Rasa syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ETNOMEDISIN” ini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Antropologi Kesehatan”
dalam makalah ini mengulas tentang pengertian etnomedisin, masalah
peristilahan, etiologi penyakit, konsep kausalitas dalam system personalistik,
konsep-konsep sebab akibat dalam sistem naturalistik dll.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna memperbaiki dan meningkatkan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Kelompok 2
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................2
A. Pengertian ..............................................................................................5
B. Masalah Peristilahan .............................................................................5
C. Etiologi Penyakit ...................................................................................6
D. Konsep Kausalitas Dalam Sistem Personalistik....................................7
E. Konsep-Konsep Sebab Akibat Dalam System Naturalistik ..................8
F. Unsur-Unsur Emosional Dalam Teori Penyebab ..................................12
G. Hubungan Sebab Akibat .......................................................................12
H. Pengobatan Rakyat Amerika .................................................................17
I. Pengobatan Rakyat Amerika Dipandang Sebagai Etnomedisin ...........19
A. Kesimpulan ...........................................................................................20
B. Saran ......................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tulisan ahli antropologi yakni Erwin Ackerknecth pada tahun
1940-an, tanpa malu-malu membahas mengenai pengobatan primitif, hal ini
dikarenakan mereka melakukan penelitian pada masyarakat primitif. Namun pada
saat setelah Perang Dunia II, studi antropologi berubah dari masyarakat primitif
ke masyarakat desa, membuat para ahli antropologi dalam hal mendeskripsikan
sistem medis yang berbeda dengan sistem medis barat merasa kebingungan
mengenai peristilahan. Seperti istilah Redfield yakni “pengobatan rakyat” (folk
medicine), yang menimbulkan kebingungan, karena dalam masyarakat yang
teknologinya maju, pengobatan populer sering pula disebut sebagai pengobatan
“rakyat”.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Masalah Peristilahan
Dalam hal mendiskripsikan sistem medis yang berbeda dengan sistem medis
barat, ahli-ahli antropologi merasa kebingungan menghadapi masalah peristilahan.
Semua istilah yang umum dipakai menunjukkan kesenjangan kualitatif antara
pengobatan modern dan pengobatan yang merupakan hasil perkembangan budaya
pribumi,suatu dikotomi yang ditekankan dengan penggunaan istilah-istilah yang
kontras seperti ilmiah versus primitif, Barat versus non barat dan modern versus
tradisional. Walaupun kesenjangan kualitatif itu ada, dalam suatu era relativisme
kebudayaan yang ekstrim, banyak orang dikacaukan oleh istilah-istilah yang
memerlukan evaluasi. Para penulis terdahulu tidak diganggu oleh masalah ini.
Mereka memang meneliti masyarakat-masyarakat primitive, maka wajarlah jika
mereka bicara mengenai pengobatan primitive.
Karena tradisi maupun karena seringnya penggunaan di dalam kepustakaan
masih terbersit keinginan untuk tetap menggunakan suatu istilah yang berasal dari
kategorisasi antropologi tradisional. Ackernecht sendiri juga merasakan perlunya
perubahan seperti dalam buku karangannya yang mengalami perubahan di tahun
1971.
6
Namun apabila berpindah dari kerangka tipe kemasyarakatan kepada kerangka
etiologi, kepada konsep tentang kausalitas penyakit, akan lebih banyak
menghindari implikasi yang merendahkan dari istilah terdahulu itu dan
penjelasannya yang rumit di masa berikutnya. Kami tidak mudah menghapus
begitu saja kata-kata seperti “Barat”, “ilmiah”, “kontemporer” (masa kini), “non-
Barat”, “tradisional”, “pribumi” (asli), namun kami yakin bahwa apabila istilah-
istilah ini digunakan dalam konteks system klasifikasi dengan label istilah-istilah
yang relative netral, maka istilah-istilah itu tidak akan merugikan siapapun.
