Anda di halaman 1dari 2

SOAL UJIAN I

1. Filsafat ilmu memiliki tiga pilar yaitu ontology, epistemologi, dan axiology,bagaimana anda
menjelaskan keterkaitan ketiga hal tersebut dengan perkembangan ilmu yang ilmiah dan non
ilmiah.
Jawaba :

2. Bagaimana saudara mensikapi ilmiah perkembangan ilmu yang mengarah desduktif terhadap
kehidupan dan kualitas lingkungan?
Jawaba : Masyarakat masa depan akan dihadapkan pada masalah lingkungan hidup. Beberapa
perubahan lingkungan di masa depan meliputi (1) bertambahnya jumlah penduduk di
bumi, (2) krisis air bersih untuk keperluan penduduk dan industri, (3) makin luasnya
tanah krisis, (4) berkurangnya luas hutan, (5) musnahnya berbagai plasma nutfah di darat
dan di air karena ekosistem, (6) rusaknya berbagi ekosistem di laut akibat pengurasan
hasil laut pencemaran di sungai. (7) makin luasnya padang pasir, (8) meningkatnya suhu
bumi akibatefek rumah kaca. (9) makin meningkatnya hujan asam, (10) jurang ekonomi
antara negara miskin dan negara maju makin lebar. Maka untuk mengurangi dampak
desduktif perkembangan ilmu terhadap kehidupan dan kualitas lingkungan dibutuhkan
rancangan Pendidikan Global diantaranya :
a. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka membentuk masyarakat.
b. Memberi pengertian mereka yang merupakan anggota masyarakat manusia.
c. Menyadarkan mereka adalah penghuni planet bumi, dan kehidupannya
tergantung pada planet bumi tersebut.
d. Mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global.
e. Mendidik siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab,
sebagai individu, umat manusia, penghuni planet bumi, dan sebagai anggota
masyarakat global.

3. Jelaskan ketiga pilar filsafat ilmu dalam ilmu saudara ( MIP untuk mahasiswa MIP dan MIA untuk
mahasiswa MIA
Jawaba : filsafat ilmu terdiri atas tiang-tiang penyangga yaitu : ontologi, epistemologi dan
aksiologi merupakan bidang garapan filsafat ilmu terutama komponen-komponen
yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, juga dapat dipergunakan sebagai
perspektif dalam melihat berbagai bidang ilmu. Dalam proses perkembangan kajian
budaya politik/ pemerintahan yang pesat seperti itu, filsafat ilmu dengan
komponen-komponen yang menjadi tiang-tiang penyangga eksistensi ilmu
pengetahuan. akan dapat mengarahkan pada strategi pengembangan kajian budaya
ilmu pemerintahan . Strategi tersebut tidak hanya menyangkut etik dan heuristik,
bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan
atau kemanfaatan kajian budaya ilmu pemerintahan, akan tetapi juga arti maknanya
bagi kehidupan umat manusia.

4. Bagaimana saudara mengukur kualitas kebenaran suatu ilmu yang a).Murni ,


b).Aplikatif,c)Kontemporer
Jawaba :
SOAL UJIAN II

1. Mengapa kajian filsafat ilmu dalam perspktif ilmiah sering dijumpai kesulitan menemukan
pondasi kebenarannya.
Jawaba : Hal tersebut dikarenakan kajian filsafat ilmu menemukan tata nilai yang mendasar
dan universal (induk Ilmu) sedangkan dalam perspektif ilmiah merupakan hasil dari
pengungkapan kebenaran dari sesuatu yang berasal dari tesa dan diakhiri dengan
anti tesa, dan kemudian kebenaran yang diperoleh di uji lagi untuk menemukan
kebenaran yang selanjutnya sehingga pondasi kebenaran dalam perspektif ilmiah
selalu bergeser dan berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
berasal dari buah akal dan fikiran manusia untuk menemukan kebenaran.

2. Kebenaran Empiris Sering dan selalu menjadi dasar keyakinan, apakah justifikasi panca indera
saja cukup untuk menjangkau kebenaran akal?
Jawaba : Adalah benar bahwa kebenaran empiris sering dijadikan dasar keyakinan ilmiah
untuk menemukan suatu kebenaran ,namun justifikasi panca indera saja tidak cukup
untuk menjangkau kebenaran akal karena panca indera memiliki keterbatasan dan
tidak dapat melaporkan/ menunjukkan objek sebagaimana aslinya atau adanya.
Maka dibutuhkan Rasionalitas akal untuk berfikir secara logis dan disesuaikan
dengan intuisi manuasia dalam menentukan kebenaran yang hakiki.

3. Kebenaran seperti apa yang sebenarnya ada dalam dunia pengetahuan dan kehidupan nyata
4. Jawaba : Dalam dunia pengetahuan kebenaran tidak ada yang bersifat mutlak. Kebenaran
akan terus berkembang sesuai dengan akal dan indera manusia untuk menemukan
kebenaran. Kebenaran pengetahuan akan selalu diuji berdasarkan kesesuainya
antara justifikasi panca indera dan logika yang mengandalkan intuisi. Sedangkan
dalam kehidupan nyata manusia mengenal adanya kebenaran mutlak atau
kebenaran absolut yang merupakan sumber dari kebenaran yang ada di bumi ini,
yaitu kebenaran agama yang berasal dari wahyu ilahi. Walaupun sebagian dari
kebenaran yang diperoleh dari agama tidakdapat dijelaskan secara logis oleh akal
manusia saat ini namun keberadaanya diyakini. Plato mengatakan: dunia ide yang
kita mili/tempati saat ini adalah hasil dari dunia ide yang diatasnya yang
dikendalikakn oleh sang pembuat ide (Allah).

Anda mungkin juga menyukai