Laporan Larutan
Laporan Larutan
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Obat-obatan merupakan salah satu produk yang banyak dikonsumsi masyarakat
untuk menyembuhkan atau menjaga dari segala penyakit. Akan tetapi, setiap obat yang
dikonsumsi memiliki segi negatif seperti efek samping, efek toksik, dan reaksi
imunologis. Sehingga perusahaan harus memperhatikan kadar yang terdapat pada obat
tersebut agar konsumen yang mengkonsumsi obat tersebut tidak kecanduan dan
merasakan efek samping yang berlebih. Salah satu obat -obatan yang dikonsumsi oleh
masyarakat adalah obat batuk. Selain itu obat dapat juga diartikan sebagai suatu bahan
atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan lainnya .
Menurut Farmakope Indonesia IV, larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Dibuat sediaan larutan
karena larutan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya lebih mudah ditelan untuk
anak-anak atau orang dewasa yang sulit menelan tablet, mengurangi resiko iritasi pada
lambung, dan segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan. Larutan
umumnya dibedakan berdasarkan sistem molekulernya; ada yang tipe mikromolekuler
seperti larutan sejati, sirup, dan elksir, serta tipe makromolekuler seperti suspense dan
emulsi.
Oleh karena itu, pada praktikum ini dilakukan formulasi dan pembuatan sediaan
liquida yakni larutan (sirup) dengan zat aktif promethazine Hidroklorida, elixir dengan
zat aktif paracetamol dan sirup bahan alam dengan zat aktis sari daun mayana.
I.2. Maksud dan Tujuan
I.2.1. Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami cara mempformulasikan serta pembuatan dari sediaan liquida (larutan, elixir
dan sirup sari daun mayana), serta mengetahui cara evaluasi sediaan yang telah jadi.
I.2.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain:
1. Untuk memformulasikan dan membuat sediaan larutan (sirup) dengan zat aktif
Promethazine Hidroklorida, elixir dengan zat aktif paracetamol dan sirup bahan alam
dengan zat aktif sari daun mayana
2. Mampu membuat sediaan zat aktif sampai menentukan evaluasinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
1. Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi
secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya
memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika
larutan diencerkan atau dicampur. Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara
penggunaanya, misalnya larutan oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau
tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran
kosolven air (Ansel 1989).
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi,
dinyatakan sebagai sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai
sirup atau sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk
sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.
Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poli-ol tertentu seperti sorbitol dan
gliserin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan
untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga
ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi.
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai eliksir
(Voight, 1995).
Sirup didefinisikan sebagai sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti
gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang
mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat zat obat dinamakan
pembawa bukan obat atau pembawa yang wangi harum (sirup). Contoh srup yang
bukan obat seperti sirup akasia, Cerri, coklat, jeruk dll. Sedangkan sirup obat seperti
sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid, minoksiklina HCl dan lain lain (Ansel, 2008).
d. Pembagian Larutan
§ Menurut Formularium Nasional halaman 332
a. Larutan steril, meliputi larutan untuk untuk pemakaian luar dalam
pengobatan luka dan kulit terkelupas,larutan antikoagulan, irigasi
kandung kemih, larutan dialisa intrapertoneum dan larutan pekat untuk
pembuatan injeksi.
b. Larutan tidak steril, meliputi larutan untuk obat dalam, baik larutan yang
langsung diminum ataupun larutan yang harus diramu terlebih dahulu ,
larutan untuk kulit yang tidak terkupas dan larutan hemodialisa. Selama
pembuatan harus diperhatikan agar sedapat mungkin harus dihindarkan
terjadinya kontaminasi jasad renik.
c. Larutan antiseptikum, mudah sekali dicemari jasad renik yang telah
resistan. Karena itu dalam pembuatan larutan ini harus diperhatikan hal
sebagai berikut.Larutan harus dibuat menggunakan air suling atau air
yang baru saja dididihkan dan wadah yang digunakan harus betul-betul
bersih, lebih baik disterilkan terlebih dahulu, tutup gabus jangan
digunakan. Larutan ini tidak boleh digunakan lebih lama dari 1 minggu
sejak tutupnya telah dibuka pertama kali.
§ Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV halaman 15-16
a. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis atau pewarna yang larut dalam air.
b. Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air,tetapi
seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol dan peliol untuk
penggunaan pada kulit,atau dalam larutan lidokain oral topical untuk
penggunaan pada permukaan mukosa mulut.
c. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau
pelarut lain dan bahan pendispersi.
d. spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidri alcohol dari zat
mudah menguap, umumnya di gunakan sebagai bahan pengaroma.
e. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang di buat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
f. Air aromatic adalah larutan jernih dan jenuh dalam aie, dari minyak
mudah menguap atau senyawa aromatic, atau bahan mudah menguap
lainnya airaromatik di buat dengan cara distilasi dan di simpan dalam
wadah yang terlindung dari cahaya dan panas berlebih.