C. Etiologi Penyakit
7
1. Sistem-Sistem Medis Personalistik
8
manusia “manusia super” atau bukan manusia ; namun senantiasa dipandang
sebagai makhluk yang keras hati, yang tidak bertindak sembarangan melainkan
sebagai respon terhadap motif pribadi yang disadari (Glick 1967 : 36). Peran
sentral dari agen juga ditemukan dikalangan orang Abron di Pantai Gading,
dimana penduduknya mempunyai kepercayaan bahwa orang menjadi sakit dan
meninggal karena beberapa kekuatan terjadi atas diri mereka. “Teori orang Abron
mengenai penyakit (disease) meliputi sejumlah agen yang dapat bertanggung
jawab atas suatu kondisi khusus, masing-masing dihubungkan dengan suatu
perangkat kemungkinan alasan-alasan untuk menyebarkan penyakit. Agen-agen
itu dapat melintasi alam natural dan supranatural.
Dalam menguraikan sistem-sistem dimana ide-ide tentang kausalitas
personalistik menonjol, sungguh menarik, betapa orang sering kali membaca
bahwa hampr semua kematian dan penyakt terjadi akibat agen-agen “sebab-
sebab” yang bagi orang barat dianggap biasa, dalam anggapan penduduk cocok
dengan model ini. Harley mendaftar sejumlah 16 penyebab penyakit dan kematian
tak wajar, termasuk ilmu sihir, keracunan, pelanggaran pantangan, kekuatan fetish
dan binatang jadi-jadian. Kasus wajar terbatas pada penyakit-penyakit yang
sederhana yang diobati dengan ramuan tumbuh-tumbuhan, usia tua yang menuju
ke kematian .
Kepercayaan tentang kausalitas penyakit yang bersifat personalistik menonjol
dalam data-data medis dan kesehatan yang tercatat dalam etnografi klasik tentang
masyarakat-masyarakat primitif.
E. Konsep-konsep Sebab-Akibat dalam Sistem Naturalistik
9
actual, namun lebih sering dalam tulisan itu diekspresikan keadaan yang tidak
langsung berhubungan dengan panas atau dingin.
1. Patologi Humoral
Patologi humoral berdasarkan atas konsep ‘humor” (cairan) dalam
tubuh manusia. Akarnya ditemukan dalam teori Yunani mengenai empat
unsur (tanah,air,udara,api) yang telah dikenal sejak abad ke-6 SM. pada
masa Hippocrates (lahir tahun 460 SM.), teori ini telah ditambah dengan
konsep paralel mengenai empat kualitas yaitu panas,dingin, kering, lembab
yang apabila diintegrasikan dengan teori aslinya, menghasilkan konsep
empat “humor” dengan kualitas yang dihubungkannya : darah (panas dan
lembab), flegma atau lendir (dingin dan lembab), empedu hitam juga
disebut “murung” atau “melankoli” (dingin dan kering) serta empedu
kuning atau “bertempramen buruk” (panas dan kering).
10
baik dalam kekuatan dan kuantitasnya, dan tercampur dengan sempurna.
Rasa sakit timbul apabila salah satu dari substani-substansi itu
menunjukkan kekurangan atau kelebihan, atau terpisah dalam tubuh
sehingga tidak bercampur baik satu sama lainnya.
Walaupun hipocrates nampaknya tidak secar tepat menentukan
kualitas-kualitas-kualitas dari humor tersebut, ia jelas memahami kualitas-
kualitasnya dan melihat bahwa berbagai humor itu juga bervariasi
kuantitasnya dari tahun ke tahun, tergantung pada iklim dan cuaca. Flegma
bertambah pada musim dingin karena sebagai humor yang terdingin,
humor ini sesuai dengan musim dingin. Pada musim semi, kuantitas darh
meningkat, dirangsang oleh hari-hari yang basah dan panas pada musim
hujan karena humor itu lembab dan panas, maka bagian dari tahun tersebut
paling cocok dengan darah. Dimusim panas, walau darah tetap kuat,
empedu semakin bertambah, dan menguasai tubuh selama musim panas
dan musim gugur. Cuaca musim panas dan kering adalah baik bagi
empedu kuning namun dengan tibanya musim gugur yang dingin dan
kering, maka empedu didinginkan, dan empedu hitam berpengaruh lebih
besar.
