N Nama peneliti Desain Variabel yang diteliti Responden Hasil
o (tahun) penelitian Penelitian 1. Fatima Anggi Jenis Variabel bebas dalam Sampel Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan Jayanti, Yudhy penelitian ini penelitian ini adalah penelitian yang signifikan antara usia (CI = 1,922-11,891; OR = Dharmawan, termasuk usia ibu, paritas, menggunakan 4,780); wieght (CI = 2.284-16.162; OR = 6.076); dan Ronny Aruben penelitian penambahan berat Simple Random usia kehamilan prematur (CI = 1,64710,553; OR = (2017) deskriptif badan, riwayat abortus, Sampling 4,168) dan juga menjadi faktor risiko. Selain itu, analitik dengan usia kehamian, jarak berjumlah 86 hubungan antara laporan aborsi (CI = 0,244-9,695; rancangan case kehamilan, LILA, ibu yang OR = 1,538); jarak kehamilan (CI = 0,839-5.227; OR control pendapatan keluarga, memiliki bayi = 2.095); lingkar lengan atas (LILA) (CI = 0,989- riwayat penyakit, BBLR (kasus) 7.672; OR = 2.755); pendapatan keluarga (CI = pendidikan, pekerjaan, dan BBLN 0,454-2,714; OR = 1.110); pendidikan (CI = tekanan darah systole (kontrol) 0,5423,943; OR = 1,462); dan akupasi (CI = 0,935- dan tekanan darah 9,255; OR = 2,942) tidak menunjukkan hubungan diastole. Sedangkan yang signifikan dan tidak menjadi faktor risiko. Ini variabel terikatnya ialah juga terjadi pada paritas (CI = 0,263-1,621; OR = BBLR 0,653); rekam medis (CI = 0,197-1,902; OR = 0,613); tekanan darah sistol (CI = 0,154-3,482; OR = 0,731); dan tekanan darah diastole (CI = 0,103-4,101; OR = 0,650) yang tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dan tidak menjadi faktor risiko tetapi faktor pelindung dengan berat lahir rendah. Peneliti merekomendasikan orang tua untuk menjaga kehamilan mereka, terutama mereka yang berada dalam usia berisiko tinggi, dan kenaikan berat badan. Juga disarankan agar orang tua secara intensif melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi komplikasi di awal. Para ibu dengan kehamilan berisiko tinggi juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan medis secara teratur untuk memantau pertumbuhan bayi 2. Marlenywati, Jenis anemia, usia ibu, Besar sampel Hasil penelitian ini didapat bahwa ada hubungan Didik Hariyadi, penelitian ini paritas, jarak yaitu 150 ibu antara kadar hemoglobin (p= 0,000; OR= 39,727), Fitri Ichtiyati adalah kehamilan, kenaikan bersalin yang usia (p= 0,000; OR= 5,333), paritas (p= 0,0002; OR (2015) observasional berat badan ibu, melahirkan 8,067), jarak kehamilan (p= 0,032; OR= 3,036), menggunakan pemeriksaan antenatal, kenaikan berat badan (p= 0,000; OR= 16,724), dan data sekunder kejadian BBLR antenatal care (p= 0,014;OR= 3,345) dengan dengan kejadian BBLR. Faktor yang paling dominan adalah pendekatan kadar hemoglobin (p= 0,000; exp (B) 19,924). cross-sectional 3. Intan Kumalasari, survey analitik berat bayi lahir rendah Sampel diambil Angka kejadian BBLR sebesar 19,6%. Hasil analisis RM.Suryadi retrospektif dan variabel dari populasi bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang Tjekyan2, M. dengan independen yang yang memenuhi signifikan antara usia kehamilan Zulkarnain (2018) rancangan diamati adalah umur kriteria inklusi (p=0,000;OR=77,055), kehamilan ganda (p=0,000 ; cross sectional ibu, usia kehamilan, sebanyak 1582. OR=21,387), eklampsi, (p=0,002;OR=3,310), paritas, kadar preeklamsi (p=0,010;OR=1,836) kadar Hb hemoglobin, riwayat (p=0,014;OR=1,668) dan pendidikan abortus,riwayat (p=0,044;OR=1,640) dengan kejadian BBLR. Usia preeklampsi dan kehamilan merupakan faktor yang paling