Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER

“TEKNIK OPERASI AURAL HEMATOMA (OTHEMATOM)”

OLEH :
Vellia Chyntia Victoria 1609511033
Putu Angga Prasetyawan 1609511052
Putu Ayu Dina 1609511054
Aurellia Dewi Rosalina Adeliriani 1609511055
Putu Jodi Wiraguna Tangkas 1609511057

LABORATORIUM BEDAH VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Paper “Teknik Operasi Aural
Hematoma (Othematom)” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini
dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas yang akan dijadikan landasan dalam
penilaian softskill pada proses pembelajaran Mata Kuliah Ilmu Bedah Khusus
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami


sampaikan kepada dosen pengajar yang telah memberikan banyak bimbingan
dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada kami.

Kami menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan baik dari
segi materi, ilustrasi, contoh, maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Besar harapan kami karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi
pembaca pada umumnya terutama bagi dunia kedokteran hewan di Indonesia.

Denpasar, 9 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN ................................................................................. 2
1.4 MANFAAT PENULISAN ............................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PRE OPRASI DAN ANASTESI .................................................................................. 3
2.1 PRE OPERASI ............................................................................................... 3
2.1 ANASTESI ..................................................................................................... 6
BAB III ......................................................................................................................... 7
PROSEDUR OPERASI ................................................................................................ 7
3.1 PROSEDUR OPERASI ................................................................................. 7
BAB IV ....................................................................................................................... 10
HASIL DAN PASCA OPRASI .................................................................................. 10
4.1 HASIL OPERASI......................................................................................... 10
4.2 PASCA OPERASI ....................................................................................... 11
BAB V......................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................... 12
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 12
5.2 SARAN ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Anjing merupakan salah satu hewan kesayangan. Sebagai hewan kesayangan
tentunya pemilik akan selalu berusahan menjaga kebersihan dan kesehatan badan
dan lingkungannya. Kebersihan badan dan lingkungan tempat anjing bermain
harus selalu dijaga, sebagai upaya pencegahan dari penyakit. Lingkungan yang
kotor dan kebersihan badan yang tidak dijaga akan menjadi tempat yang disukai
oleh agen infeksi seperti parasit, bakteri dan jamur. Parasit merupakan salah satu
agen penyebab penyakit yang dapat menyebabkan penyakit pada kulit. Parasit
seperti kutu dan tungau biasanya hidup pada daerah yang tertutup seperti pada
lubang telinga. Salah satu penyakit yang akan timbul apabila infeksi ini dibiarkan
adalah aural hematoma (othematoma).

Aural hematoma atau bisa juga disebut dengan Othematoma ini akan
menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan ini disebabkan karena pembuluh
darah yang pecah di daun telinga, antara lapisan dalam dan di luar tulang rawan.
Hal ini menyebabkan telinga terisi dengan cairan darah. Jika tidak diobati telinga
akan menjadi sangat sakit dan akhirnya akan menimbulkan bekas luka yang
serius. Telinga yang mengalami hematoma biasanya disebabkan oleh beberapa
jenis trauma, seperti ketika anjing agresif sehingga terjadi goresan di telinga.
Biasanya ada penyebab yang mendasari anjing untuk menggaruk daun telinga
seperti tungau, infeksi bakteri atau jamur pada saluran telinga.

Cara efektif penanganan kasus aural hematoma melalui pembedahan yang


biasa disebut teknik operasi aural hematoma (othematoma). Oleh karena itu,
penulis mengangkat kasus ini dalam pembuatan paper agar kita lebih memahami
tentang aural hematoma (othematoma) serta cara-cara penanganan yang tepat dan
lngkah-langah dalam melakukan teknik operasi aural hematoma (othematoma).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Aural Hematoma (Othematoma)?
2. Bagaimana persiapan pre operasi dan anatesi?
3. Bagaimana prosedur operasi Aural Hematoma (Othematoma)?
4. Bagaimana hasil pasca operasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui penyakit Aural Hematoma (Othematoma)
2. Mengetahui persiapan pre operasi dan anatesi yang dilakukan
3. Mengetahui prosedur operasi Aural Hematoma (Othematoma)
4. Mengetahui hasil pasca operasi

1.4 MANFAAT PENULISAN


Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa
Fakultas Kedokteran Hewan yang mengambil mata kuliah Bedah Khusus
Veteriner, agar lebih memahami mengenai Aural Hematoma (Othematoma) dan
prosedur operasinya.