Karena adanya variasi musiman tiap tahun, menurut Hipocrates
wajarlah bahwa penyakit-penyakit akan timbul hanya pada waktu-waktu
tertentu saja dalam setahun karena itu, dalam pengobatannya dokter harus
ingat bahwa setiap penyakit akan paling menonjol pada musim yang cocok
dengan sifat-sifatnya. Sebagai tambahan, pengobatan harus ditunjukkan
pada usaha melawan sebab-sebab penyakit : Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan makan disembuhkan dengan berpuasa;
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kekurangan makan disembuhkan
dengan cara memberikan makanan. Penyakit-penyakit yang disebabkan
dengan kerja keras disembuhkan dengan istrahat, penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh kemalasan diobati dengan kerja keras. Singkatnya, dokter
harus menanggulangi penyakit dengan prinsip oposisi terhadap penyebab
penyakit, sesuai dengan bentuknya, pengaruh musimnya dan pengaruh
11
usianya, menghadapai ketegangan dengan kesantaian dan sebaliknya. Ini
akan membantu pasien dan merupakan prinsip-prinsip dari penyembuhan.
2. Pengobatan Ayurveda
Di india pada masa ini, banyak makanan dianggap mempunyai
kualitas memanskan atau medinginkan, dan seperti dalam patologi
humoral, kombinasi yang tepat dari macam-macam makanan dan ramuan-
ramuan dapat memulihkan keseimbangan tubuh yang terganggu. Makanan
garam (panas) meliputi telur, daging, susu, dahl, madu dan gula; makanan
tonda (dingin) meliputi sari buah-buahan, yoghurt, keju asam, nasi dan air.
Kepercayaan ini berasal dari pengobatan Ayurveda India, suatu sistem
pengobatan pribumiyang pertama kali muncul dalm tulisan-tulisan veda
pada tahap awal di abad pertama sebelum masehi. Namun naskah-naskah
awal tersebut menumpahkan kata-kata kutukan terhadap setan-setan,
tukang sihir, musuh-musuh; tentang jimat-jimat untuk membuang berbagai
penyakit ayng didatangkan oleh setan-setan oatau oleh dewa-dewa sebagai
hukuman atas dosa-dosa manusia.
Menurut teori Ayurveda, alam semesta terdiri dari empat unsur yang
sama, seperti yang dikenal oleh orang Yunani (bumi,air,api,udara)
ditambah unsur ke lima yaitu eter (ether). Pengaturan dari kelima unsur
tersebut dalam tubuh, dimana masing-masing unsur memiliki lima bentuk
“halus” dan lima bentuk “material”, merupakan suatu mikrokosmos dari
alam semesta. Tubuh manusia juga memiliki tiga humor yang disebut
dosha yakni flegma atau cairan lendir, empedu atau cairan empedu serta
angina tau gas dalam saluran pencernaan. Keadaan sehat terjadi apabila
ketiga dosha tersebut berada dalam keadaan seimbang; sedangkan sakit
terjadi apabila satu atau lebih dosha tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Dosha juga dihubungkan dengan suai dan musim; unsure flegma
diasosiasikan dengan muda dan musim pertumbuhan, empedu
dihubungkan dengan usia baya dan musim hujan, sedangkan angin dengan
usian tua dan cuaca dingin yang kering.
12
3. Pengobatan tradisional Cina
13
halnya dengan dengan semua sistem subbudaya, sistem-sistem penyebab penyakit
merefleksikan prinsip-prinsip struktural dasar,pola-pola, dan premis-premis dari
kebudayaan asalnya, tempat mereka terjalin didalamnya. Berbicara secara spesifik
tentang sistem-sistem medis non-Barat, kami percaya bahwa manfaat yang
terbesar dari sistem klasifikasi personalistik-naturalistik adalah bahwa hal itu
memungkinkan sustu reduksi dari sejumlah besar penyembuh, teknik-teknik
pengobatan, peramalan dan unsur-unsur medis lainnya yang dideskripsikan bagi
masyarakat umum dalam suatu tatanan yang teratur.