dominan eklampsi, riwayat menyebabkan BBLR setelah dikontrol variabel lain diabetes mellitus, kehamilan ganda, jenis kelamin janin, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu 4. Hidayatush Desain usia saat hamil, tingkat Jumlah Faktor yang berhubungan dengan BBLR adalah umur Sholiha, Sri penelitian pendidikan, pendapatan responden kehamilan (p=0,000), usia saat hamil (p=0,030), dan Sumarmi (2015) adalah case keluarga, umur kasus ialah tingkat pendidikan (p=0,023). Hasil analisis regresi control. kehamilan, frekuensi seluruh kasus logistik menunjukkan umur kehamilan menjadi dan kualitas antenatal, BBLR yaitu 13 faktor risiko kejadian BBLR (OR= 66; CI 95% serta tabu makanan. orang dan 8,197-531.391). Ibu yang melahirkan bayi pada umur responden kurang bulan (<37 minggu kehamilan) berisiko 66 kontrol yaitu 26 kali lebih besar melahirkan bayi lahir rendah pada orang, sehingga primigravida dibandingkan dengan ibu yang total responden melahirkan bayi pada umur cukup bulan. Diharapkan sebesar 39 ibu menghindari kehamilan pada usia berisiko (<20 orang. tahun dan >35 tahun) dan adanya sosialisasi terkait faktor penyebab kehamilan berisiko untuk menurunkan risiko kejadian BBLR. 5. Indri Penelitian ini Berdasarkan analisa deskriptif Kabupaten/Kota Hartiningrum1, merupakan dengan kejadian BBLR tinggi diantaranya yaitu Kota Nurul Fitriya penelitian Madiun (8,6%), Kabupaten Situbondo (5%) dan (2017) deskriptif Kabupaten Bondowoso (4,6%). Tren Kejadian BBLR dengan di Provinsi Jawa Timur selama 5 tahun terakhir pendekatan mengalami fluktuatif dan belum menampakkan kuantitatif. perubahan yang lebih baik. Kesimpulannya adalah 3 Penelitian Kabupaten/Kota memiliki persentase kejadian BBLR bersifat non yang tinggi disebabkan karena adanya reaktif karena gangguan/penyakit yang menyertai ibu hamil dan menggunakan pengetahuan yang kurang mengenai asupan gizi. Hal data sekunder tersebut menunjukan bahwa program yang dilakukan dari Laporan pemerintah untuk menurunkan kejadian BBLR di Profil Provinsi Jawa Timur belum cukup efektif sehingga Kesehatan diperlukan intervensi lebih lanjut Provinsi Jawa Timur tahun 2012– 2016 6. Cynthia Putri dengan metode variabel dependen kelompok ibu Berdasarkan penelitian mengenai faktor-faktor yang H.*), Siti Fatimah survey analitik (Kejadian Berat Badan yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir P.**), M. Zen menggunakan Lahir Rendah) dan melahirkan bayi rendah (BBLR) di Puskesmas Undaan Kecamatan Rahfiludin**) pendekatan variable independen dengan BBLR Undaan Kabupaten Kudus, maka dapat disimpulkan (2017) Case Control (KEK, anemia, paritas, sebanyak 44 sebagai berikut: 1. Jumlah responden sebanyak 88 Study jarak kehamilan, umur responden dan sampel terdiri dari 44 sampel kasus (BBLR) dan 44 ibu hamil dan tinggi kelompok ibu sampel kontrol (berat lahir normal). badan ibu) yang 2. Jumlah sampel ibu berisiko yaitu ibu KEK melahirkan bayi (22,7%); ibu anemia (12,5%); ibu dengan paritas >2 dengan berat anak (21,6%); jarak kehamilan <2 tahun (13,6%); lahir normal umur ibu berisiko (30,7%), dan tinggi badan berisiko sebanyak 44 (18,3%). 3. Tidak ada hubungan yang signifikan responden, antara KEK dengan kejadian BBLR, dengan taraf jumlah total signifikansi 0,05 dan Pvalue = 0,127; OR=2,217 dan sebanyak 88 CI=0,7876,242; artinya KEK belum tentu merupakan faktor risiko BBLR, tetapi ibu yang mengalami KEK berisiko untuk melahirkan bayi BBLR 2,217 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mengalami KEK. 4. Tidak ada hubungan signifikan antara anemia dengan kejadian BBLR, Pvalue =0,107; OR=3,037 dan CI=0,749-12,32; artinya anemia belum merupakan faktor risiko BBLR akan tetapi ibu yang mengalami anemia berisiko untuk melahirkan bayi BBLR 3,037 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mengalami anemia. 