehati, dkk., 2015).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
E. MANFAAT PENELITIAN
4
F. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya diantaranya sebagai berukut:
5
Menstruasi perbedaan antara akan diteliti
(Dismenore) pada sebelum dan
Mahasiswa sesudah pemberian
aromaterapi lemon
sebesar 70%
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. MENSTRUASI
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan suatu proses berkala yang datang setiap 28-30
hari. Masa menstruasi pertama (manarche) biasanya dimulai pada usia 11-
15 tahun. Siklus tersebut akan berlanjut hingga tiba masa menopouse,
kecuali jika terjadi kehamilan. Pada saat menstruasi , darah menstruasi
yang berwarna merah gelap akan dikeluarkan setiap bulan dan berlangsung
selama 3-8 hari. (Rasjidi, 2013).
2. Gejala Menstruasi
Tanda dan gejala menstruasi diantaranya : Dysmenorrhea ditandai
dengan nyeri atau rasa sakit didaerah perut atau pinggul, tubuh tidak fit,
mudah tersinggung, gelisah, gangguan konsentrasi, sakit kepala dan
pusing, emosi meningkat, rasa takut, susah tidur, nyeri pada payudara, bau
badan tidak sedap, serta nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada
perut bagian bawah (Erlina Rustam, 2014).
7
Dampak testosteron besar yang sering terjadi dengan sindrom ovarium
polikistik (PCOS) yang menyebabkan jerawat, ketombe, dan rambut
hitam di tempat-tempat tak normal.
4. Prolaktin
Hormon yang satu ini dibuat otak. Pekerjaan diberika adalah pelepasan
telur da membagikan produksi ASI pada ibu baru.
5. Follicle Stimulating Hormone/ Luteinizing Hormone (FSH/LH)
Hormon perangsang folikel yang dibutuhkan telur pada saat utama.
FSH bekerja untuk memacu pertumbuhan dan kematangan folikel attau
sel telur dalam ovarium. (CNN Indonesia, 2015)
4. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Stadium menstruasi
Pada fase ini, endmetrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-5
hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama
siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai
meningkat.
2. Stadium proliferasi
Stadium proliferasi dinagi menjadi dua yaitu:
a. Stadium proliferasi dini, dimana kondisi endometrium tipis
tebalnya kurang lebih 2mm, kelenjar-kelenjarnya dalam
kondisi lurus, epitelnya kubus rendah dan intinya dibagian
basal.
b. Stadium proliferasi lanjut, endometrium menjadi lebih tebal,
hal ini diakibatkan penambahan stroma akibat pemecahan sel.
3. Fase sekresi/luteal
Stadium sekresi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Stadium sekresi dini, lebih tipis daripada fase sebelumnya
dikarenakan kehilangan cairan, tebalnya kurang lebih 4-5
mm. Pada saat ini lapisan terbagi dalam beberapa bagian :
8
1. Stadium basale, lapisan dalam yang berbatasan dengan
lapisan otot, inaktif kecuali mitosis pada kelenjar.
2. Stadium spongiosum, lapisan tengah berbentuk
anyaman seperti spons disebabkan kelenjar yang banyak
melebar dan berkelok dengan stroma yang sedikit
diantaranya.
3. Stadium compactum, lapisan saluran permukaan
kelenjar yang sempit, lumen berisi sekret, stroma yang
berlebihan dan memperlihatkan edem.
b. Stadium sekresi lanjut, tebalnya kurang lebih 5-6 mm.
Dimana keadaan endometrium sangat vaskuler, kelenjar
sangat banyak dan berkelok, kaya dengan glycogen dan
sangat ideal untuk nutrisi dan perekembangan ovum.
4. Stadium premenstruil
Adanya infiltrasi sel darah putih biasnya PMN atau sel
bulat. Stoma mengalami disintegrasi, dengan mnghilangnya
cairan dan sekret maka akan menjadi collaps dari kelenjar dan
arteri, terjadi vasokonstriksi kemudian pembuluh darah
berelaksasi dan akhirnya pecah. (Sugma Epri Setiawati, 2015)
2. DYSMENORRHEA
1. Pengertian Dysmenorrhea
Dysmenorrhea adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau
menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas dan memerlukan pengobatan.
Dysmenorrhea ditandai dengan nyeri atau rasa sakit didaerah perut atau
pinggul, nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut bagian
bawah. (Erlina Rustam, 2014).
2. Klasifikasi Dysmenorrhea
Dysmenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
dysmenorrea primer dan dysmenorrhea sekunder. Dysmenorrhea primer
adalah dysmenorrea yang mulai terasa sejak manarche dan tidak
ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya yang
9
berdampak dapat mengganggu dapat mengganggu aktivitas remaja,
sedangkan dysmenorrea sekunder biasanya terjadi setelah manarche yang
disebabkan oleh endometriosis, fibroid, IUD, tumor pada tuba fallopi,
polip uteri dan lain-lain (Dewi, 2012)
1. Dysmenorrhea primer
Dysmenorrhea primer merupakan nyeri haid nkarena
aktivitas uterus, tanpa adanya kondisi patologis dari pelvis.
Beberapa faktor penyebab dysmenorrhea primer antara lain
faktor kejiwaan, faktor konstitusi, fakktor obstruksi kanalis
servikalis (Wiknjosastro, 2009)
2. Dysmenorrhea Sekunder
Dysmenorrhea sekunder yaitu penyebab lainnya yaitu
karena pemakaian kontrasepsi Intra Uteri Device (IUD),
dysmenorrhea sekunder lebih jarang ditemukan pada remaja,
biasanya terjadi pada usia 25 tahun.
3. Penanganan Dysmenorrhea
Upaya penanganan untuk mengurangi dysmenorrhea
adalah dengan pemberian terapi farmakologi seperti obat
analgetik, terapi hormonal terapi dengan obat non steroid anti
prostaglandin dan dilatasi kanalis servikanalis. Pengaruh
nonfarmakologis juga diperlukan untuk mmengurangi
dysmenorrhea . (Mitayani, 2011).
3. NYERI
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan
potensial yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian
tubuh atau sering disebut dengan isttilah distruktif dimana jaringan
rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi,
perasaan takut dan mual (Potter, 2012)
10
2. Sifat Nyeri
Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual, ada empat atrbu
pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat individual, tidak
menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi, bersifat
tidak berkesudahan (Manuaba, 2008)
3. Klasifikasi Nyeri
a. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan
berlangsung untuk waktu yang singkat (Andarmoyo, 2013). Nyeri
akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan) dan akan menghilang
tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali (Prasetyo,
2010).
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang
menetap sepanjang suau periode waktu, Nyeri itu berlangsung
lama dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung
lebih dari 6 bulan (Potter & Perry, 2007)
b. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal
1) Nyeri Nosiseptif
Merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas atau
sensitivitas nosiseptor perifer yang merupakan respetor khusus
yang mengantarkan stimulus naxious (Andarmoyo, 2013)
2) Nyeri neoropatik
Merupakan hasil suatu cedera atau abnormalitas yang
didapat pada struktur saraf perifer maupun sentral, nyeri ini lebih
sulit diobati (Andarmoyo, 2013)
c. Kalsifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi
1) Supervicial atau kutaneus
Nyeri supervisial adalah nyeri yang disebabkan stimulus kulit.
Karakteristik dari nyeri berlangsung sebentar dan berlokalisasi.
11
Nyeri biasanya terasa sebagai sensai yang tajam (Potter dan Perry,
2006 dalam Sulistyo, 2013)
2) Viseral dalam
Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulus organ-
organ internal (dalam Sulistyo, 2013)
3) Nyeri alih (Referred pain)
Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral
karna banyak rgan tidak memiki reseptor nyeri. (Sulistyo, 2013).
4) Radiasi nyeri
Radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat
awal cedera ke bagian tubuh yang (Sulistyo, 2013)
4. AROMATERAPI
1. Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak esensial untuk
meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit. Berbagai efek minyak
esensial adalah menurunkan nyeri (Koensoemardiyah, 2009)
2. Mekanisme Aromaterapi
Aromaterapi yang dihirupkan akan di transferkan kepusat penciuman
yang berada pada pankal otak. Pada tempat ini sel neutron akan
12
menafsirkan bau tersebut dan akan mengantarkan ke sistem limbik.