Apabila kita memperhatikan kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek
medis dalam rangka konsep kausalitas, kita lihat bahwa aspek-asoek utama
launnya dari suatu sistem medis tertentu, secara logis berasal dari konsep-konsep
ini.tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa apabila kita diberi gambaran
yang jelas mengenai apa yang dianggap oleh masyarakat sebagai penyebab
penyakit, kita dapa secra garis besar mengisi unsur-unsur lain dalam sistem medis
tersebut. Sebagai keterangan lebih lanjut, etiologi-etiologi personalistik logisnya
membutuhkan jenis penyembuh tertentu, seorang shaman atau peramal lain, untuk
menentukan bukan hanya penyebab langsung dari suatu peyakit, melainkan juga
yang lebih penting mencari siap yang berada dibelakang penyebab tersebut.
Etiologi-etioogi naturalstik memerlukan jenis penyembuh lain, yakni tabib atau
ahli ramuan yang mengetahui tentang obat-obatan dan pengobatan lainnya yang
akan memulihkan keseimbangan badan. Baik penjelasan kausalitas naturalistik
maupun personalistik tidak ada yang dapat benar-benar menangani konsep
penularan, hanya melalui konsep pengembangan ilmiah tentang patogenlah maka
penularan penyakit dari seorang kepada orang lain dapat dijelaskan dengan
mudah.
Foster (1976) belum lama ini telah membicarakan tentang prinsip hubungan
yang kontras antara etiologi-etiologi personalistik dan naturalistik, yang
disimpulkan sebagai berikut :
14
naturalistik sebagian terbesar terbatas pada masalah penyakit. Dengan kata
lain, dalam sistem-sistem personalistik, penyakit hanya merupakan suatu
kasus khusus dalam penjelasan tentang segala kematangan. Dalam
berbagai masyarakat dimana terdapat penjelasan personalistik bagi
penyakit, kita dapatkan bahwa agen-agen yang sama, makhluk-makhluk
yang sama, juga ada dibelakang segala kemalangna, misalnya kegagalan
panen, kerugian finansial, pencurian, dan pertengkaran dalam keluarga.
Penyakit bukan merupakan kategori yang terpisah dari kemalangan pada
umumnya.
15
berbeda dengan yang ada dalam sistem-sistem personalistik. Disatu pihak,
praktek-ptaktek dan kepercayaan pada kedua sistem tersebut merupakan
cerminan satu sama lain. Di Amerika Latin dan daerah Laut Tengah, para
korban penyakit meletakkan saji-sajian sakral diatas atau didekat patung
Kristus atau Bunda Maria, mereka terlibat dalam keagamaan yang
ditujukan untuk penyembuhan. Namun inilah yang paling pentng,
pemujaan tersebut tidak ditujukan pada makhluk-makhluk yang
bertanggung jawab atas terjadinya penyakit itu, melainkan lebih kepada
makhkuk-makhluk supranatural yang sebagai penasehat bagi manusia,
dapat ikut campus membantu penderita dalam tiap keadaan gawat.
Sebaliknya, dalam sistem personalistik, pengorbanan-pengorbanan dan
saji-sajian dimaksudkan untuk berdamai degan makhluk-makhluk yang
bertanggung jawab atas terjadinya penyakit tersebut.
3. Tingkatan-tingkatan penyebab
16
teknik yang digunakan oleh agen tersebut (seperti oemasukan objek
penyakit, racun, pencurian jiwa, kesurupan atau ilmu sihir), namun
tindakan-tindakan itu saja biasanya belum dianggap cukup. Agen pelaku
yang berada dibelakang tindakan-tindakan itu harus diidentifikasi dan
dibujuk atau dibuat atak berdaya, jika kesembuhan ingin dibuat permanen.
Maka sebagaimana yang akan kita lihat, tingkatan kausalitas yang berbeda
mata penting untuk memahami perbedaan-perbedaan landasan dalam
teknik-teknik pengobatan yang terdapat dalam kedua sistem tersbut.
17
kembali suatu pengalaman dimalam sebelumnya sehari sebelumnya,
bahkan sebulan sebelumnya atau setahun sebelumnya, sampai suatu
peristiwa diketahui dan dianggap sebagai sesuatu yang telah menimbulkan
gejala yang menganggu kesehatannya.