5. Ada hubungan signifikan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR, Pvalue=sebesar 0,02; OR= 3,64 dan CI=1,18-11,23; berarti paritas >2 merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. 6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara Jarak Kehamilan dengan kejadian BBLR, Pvalue = 0,534; OR=1,476 dan CI=0,4305,062; berarti ibu yang memiliki jarak kehamilan ≤ 2 belum merupakan faktor risiko terjadinya BBLR, tetapi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR 1,476 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan Jarak kehamilan >2 tahun 7. Nuryani1*, Jenis usia ibu melahirkan dan Jumlah subjek Hasil penelitian menunjukkan bahwa 18,3% ibu Rahmawati (2017) penelitian status sosial ekonomi dalam melahirkan pada usia berisiko (≤19 tahun dan ≥35 adalah dengan kejadian BBLR penelitian ini tahun), 43,3% tingkat pendidikan ibu balita adalah observasional adalah 60 balita Sekolah Menengah Pertama, 96,7% merupakan ibu dengan diperoleh rumah tangga, 54,2% pekerjaan ayah sebagai rancangan dengan cara wiraswasta, 71,7% pendapatan keluarga per bulan studi potong accidental dibawah upah minimum regional. Jumlah balita lintas. sampling. BBLR 16,7%. Analisis bivariat menunjukkan kejadian BBLR tidak berhubungan dengan umur ibu melahirkan (p=0,371), tidak terdapat hubungan antara kejadian BBLR dengan pendapatan per bulan (p=0,709), terdapat hubungan antara BBLR dengan tingkat pendidikan ibu (p=0,017). Kesimpulan tidak ditemukan hubungan usia ibu hamil dan pendapatan keluarga per bulan dengan BBLR, sementara tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian BBLR 8. Erlyna Evasari* penelitian Kejadian BBLR, umur, jumlah Kasus bayi lahir di Puskesmas Cipanas Kab. Lebak Elsa Nurmala kuantitatif paritas, dan status gizi keseluruhan dari 104 sempel yang diambil yang mengalami (2017) dengan ibu sempel adalah BBLR sebanyak (50%) di jadikan kasus, dan yang menggunakan 104 bayi tidak mengalami BBLR sebanyak (50%) sebagai pendekatan kontrol. 2. Sebagian kecil (38,5 %) bayi lahir di case control, Puskesmas Cipanas dengan umur ibu berusia <20 tahun atau >35 tahun (beresiko tinggi). 3. Sebagian besar (62,5 %) bayi lahir di Puskesmas Cipanas dari kelompok ibu dengan Paritas 1dan>3. 4. Masih banyak (29,8 %) bayi lahir di Puskesmas Cipanas dari kelompok ibu dengan statusgizi kurang. 5. Terdapat hubungan antara umur, paritas dan status gizi ibu dengan kejadian BBLR di PuskesmasCipanas 9. Ariu Dewi Yanti, Pendekatan umur dan paritas ibu, sebanyak 52 Ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSU dr Wahidin Nurul penelitian yang kejadian bayi BBLR bayi. Sudiro Husodo Kota Mojokerto sebagian besar pada Mukoyaroh digunakan umur 20 – 35 tahun (80,8%).Ibu yang umurnya (2015) pada penelitian kurang dari 20 tahun berisiko melahirkan bayi ini adalah BBLR. Cross Paritas ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSU dr Sectional Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto sebagian besar pada paritas primipara( 53,8%). Primipara (1 kali melahirkan) berisiko melahirkan bayi BBLR. Kejadian bayi BBLR di RSU dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto yaitu (94,2 %) . Ada hubungan Umur dan Paritas ibu terhadap kejadian bayi BBLR di RSU dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto 10. Nashihatu Diniya, Penelitian ini Paritas, LILA, ANC, Sampel Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara Atikah Rahayu, merupakan Kadar Hb, Usia saat penelitian ini paritas ibu dengan berat bayi baru lahir Musafaah (2016) penelitian hamil. Usia berjumlah 164 (pvalue=0,017), ada hubungan antara LILA ibu observasional kehamilan,Berat Bayi responden dengan berat bayi baru lahir (p-value=0,0001), ada analitik dengan Baru lahir. hubungan antara status kunjungan antenatal care ibu case control dengan berat bayi baru lahir (p-value=0,003), ada study melalui hubungan antara kadar Hb ibu dengan berat bayi baru pendekatan lahir (p-value=0,0001), ada hubungan antara usia ibu retrospektif saat hamil dengan berat bayi baru lahir (p- value=0,008), dan ada hubungan antara usia kehamilan ibu dengan dengan berat bayi baru lahir (p-value=0,0001). Kesimpulan berat bayi baru lahir dipengaruhi oleh paritas >4, LILA <23,5, kunjungan antenatal care tidak lengkap, kadar Hb kategori anemia, usia ibu saat hamil dan usia kehamilan yang berisiko 11. Novita Lusiana1, Jenis Penyakit ibu selama 196 kasus dan :Hasil penelitian ibu yang Hb < 11 gr% lebih Miratu Megasari penelitian yang hamil, Hb ibu saat 196 kontrol beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 14 kali (2014) digunakan hamil Jarak kelahiran dibandingkan ibu yang memiliki Hb > 11 gr% (OR = adalah Umur ibu Paritas 13,895 (CI 95% 8,061-23,950), ibu yang memiliki rancangan Pendidikan Pekerjaan jarak kelahiran < 2 tahun lebih beresiko melahirkan penelitian bayi dengan BBLR 15 kali dibandingkanibu yang kasus kontrol memiliki jarak kelahiran ≥ 2 tahun (OR = 15,138 (Case Control (95%CI: 9,024-25,392), ibu yang termasuk kategori Study). umur beresiko (umur< 2tahun dan umur > 35 tahun) lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 5 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori umur yang beresiko (umur 20 tahun sampai dengan umur 35 tahun) (OR = 5,266 (95%CI: 3,423-8,100), ibu yang termasuk kategori paritas beresiko (paritas 0 dan paritas > 4) lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 8 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori paritas yang beresiko (paritas 0 dan paritas >4), OR = 7,606 (95%CI: 4,847 – 11,936), ibu yang tidak sekolah, pendidikannya SD, SMP lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 7 kali dibandingkan ibu yang pendidikannya SMA dan PT, OR = 6,921 (95%CI: 4,426-10,823 12. Murtini 1, Dwi Jenis Usia ibu dan kejadian Populasi dari Hasil penelitian menunjukkan hasil hampir setengah Ertiana (2015) penelitian dari BBLR penelitian ini responden usia berisiko (<20 tahun> 35 tahun) yaitu penelitian ini sebesar 949 41,4%, sedangkanpadakejadian BBLR didapat adalah survey responden dan hampir setengah responden yaitu mengalami BBLR analitik dengan sampel 162 46,9%. Analisis hasil penelitian ini menunjukkan ada desain responden hubungan usia ibu dengan kejadian bayi berat lahir korelasional dengan teknik rendah, nilai (p value = 0,000 = α = 5% = 0.05), dan Simple Random dengan tingkat hubungan sedang 0,404 antara usia pendekatan Sampling ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah. kohort Terjadinya bayi berat lahir rendah memiliki risiko retrospektif lebih tinggi pada usia <20 tahun atau >35 tahun, sehinga perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan yang tinggi baik yang usia berisiko atau tidak, mengusahakan ibu hamil mendapatkan perawatan antenatal yang komprehensif. 