Dari sistem limbik pesan tersebut akan dihantarkan ke hipotalamus,
dihipotalamus seluruh system minyak esensial tersebut akan diantar
oleh system sirkulasi dan agen kimia kepada tubuh yang membutuhkan
( Setyoadi, 2011)
3. Fungsi Aromaterapi
Aromaterapi adalah pengobatan dengan menggunakan bau-
bauan yang bersal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau
harum dan. Aromaterapi mendorong pelepasan neurotransmier, seperti
encephalines dan endorfin yang memiliki efek analgesik dan
menghasilkan perasaan tenang. (Craig Hospital, 2013)
5. LEMON (CYTRUS)
1. Definisi
Lemon adalah komponen utama dalam senyawa kimia jeruk
yang dapat menghambat sistem kerja prostaglandin sehingga dapat
mengurangi nyeri. Selain itu lemon akan mengontrol siklogienase I dan
II, mencegah aktivitas prostaglandin dan mengurangi rasa
sakit.(Namazi, dkk., 2014)
2. Manfaat Lemon
Manfaat dari lemon untuk menstruasi ini yaitu dapat mengatasi nyeri
menstruasi, dikarenakan aromaterapi lemon mengandung linalool yang
berguna untuk menstabilkan sistem saraf sehingga dapat meinmbulkan
efek tenag dan menghilangkan rasa sakit sehingga dapat menurunkan
rasa sakit atau nyeri saat menstruasi. (Kozier & Berman 2010)
B. KERANGKA TEORI
1. Definisi Dysmenorrhea
Dysmenorrhea adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid
atau menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas dan memerlukan
pengobatan. Dysmenorrhea ditandai dengan nyeri atau rasa sakit didaerah
perut atau pinggul, nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut
bagian bawah, pinggang, hingga betis (Sinaga, et al.,2017).
13
Dysmenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dysmenorrea
primer dan dysmenorrhea sekunder. Dysmenorrhea primer adalah
dysmenorrea yang mulai terasa sejak manarche dan tidak ditemukan kelainan
dari alat kandungan atau organ lainnya yang berdampak dapat mengganggu
dapat mengganggu aktivitas remaja, sedangkan dysmenorrea sekunder
biasanya terjadi setelah manarche yang disebabkan oleh endometriosis,
fibroid, IUD, tumor pada tuba fallopi, polip uteri dan lain-lain (Dewi, 2012)
Dismenore secara khusus terbagi menjadi dua jenis. Dismenore
sekunder dan dismenore primer, menurut (Prawirohardjo & Wiknjosastro,
2011). Dismenore primer adalah nyeri pada saat menstruasi yang timbul tanpa
ditemukan adanya kelainan patologi pada panggul. Dismenore seringkali
disertai dengan keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare yang diduga
timbul karena prostaglandin.
Dismenore primer seringkali disebut dengan istilah dismenore
fungsional atau idiopatik. Biasanya dismenore primer timbul pada masa
remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. (Wijayanti, 2009).
2 . Manifestasi Klinis
Dismenore primer seringkali menimbulkan gejala yang dapat muncul
seperti :
1) rasa tidak enak badan
2) Lelah
3) mual muntah
4) Diare
5) nyeri pinggang bawah
6) sakit kepala
7) kadang kala disertai vertigo
8) perasaan cemas
9) gelisah hingga kehilangan keseimbangan dan kehilangan kesabaran
(Anurogo, 2011)
3. Patofisiologi
Pada setiap bulan wanita selalu mengalami menstruasi. Menstruasi teradi
akibat adanya interaksi hormon di dalam tubuh manusia. Menurut Anurogo
14
(2011:50) interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, dan indung
telur menyebabkan lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal.
Hormon-hormon tersebut kemudian akan memberikan sinyal pada telur di
dalam hidung telur untuk berkembang. Telur akan dilepaskan dari indung telur
menuju tuba falopi dan meuju uteras. Telur yang tidak tidak dibuahi oleh
sperma akan menyebabkan terjadinya peluruhan pada endometrium, luruhnya
endometriun menyebabkan pendarahan pada vagina yang disebut dengan
menstruasi.