2
BAB II
PRE OPRASI DAN ANASTESI
2.1 PRE OPERASI
Ada banyak hal yang perlu dilakukan atau dipersiapkan sebelum dokter hewan
melakukan tindakan pembedahan atau operasi terhadap suatu kasus bedah yaitu persiapan
operasi atau pre-operasi, yang meliputi desinfeksi dan sterilisasi terhadap peralatan-
peralatan yang digunakan dalam operasi. Tahap pre-operasi yaitu melakukan persiapan
yang aseptis, mencukur rambut pada daerah telinga yang akan dilakukan pembedahan,
serta bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan prosedur operasi yaitu :

NO NAMA GAMBAR FUNGSI


1 Termometer Mengecek Suhu Tubuh
Pasien

2 Scalpel Gang gang pisau bedah

3 Blade Ujung dari scalpel atau


pisau scalpel ntuk
membedah

3
4 Jarum Bedah Untuk Menjahit Luka
Oprasi

5 Benang Vicryl Benang yang digunakan


untuk menjahit

6 Gunting Bedah Untuk Meggunting


Pasca Pembedahan

7 Needle Holder Untuk Mempermudah


memegang jarum bedah
pasca pembedahan

8 Kassa Hidrofil Untuk Membalut Luka

4
9 Kain Duk Untuk mencegah
kontaminasi ke bagian
tubuh lainnya

10 Cotton Bud
Fungsi alat untuk
membersihkan
kotoran/lendir di
telinga

11 Alcohol 70% Antiseptik


Dan juga untuk steril
alat – alat sebelum
pembedahan

12 Iodine Antiseptik pada luka

5
2.1 ANASTESI
Setelah alat-alat preoperasi disiapkan, anjing dibawa ke ruang operasi lalu
diberikan anestesi. Anastesi dapat dilakukan dengan anastesi lokal dengan
penambahan tranquilizer atau anastesi umun (Sudisma, 2006). Sementara menurut
Beteg., et all. 2011, Protokol anastesi dilakukan dengan neuroleptanalgesia
(NLA) dengan pemberian acepromazine (Vetranquil 1%) dan ketamine10%, obat
anestesi ini diberikan secara intramuscular sesuai dengan protokol yaitu dengan
mengawali diberikannya Acepromazine 1mg / kc, kemudian diikuti oleh
pemberian Ketamine 10 menit setelah pemberian Acepromazine. Dosis ketamine
yang diberikan adalah 10 mg / kc. Selain anestesi yang diberikan, premedikasi
lainnya yaitu dengan pemberian antisepstik kimia untuk mengurangi mikroba
pada telinga.

Gambar 1. Acepromazine (Vetranquil 1%) dan ketamine 10%

6
BAB III
PROSEDUR OPERASI
3.1 PROSEDUR OPERASI
1. Telinga dicukur, diberi antiseptic. Dibuat irisan pada bagian konkaf telinga di samping
hematoma. Ada tiga macam irisan yang bisa dilkukan yaitu irisan lurus disepanjang
hematoma, irisan berbentuk S dan dua irisan sejajar (Sudisma, 2006).