Pada tingkatan yang paling umum, kita dapat berbicara mengenai suatu
sistem medis rakyat Amerika, yang didefenisikan sebagai semua kepercayaan dan
praktek yang bukan, merupakan bagian dari kedokteran ilmiah yang kuno. Pada
tingkatan yang paling khusus, kita dapa memperdebatkan tentang adanya banyak
pengobatan rakyat di Amerika Serikat, sebagaimana banyaknya kelompok-
kelompok etnis di sana.
18
terbentuk pada awal abad ke 19 disekitar New Orleans . Pengobatan
rakyat kulit hitam juga mencakup unsur unsur yang melintasi lautan
Atlantik langsung dari inggris. Whitten dalam studi mengenai “ ilmu gaib (
occultisme ) jahat “ dicaralina utara “ kagum dengan terhadap
pengembangan praktek praktek ilmu gaib kontemporer tersebut .yang
merupakan asimilasi dengan ilmu gaib eropa pada abad ke -17 dan ke -18 ,
yang menurut pendapat sebagai akibat dari keanggotaan pada gereja –
gereja Eropa , dan khusunya di Coralina utara .
3. Pengobatan rakyat Amerika-Spanyol
Studi mengenai pengobatan rakyat Amerika-Spayol berbeda dengan
studi tentang pengobatan rakyat ero-amerika maupun pengobatan rakyat
kulit hitam, dalam artian bahwa studi itu lebih banyak dilakukan oleh ahli-
ahli antropologi dari pada ahli-ahli Folkor. sehubungan dengan cakupan
yang cukup komprenhensif yang dilakukan oleh ahli ahli antropologi
terhadap pengobatan rakyat lain, maka kelanjutan perhatian terhadap orang
orang Amerika – Spayol diamerika latin , maka kelanjutan perhatian
terhadap orang orang amerika –spanyol yang berbeda dengan rakyat
lainnya.
Dari ilmu singkat ketiga sistem rakyat tersebut, dapat dilihat bagaimana
kepercayan-kepercayaan dan praktek-prakteknya dimasa kini maupun
dimasa lalu mengarah kepada kolerasi kolerasi seperti yang dikemukakan
pada awalnya ini tentang system-sistem medis non-barat. Pertama-tama
jelaslah bahwa antropologi etiologi dikotomi personalistik-naturalalistik
cocok bagi pengobatan rakyat amerika maupun dan sistem-sistem lainnya.
Etiologi–etiologi personalistik mencakup kepercayaan yang luas terhadap
ilmu sihir, mata jahat, dan penyakit akibat hukuman tuhan atas dosa dosa
yang diperbuat .
Penyembuhan dikalangan masyarakat amerika–spayol kebanyakan
tidak mengandalkan Curandero maupun obat-obatan rumah dengan kata
lain, Tuhan adalah penyembuh utama bagi banyak penyakit (dan
kemalangan umumnya), penduduk amerika-spayol sering minta
19
pertolongan orang orang suci, Bunda Maria atau kristus, menyalakan lilin
dan melakukan sembahyang pada altar altar mereka. Seringkali diucapkan
janji kaul atau sumpah pada krisis atau Bunda Maria bila permintaan
mereka terkabul, permohonan harus memenuhi janji janjinya. Yang sering
termasuk Ziarah yng lama kekota diaman patung tersebut dipuja . namun
kristus dan maria semata mata hanya perantara bagi manusia yang menjadi
klien mereka, karena pada akhirnya, tuhannya juga yang menentukan
hasilnya.
Akhirnya adalah menarik untuk melihat, bagaimana dalam banyak
pengobatan rakyat kontemperor, perbedaan antara religi, magi dan
pengobatan menjadi kabur dalam mengamati pengobatan rakyat amerika-
spayol orang merasakan bahwa etiologi etiologi personalistik dan
pengobatan yang berhubungan dengannya menjadi semakin maju
diabandingkan dengan etiologi naturalistic. Para ahli antropologi mulai
dengan mempelajari pengobatan rakyat. Namun dengan cepat bahkan
menjadi tertarik pada masalah-masalah personalistik dan supranatural.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22