Anda di halaman 1dari 4

Euforia itu “Fana”

Jika aku tak lagi sesuai harapan,


Apakah kau akan pergi menghilang ataukah tetap bertahan?

FERDY PRAMUDIA
Terima Kasih

Euforia itu “Fana” adalah naskah yang sudah lama saya fikirkan yang akhirnya di
mulai pengetikannya ditahun 2019 ini, yang saya sendiripun ragu akan serius tidaknya
mengerjakan naskah ini, tapi ya terima kasih kepada Allah SWT atas segala kesempatan,
kekuatan, dan karunia-Nya , alhamdulillah buku ini selesai juga setelah melewati perjalanan
sebuah pemikiran yang jatuh bangun, perasaan jungkir balik, dan nafas yang Alhamdulillah
stabil.

Kepada ayah dan ibu saya, Ermanto dan Dewi Natalia. Terima kasih karna telah
menurunkan gen semangat yang tiada habisnya kepada saya, membuat anakmu ini mampu
terbang kemana-mana tapi tetap berpijak pada semua nasihatmu.
Chairul,Marcel,Reza,Imam,Yanda sobat karibku, terima kasihku kepada Allah sekali lagi
karena telah menghadirkan sahabat-sahabat seperti kalian yang turut menuangkan inspirasi
agar naskah ini selesai

Kepada seluruh teman, dan orang-orang yang mengenal saya, baik yang hanya
singgah sekedar memberi pelajaran maupun yang masih bertahan hingga sekarang, terima
kasih sudah ada dan mengajarkan apa itu kehidupan.
PROLOG

Ini adalah kisah perjalanan hidup antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang
nanti kau tahu namanya. Biarpun yang diceritakan itu kebahagiaan dan kesedihan tapi tidak
ada yang lebih sulit difahami kecuali “perasaan”. Perasaan sulit dimengerti, yang
kelihatannya begitu bahagia, yang kelihatan semuanya tampak baik-baik saja, mungkin kau
dapat membodohi dirimu tapi kau tidak dapat membohongi perasaanmu.

Aku akan bercerita tentang bagaimana semesta memainkan perannya dalam membuat
perasaan seorang pria dan wanita saling bersingguhan, lalu membuat mereka berhadapan
dengan beragam masalah, pilihan, serta keputus-asaan.

Bila nanti kau temukan kebahagiaan yang dapat membuatmu tersenyum malu-malu,
tolong jangan sungkan untuk memberitahukannya kepada kawan di sebelahmu untuk
membacanya. Namun, bila yang kau temukan adalah kesedihan yang memicu keluarnya air
matamu, tolong segeralah bilang pada kawan di sebelahmu juga, agar ia juga ikut merasakan
kesedihannya juga.

Baiklah, anggap ini sebagai sapaan hangat dariku. Aku menulis kisah ini bukan
semata-mata hanya sekedar menulis dan membungkam imajinasiku saja, tapi juga
mengisyaratkan agar para pembaca sekalian turut hanyut dalam kebahagiaan dan kesedihan
yang bersumber dari imajinasiku ini.
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai