Anda di halaman 1dari 11

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 1 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

CV. Jivi Creative

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MANAJEMEN RISIKO PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AK-TEKSTIL
SOLO

NOMOR DOKUMEN
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 2 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

PENGESAHAN

JUDUL DOKUMEN : STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR MANAJEMEN
RISIKO PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AK-
TEKSTIL SOLO
NO. DOKUMEN : IAC – PM – EXE – SMK3 – 001
LEVEL DOKUMEN : II
REVISI KE : 00
TANGGAL DIBERLAKUKAN : 28 November 2019
DITINJAU ULANG : Minimal 2 Tahun

DIBUAT OLEH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

ELFANI NURHAYATI TARWAKA, PGDip.Sc., M. Erg.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 3 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

1. TUJUAN 1.1 Tujuan umum


Prosedur ini dibuat untuk memberi panduan mengenai tata-cara
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko
keselamtan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan pekerjaan secara
efektif saat sedang melaksanakan proyek pembangunan Gedung AK-
Tekstil Solo.
1.2 Tujuan khusus
1.2.1. Memberikan pedoman untuk melakukan identifikasi terkait
bahaya, penilaian terhadap risiko yang ada, serta pengendalian
risiko keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek
pembangunan Gedung AK-Tekstil Solo
1.2.2. Melakukan identifikasi terhadap aspek lingkungan,
penilaian, dan pengelolaan dampak agar tidak membahayakan
bagi tenaga kerja, keberlangsungan proyek, asset perusahaan
dan lingkungan hidup. Hasil dari proses penilaian dan
manajemen risiko ini digunakan sebagai dasar penyusunan
tujuan, sasaran, dan program K3.
1.2.3. Mencegah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat
kerja, penyakit akibat kerja, dan kerugian lain yang dapat terjadi
pada pekerja, perusahaan atau pihak lain yang terkait dengan
keberjalanan proyek pembangunan Gedung AK-Tekstil Solo
2. RUANG Standar prosedur ini berlaku untuk semua fasilitas operasional CV Jivi
LINGKUP Creative dan semua pihak yang bekerja di area tersebut. Hal-hal yang
diatur dalam prosedur ini mencakup kegiatan penilaian dan manajemen
risiko terkait dengan area kerja, aktivitas, proses, peralatan, dan mesin,
serta kondisi abnormal. Dalam aplikasinya, penilaian manajemen risiko
tidak hanya dilakukan pada fasilitas yang sudah ada saja, tetapi juga pada
penggunaan instalasi atau fasilitas baru, modifikasi peralatan atau proses
maupun penanggulangan darurat di area proyek pembangunan Gedung
AK-Tekstil Solo.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 4 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

3. REFERENSI 3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970


3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
4. DEFINISI 4.1 Aktivitas adalah kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan selama
OPERASIONAL proyek pembangunan Gedung AK-Tekstil Solo berjalan
4.2 Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan
cidera atau sakit (bagi pekerja, kontraktor, pengunjung atau
masyarakat sekitar) atau kerusakan terhadap pabrik atau properti
perusahaan dan lingkungan sekitar yang meliputi :
 Bahaya fisik, seperti kebisingan, radiasi, getaran, panas,
pencahayaan, ketinggian, cuaca dan faktor alam seperti
sambaran petir, banjir, dll.
 Bahaya kimia, seperti eksplosif, flammable, korosif,
karsinogenik, toksik.
 Bahaya biologi, seperti virus, jamur, binatang, parasit.
 Bahaya psikologi, seperti hubungan kerja, jam kerja,
kekerasan, stress, kelelahan, kompetensi
 Bahaya ergonomi, seperti layout, manual handling, desain
kerja/tugas
4.3 Identifikasi Bahaya adalah pengidentifikasian potensi bahaya yang
terdapat pada proyek pembangunan Gedung AK-Tekstil Solo agar
dapat dicegah dan diminimalisir potensi kerusakan yang dapat
diakibatkannya.
4.4 Analisa Bahaya merupakan suatu proses yang dilakukan untuk dapat
menentukan seberapa besar dampak dari risiko bahaya yang ada di
proyek pembangunan Gedung AK-Tekstil Solo.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 5 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