Pada saat masa subur terjadi peningkatan dan penurunan hormon.
Peningkatan dan penurunan hormon terjadi pada fase folikuler (pertumbuhan
folikel sel telur) pada masa pertengahan fase folikuler, kadar FSH (follicle
stimulating hormone) akan meningkat dan merangsang sel telur untuk
memproduksi hormon estrogen. Pada saat estrogen meningkat maka kadar
progesteron akan menurun. Penurunan kadar progesteron ini diikuti dengan
adanya peningkatan kadar prostaglandin pada endometriun (Anurogo,
2011:50). Prostaglandin yang telah disintesis akibat adanya peluruhan
endometrium merangsang terjadi peningkatan kontraksi pembuluh-pembuluh
darah pada miometrium. Kontraksi yang meningkat menyebabkan terjadinya
penurunan aliran darah dan mengakibatkan terjadinya proses iskemia serta
nekrosis pada sel-sel dan jaringan (Andira,2010:40). Iskemia dan nekrosis
pada sel dan jaringan dapat menyebabkan timbulnya nyeri saat menstruasi.
4. Komplikasi
Dismenore Primer bukanlah persoalan yang akan mengacam nyawa
penderitaannya. Dismenore apabila dibiarkan, maka akan menimbulkan
terganggunya aktivitas sehari-hari. Menurut (Martini, Mulyani, &
Fratidhina, 2014) dismenore primer dapat menimbulkan beberapa gejala
16
seperti : 1) Nyeri pada perut bagian bawah, 2) Mual, 3) Muntah, 4) Diare,
5) Cemas, 6) Depresi 7) Pusing dan Nyeri kepala 8) letih, lesu, bahkan
sampai pingsan.
5. Penatalaksanaan
Menurut (Anurogo 2011) penatalaksanaan dismenore primer meliputi
penalaksanaan farmakologis dan non farmakologis, yaitu :
1. Terapi Farmakologis
Penanganan dismenore yang alami oleh individu dapat melalui
intervensi farmakologis. Terapi farmakologi, penanganan dismenore
meliputi beberapa upaya. Upaya farmakologi pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan obat analgetik yang berfungsi
sebagai penghilang rasa sakit. Upaya farmakologi kedua yang dapat
dilakukan adalah dengan pemberian terapi hormonal. Tujuan terapi
hormonal adalah ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa
gangguan yang terjadi benar-benar dismenore primer. Tujuan ini dicapai
dengan memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
2. Terapi Non Farmakologi
Selain terapi farmakologi, upaya untuk menangani dismenore adalah
terapi non farmakologi. Terapi nonfarmakologi merupakan terapi
alternatif komplementer yang dapat dilakukan menggunakan obat-
obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah untuk
meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat.
1. Terapi es dan panas
Terapi es dan panas adalah dua terapi yang berbeda. Terapi es dan
terapi panasdapat dilakukan menggunakan air hangat atau es batu
yang dimasukkan ke dalam wadah kemudian dikompreskan pada
bagian yang terasa nyeri.
2. Penjelasan dan Nasehat
Penjelasan dan nasehat merupakan upaya penambahan wawasan
untuk penderita dismenore. Memberikan edukasi kepada klien
merupakan tugas seorang perawat. (Judha 2012). Selain itu dapat
dilakukan dengan cara berdiskusi mengenai pola makan yang benar
17
dan makanan yag sehat, istirahat yang cukup, serta menentukan
olahraga yang sesuai.
3. Pengobatan Herbal
Pengobatan herbal tergolong pengobatan yang paling diminati oleh
masyarakat. Disamping biaya yang murah, pengobatan herbal bisa
dilakukan dengan mudah. (Anurogo, 2011)
4. Relaksasi
Sama seperti pengobatan herbal, saat ini relaksasi merupakan cara
yang banyak dipilih untuk digunakan. Tehnik relaksasi yang
sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama, teknik relaksasi nafas dalam. (Anugoro, 2011)
18
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
A. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah suatu uraian dnan visusalisasi tentang
hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,
2012).