II.2.1 Elixir
1. Etanol (FI III, 65; HOPE, 17-18)
Nama kimia : Ethanolum
Rumus struktur :
RM / BM : C7H5C1NaO2 / 144,11
Pemerian : Butiran atau sebuk hablur putih, tidak berbau, hampir tidak
berbau
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan 90 bagian etanol 95%
Stabilitas : Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi
Inkompatibilitas : Gelatin, garam ferric, garam kalsium, kaolin, dan surfaktan
nonionic
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Konsentrasi : 0,02 – 0,5%
4. Asam Sitrat (HOPE, 185)
Nama resmi : Acidum citricum
Rumus struktur :
2) Elixir
1. Paracetamol merupakan metabolit fenasetin dan efek antipiretik dan nyeri. Efek
analgesic bekerja langsung pada pusat pengatur panas dihipotalamus deng
menghambat enzim siklooksigenase yang menghasilkan prostoglandia yang
berlebihan dihipotalamus
2. Pada formulasi ini paracetamol dibuat sediaan eliksir tujuanya untuk penggunaan
pada anak sehingga mudah diberikan dan dapat menutupi rasa pahit dalam
paracetamol.
3. Paracetamol diformulasikan dalam sediian eliksir dan zat pembwa barupa air. Air
adalah mediapertumbuhan mikroba yang baik sehingga sediaan ini perlu
ditambahakan zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba.
3) Sirup
Daun mayana atau bisa disebut daun miana mengandung senyawa metabolit
sekunder berupa flavonoid, steroid, dan tanin. Dari hasil penelitian dinyatakan
senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan steroid memiliki aktivitas
anthelmintika terhadap cacing pita (Fitokimia & aktivitas Anthemintika Varietas
Miana, Colour Glune, 2007).
Ekstrak daun miana diformulasikan dalam sediaan sirup. Hal ini karena
ditinjau dari pemerian ekstrak daun miana memiliki rasa agak pahit dan tidak berbau
sehingga dalam bentuk sirup rasa pahit dan bau dari ekstrak daun miana ini dapat
ditutupi dan untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Kandungan flavonoid dalam
ekstrak daun miana memiliki kelarutan larut dalam eter, etil asetat & etanol, dan
sedikit larut dalam air. Dalam hal ini, etanol dapat bersifat sebagai kosolvent yaitu
dapat membantu kelarutan dan meningkatkan stabilitas zat ( Martin dkk, 1993).
Penggunaan metanol sebagai kosolvent sebanyak 10 % dimana 10% etanol sudah
dapat melarutkan zat aktif sebanyak dosis yang diinginkan. Flavonoid stabil pada suhu
rendah akan menguap apabila dilakukan pemanasan pada suhu tinggi.
II.4 Penyelesaian Masalah
1) Larutan
1. Gliserin
a. Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih engan rasa manis. Dapat campur
dengan air dan ralkohol (Ansel, 1989)
b. Tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer kondisi penyimpanan biasa
(Rowe, 2009)
2. Natrium benzoat
a. Natrium benzoat sebagai tambahan untuk mengutarakan bahaya terhadap
kesehatan pemakai, pertumbuhan bakteri dapat menyebabkan efek nyata
pada kestabilan produk (Lachman, 1994)
b. Mudah larut dalam air (Dirjen POM, 1995)
c. Natrium benzoat dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir, dan
bakteri. Efektifitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk
yang dibuat mengandung garam dan gula pasir (Hambali, dkk, 2007)
3. Asam sitrat dan natrium sitrat (Dapar)
a. Asam sitrat pemberi rasa asam dan sangat mudah larut dalam air (Dirjen
POM, 1995)
b. Natrium sitrat sangat stabil dan dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air
(Dirjen POM, 1995; Rowe, 2009)
c. Asam sitrat dan natrium sitrat (dapar) mempunyai kapasitas memadai dalam
kisaran pH yang diinginkan. Mempunyai sedikit atau tidak mempunyai efek
merusak terhadap stabilitas prouk akhir. Memberikan rasa dan warna yang
dapat diterima pada produk (Lachman, 1994)
4. Pewarna dan perasa
Strawberry essence pemberi rasa dapat dibagi menjadi dua kategori, pemilihan
pemberi rasa untuk menutupi tipe-tipe spesifik dari rasa banyak sekali telah
ditulis tentang fase pemberi rasa. Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi
rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam, untuk membuat sirup sedap
rasanya. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup. Sedangkan pewarna (strawberry essence)
umumnya larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup,
warnanya stabil pada kisaran pH selama masa penyimpanan. Penampilan
keseluruhan dari produk cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan.
Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa (Lachman, 1994)
5. Aquadest
a. Aquadest digunakan sebagai pelarut pembawa pada pembuatan obat dan
sediaan farmasi (Rowe, 2009)
b. Terdapatnya airmenimbulkan efek melarutkan pada sebagian terbesar zat-
zat yang berhubungan dengannya (Ansel 1989)
c. Air digunakan sebagai pembawa ddan pelarut untuk bahan-bahan pemberi
rasa (flavoring agent) atau bahan aktif obat (isriany ismail, 2011)
2) Elixir
1. Gliserin
a. Gliserin merupakan cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis.dimana gliserin
dapat bercampur dengan air dan alkohol. ( FI IV: 413)
b. Sebagai agent pemanis, gliserin membuat banyak sedian farmasi menjadi enak
dan cocok untuk membuat campuran lebih memuaskan untuk di rasa. (Glycerin an
overview)
c. Gliserin berefek untuk menyejukkan membraan mukosa. (Glycerin an overview)
d. Gliserin mampu menyerab lembab dari udara dan menahannya. (Glycerin an
overview)
e. Gliserin tidak menunjukkan masalah pengkristalan dalam sediaan elixir. (Glycerin
an overview)
f. Gliserin mudah dan cepat di serapdi usus. (Hope, 285)
g. Gliserin selain digunakan sebagai pemanis dapat juga digunakan sebagai pelarut
yang dapat disamakan dengan alkohol tetapi karna kekentalannya, zat terlarut
dapat larut perlahan-lahan didalamnya jika dibuat kurang kental dengan
pemanasan. (Ansel, 313)
h. Gliserin adalah cairan manis yang tidak berbau yang larut dalam air. (Jones,2008)
i. Elixir banyak mengandung gliserin yang ditambahkan untuk meningkatkan
kelarutan dan juga sebagai agen pemanis serta untuk mengurangi efek
farmakologi dan alkohol. (Buringer,2006)
j. Gliserin dibuat atau digunakan sebagai agen pemanis dengan konsentrasi ≤20%
pada sediaan elisir. (Rowe,2009)
k. Berdasarkan literatur, gliserin sebagai agen pemanisdengan konsentrasi 20%.
(Surana,2008)
2. Propilen glikol
a. Toksisitas dari propilen glikol lebih sedikit dibandingkan dengan kosolven lain
yang digunakan secara umum. Sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai
eksipien dalam formula ini. (Liqwid Dossage Forms)
b. Propilen glikol memiliki antiseptik yang mirip dengan etanol, dan juga dinyatakan
tidak toksis ketika dicampur dengan gliserin dengan air. Dimana hal ini
merupakan suatu keuntungan karena ketiga bahan tersebut digunakan dalam
formulasi ini. (Nugrahi,2012)
c. Propilen glikol digunakan dalam formulasi ini untuk mengurangi kadaretanolyang
dibutuhkan. Dimna propilen glikol ini juga sebagai pelarut atau kosolven. (Ires,
83)
d. Propelen glikol adalah pelarutyang bersifat umum digunakan dalam range yang
luas pada sediaan farmasi termasuk sediaan cair, oral, topikal dan parental.