4.5 Penilaian Risiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko dengan
menggunakan parameter akibat:
 S : Severity (tingkat keparahan)
 P : Peluang (probability/kecenderungan)
 RFN : Total bobot (P x S)
4.6 Pengendalian Risiko adalah pengendalian terhadap risiko-risiko yang
telah dinilai yang dapat dilakukan dengan menggunakan hirarki
pengendalian serta pengendalian lainnya agar mencegah dan menekan
seminimal mungkin setiap potensi kecelakaan akibat kerja atau
penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi dalam proyek
pembangunan Gedung AK-Tekstil Solo. Pengendalian risiko dapat
dilakukan dengan menggunakan cara :
 Eliminasi merupakan pengendalian dengan menghilangkan
suatu bahan/tahapan suatu proses yang berdampak/bahaya
 Substitusi merupakan pengendalian dengan mengganti bahan
yang dapat menimbulkan dampak/bahaya dengan bahan yang
aman.
 Rekayasa teknik (engineering) merupakan pengendalian
dengan melakukan rekayasa terhadap peralatan atau mesin
seperti pemasangan alat pelindung mesin, alat penutup, alat
pengaman, dan lain-lain yang dapat meminimalisir
polusi/pencemaran.
 Administratif, seperti pemisahan lokasi, pergantian shift kerja,
pemberlakuan sistem ijin kerja, pelatihan karyawan, work
instruction, menugaskan orang yang memiliki kompetensi,
melakukan pemantauan
 Alat Pelindung Diri (APD) sesuai aktivitas pekerjaan.
4.7 Monitoring dan evaluasi adalah tahapan manajemen risiko yang
dilakukan secara periodik untuk memantau efektifitas tindakan
pengendalian yang dilakukan. Monitoring dan evaluasi dilakukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 6 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

minimal 1 bulan sekali, didukung dengan rekaman dokumen dan


dokumentasi kegiatan.
5. RINCIAN 5.1 Identifikasi Bahaya
PROSEDUR 5.1.1. Petugas yang berkompeten/Ahli K3 melakukan identifikasi
terhadap bahaya yang terdapat selama keberjalanan proyek,
seperti :
 Aktivitas kerja rutin dan non rutin
 Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja
 Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor
manusia
 Bahaya lingkungan luar tempat kerja yang dapat
mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja yang berada di tempat kerja
 Infrastruktur, perlengkapan dan material di tempat kerja
 Perubahan ataupun masukan adanya perubahan dalam
keberjalanan proyek baik perubahan aktivitas maupun
bahan, material, mesin yang digunakan.
 Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan
sementara dan dampaknya terhadap operasi, proses dan
aktivitas kerja
 Penerapan perundang-undangan, persyaratan dan
peraturan yang berlaku
 Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin atau
peralatan, prosedur operasional, struktur organisasi
termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.
5.1.2. Petugas yang berkompeten/Ahli K3 melaksanakan
identifikasi bahaya berdasarkan lima faktor bahaya berikut :
 Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme,
tanaman, binatang)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 7 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

 Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun,


berbahaya, mudah meledak/menyala/terbakar, korosif,
pemicu iritasi (irritant), bertekanan, reaktif, radioaktif,
oksidator, pemicu kanker, berbahaya bagi pernafasan,
membahayakan/mencemari lingkungan, dan
sebagainya)
 Fisik atau mekanik (infrastruktur,
mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung,
cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan
ventilasi)
 Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan
manual, gerakan berulang serta ergonomi tempat
kerja/alat/mesin)
 Psikis/sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi,
pengendalian manajemen, lingkungan sosial tempat
kerja, kekerasan dan intimidasi)
5.2 Penilaian Risiko
5.2.1. Petugas yang berkompeten/Ahli K3 melaksanakan
penilaian risiko menggunakan tabel matriks risiko sebagai
berikut:
Keparahan
Sangat Ringan Sedang Berat Sangat
Ringan Berat
1 2 3 4 5
Frekuensi

Sangat 5 5 10 15 20 25
sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering 4 4 8 12 16 20
Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Sedang 3 3 6 9 12 15
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 8 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim


Jarang 2 2 4 6 8 10
Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi
Sangat 1 1 2 3 4 5
Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang

5.2.2. Petugas yang berkompeten/Ahli K3 menghitung nilai


frekuensi dan keparahan berdasarkan kriteria berikut :
Frekuensi Nilai Kriteria
Sangat 5 Kemungkinan kejadian 1x dalam 1 minggu
sering
Sering 4 Kemungkinan kejadian 3x dalam 1 bulan
Sedang 3 Kemungkinan kejadian 1x dalam 6 bulan
Jarang 2 Kemungkinan kejadian 1x dalam 1 tahun
Sangat 1 Kemungkinan kejadian 0x dalam 1 tahun
Jarang

