Anda di halaman 1dari 8

PERANAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA

KECIL MENENGAH KOTA MALANG


(Studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang)

Hesti Kusuma Wardani Ambar Pertiwi, Abdul Juli Andi Gani, Abdullah Said
1
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Email: driztyhesty@yahoo.com

Abstract : The Role Department of Cooperative and UKM in the empowerment of small and
medium businesses in Malang. The role of Department of Cooperatives and UKM Malang one of
which is to empower the UKM in the city of Malang has been set out in the RENSTRA of
Department of Cooperatives and UKM Malang. the efforts made by the Department of
Cooperatives and UKM Malang expected to promote the establishment of UKM as an economic
power that can increase the welfare of society. The purpose of this study is to describe the
empowerment of UKM and factors supporting and inhibiting. This research uses descriptive
qualitative approach with focus issues: (1) empowerment of UKM, (2) factors supporting and
inhibiting. Result of this research is the In empowerment of UKM in Malang does not maximum
yet and spread well because The Department of Cooperatives and UKM Malang does not have the
valid data about the number of UKM in Malang with factors supporting and inhibiting. The advice
given is the Department of Cooperatives and UKM Malang encoding to all of the UKM in
Malang.

Keywords: empowerment of small and medium enterprises (UKM), government and society

Abstrak: Peranan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah
Kota Malang. Peranan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang salah satunya adalah
melakukan pemberdayaan pada UKM di Kota Malang yang telah tertuang dalam RENSTRA
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM
Kota Malang diharapkan untuk mendorong terwujudnya UKM sebagai kekuatan perekonomian
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menggambarkan pelaksanaan pemberdayaan UKM serta faktor pendukung dan
faktor penghambatnya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Fokus permsalahan penelitian ini adalah (1) pelaksanaan pemberdayaan UKM (2) faktor
pendukung dan faktor penghambat. Hasil dari penelitian ini adalah pemberdayaan yang dilakukan
belum maksimal dan merata karena data jumlah UKM belum valid dengan faktor pendukung dan
penghambatnya. Saran yang diberikan adalah Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang melakukan
pendataan terhadap semua UKM yang ada di Malang.

Kata Kunci : pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM), pemerintah dan masyarakat

Pendahuluan Pada era otonomi daerah saat ini,


Pada negara berkembang salah satu yang mewujudkan pembangunan nasional pada
menjadi prioritas utama dalam bidang ekonomi tidak hanya menjadi
melaksanakan kegiatan negaranya adalah tanggung jawab pemerintah pusat tetapi
pembangunan nasional, begitu halnya juga pemerintah daerah. Dengan adanya
dengan bangsa Indonesia. Salah satu hal Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
yang diperhatikan dalam pembangunan tentang pemerintahan daerah, pemerintah
nasional di Indonesia adalah di bidang daerah mempunyai kewenangan yang luas
ekonomi. dalam membangun potensi daerahnya.
Diperlukan berbagai upaya yang lebih