Variabel Independen Variabel Dependen
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Terdapat Hubungan
B. DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur
1 Aromaterapi Terapi SOP Observasi 1. Diberikan
Lemon Menggunakan Pemberian terapi lemon.
Esensial Aromaterapi 2. Tidak
Lemon Lemon diberikan
terapi lemon.
2 Dysmenorrhea Nyeri yang Numerik Mengisi Mean (1-10) Rasio
Primer dirasakan Rating Instrumen semakin tinggi skor
pada saat Scale (NRS) NRS klien semakin
wanita merasa nyeri
mengalami
19
menstruasi
(hari 1 dan ke
2)
C. HIPOTESIS
Terdapat pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon dapat menurunkan
Dysmenorrhea Primer di Stikes Muhammadiyah Palembang.
20
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Quast
Experriment Design dengan rancangan Pre Test dan Post Test Non-
Equaivalent Control Group Design. Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan menyediakan
kelompok kontrol sebagai pembanding. Pada kelompok eksperimen responden
diberika intervensi Aromaterapi Lemon dan kelompok kontrol tidak diberi
tindakan pengukuran nyeri dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Kumpulan penelitian ini didapat dengan cara
membandingan rata-rata pretest-posttest antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.
Desain penelitian ini Quast Experiment dengan Pre Test dan Post Test
Non Equivalent Control Gro up Design yang digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
R1 : 01 ---> X1---> 02
R
R2 : 01 ---> X0 ---> 02
Keterangan :
R : Responden Penelitian
R1 : Responden kelompok perlakuan yang mengikuti pre test dan
post test.
R2 : responden kelompok kontrol yang mengikuti pre test dan post
test
01 : Pre test pada kelompok 1 dan 2 sebelum perlakuan
02 : Post test pada kelompok 1 dan 2 sesudah perlakuan
X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protocol
X0 : Kelompok control tanpa intervensi.
21
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi (universe) adalah totalitas dari semua obyek atau individu
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang kan diteliti
(bahan penelitian). Menurut Iqbal Hasan, 2012 populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemungkinan ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 2
dan semester 4 Stikes Muhammadiyah Palembang yang berjumlah 63
mahasiswa. Seluruh populasi terdiri dari 2 kelas, yakni semester 3 30
mahasiswi dan semester 4 33 mahasiswi. Adapun rinciannya sebagai
berikut:
Populasi Penelitian
No Semester Jumlah
2 (Dua) 30
4 (Empat) 33
Total 63
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamika
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil
penelitian sampel.
Berdasarkan dari teknik sampling, maka sampel dalam penelitian
sebanyak 23, karena yang masuk dalam kriteria penelitian dan kesediannya
untuk mengikuti prosedur yang ada sebanyak 23 tersebut.
C. WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian yang akan digunakan adalah Stikes Muhammadiyah
palembang. Peneliti memilih mahasiswi semester 2 Stikes Muhammadiyah
palembang sebagai lokasi penelitian untuk kelompok intervensi dengan
22
alasan mahasiswi semester 2 masih banyak mahasiswi yang mengalami
dismenorea yang belum tahu penanganan yang dilakukan selain memimun
obat analgesik, minum jamu, dan kompres air hangat misalnya dengan
pemberian aromaterapi lemon dan belum pernah dilakukan penelitian
mengenai pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan nyeri
dysmenorrhea primer pada mahasiswi semester 2 Stikes Muhammadiyah
Palembang. Serta peneliti memilih mahasiswi semester 4 Stikes
Muhammadiyah Palembang sebagai tempat penelitian untuk kelompok
kontrol karena mahasiswi semester 4 Stikes Muhammadiyah Palembang
sama-sama naungan Stikes Muhammadiyah Palembang. Selain itu juga
karena mahasiswi semester 4 Stikes Muhammadiyah Palembang para
mahasiswi belum mengetahui mengenai pemberian aromaterapi lemon.
Penelitian ini akan dilakukan pada Januari sampai April 2020 di Stikes
Muhammadiyah Palembang.