(Liqwid Dossage Forms)
e. Propilen glikol secaraumum merupakan pelarut yang lebih baik dari pada gliserin
dan dapat melarutkan berbagai macam bahan seperti karteskosteroid,fenol, obat
sulfat, barbitural,vitamin A dan banyak anastesi lokal lainnya. (Rowe, 2009)
f. Propilen glikol banyak digunakan sebagai pelarut pembawa dalam membuat
sediaan farmasidan kosmetik. (Loden, 2009)
g. Propilen glikol digunakan untuk zat-zat yang dapat stabilatau tidak dapat larut
dalam air. (Loden, 2009)
h. Propilen glikol dapat bercampur dengan air dan alkohol sehingga cocok
diformulasi dalam sediaan eliksir. (Ansel, 2011)
i. Propilen glikol digunakan untuk meningkatkan kelarutan,agen terapidan
tambahan.bahan ini ditambahkan untuk mengantisipasi berkurangnya konsentrasi
pelarut bergantung pada konsentrasi alkohol. (Jones, 2008)
j. Propilen glikol dijadikan bahan pelarut dengan konsentrasi10-25% pada sedian
larutan oral. (Hope, 2009)
3. Natrium Benzoat
a. Natrium benzoat memiliki fungsi sebagai anti mikroba untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan jamur. (Hope, 627)
b. Natrium benzoat sebagai anti mikroba, pengawet dalam kosmetik, makan dan
obat-obatan. Agar waktu simpanan lebih lama dengan konsentrasi 0,1-0,5. (Rowe,
2009)
c. Natrium benzoat memiliki kelarutan pada air sehingga cocok digunakan dalam
sediaan eliksir. (Hope, 597)
d. Natrium benzoat memiliki kestabilan yang lebih baik dari pengawet seperti asam
borat yang bersifat higroskospis dimana memerlukan pembuatan khusus dalam
pembuatannya. (Hope, 68)
e. Natrium benzoat 200 kali lebih larut dalam air dibandingkan dengan asam benzoat
yang tidak larut dalam air. (Hope, 68)
f. Natrium benzoat telah lama digunakan sebagai pengawet dalam makanan dan
produk lainnyapun telah ditetapkan. (Hydayma, 2011)
g. Natrium benzoat dengan konsengtrasi 0,02-0,5% digunakan sebagai bahan
pengawet. (Hope, 2009)
h. Bahan-bahan pengawet seperti ester, asam benzoat, asam sorbat larut dalam air
dan telah memperlihatkan sifat antibakteri dan anti fungi. ( Lahman, 2008)
i. Natrium benzoat adalah bahan pengawet yang dapat ditambahkan dalam formulasi
sedian dengan range formulasi 0,02-0,5%. Dimana penambahan zat tidak
berbahaya dan tidak toksis selama dalam range yang dianjurkan. (Ansel,2011)
j. Dalam formulasi in konsenytrasi natrium benzoat sebagai pengawet adalah 0,1%.
4. Pendapar
a. Larutandapar adalah larutan yang sering digunakan dala formulasi farmasi untuk
mengontrol ph sediaan, serta untuk mengoptimalkan kinerja fisika kimia produk.
(Jones, 2008)
b. Penggunaan asam sitrat dan natrium sitrat yaitu sebagai larutan dapar. Larutan
dapar adalah larutan yang terdiri dari asam lemah dan garamnya. (Chang, 2005)
c. Dapar sitrat mampu melawan perubahan ph ketika terjadi penambahan bahan
sedikit asam atau sedikit basa. (Chang, 2005)
d. Dapar sitrat mempunyai kapasitas dapar dengan jumlah asam atau basa yang dapat
ditambahkan kedapar sehingga relatif tetap. (Chang, 2005)
e. Dapar ini digunakan karenaka adanya range ph yang luas dan dapat mencegah
range ph dari zat aktif dan ph terhadap absorbansinya. (Sri utami, 2011)
f. Pengontrolan menggunakan dapar ditujukan untuk memperoleh dan
mempertahankan kelarutan obat dan untuk meningkatkan stabilitas obat yang
bergantung pada ph. Konsentrasi kapasitas larut dapar pada sediaan oral dipilih
untuk mengontrol pH formulasinya. (Jones, 2008)
g. Pada formulasi ini digunakan dapar sitrat untuk mengontrol ph sediaan.
h. Alasan pemilihan dapar sitrat karena ph dari dapar sitrat 2,0-9,0 sehingga sesuai
dengan ph sediaan.
i. Dapar sitrat digaunakan untuk mempertahankan pH stabilitas dari zat aktif dengan
mekanisme kerjanya.