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 213


inovatif dan kreatif oleh pemerintah daerah tindakan atau gerak perubahan dinamis
dalam meningkatkan kesejahteraan dimana dari usaha itu diharapkan akan
masyarakat daerahnya. tercipta suatu keadaan atau hasil yng
Salah satu yang menjadi potensi diinginkan. Tindakan tersebut dijalankan
ditiap daerah adalah keberadaan Usaha dengan memanfaatkan kewenangan,
Kecil Menengah (UKM). UKM memiliki kekuasaan serta fasilitas yang dimiliki
peran yang starategis dalam penyerapan karena kedudukannya.
tenaga kerja dan sumber pendapatan daerah Menurut Siagian (2012, h.142-149)
maupun masyarakat lokal. Salah satunya menyatakan bahwa peranan penting
adalah Kota yang menempatkan Usaha pemerintah terlibat dalam lima wujud
Kecil Menengah (UKM) pada posisi yang utama, yaitu pertama, selaku stabilisator,
strategis untuk meningkatkan taraf hidup peran pemerintah sebagai stabilitator sangat
masyarakat. penting dan harus dimainkan secara efektif.
Mengingat banyaknya pengangguran Kedua, selaku inovator, pemerintah sebagai
dan tidak semua orang memiliki latar keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-
belakang pendidikan yang tinggi untuk hal baru. Ketiga selaku modernisator,
memperoleh pekerjaan, maka keberadaan pemerintah bertugas untuk menggiring
UKM di Kota Malang ini memberikan masayarakat ke arah kehidupan yang
peluang yang besar untuk penyerapan modern. Keempat, selaku pelopor,
tenaga kerja bagi masyarakat yang tidak pemerintah harus menjadi panutan (role
memiliki pendidikan tinggi atau masyarakat model) bagi seluruh masyarakat. Kelima,
kecil dan menengah serta dapat dijadikan selaku pelaksana sendiri, pemerintah masih
sebagai sebagai salah satu sumber dituntut untuk berperan sebagai pelaksana
Pendapatan Asli Daerah (PAD). sendiri berbagai kegiatan.
Namun, keberadaan dari UKM ini Peranan pemerintah daerah pada
bukan berarti tanpa masalah. Menurut data tingkat provinsi maupun distrik secara
yang dihimpun oleh Bidang Usaha Kecil spesifik menurut Tambunan (2002, h.146)
Menengah pada Dinas Koperasi dan UKM adalah pertama, Implementasi, elaborasi
Kota Malang, permasalahan UKM dan koordinasi dari kebijaksanaan KUKM
berkaitan dengan permodalan, pemasaran, pemerintah pusat. Kedua, formulasi dan
pengelolaan yang kurang professional. Hal implementasi kebijaksanaan oleh
tersebut dikarenakan terbatasnya pemerintah daerah mengenai pembangunan
pengetahuan yang dimiliki UKM. KUKM, termasuk penyempurnaan
Melihat permasalahan yang dihadapi administrasi pemerintah daerah, program
UKM tersebut, dibutuhkan peran dari dan fasilitas-fasilitas finansial serta
pemerintah daerah yaitu Dinas Koperasi pendidikan dan pelatihan. Ketiga,
dan UKM Kota Malang yang berkewajiban koordinasi dan integrasi dari perencanaan,
untuk turut serta menyelesaikan program, dan aktivitas-aktivitas
permasalahan tersebut melalui pengembangan KUKM. Keempat,
pemberdayaan UKM. Selain permasalahan Peningkatan partispasi masyarakat daerah
teknis juga dikarenakan UKM ini masih dalam kegiatan-kegiatan KUKM. Kelima,
belum bisa bersaing secara kompetitif Penyiapan laporan-laporan, syarat-syarat
dengan para pelaku ekonomi lainnya. Dinas dan rekomendasi-rekomendasi terhadap
Koperasi dan UKM Kota Malang memilki implementasi dari langkah-langkah
program dalam mengembangkan UKM pemberdayaan KUKM untuk pemerintah
yang salah satunya telah tertuang dalam pusat dan DPRD.
Rencana Strategis (RENSTRA). Pengertian pemberdayaan menurut
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008
Tinjauan Pustaka tentang Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah
Pengertian Peranan Menurut Soekanto pasal 1 ayat 8 menyatakan pemberdayaan
(1990, h.39), peranan adalah aspek yang adalah upaya yang dilakukan oleh
dinamis dari kedudukan seseorang dan pemerintah, dunia usaha dan masayarakat
karena kedudukan itu ia melakukan suatu dalam bentuk penumbuhan iklim usaha