13. Sandra Surya Rancangan Umur, kadar HB, jarak Jumlah sampel Umur ibu, kadar Hb, jarak paritas, jumlah kunjungan Rini1,IGA Trisna penelitian yang paritas, jumlah paritas, 100 antenatal, jumlah paritas, faktor sosial ekonomi, W (2014) dipakai adalah tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu, status gizi ibu adalah faktor case control pendidikan, pekerjaan , risiko terjadinya BBLR sedangkan riwayat pekerjaan non matching status gizi ibu selama hamil adalah faktor proteksi. Variabel study yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah variabel usia ibu 14. Dewie survey analitik BBLR, paritas, usia ibu Jumlah sampel Setelah dilakukan analisis multivariat dari 8 variabel, Sulistyorini1), yaitu suatu saat hamil, jarak 68 orang ada 2 variabel yang mempengaruhi kejadian BBLR Shinta Siswoyo penelitian yang kehamilan, umur di puskesmas perkotaan wilayah Kabupaten (2014) menyangkut kehamilan, anemia, Banjarnegara yaitu gemmeli (p=0,029) dan anemia bagaimana status gizi, penyakit (p=0,188 factor resiko kronis, gemeli. dipelajari dengan pendekatan retrospective 15. Seema Mishra1, case control Patients information It included 250 Out of 250 delivered babies, 30 were low birth Mamta Joshi2 study such as name, age, babies delivered weight. The prevalence rate was 12%. The number of (2017) parity, pre-pregnancy babies with <20 BMI in LBW was 9 and in control body mass index group was 15 while with 2025 in LBW was 18 in (BMI), hemoglobin control it was 45. >25 BMI was seen in 3 babies with levels, bad obstetric LBW while it was 40 in control group. The history (history of difference was significant (P<0.05). Pregnancy stillbirth/ neonatal death complications in LBW and control group. These in previous included bad obstectric history, anaemia with Hb less pregnancies, three or than 11gm%, pre-eclampsia, preterm delivery, more spontaneous PROM and malpresentation. The difference was consecutive abortions), significant in both groups (P<0.05). In LBW group pre eclampsia, fetal 18 were illiterate and 12 were had education upto distress, mode of primary level while in control group 55 had deliveries were education upto primary level and 45 were illiterate. recorded. 10 were housewife and 20 were labourers in LBW group while 56 were housewife and 44 were labourer in control group. The difference was significant in both groups (P<0.05). 16. Zhifei He,1 Ghose The study is Age, region, education, Mothers (n=11 The prevalence of LBW in Burkina Faso, Ghana, Bishwajit,2 Sanni based on cross- wealth index,parity, 418) aged Malawi, Senegal and Uganda was, respectively, Yaya,2 Zhaohui sectional antenatal care, last between 15 and 13.4%, 10.2%, 12.1%, 15.7% and 10%. Compared Cheng,3 pregnancy intended, 49 years with a with women who are of normal weight, underweight Dongsheng Zou,1 BMI. history of mothers had a higher likelihood of giving birth to Yan Zhou (2017) childbirth in the LBW babies in all countries except Ghana. However, last 5 years the association between maternal BMI and birth weight was found to be statistically significant for Senegal only (OR=1.961 (95% CI 1.259 to 3.055)). Conclusion Underweight mothers in Senegal share a greater risk of having LBW babies compared with their normal-weight counterparts. Programmes targeting to address infant mortality should focus on promoting nutritional status among women of childbearing age. Longitudinal studies are required to better elucidate the causal nature of the relationship between maternal underweight and LBW. 17. Prerna Bansal1, A hospital Age of mother, Age of comprising of Results: Out of 220 respondents, the prevalence of Sandeep Garg2, based mother at first 220 postnatal LBW was 23.6% (with 95% CI 21.88 to 25.32%). Hari Prasad crosssectional conception, Education mothers The risk factors like rest received in afternoon during Upadhyay3 (2018) study of mother, Family type, pregnancy, dietary intake during pregnancy and ANC visit, Place of period of gestation were found to be statistically residence, Rest received significant. The odds of having LBW babies was 9.07 in the afternoon, Period times higher in preterm births, 2.44 times higher of gestation, Iron and among mothers who took afternoon rest of less than Folic acid tablets two hours and 3.44 times higher among those consumption, Family mothers who took dietary intake less or same as income, Religion, Sex before during pregnancy. The variation in LBW due of child to these factors was found to be 22.9% to 34.4%. Conclusion: The prevalence of low birth weight was found to be significantly high among institutional deliveries of this region of the country. Socio-cultural and maternal risk factors like rest received in the afternoon during pregnancy, dietary intake during pregnancy and period of gestation were found to be significantly associated with low birth weight babies. The problem of low birth weight babies can be lessened down as most of these factors can be tackled easily by providing adequate and effective antenatal care services with its maximum utilisation as well as home care by emphasising upon education of mothers and family members, hence decreasing infant and child mortality rates. 19 YisakGebregzabih Across- variablesrelatedtothema Response rate= The prevalence of term low birth weight was 10%. erher,1 sectionalstudy ternal,neonatal,healthrel 424 The risk factors were mothers aged less than 20 AberaHaftu,2 wasconducteda ated,and years, mothers whose SolomonWeldema mongneonates sociodemographic pregnancywasdesired,motherswithahistoryofabortion, riam,2 delivered characteristics andmotherswithnormalhemoglobin,ironwithfolicacid, andHaftomGebreh andHIV iwet2 (2017) status.Conclusion.TheburdenofLBWobtainedinthisstu dywasinthesamerangeasinsomeothercountries. 20 Priti J. Patale, The present Age at marriage, Age at the Sample size The study showed that most of mothers of the babies Monika S. Masare, study was a first pregnancy (years), collected was were between the age group of 22 to 30 years 87 Seema S. cross sectional Parity , Birth order of 149 (58.3%) while 49 (32.8%) were below the age of 21 Bansode-Gokhe observational the baby, Wight of years and 13(8.7%) were above 30 years of age. Most (2018) study mother during of the study subjects 70 (47.0%) belongs to the lower pregnancy (in kgs), socioeconomic status where as 62 (41.6%) and 17 Height of the mother (in (11.4%) belong to upper lower and middle ft), Planned or socioeconomic class respectively. It was observed in unplanned pregnancy, the present study that maternal education, Tobacco use (smoking / socioeconomic status, parity, maternal weight gain chewing), Sex of the during pregnancy, height of the mother, tobacco baby born habits either chewing or smoking, birth order of the baby are the factors, significantly associated with low birth weight of the baby. Conclusions: Socioeconomic development, maternal nutrition, and increasing the use of health services during pregnancy, are all important for reducing LBW. There is need to strengthen the existing maternal services at the basic level of community.