Keparahan Nilai Kriteria


Sangat 5 1. Terdapat kematian
Parah 2. Kerugian material diatas Rp. 100.000.000,00
Parah 4 1. Terdapat cacat permanen pada korban
2. Biaya pengobatan lebih dari Rp
80.000.000,00
3. Terdapat jam kerja hilang lebih dari 3 hari
4. Terdapat kerugian material Rp
50.000.000,00 s.d < Rp. 100.000.000,00
Sedang 3 1. Korban memerlukan penanganan lanjutan di
luar perusahaan dengan biaya tidak lebih dari
Rp 10.000.000,00
2. Tidak terdapat cacat permanen
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 9 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

3. Terdapat jam kerja hilang 1 s.d 3 hari


Ringan 2 1. Korban mendapatkan perawatan ringan di
lokasi namun tidak bisa langsung bekerja
2. Terdapat jam kerja hilang tidak melebihi
1x24 jam
3. Terdapat kerugian material tidak lebih dari
Rp. 1.000.000,00
Sangat 1 1. Tidak ada korban
Ringan 2. Korban dapat langsung bekerja
3. Korban hanya memerlukan penanganan
ringan di lokasi dan langsung dapat bekerja
4. Tidak terdapat jam kerja yang hilang
5. Tidak ada kerugian material

Kategori Upaya minimal yang dilaksanakan


Rendah Membuat aturan/prosedur/rambu petunjuk K3, dsb.
Sedang Membuat modifikasi kecil terhadap lokasi/proses
Tinggi Pembatasan area/perencanaan (perancangan) sistem
keselamatan
Ekstrim Tinjauan manajemen terhadap bahaya dan risikonya.

5.2.3. Prosedur
 Melakukan observasi dan identifikasi dengan kondisi
proses kerja di lapangan, kemudian ditulis proses-
prosesnya pada kolom pertama (proses) dan aktivitas
kerja secara rinci pada kolom kedua (aktivitas)
 Menentukan aspek risiko yang terdapat di lapangan
pada kolom ketiga (risiko) dan dampak yang dihasilkan
dari aspek risiko yang telah diamati pada kolom
keempat (dampak)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 10 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

 Mencatat pengendalian yang telah ada atau telah


dilakukan sebelumnya pada kolom kelima
(pengendalian yang sudah ada)
 Menghitung penilaian aspek risiko keselamatan dan
kesehatan kerja yang ditemukan sebelumnya pada
kolom keenam (bobot risiko awal) dengan bantuan
tabel matriks analisa serta menuliskan kategorinya di
kolom ketujuh (tingkat risiko awal)
 Melakukan perbaikan tambahan pada kolom kedelapan
(pengendalian tambahan) yang dapat dilakukan
 Melakukan penilaian kembali dengan tabel matriks
analisa setelah dilakukannya pengendalian tambahan
yang dituliskan pada kolom kesembilan (bobot sisa
risiko) dan menentukan kategori tingkat risiko setelah
melakukan perbaikan pada kolom berikutnya (tingkat
sisa risiko)
 Menganalisis hasil yang telah diperoleh terhadap risiko
K3 yang telah dilakukan pembaharuan serta
pendokumentasian sebagai bahan untuk meninjau
keberjalanan proyek atau bahan evaluasi di perbaikan
mendatang.
5.3 Pengendalian risiko
5.3.1. Menentukan langkah pengendalian risiko berdasarkan lima
hirarki pengendalian risiko, yaitu:
 Eliminasi (menghilangkan bahaya)
 Substitusi (mengganti sumber / alat / mesin / bahan /
material / aktivitas / area yang lebih aman)
 Perancangan atau rekayasa teknik (perancangan /
perencanaan / modifikasi instalasi sumber / alat / mesin
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
CV. Jivi Creative
KESEHATAN KERJA (SMK3)
MANAJEMEN RISIKO/HIRA
No Dokumen: Tanggal Terbit :
No revisi : 00 Hal 11 dari 11
IAC – PM – EXE – SMK3 – 001 28 November 2019

/ bahan / material / aktivitas / area supaya menjadi


aman)
 Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja,
pelatihan dan pengendalian visual di tempat kerja)
 Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri
bagi tenaga kerja dengan paparan bahaya/risiko tinggi).
5.3.2. Membuat laporan hasil dan dokumentasi laporan
identifikasi bahaya dan penilaian risiko kepada Pimpinan
Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai