Anda di halaman 1dari 11

Skor nilai :

CRITICAL JURNAL REVIEW


KONSEP DASAR PAUD

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Konsep Dasar PAUD

Dosen pengampu :

Gita Noveri Eza , Spd . Mpd

Oleh :
Novita yolanda panjaitan
Nim :
1193111039 (E REGULER )

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Identitas Jurnal

Judul: peningkatan kepercayaan diri melalui kegitan menari kreatif

1. Kelengkapan Jurnal
Jurnal I

Judul Pengembangan Model Permainan


Tradisional Dalam Membangun
Karakterk Anak Usia Dini

Jurnal Keterampilan Konsep Dasar PAUD

Volume dan Halaman X, halaman 201 sampai 211

Tahun November 2016

Penulis Hadapi
Yenina

Reviewer Hermawan Telaumbanua

Tanggal 9Oktober 2018

Jurnal II
Judul Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui
Kegiatan Penyuluhan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak

Jurnal Jurnal Penelitian Pendidikan

Download http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/

Volume 6 halaman
Halaman

Tahun 2006

Penulis Vina Adriany

Reviewer Hermawan Telaumbanua

Tanggal 9 Oktober 2018

2. Pembahasan Jurnal & Kritik Jurnal


Jurnal I

Tujuan Penelitian Pengembangan Model Permainan


Tradisional Dalam Membangun
Karakterk Anak Usia Dini

Subjek Penelitian Karakteristik Anak Usia Dini

Metode Penelitian (1) model konseptual, (2) model


prosedural dan (3) model matematik

Langkah Penelitian Dengan melakukan pencarian data-data


yang paling relevan dan utama terkait
dengan kajian model permainan
tradisional anak usia dini.

Hasil Penelitian Karakter merupakan salah satu


bagian fundamental dalam proses
pendidikan pada berbagai jenis, jalur dan
jenjang. Karakter juga menjadi sentrum
dalam pembangunan pada setiap bangsa,
tidak terkecuali bangsa Indonesia.
Karakter menjadi ciri yang khas atau
spesifik dan entitas individu, keluarga,
masyarakat, budaya dan bangsa secara
keseluruhan.Dalam Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
telah dirumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang harus
digunakan dalam mengembangkan
upaya pendidikan di Indonesia.

Pada pasal 3 undang-undang


tersebut diungkapkan bahwa
“pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Pembangunan
karakter bangsa (nation character
building) hanya dapat dicapai jika setiap
satuan, jenis dan jenjang pendidikan
memiliki komitmen serta menjadi salah
satu tujuan utama dari mulai pendidikan
anak usia dini, baik yang
diselenggarakan dalam keluarga,
Pengembangan Model Permainan .

Dalam hal pembentukan karakter


sebagaimana amanah undang-undang di
atas, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) menjadi satuan pendidikan yang
fundamental dalam membangun akar
karakter pada anak sebagai calon
generasi muda dan warga masyarakat.
Oleh karena itu sudah selayaknya
berbagai lembaga PAUD mengarahkan
kurikulum dan proses pembelajarannya
pada pembangunan karakter. Banyak
lembaga PAUD yang melupakan jati
dirinya sebagai pembangun pondasi
karakter pada anak usia dini. Mereka
terjebak pada kebutuhan sesaat dengan
kebanggaan menghasilkan anak yang
sudah cakap dalam membaca, menulis
dan berhitung yang sekaligus memenuhi
hasrat orang tua (keluarga) dan para
penyelenggara sekolah dasar yang
mementingkan prasyaratan akademik
seperti itu dalam penerimaan murid baru.

Distorsi layanan pendidikan


seperti itu pada akhirnya hanya
menghasilkan siswa yang cerdas secara
intelektual tetapi lemah dari sudut
karakter dan akhlak. Dampak lebih
lanjutnya adalah munculnya berbagai
perilaku buruk yang muncul ketika
mereka berada pada pendidikan lanjutan
sampai pada tingkatan mahasiswa dan
sebagai anggota masyarakat. Perilaku
negatif seperti permusuhan, tawuran,
pelecehan, dan bentuk lainnya yang
sejenis sudah menjadi informasi faktual
dalam berbagai berita, baik yang
dilakukan siswa sekolah, mahasiswa
maupun kelompok masyarakat.