23
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu :
1. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsinya. Dalam
penelitian ini digunakan SOP pemberian aromaterapi lemon. Tujuan
penggunaan SOP pemberian aromaterapi lemon, ini sendiri untuk
mengatur mood seseorang menjadi lebih rilex dan mengurangi nyeri haid
atay dysmenorrhea pada wanita yang sedang haid.
2. Lembar Pengukuran Tingkat Nyeri
Intensitas pengukuran intensitas nyeri haid pada penelitian ini
menggunakan Numeral Rating Scale (NRS). Intrumen pengukuran
skala nyeri NRS (Numeric Rating Scales), telah dilakukan uji validitas
dan reliabititas sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Li,
Liu & Herr dalam Swarihadiyanti (2014). Penelitian ini
membandingkan empat skala nyeri yaitu NRS, Face Pain Scale
Revised (FPS-R), VRS pada klien pasca bedah menunjukkan bahwa
keempat skala nyeri menunjukkan validitas dan reabilitas yang baik.
Pada validitasnya skala nyeri NRS menunjukkan 1= 0,90. Sedangkan
Angka uji reliabilitas NRS berdasarkan penelitian yang dilakukan Li,
Liu & Herr dalam Swarihadiyanti (2014), bahwa skala nyeri NRS
menunjukkan reliabilitas lebhi dari 0,95.
P= f x 100%
N
26
Keterangan
P = angka presentase
F =frekuensi
N = banyaknya responden
2. Analisa Bivariat
analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan
lebih dari dua variabel. Analisa bivariat berfungsi untuk
mengetahui hubungan antara variabel (Sujarweni, 2014).
Didalam penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk
menganalisis pengaruh relaksasi dengan aromaterapi lemon
terhadap perubahan intensitas dysmnenorrhea pada
mahasiswi semester 2 dan 4 Stikes Muhammadiyah
palembang. Skala data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data interval. Digunakan uji t test ini apabila
sampel yang digunakan saling berhubungan, artinya satu
sampel akan menghasilkan dua variabel. Rancangan ini
paling umum dikenal dengan rancangan pre-test, artinya
membandingkan rata-rata pre test dan rata-rata nilai post
test dari satu sampel. (Riwidikdo, 2013)
G. ETIKA PENELITIAN
Dalam kehidupan sehari – hari di ligngkungan atau kelompok apapn,
manusia tidak terlepas dari etika. Demikian juga dalam kegiatan keilmuan
yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku penelitian dengan manusia
yang lain sebagai objek penelitian juga tidak terlepas dari etika dn sopan
santun.
1. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk
privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap
orang berhak tidak memberikan apa yang di ketahuinya kepada orang
lain. Oleh karena itu peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas dan kerahasiaan subyek. (Notoatmodjo, 2012).
2. Prinsip Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Insclusiveness)
27
Prinsip keterbukan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu lingkungan peneliti perli d
kondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan
menjelaskan prosedur peneliti. Didalam penelitian ini peneliti
memberikan perlakuan yang sama kepada responden tanpa membeda-
bedakan agama, suku, etnis dan sebagainya. Serta peneliti menjelaskan
maksud dari penelitian yang akan dilakukan.
3. Prinsip Manfaat (Banefit)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
ungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada
khususnya. (Notoatmodjo, 2012). Didalam penelitian ini manfaat
peroleh responden yaitu tingkat nyeri yang dirasakan responden akan
berkurang serta responden akan merasakan lebih rilex.
4. Inform Concent
Inform Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, inform
concent tersebut diberikan sebelum peneliti memberikan lembar
persetujuan untuk mejadi responden. Tujuan inform concent adalah agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahi dampaknya.
Dalam Inform Concent ada beberapa informasi yang hars ada antara lain :
partisipasi pasien,tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan,
komitmen, prosedur pelaksanaa, potensial masalah yang kan terjadi,
manfaat, kerahsiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain
(Hidayat, 2010).
5. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang disajikan (Hidayat, 2010)
Peneliti hanya menuliskan nama inisial pada lembar pengumpulan data
hasil penelitian yang akan disampaikan.
28