Gambar 2. Telinga ducukur dan dibersihkan (sumber :ilmu veteriner)

Gambar 3. bentuk irisan lurus dan irisan bentuk s (sumber : priskha, 2017)

7
2. Sayatan dilakukan dengan pisau bedah,mulai dari pangkal telinga hingga ke bagian atas,
dengan tekanan sedang untukmenghindari sectioning kulit pada sisi eksternal pinna (Betteg
et al., 2011)

3. Tekan dan keluarkan akumulasi darah yang ada pada daun telinga. Setelah pembuangan
debris, gumpalan darah serta cairan lain pada othematoma, lubang dicuci menggunakan
cairan NaCl fisiologis (Devi Nur Islami, et al.,2018). Isi hematoma dikeluarkan dengan
ditekan dan bagian dalam dikuretdan diirigasi untuk menghilangkan bekuan darah, adesi
dan fibrin dan untuk mempercepat perlekatan (Sudisma, 2006). bila hematoma sudah terjadi
dalamwaktu yang lama maka ada pembekuan darah di telinga.

Gambar 4. Pengeluaran akumulasi darah

Gambar 5. Flushing menggunakan cairan NaCl fisiologis

(sumber : Fossum et al., 2007)

8
4. Setelah itu dilakukan penjahitan dengan panjang ¾ sampai 1 cm pada daerah konkaf
telinga sampai menembus kartolago. Kemudian dibuat jahitan yang parallel (secara vertical
lebih baik dari pada horizontal). Jangan melakukan ligase pada pembuluh darah dan
cabang arteri aurikularis pada daerah konvex telinga. Jangan melakukan penjahitan untuk
menutup tepii luka incise, karena akan berfungsi untuk drainase. Irisan yang sudah dibuat
tadi diperlebar yaitu dipotong tepi-tepinya dengan gunting sehingga terjadi pembukaan
selebar ± 4mm. dapat juga dibuat jahitan matras dengan bahan non absorbable sejajar
dengan irisan tadi. Jahitan dilakukan dari bagian konveks telinga dan menembus daun
telinga. Kemudian telinga dibalut , diganti setiap 3-4 hari.Jahitan dibuka setelah 10 hari
(Sudisma, 2006)

Gambar 6. Penjahitan dan pembalutan pada telinga (sumber : betteg, 2011)

9
BAB IV
HASIL DAN PASCA OPRASI
4.1 HASIL OPERASI
Pemeriksaan klinis sesaat setelah operasi telinga ditemukan peningkatan rasa
sakit, hewan bereaksi secara signifikan terhadap pengobatan topikal jahitan dan
rasa sakit bertahan dalam kebanyakan kasus sampai 3-5 hari tergantung faktor
usia, jenis kelamin dan jenis hewan pada terjadinya hematoma aural yang tersaji
dalam tabel. Setelah pembedahan, kemudian rasa sakit menghilang dan mulai
gatal, disertai dengan kecenderungan menggaruk dalam 3 hari pasca operasi.
Edema dan sekresi serosa bertahan sampai hari ke-3 pasca operasi, pada hari ke
5 keropeng hadir, dan pada hari ke 7 keropeng terkonsolidasi dengan baik dan
ketika mencoba mengangkatnya, permukaannya masih tergenang, dengan sedikit
pendarahan (Uddin, 2017).

(sumber: uddin, karim., et al. 2017)

Pembedahan aural hematoma terbukti lebih berhasil dan semua telinga yang
dioperasikan cepat sembuh dan kembali ke kondisi normal dalam 2 minggu,
tidak ada kejadian kekambuhan hematoma yang diperhatikan dan semua telinga
yang ereksi dengan baik dibandingkan dengan kasus yang tidak diobati yang

10
disebutkan oleh (Joyce, 2000). Tidak ada infeksi bedah pasca operasi atau
komplikasi lain terkait dehiscence luka. Hematoma aural jarang kambuh jika
dikelola dengan benar dan penyakit yang mendasarinya diobati secara efektif.
Cara terbaik untuk menghindari pembentukan hematoma aural adalah dengan
memberikan perhatian segera pada kondisi apa pun yang menyebabkan iritasi
telinga (Brown, 2010). Perawatan bedah hematoma Aural cepat dan biasanya
hanya membutuhkan 2-3 minggu.

4.2 PASCA OPERASI


Membalut telinga membantu mencegah pasien merusak hasil
pembedahan baik dengan menggelengkan kepala atau mencoba menggaruk
lokasi pembedahan. Menggunakan perban akan membantu memastikan
keberhasilan pasca operasi. Penting untuk tidak menutup telinga normal
dengan perban, dan pembukaan saluran telinga terbuka. Perban diperiksa
secara berkala ketika pasien terbangun dari anestesi untuk memastikan tidak
terlalu ketat. Pemilik juga harus memeriksa perban di rumah setidaknya dua
kali sehari untuk memastikannya tetap longgar dan tidak terlalu kotor. Pemilik
diperintahkan untuk kembali ke rumah sakit agar perbannya diganti ketika
sudah kotor atau setidaknya setiap tiga hari. Perban dilanjutkan sampai
jaringan granulasi hadir di lokasi bedah, drainase minimal dan pasien tidak
lagi menggelengkan kepalanya. Pemilik mendapat informasi tentang cara
menjaga sayatan tetap bersih dan bebas dari gumpalan dan kotoran. Pemilik
dilatih untuk menerapkan chlorhexidine atau saline steril yang diencerkan
untuk kasa spons dan membersihkan situs bedah serta membersihkan situs
setiap hari atau lebih sering, jika diperlukan. Kerah digunakan untuk
mencegah pasien merusak situs bedah atau perban. Jahitan bedah diangkat 14
hari kemudian.

11
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Aural Hematoma (Othematoma) terjadi akibat pembuluh darah yang pecah
sehingga timbul pembengkakan, dapat disebabkan oleh adanya tungau, infeksi
bakteri atau jamur pada saluran telinga. Pencegahan yang dapat dilakukan
adalah kontrol lingkungan yang baik serta menjaga kebersihan tubuh anjing
khususnya pada bagian telinga. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan
mengeluarkan akumulasi darah yang ada pada daun telinga.

5.2 SARAN
Saran yang kami dapat berikan terhadap kasus aural hematoma ini harus
ditangani dengan cepat dan tepat karena kasus aural hematoma ini merupakan
kasus yang dapat terjadi berulang meskipun sudah pernah dilakukan
pengobatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Beteg,Florin, Muste Aurel, Krupaci Andrei, and Scurtu Laura. 2011. Surgical
Treatment in Dog Auricular Hematoma (othematoma). Bulletin UASVM,
Veterinary Medicine 68(2)/2011 pISSN 1843-5270; eISSN 1843-5378

Brown Cyndi, 2010. Surgical management of canine aural hematoma. Volume 39,
No. 4. www.labanimal.com
Devi Nur Islami et al., 2018. Laporan Kasus: Otitis Eksterna dan Auricular
Hematoma (Othematoma) pada Anjing Samoyed. Jurnal Medik Veteriner.
pISSN: 2615-7497; eISSN: 2581-012X

Florancia PP. 2017. Tugas Akhir : Penanganan Kasus Aural Hematoma Pada Anjing
di Zoo Klinik Makassar. Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan ,
Fakultas Kedokteran Hewan , Universitas Hasanudin Makasar. Hal 13.

Fossum, T.W., C.S. Hedlund, A.L. Johnson, K.S. Schulz, H.B. Seim, M.D. Willard,
A. Bahr, G.L. Carrol, K. Knap. 2007. Small Animal Surgery. 3rd edition.
Mosby, Inc., an affiliate of Elsevier Inc. p300-309.
Joyce J, 2000. Canine aural haematoma. Waltham Focus, 10: 4-9.

Sudisma, I.G.N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Cetakan 1. Pelangi sari.
Denpasar.
Uddin, Karin Md. et al., 2017. Surgical management of aural hematoma in dog.
Asian-Australasian Journal of Bioscience and Biotechnology ISSN 2414-
1283 (Print) 2414-6293 (Online) www.ebupress.com/journal/aajbb

13

Anda mungkin juga menyukai