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 214


pembinaan, dan pengembangan sehingga sebagai subyek. Kedua, mendayagunakan
usaha kecil mampu menumbuhkan dan mekanisme penyelenggaraan pembangunan
memperkuat dirinya menjadi usaha yang atau pemberdayaan masyarakat secara
tangguh dan mandiri. aspiratif, demokratif, efektif dan efisien.
Pendekatan pemberdayaan dapat Ketiga, mobilisasi sumberdaya manusia
dicapai melalui 5P menurut Suharto (2009, seperti tenaga, pikiran dan kemampuan
h.67), yaitu pertama, pemungkinan, sesuai dengan
menciptakan suasana atau iklim yang profesionalismenya.Keempat,
memungkinkan potensi masayarakat memaksimalkan peran pemerintah.
berkembang secara optimal. Kedua, Hafsah (2004, h.43) menyatakan
penguatan, memperkuat pengetahuan dan maka hal-hal yang perlu diupayakan dalam
kemampuan yang dimiliki masayarakat pengembangan UKM, yaitu, pertama
dalam memecahkan masalah dan memenuhi penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif,
kebutuhan-kebutuhannya. Ketiga, pemerintah perlu mengupayakan
perlindungan, melindungi masayarakat terciptanya iklim yang kondusif. Kedua,
terutama kelompok-kelopmpok lemah agar bantuan permodalan, pemerintah perlu
tidak tertindas oleh kelompok kuat. memperluas skim kredit khusus dengan
Keempat, penyokongan, pemberdayaan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi
harus mampu menyokong masyarakat agar UKM. Ketiga, perlindungan Usaha, jenis-
tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha
yang semakin lemah dan terpinggirkan. tradisional yang merupakan usaha golongan
Kelima, pemeliharaan, memelihara kondisi ekonomi lemah, harus mendapatkan
yang kondusif agar tetap terjadi perlindungan dari pemerintah, baik itu
keseimbangan distribusi kekuasaan antara melalui undang-undang maupun peraturan
berbagai kelompok dalam masayarakat. pemerintah yang bermuara kepada saling
Strategi dalam mengembangkan menguntungkan (win-win solution).
konsep pemberdayaan masayarakat Keempat, pengembangan kemitraan, perlu
menurut Kartasasmita (1996) yang dikutip dikembangkan kemitraan yang saling
oleh Nasirin dan Alamsyah (2010, h.89) membantu antara UKM, atau antara UKM
menyatakan ada dua, yaitu, pertama dengan pengusaha besar di dalam negeri
Memberi peluang agar sektor ekonomi dan maupun di luar negeri, untuk
masayarakat modern dapat tetap maju, menghindarkan terjadinya monopoli dalam
karena kemajuan dibutuhkan untuk usaha. Kelima, pelatihan, pemerintah perlu
pembangunan bangsa secara keseluruhan. meningkatkan pelatihan bagi UKM baik
Kedua, Memberdayakan sektor ekonomi dalam aspek kewiraswastaan, manajemen,
dan lapisan rakyat yang masih tertinggal administrasi dan pengetahuan serta
dan hidup di luar atau pinggiran jalur keterampilannya dalam pengembangan
kehidupan modern yang dapat melalui, 1). usahanya. Keenam, membentuk lembaga
menciptakan suasana iklim yang Khusus, perlu dibangun suatu lembaga
memungkinkan potensi masayarakat yang khusus bertanggung jawab dalam
berkembang setiap masayarakat memiliki mengkoordinasikan semua kegiatan.
potensi yang dapat dikembangkan, 2). Ketujuh, memantapkan asosiasi, asosiasi
memperkuat daya atau potensi yang yang telah ada perlu diperkuat. Kedelapan,
dimiliki oleh masyarakat melalui pemberian mengembangkan promosi, guna lebih
input berupa bantuan dana, pembangunan mempercepat proses kemitraan antara UKM
secara fisik dan sosial, 3). Pengembangan dengan usaha besar diperlukan media
lembaga pendanaan, penelitian dan khusus dalam upaya mempromosikan
pemasaran daerah. produk-produk yang dihasilkan.
Suryono (2010, h.262-263) Kesembilan, mengembangkan kerjasama
menyatakan ada empat startegi dalam setara, perlu adanya kerjasama atau
memberdayakan masyarakat, yaitu pertama koordinasi yang serasi antara pemerintah
memberdayakan masyarakat dengan dengan dunia usaha (UKM).
mensosialisasikan peran masyarakat

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 215


Metode Penelitian yang dimiliki masayarakat dalam
Jenis penelitian yang digunakan dalam memecahkan masalah dan memenuhi
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kebutuhan-kebutuhannya, menumbuh
dengan Pendekatan kualitatif. Fokus kembangkan segenap kemampuan dan
penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan kepercayaan diri masyarakat yang
pemberdayaan UKM yang dilakukan oleh menunjang kemandirian mereka, serta
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, memberikan bimbingan dan dukungan agar
(2) Faktor pendukung dan penghambat masayarakat mampu bertahan agar tidak
proses pemberdayaan UKM yang dilakukan terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang
oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota semakin lemah dan terpinggirkan. Dalam
Malang. Lokasi penelitian adalah di Kota hal ini, Dinas Koperasi dan UKM Kota
Malang dan situs penelitian adalah Dinas Malang memberikan penguatan dan
Koperasi dan UKM Kota Malang. Sumber penyokongan kepada pelaku UKM melalui
data yang diperoleh dari data primer dan pelatihan-pelatihan dalam rangka
sekunder. Pengumpulan data dilakukan meningkatkan sumber daya bagi pelaku
melalui wawancara dan dokumentasi. industri kecil agar mampu bertahan dan
Analisis data menggunakan interactive usahanya lebih berkembang.
model analysis yang dikembangkan oleh Kedua, bantuan pengaksesan
Milles dan Hubberman (Sugiyono, 2009, permodalan. Dinas Koperasi dan UKM
h.246) Kota Malang memberikan bantuan
informasi bagaimana mendapatkan modal
Pembahasan pada pihak ke tiga yaitu perbankan dan
Mengingat peran UKM yang strategis memberikan informasi bagaimana
dalam pertumbuhan ekonomi rakyat, maka menyusun proposal yang baik dalam
pemerintah daerah Kota Malang khususnya mengajukan permodalan. Selain itu juga
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
selaku SKPD berwenang melakukan juga memfasilitasi antara UKM dengan
pemberdayaan terhadap UKM Kota Malang Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa
sehingga UKM mampu bertahan dan Timur dan Kementerian Koperasi dan
memperkuat dirinya menjadi usaha yang UKM RI untuk mendapatkan dana hibah
tangguh, mandiri, dan besar. maupun bergulir. Bantuan pengaksesan
Pelaksanaaan pemberdayaan UKM yang permodalan yang dilkukan Dinas Koperasi
upaya yang dilakukan oleh Dinas dan UKM Kota Malang sesuai dengan
Koperasi dan UKM Kota Malang pendapat Sesuai dengan pendapat Suharto
Dalam pemberdayaan terhadap Usaha Kecil (2009, h.67) bahwa pemberdayaan dapat
Menengah, Dinas Koperasi dan UKM Kota dicapai melalui pendekatan pemberdayaan
Malang melakukan berbagai upaya, antara salah satunya yaitu pemungkinan dengan
lain: pertama, pembinaan sumber daya menciptakan suasana atau iklim yang
manusia (SDM), pembinaan dilakukan memungkinkan potensi masayarakat
dengan memberikan bimbingan berkembang secara optimal. Pendekatan
kewirausahaan berupa pelatihan-pelatihan tersebut sesuai yang dilakukan oleh Dinas
terhadap UKM seperti pelatihan Koperasi dan UKM Kota Malang dalam
peningkatan fasilitasi Hak Kekayaan memberikan bantuan pengaksesan
Intelektual (HKI). Pelatihan tersebut permodalan berupa informasi untuk
tentang prosedur kepengurusan hak paten, mendapatkan modal dan bagaimana cara
hak merk, legalitas usaha, desain produk, menuyusun proposal yang baik.
kewirausahaan dan manajemen. Hal Ketiga, mengembangkan jaringan
tersebut sesuai dengan pendapat Suharto kerjasama bagi UKM. Dinas Koperasi dan
(2009, h.67) yang menyatakan bahwa UKM Kota Malang bekerjasama dengan
proses dan pencapaian tujuan pihak swasta maupun Dinas terkait.
pemberdayaan dapat dicapai melalui Kerjasama dengan pihak swasta yaitu
penguatan dan penyokongan. Pemerintah dengan CV. Mega Tama Persada selaku
memperkuat pengetahuan dan kemampuan klinik UKM untuk menangani UKM yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 216


bermasalah dan memberikan solusi atas dengan UKM lain maupun pengusaha
permasalahan yang dihadapi UKM yang besar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan Hafsah (2004, h.43) pengembangan UKM
UKM Kota Malang. Selain itu Dinas yang perlu diperhatikan salah satunya
Koperasi dan UKM Kota Malang adalah mengembangkan promosi, hal
berkerjasama dengan Dinas terkait seperti tersebut guna lebih mempercepat proses
dengan Dinas Perindustrian dan kemitraan antara UKM dengan usaha besar
Perdagangan (DISPERINDAG). diperlukan media khusus dalam upaya
DISPERINDAG memberikan bantuan mempromosikan produk-produk yang
tenaga ahli yang berkompeten untuk dihasilkan. Dalam hal ini, Dinas Koperasi
menjadi narasumber di berbagai pelatihan dan UKM kota Malang memberdayakan
yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang dalam hal pengenalan
UKM Kota Malang. produk-produk UKM melalui pameran dan
Selain itu, Dinas Koperasi dan UKM promosi. Dari adanya pameran dan promosi
Kota Malang juga mendukung dan tersebut selain mambantu dalam
memediasi Paguyuban Amangtiwi yang memasarkan produk mereka, manfaat yang
merupakan binaan dari Dinas dengan pihak diperoleh dari beberapa UKM yang
swasta lain seperti travel agent. Kerjasama mengikuti pameran dapat mengembangkan
tersebut bertujuan untuk memfasilitasi kerjasama dengan UKM di daerah lain
kebutuhan promosi bagi pelaku UKM Kota selain.
Malang yang tergabung dalam Paguyuban
Amangtiwi tersebut. Hal tersebut sesuai Faktor pendukung dan faktor
dengan pendapat Hafsah (2004, h.43) yang penghambat proses pemberdayaan UKM
menyatakan hal yang perlu diupayakan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
dalam pengembangan UKM salah satunya UKM Kota Malang
adalah pengembangan kemitraaan, perlu Faktor pendukung dalam pelaksanaan
dikembangkan kemitraan yang saling pemberdayaan UKM adalah pertama,
membantu antara UKM, atau antara UKM adanya struktur yang terintegrasi. Dengan
dengan pengusaha besar di dalam negeri adanya kejelasan di dalam struktur
maupun di luar negeri, untuk organisasi sebagai pelaksana kebijakan
menghindarkan terjadinya monopoli dalam telah mendukung keberhasilan pelaksanaan
usaha. Disamping itu juga untuk pemberdayaan UKM Kota Malang. Hal
memperluas pangsa pasar dan pengelolaan tersebut sesuai yang dikemukakan oleh
bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian Tambunan (2002, h.146) yang menyatakan
UKM akan mempunyai kekuatan dalam peranan pemerintah daerah pada tingkat
bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik provinsi maupun distrik salah satunya
dari dalam maupun luar negeri. Dalam hal adalah implementasi, elaborasi, dan
ini Paguyuban Amangtiwi yang merupakan koordinasi dari kebijaksanaa KUKM
wadah bagi perkumpulan UKM yang ada di pemerintah pusat. Dalam hal ini Dinas
Kota Malang mencoba bermitra dengan Koperasi dan UKM Kota Malang
pihak swasta yaitu travel agent. Dalam merupakan badan pemerintah daerah yang
kerjasama tersebut pihak travel agent memiliki struktur organisasi yang
membatu UKM dalam pemasaran terintegrasi sehingga mempermudah dalam
produknya. mengimplementasikan, elaborasi dan
Keempat, Pengenalan produk-produk menjalin kerjasama dalam melaksanakan
UKM melalui pameran dan promosi. Dalam kebijaksanaan dari pemerintah pusat terkait
mengenalkan produk UKM ke masyarakat dengan UKM.
luas, Dinas Koperasi dan UKM Kota Kedua, Paguyuban Amangtiwi yang
Malang melakukan kegiatan pameran dan kemudian terbentuk menjadi Koperasi
promosi bagi UKM. Dengan adanya Amangtiwi yang menaungi UKM. Asosiasi
pameran dan promosi ini UKM dapat yang telah ada perlu diperkuat, untuk
memperluas pemasarannya serta meningkatkan perannya antara lain dalam
memberikan peluang untuk bekerjasama pengembangan jaringan informasi usaha

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 217


yang sangat dibutuhkan untuk maupun distrik salah satunya yaitu
pengembangan usaha bagi anggotanya koordinasi dan integrasi perencanaan,
Hafsah (2004, h.43). Dalam hal ini, program, dan aktivitas-aktivitas
pembentukan Paguyuban Amangtiwi adalah pengembangan KUKM. Dalam hal ini
sebagai wadah yang menaungi pelaku Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas
UKM Kota Malang, dan guna menguatkan Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas
peranannya maka dibentuklah menjadi Koperasi berkoordinasi dan berintegrasi
Koperasi Amangtiwi. Hal tersebut dalam memberikan pelatihan terhadap
dilakukan UKM agar menjadi bagian resmi UKM guna menumbuh kembangkan usaha
dari Dinas Koperasi dan UKM Kota dari UKM tersebut.
Malang sehingga memudahkan dalam Faktor penghambat dari pelaksanaan
melakukan pemberdayaan terhadap UKM. pemberdayaan terhadap UKM adalah
Ketiga, pemanfaatan teknologi e- pertama, keterbatasan sumber daya
business. Adanya teknologi e-business manusia. selain terbatasnya jumlah sumber
dimanfaatkan untuk mengolah data daya manusia yang dimiliki juga kurangnya
informasi terkait UKM yang ada di Kota sumber daya manusia yang berkompetensi
Malang. Selain itu, teknologi e-business dalam melakukan kegiatan pemberdayaan
seperti website juga dimanfaatkan oleh UKM, diantaranya adalah konsultan dan
pelaku UKM untuk mengembangkan tenaga penyuluh. Peran dari pemerintah
usahanya dalam memasarkan produk selaku pelopor, yaitu pemerintah harus
mereka. Pemanfatan e-business tersebut menjadi panutan (role model) bagi seluruh
sesuai dengan pendapat Kartasasmita yang masyarakat Siagian (2012, h.142-149).
dikutip oleh Nasirin dan Alamsyah (2010, Disini Dinas Koperasi dan UKM Kota
h.89) strategi pemberdayaan dengan Malang dengan terbatasnya pegawai yang
menciptakan suasana iklim yang berkompeten dalam hal UKM bagaimana
memungkinkan potensi masyarakat bisa menjadi panutan jika kompetensi
berkembang, setiap masyarakat memiliki sumber daya manusia yang dimilki saja
potensi untuk dikembangkan. Dalam hal masih kurang. Maka dari itu, Dinas
ini, pemanfaatan teknologi e-business Koperasi dan UKM Kota Malang dituntut
merupakan upaya dari Dinas Koperasi dan untuk bisa meningkatkan kecakapan dan
UKM kota Malang dalam mengembangkan kompetensi sumber daya manusianya.
potensi dari UKM. Dalam e-business, UKM Kedua, terbatasnya anggaran yang
dapat mempromosikan produk-produknya, dimilki. Banyaknya program kegiatan yang
dan tentu saja hal itu peluang bagi UKM dicanangkan oleh Dinas Koperasi dan
agar produk-produknya lebih dikenal oleh UKM Kota Malang bagi UKM dengan
masyarakat luas yang tentu saja akan pencapaian target 100% diperlukan dana
berdampak pada meningkatnya omset yang tidak sedikit. dana yang bersumber
penjualan. dari dana APBD Kota Malang maupun
Keempat, dukungan pihak-pihak Provinsi Jawa Timur masih terbatas untuk
terkait. Dinas Koperasi dan UKM Kota melakukan pemberdayaan UKM.
Malang memilki pegawai yang sebagian Ketiga, kesulitan permodalan UKM.
kurang berkompeten dalam bidang UKM Sulitnya prosedur yang harus dilalui dan
sehingga perlu mengembangkan jaringan persyaratan yang diajukan oleh lembaga
kerjasama dengan Dinas terkait seperti keuangan kepada UKM dalam meminjam
Dinas Perindustrian dan Perdangan. Dinas modal adalah masalah yang sering dihadapi
Perindustrian dan Perdangan memberikan oleh UKM kota Malang. Bantuan
bantuan narasumber pada pelatihan- permodalan merupakan strategi dalam
pelatihan yang diadakan oleh Dinas pengembangan UKM yaitu pemerintah
Koperasi dan UKM Kota Malang. Misalnya perlu memperluas skim kredit khusus
pelatihan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). dengan syarat-syarat yang tidak
Hal tersebut sesuai dengan pendapat memberatkan bagi UKM, untuk membantu
Tambunan (2002, h.146) yang menyatakan peningkatan permodalannya, baik itu
peranan pemerintah daerah tingkat provinsi melalui sektor jasa finansial formal, sektor

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 218


jasa finansial informal, skema penjaminan, Penutup
leasing dan dana modal ventura Hafsah Pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan
(2004, h.43). Dalam hal ini, pemerintah oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota
yaitu Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang masih belum berjalan maksimal
Malang yang selama ini hanya dan merata. Hal tersebut dikarenakan Dinas
memfasilitasi dengan bantuan pengaksesan Koperasi dan UKM Kota Malang tidak
permodalan saja, sebaiknya memberikan mempunyai data yang valid mengenai
kredit khusus kepada UKM dengan jumlah seluruh UKM di Kota Malang.
pesyaratan yang mudah baik melalui sektor Maka dari itu, Dinas Koperasi dan UKM
jasa finansial formal maupun informal, Kota Malang mengacu pada UKM yang
adanya jaminan maupun dana modal tergabung dalam Paguyuban Amangtiwi.
ventura. Sebagian UKM yang telah tergabung di
Keempat, Permasalahan teknis UKM. Paguyuban Amangtiwi tersebut sudah
Permasalahan teknis yang dihadapi oleh tergolong UKM yang telah berdaya, akan
UKM adalah seputar proses produksi, tetapi Dinas Koperasi dan UKM Kota
teknik pemasaran, promosi produk. Malang ini dalam melakukan
Permasalahan teknis tersebut pada pemberdayaan lebih berfokus pada UKM
umumnya kurang diperhatikan oleh pelaku yang tergabung dalam Paguyuban
UKM sehingga menjadi faktor penghambat Amangtiwi dan UKM yang tidak tergabung
bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota dalam Paguyuban seperti terabaikan.
Malang dalam melakukan pemberdayaan Sementara itu, Faktor yang menjadi
dan tentunya menghambat kemajuan dalam pendukung dari pelaksanaan kegiatan
usaha UKM. pemberdayaan UKM adalah adanya struktur
Dengan permasalahan teknis yang organisasi yang terintegrasi pada Dinas
dihadapi oleh pelaku UKM tersebut, maka Koperasi dan UKM, adanya paguyuban
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Amangtiwi yang menaugi UKM, kesadaran
perlu menerapkan strategi khusus dalam pelaku UKM untuk bergabung dengan
memberdayakan masyarakat yaitu Seperti Paguyuban Amangtiwi, pembentukan
yang diungkapkan oleh Suryono (2010, Koperasi Amangtiwi, pemanfaatan
h.262-263) adalah memaksimalkan peran teknologi e-business, dan dukungan dari
pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah yaitu pihak-pihak yang terkait. Faktor
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang penghambat dari pelaksanaan kegiatan
dituntut untuk lebih memaksimalkan pemberdayaan UKM adalah keterbatasan
perannya dalam melakukan pemberdayaan sumber daya manusia, terbatasnya anggaran
UKM, dengan cara sebelum melakukan yang dimilki, kesulitan permodalan UKM,
pemberdayaan melakukan mengidentifikasi dan permasalahan teknis UKM.
terlebih dahulu terhadap UKM berdasarkan Saran yang dapat diberikan adalah
tingkat keberdayaannya, berdaya dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
tidaknya diidentifikasi agar sebaiknya melakukan pendataan terhadap
memaksimalkan pemberdayaan yang semua jumlah UKM yang ada di Kota
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Malang serta melakukan identifikasi
Kota Malang agar dalam prosesnya tidak berdaya tidaknya UKM. Sehingga
salah sasaran dan lebih terarah. pemberdayaan dapat merata dan tepat
sasaran.

Daftar Pustaka

Hafsah, Muhammad jaffar. (2004) Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Infokop, Nomor
25 Tahun XXX: 40 44.
Nasirin, Chairun dan Alamsyah. (2010) Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Good
Governance. Malang: Indo Press.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 219


Siagian, Sondang. (2012) Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono. (1990) Sosiologi Suatu Ilmu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. (2009) Membangun Masyarakat: Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.
Suryono, Agus. (2010) Dimensi-dimensi Prima Teori Pembangunan. Malang: UB Press.
Tambunan, Tulus T.H. (2002) Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Bebrapa Isu Penting.
Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah [internet]
Available from: <http://www.pekalongankab.go.id/peraturan/uu-ri/2161-uu-no20-tentang-usaha-
mikro-kecil-dan-menengah.html> [accessed 4 November 2012]

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220 | 220

Anda mungkin juga menyukai