Model permainan tradisional


edukatif merupakan salah satu model
yang dimasukan dalam kategori model
paramorf sebagaimana kriteria yang
disampaikan oleh Molenda (2002).
Model paramorf terdiri atas tiga jenis
yakni (1) model konseptual, (2) model
prosedural dan (3) model matematik.
Pada adaptasi model, peneliti
menggunakan 3 pilihan permainan
tradisional yang pernah dilakukan di
lokasi penelitian yakni (1) permainan
congklak, (2) permainan lompat tali dan
(3) permainan engklek. Berdasarkan
ketiga pilihan jenis permainan tradisional
tersebut kemudian dikembangkan model
permainan tradisional edukatif yang
dapat dijadikan pilihan pembelajaran
secara terintegrari pada anak usia dini.

Setiap jenis permainan


tradisional dikonstruksi sedemikian rupa
menjadi pembelajaran terintegrasi untuk
mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak. Pengembangan
model permainan tradisional menjadi
permainan tradisional edukatif dilakukan
dengan menyusun acuan konsep atau
kriterium model permainan edukatif.
Permainan edukatif sebagai model harus
memenuhi beberapa kriterium konsep.

Kriterium yang dimaksud mencakup:


(1) mengandung pijakan filosofi, (2)
mengandung tujuan yang spesifik, (3)
memiliki konten pembelajaran, (4)
memuat didaktik-metodik, (5)
menggunakan media/alat edukatif, (6)
menggambarkan prosedur permainan
dan (7) memiliki sasaran serta cakupan
asesmen.

 Kriterium pertama memberikan


syarat bahwa sebuah model
permainan edukatif harus
mengandung pijakan filosofis
atau pandangan fisolofis yang
mencakup idealisme dari sudut
pendidikan, sosiologis, psikologis
dan sebagainya. Kriterium ini
menjadi pijakan yang paling
mendasar untuk memenuhi
kriterium permainan sebagai
sebuah model.
 Kriterium kedua berkaitan
dengan rumusan konsep tujuan
yang terkandung dalam
permainan.
 Kriterium ketiga memberikan
penjelasan bahwa model
permainan edukatif harus
mengandung konten (isi)
program pembelajaran yang
menjadi konsensus akademik
dalam bidang pendidikan anak
usia dini.
 kriterium keempat berkaitan
dengan kemungkinan dipilih dan
dikembangkannya didaktik-
metodik dalam model permainan
yang dimaksud.
 Kriterium kelima berkaitan
dengan penggunaan media atau
alat permainan.
 Kriterium keenam menunjukkan
bahwa model permainan edukatif
harus menggambarkan urutan
langkah atau prosedur
pelaksanaan yang rinci, jelas dan
tepat.
 Kriterium terakhir (ketujuh)
memberikan gambaran bahwa
model permainan edukatif harus
mengandung sasaran dan
cakupan asesmen (penilaian),
baik terhadap sasaran konten
perkembangan, konten program
dan aktivitas permainan atau
sasaran lainnya.

Kekuatan Penelitian PaPada jurnal ini metode penelitian yang


digunakan tidak terlalu rumit. Dimana
pada jurnal ini dijelaskan dengan luas
dan rinci mengenai metode dalam
penulisan. Kemudian peneliti juga
melakukan pencarian data-data yang
relevan dan terkait dengan Model
Permainan Tradisional Dalam
Membangun Karakterk Anak Usia Dini
.

Kelemahan penelitian Kelemahan Jurnal:


 Jurnal ini hanya berpedoman
pada satu permainan trodisional
saja

Kesimpulan Pengetahuan yang saya dapat dalam


jurnal ini yaitu saya beru tau bahwa
model permainan tradisional dalam
membangun karakter Anak Usia Dini.
Termaksud Uandang Undang
pendidikan, tujuan pendidkan, capaian
dalam pembangunan karakter bangsa,
model permainan tradisonal, dan
kriterium konsep. Dan dengan melalui
model permainan tradisional anak usia
dini tau bagaimana ia mengenal
permainan tersebut yang khas dari
Indonesia. Dan ia juga bias
mengembangkan permainan tersebut
dilingkungan sekitarnya.

Jurnal II

a. Pendahuluan

Tujuan 1. Memberikan pemahaman pada orang tua di kecamatan


Cisaruatentang pentingnya memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini.

2. Melalui kegiatan ini diharapkan orang tua mau


memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak
secaraperiodik baik ke posyandu maupun puskemas.

3. Memberikan keterampilan kepada orang tua dan kader pos-


yandu di kecamatan Cisarua untuk dapatmelakukan deteksi
dini tumbuh kembang anak usia dini yang meliputi deteksi dini
perkembangan kognitif,bahasa , dan psikomotorik.

4. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak di kecamatan


Cisarua dalam upaya preventif terhadapterjadinya hambatan
dalam perkembangan anak.
Subjek Kegiatan ini diperuntukkan bagi orang tua di lingkungan
Penelitian Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung yangmemiliki anak
balita. Disamping itu, kegiatan ini juga ditujukan kepada para
kader PKKdan posyandu di daerahtersebut
Assasment Kegiatan ini menggunakan model penyuluhan yang terbagi
Data kedalam dua metode; metode ceramah danmetode intervensi.

b. Metode

Metode Metode yang dilakukan oleh peneliti sudah detail serta


Penelitian rinciyaitu metode ceramah danmetode intervensi.

Langkah Instrument yang digunakan dalam kegiatan ini dinamakan


Penelitian “Developmental Checklist”. Instrument diciptakansecara
kolaboratif antara peneliti dan pembicara pada kegiatan
penyuluhan ini. Developmental checklist inimerupakan
instrument yang berisikan indikator-indikator untuk deteksi
dini perkembangan anak dilihat dariperkembangan kognitif,
bahasa, dan psikomotorik. Developmental checklist ini berisi
50 item. Penilaian yangdilakukan oleh ahli dalam bidang
perkembangan anak menunjukkan bahwa instrument ini
memiliki contentvalidity yang cukup baik.
Teknik Tehnik sampling yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
Pengumpulan purposive sampling. Purposive samplingmerupakan tehnik
Data pemilihan sampel yang disesuaikan dengan tujuan kegiatan.
Melalui teknik ini diperoleh peserta kegiatan sejumlah 30
orang. Ke-30 orang pesertamerupakan wakil dari 5 desa yang
terdapat di Kecamatan Cisarua. Ke-5 desa tersebut adalah desa
Tugumukti,Desa Jambu Dipa, Desa Pasirlangu, Desa Pasir-
halang, dan Desa Pada Asih.

c. Hasil dan Pembahasan

Penyelesaian Analisis selama kegiatan berlangsung menunjukkan bahwa


Masalah peserta tampak memiliki antusiasme yangtinggi. Hal ini dapat
diukur dari banyaknya pertanyan yang muncul dari para
peserta kepada para pembicaraselama materi disampaikan.
Dari diskusi juga terungkap bahwa mayoritas orang tua
menyadari kekeliruanpersepsi mereka selama ini. Beberapa
orang tua bahkan mengemukakan telah terjadinya kesalahan
yangmendasar dalam pola pengasuhan mereka selama ini.
Sehingga ini kegiatan ini juga mendorong para pesertauntuk
melakukan evaluasi terhadap pola pengasuhan mereka selama
ini. Para peserta juga menyadarikurangnya stimulasi yang
mereka lakukan dalam upaya mengoptimalkan perkembangan
anak mereka. Sehinggapeserta kegiatan merekomendasikan
perlunya diadakan kegiatan khusus yang mengajarkan
keterampilanstimulasi pada anak usia balita.Disamping itu,
para peserta juga menyadari pentingnya melakukan deteksi
dini yang lebih komprehensifterhadap anak-anak. Deteksi dini
diyakini para peserta merupakan pemeriksaan awal yang
memungkinkanteridentifikasinya hambatan yang dialami oleh
anak. Selain itu para peserta yang berasal dari kader PKK
danPosyandu juga menyadari pentingnya memberikan
penyuluhan kepada para orang tua agar orang tua
memilikipengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang
anak.
Kekuatan 1. Penulisan isi jurnal sesuai dengan judul jurnal.
Jurnal 2. Jurnal memaparkan dengan jelas mulai dari pendahuluan
hingga daftar pustaka.

Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah Kegiatan ini terbatas kepada


Jurnal kegiatan penyuluhan saja. Oleh karena itu perlu dikembangkan
sebuah modelkegiatan yang mampu meningkatkan tidak saja
pemahaman peserta tetapi juga keterampilan peserta
dalammelakukan deteksi dini tumbuh kembang anak.Kegiatan
ini perlu ditindaklanjuti oleh penelitian yang bersifat studi
eksperimental sehingga pengaruh darikegiatan ini dapat
terbukti secara empiris.

d. Kesimpulan Dan Penutup

Kesimpulan Pada bagian jurnal ini kesimpulannya sudah dibuat dengan baik
dan terperinci.

Daftar Pustaka Pada bagian daftar pustaka yang dilampirkan penulis dijurnal
ilmiah ini sudah cukup membuktikan kebenarannya dengan
topik penelitian.

Anda mungkin juga menyukai