3) Sirup
1. Natrium Benzoat
Natrium benzoate larut dalam air dan tidak inkom dengn bahan-bahan lain (
Dierjen POM, 1995)
Natrium benzoate dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan
bakteri. Eefektifitas fungsi senyawa benzoate dapat bertambah jika produk
yang dibuat mengandung garam dan gula pasir (Hanbole, dkk. 2007)
Dinamdingkan dengan gliserin yang cairannya higroskopik, sedangkan
natrium benzoa tidak higroskopik (Rowe, 2009)
Dibandingkan dengan asam benzoate, natrium benzoate bersifat bakteriostatik
dan anti fungi sedangkan asam benzoathanya bersifat bakteristatik (Rowe,
2009)
2. Sirup Simpleks
Digunakan sebagai pemanis karena tidak memiliki kompatibel yang jelek
dengan bahan-bahan lain (Gennaaro, 1970)
Memiliki tingkat kemanisan yang pas untuk dapat menutupi rasa pahit dan
zat yang tidak berasa ( (Gennaro,1970)
Larutan oral yang mengandung sukrosa dan gula lain yang tidak terlalu tinggi
(Syamsuni, 2007)
Laruta pekat dan gula dan merupakan larutan jernih berasa manis (Ansel,
2005)
Mengandung 65% gula, dan larutan nipagin 0,25 %(Anonim,2015)
Sirup simpleks dapat dilarutkan dalam aqua destilata (Anonim, 2011)
3. Aquadest
Air secara umum digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan zat tambahan
(Ansel, 1989)
Air digunakan sebagai penambahan dan pelarut untuk bahan-bahan pemberi
rasa atau bahan aktif obat (iseng ismail, 2007)
Aquadest digunakan sebagai pelarut pembawa pada pembuatan obat dan
sediaan farmasetik
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
a. Botol 60 ml
b. Batang pengaduk
c. Cawan porselin
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Hot plate
g. Kemasan
h. Kertas perkamen
i. Lap halus
j. Lap kasar
k. Lumpang dan Alu
l. Neraca analitik
m. Pipet tetes
n. Sendok tanduk
III.1.2 Bahan
a. Aluminium foil
b. Alkohol 70%
c. Parasetamol
d. Asam sitrat
e. Aquadest
f. Mayana
g. Prometazin hcl
h. Etanol 90%
i. Gliserin
j. Strawberry essence
k. Natrium Benzoat
l. Natrium Sitrat
m. Propilen glikol
n. Asam fosfat
o. Natrium fosfat
p. Pewarna red
q. Sukrosa
r. Tisu
III.2 Cara Kerja
1) Larutan
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan’
b. Dikalibrasi botol 120 ml (2 botol)
c. Dipanaskan air dan kemudian didinginkan
d. Ditimbang zat aktif sebanyak 122,4 gram dan zat tambahan gliserin 24,48 gram,
natrium benzoat 0,612 gram, asam sitrat 0,16 garam, natrium sitrat 0,40 gram,
aquadest 120,6 ml
e. Dilarutkan zat aktif dan zat tambahan kemasing-masing pelarut
f. Dicampurkan larutan pengawet, larutan pewarna dan perasa dan larutan pemanis
kedalam larutan zat aktif
g. Dicukupkan pelarut sampai volume yang diinginkan
h. Dimasukan kedalam wadah, tutup, diberi etiket dan brosur
2) Elixir
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dikalibrasi 60 ml yang akan digunakan
c. Ditimbang bahan yang akan digunakan
d. Dipanaskan air
e. Dilarutkan bahan-bahan Paracetamol, gliserin dan Na. Benzoat dalam masing-
masing wadahterpisah
f. Dicampurkan semua bahan-bahan yang telah larut tersebut diaduk hingga
homogen
g. Ditambahakan pewarna dan pengaroma secukupnya diaduk hingga homegen
h. Dimasukan kedalam botol
i. Diberi etiket dan brosur
j. Dimasukan kedalam kemasan
3) Sirup Mayana
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dibersihkan alat dengan tissue yang telah dibasahi dengan alcohol 70%.
c. Dibuat larutan stok 60 ml dengan memanaskan air sebanyak 60 ml pada
waterbath.
d. Dikalibrasi botol dengan ukuran 60 mL.
e. Diukur sari daun mayana sebanyak 12,24 mL, sirup simplex sebanyak 39,78mL
f. Ditimbang natrium benzoat 0,1 gram menggunakan kertas perkamen pada neraca
analitik.
g. Dilarutkan natrium benzoate pada cawan perselin dengan menggunakan
aquadest
h. Dimasukan sari daun mayana dan gliserin kedalam gelas kimia dan diaduk
hingga homogen.
i. Ditambahkan natrium benzoat dan sirup simplex yang telah dilarutkan dan
diaduk hingga homogen.
j. Dicukupkan volume sediaan yang dibuat hingga 60 mL dengan sisa larutan stok.
k. Dituang sirup kedalam botol yang telah dikalibrasi sebanyak 60 mL dan
dimasukan kedalam kemasan serta diberi etiket dan brosur.
l. Dievaluasi sediaan yang telah jadi.
BAB IV
FORMULASI DAN PERHITUNGAN
IV.1 Rancangan Formula
IV.1.1 Larutan
R/ Promethazin Hidroklorida 5 mg
Gliserin 20%
Natrium benzoat 0,5%
Strawberry essence q.s
Asam sitrat 0,16 gram
Natrium sitrat 0,40 gram
Aquadest 120 ml
IV.1.2 Elixir
R/ Paracetamol 120 mg/5mL
Gliserin 20%
Natrium Benzoat 0,1%
Propilen Glikol 25%
Asam Sitrat 0,07 %
Natrium Sitrat 0,25 %
Essence strowberi q.s
Orange Essencial q.s
Air add 100%
IV.1.3 Sirup
Tiap 60 mL mengandung
Sari daun mayana 12,5%
Sirup Simplex 25%
Natrium Benzoat 4%
Air add 100 mL
IV.2 Perhitungan
IV.2.1 Perhitungan Bahan
1. Larutan
Sediaan yang akan dibuat 120 ml = 2 botol
Larutan encer dilebihkan 2% = 2/100 x 120 ml = 2,4 ml
120 ml + 2,4 ml = 122,4 ml
Promethazin HCl 5 mg/5 cc = 5/5 x 122,4 = 122,4 gram
Gliserin 20% = 20/100 x122,4 = 24,48 gram
Na. benzoat 0,5% = 0,5/100 x 122,4 = 0,612 gram
Asam sitrat = 0,16 gram
Na. benzoat = 0,40 gram
Aquadest 100% = 100% - (0,05+20+0,5+0,0016+0,004)%
= 100%-20,5556%
= 79,4444 %
= 79,4444/100 x 122,4 = 97,239 ͌ 97,24 ml
2. Elixir
Persen eliksir yang ditambahkan 2%, untuk volume terpindahkan
120
Paracetamol = × 122,4 = 2,937 = 2,94 g
5
10
Gliserin = 100 × 122,4 = 12,24mg
0,1
Natrium Benzoat = 100 × 61,2 = 0,0612 g
25
Propilen Glikol =100 × 122,4 = 30,6mg
0,5
Etanol = × 122,4 = 0,612mg
10
Air
= 100 – (2,40 + 0,5 + 10 + 25 + 0,1) %
= 100% − 38,32%
= 62,67%
= 62,67/100 x 122,4 = 76,70 ml
3. Sirup
Bahan:
Sediaandibuatdalam 60 mL.larutanvolumenyadilebihkan 2% darijumlah volume total
sirup yang dibuat
2
X 60 mL =1,2 mL
100
1,2 mL + 60 mL = 61,2 mL
20
Sari daunmayana 20% = x 61,2 mL = 12,24 g
100
30 65
Sirup Simplex 30% = 100 x 61,2 mL = 0,3 g = 100 x 61,2 = 39,78 mL
0,1
Natrium benzoate 0,1% = 100 x 61,2 mL = 0,0612 g
Aquadest add 60 mL
= 100% - (20% + 30% + 0,1%)
= 100% - 50,1%
49,9
=49,9% = x 60 mL = 0,499 mL
100
2. Elixir
pH Stabil zat aktif = 5,3-6,5
pH dapar = 22-9,0
pH stabil yang dipilih = 5,5
Pka1 = 3,128 Pka2 = 4,761 Pka3 = 6,396
a. Pka = -log
4,761 = -log Ka
Ka = 10−4,761
Ka = 1,73 × 10−5
b. pH = -log [H+]
[H+] = 10−5
𝑘𝑎.[𝐻+]
c. β = 2,303 × C × (𝑘𝑎+[𝐻+])2
1,73 ×5.10−5
0,01 = 2,303 × C ×
1,73 ×10−5 +(10−5 )2
1,73 ×10−10
0,01 = 2,303 × C × 4,89𝑥 10
C = 0,015
d. pH = Pka + log g/a
5,5 = 4,761 + log g/a
0,739 = log g/a
[g] = 1,73 (Asam)
e. C = [g] + [a]
0,015 = 6,48 (asam)
0,015 = 5,48 asam + asam
0,015.
Asam = 6,448
f. [g] = c – [a]
[g] = 0,015 – 0,0023
[g] = 0,0127
g. Massa asam sitrat = Bm × c asam
= 294,10 × 0,0023 × 0,12L
= 0,08 gram =0,07 %
h. Massa natrium nitrat = Bm × c asam
= 210,14 × 0,01127 × 0,12L
= 0,320 gram=0,26%
Perhitungan KD
Eliksir Paracrtamol = 120mg/5ml
= 30 mg dalam 10 ml air
Etanol = 2,7
KD paracetamol = (% air× KD air) +(% etanol × KD etanol)
10 × 81 2,7 × 23,7
=( ) +( )
14,5 12,7
= 62,77+5,038
= 68,8
KD pelarut campur = (% etanol × KD etanol) + (% PG x KD PG) + (% air ×
KD air)
= (0,5% × 23,7) + (25% × 32) + (74,5% × air)
= 0,1185 + 8 + 60,34
= 668,46
2. pH a. pH meter : 4,9
b. pH indikator : 4
3. Densitas Larutan a = 17,5 gram
t0 b = 29,1 gram
c = 10 mL
𝑏−𝑎
Bj = 𝑐
29,1 𝑔𝑟𝑎𝑚−17,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝐿
= 1,16 gr / Ml
4. Uji Viskositas 78 mikro detik
5. Uji volume
terpindahkan
1. Organoleptis
t1 a. Bau a. Strobery khas mayana
b. Warna b. Merah kecoklatan
c. Rasa c. Manis sedikit pahit
2. pH pH meter : 4,5
3. Densitas Larutan a = 17,5 gram
b = 29,1 gram
c = 10 mL
𝑏−𝑎
Bj = 𝑐
29,1 𝑔𝑟𝑎𝑚−17,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝐿
= 1,16 gr / mL
4. Viskositas 35 mikro detik
5. Uji Volume
terpindahkan
V.2 Pembahasan
1. Larutan
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang
menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak
enak, sirup efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak
biasanya menghilangkan keengganan pada anak-anak untuk meminum obat (Ansel,
1989).
Alasan lain adalah karena anak-anak sukar untuk menelan obat dalam bentuk sediaan
tablet atau sirup, oleh karena itu sebagai seorang farmasis dapat membuat sediaan sirup
yang merupakan larutan yang semua komponen bahan-bahanya larut dan homogen.
Sebagian besar sirup mengandung komponen-komponen berikut disamping air murni dan
semua zat-zat obat yang ada:
1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa
manis dan kental
2. Pengawet antimikroba
3. Pemberi Rasa
4. Pewarna
Dalam formulasi ini dibuat sediaan sirup promethazin HCl dan ditujukan sebagai
obat antimual dan muntah di perjalanan pada anak-anak. Berdasarkan komponen sirup
diatas, sirup mengandung pemanis gliserin, cairan seperti sirup jerni dengan rasa manis.
Dari sifat dan karakteristik sediaan sirup yaitu harus mudah larut dalam air.
Sirup merupakan larutan yang berisi komponen-komponen bahan yang saling
melarutkan dan homogen dalam pelarut yaitu air. Air sendiri merupakan wadah
pertumbuhuan mikroba-mikroba yang dapat merusak dan mengurangi stabilitas dari
sediaan, sehingga dalam formulasi ini ditambahkan zat pengawet. Zat pengawet adalah
bahan yang ditambhakan kedalam makanan atau minuman untuk menghambat kerusakan
oleh mikroorganisme sehingga proses pembusukan atau pengasaman akibat penguraian
dapat dicegah (Rimbawan, 2010).
Jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup terhadap pertumbuhan
Mikroba berbeda-beda sesuai dengan banyaknya air yang tersedia untuk pertumbuhan,
sifat, aktivitas sebagai pengawet. Diantara pengawet-pengawet yang umum digunakan
sebagai pengawet sirup dengan konsentrasi lazim yang efektif adalah asam benzoate (0,1-
0,2%), natrium benzoate (0,1-0,2%) dan berbagai campuran metal, propil dan butyl
paraben(total ± 0,1%). Pengawet yang digunakan dalam formulasi ini adalah asam
benzoat dengan konsentrasi 0.15% (sirup oral) (Rowe, 2009). Alasan dipilihnya natrium
benzoat karena tidak inkompatibilitas dengan bahan-bahan lain dan mudah larut dalam
air. Selain itu natrium benzoat dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan
bakteri.
Nilai pH zat aktif sangat berpengaruh terhadap stabilitas sediaan terutama sirup.
Nilai pH sediaan dapat berubah-rubah karena faktor penyimpanan yaitu suhu cahaya dan
udara. Pada formulasi sirup ini pH zat aktif yaitu antara 4,5 dan 5,0 sehingga diambil titik
tengah untuk menjamin efektivitas stabilitas sediaan maka sirup ini dipertahankan pada
pH 5. Untuk mempertahankan pH sediaan tersebut maka ditambahkan bahan
pendapar/buffer untuk memperthankan pH sediaan agar tetap stabil selama penyimpanan
dan sebagai kontrol kualitas sediaa (Padimono, 2007). Salah satu bahan pendapar yang
digunakan adalah dapar sitrat dengan menggunakan asam sitrat dan natrium sitrat
alasannya karena dapar sitrat mempunyai kapasitas memadai dalam kisaran pH yang
diinginkan, mempunyai sedikit atau tidak mempunyai efek merusak terhadap stabilitas
produk akhir, selain itu memberikan rasa dan warna yang dapat diterima pada produk
(Lachman,1994).
1. Elixir
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat dan zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat
warna, zat pewangi dan zat pengawet, digunakan sebagai obat dalam. Sebgaipelarut
utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelarutan obat. Dapat
ditambah gliserol, sorbitol dan propilen glikol, sebagai pengganti gula digunakan sirup
gula.
Proses pembuatan eliksir di mulai dengan menimbang semua bahan yang akan
digunakan yaitu paracetamol sebagai zat aktif sebanyak 2,49 % gliserin sebagai pemanis
sebanyak 0,012 gr, natrium benzoat sebagai pengawet sebanyak 0,0612 gr , propilen
glikol sebagai kosolven sebanyak 0,0306 gr, etanol sebagai pelarut sebanyak 0,62 gr dan
air sebanyak 75,48 ml. Setelah penimbangan dilakukan dilanjutkan dengan
membersihkan alat yang akan digunakan, dengan menggunakan alkohol 70%, alasan
penggunaan alkohol 70% ini agar dapat membunuh mikroba yang menempel pada alat,
karena alkohol merupakan larutan golongan antiseptik. Kemudian zat aktif dilarutkan
dengan etanol, setelah itu natrium benzoat dilarutkan dengan propilen glikol kedalam
gelas kimia, selanjutnya zat aktif yang telah dicampurkan dengan etanol dimasukkan
dalam gelas kimia yang berisi campuran natrium benzoat dan propilen glikol, setelah itu
dicampurkan gliserin dalam gelas kimia tersebut, selanjutnya di addkan air yang telah di
ukur, kemudian di tambahkan orange essencial secukupnya, lalu di aduk hingga
homogen.
Setelah semua bahan tercampur, tahap selanjutnya memasukan sediaan tersebut
kedalam botol yang telah di kalibrasi, setelah itu dilakukan uji evaluasi berupa
organoleptik, kestabilan pH, volume terpindahkan dan bobot jenis.
2. Sirup
Daun mayana atau bisa disebut daun miana mengandung senyawa metabolit
sekunder berupa flavonoid, steroid, dan tanin. Dari hasil penelitian dinyatakan senyawa
metabolit sekunder berupa flavonoid dan steroid memiliki aktivitas anthelmintika
terhadap cacing pita (Fitokimia & aktivitas Anthemintika Varietas Miana, Colour Glune,
2007).
Ekstrak daun miana diformulasikan dalam sediaan sirup. Hal ini karena ditinjau
dari pemerian ekstrak daun miana memiliki rasa agak pahit dan tidak berbau sehingga
dalam bentuk sirup rasa pahit dan bau dari ekstrak daun miana ini dapat ditutupi dan
untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Kandungan flavonoid dalam ekstrak daun
miana memiliki kelarutan larut dalam eter, etil asetat & etanol, dan sedikit larut dalam
air.
Pada percobaan kali ini yang pertama dilakukan yakni disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, kemudian daun mayana di rebus dengan air panas dan disaring
diambil sari daun mayana tersebut, setelah itu ditimbang bahan yang akan digunakan.
Adapun bahan-bahan yang kita gunakan yakni, Natrium benzoate ditimbang sebanyak
0,0612 gr, kemudian daun sari mayana di ukur sebanyak 12,24 mL dan sirup simpleks
sebanyak 39,87 mL. Setelah semuanya di timbang, kemudian natrium benzoate
dilarutkan kedalam cawan perselin dengan menggunakan aquadest, setelah itu sari daun
mayana masukkan kedalam gelas kimia, ditambahkan sirup simpleks, dan natrium
benzoate kemudian diaduk hingga homogen. Setelah diaduk dengan homogent kemudian
dimasukkan kedalam botol dan diberi etiket dan brosur.
Setelah jadi sirup mayana kemudian dilakukan evaluasi sediaan. Evaluasi sediaan
dilakukaan dengan tujuan untuk menguji penjaminan kualitas dari sediaan tersebut
selama masa proses sebelum dan sesudah penyimpanan. Evaluasi sediaan ini dilakukaan
untuk menguji kestabilan dari sediaan. Dimana, Stabilitas produk farmasi dapat
didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya
sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (Vadas, 2000).
Dalam evaluasi kali ini kita akan menguji kestabilan dari sediaan sirup mayana
sebelum dan sesudah proses penyimpanan. Adapun evaluasi yang dilaksanakan yaitu
stabilitas fisik yang berupa :
1. Uji Organoleptis
Uji ini dilakukan secara visual dengan melihat warna, rasa dan baunya sebelum
dan sesudah penyimpanan. Apabila selama penyimpanan kurang lebih 7 hari terdapat
perubahan mulai dari warna, rasa dan bau maka sediaan yang dihasilkan tidak baik
dan memiliki stabilitas yang jelek.
2. Uji pH
Uji pH ini dilakukan untuk melihat kestabilan pH dari sediaan yang
dihasilkan. Karena pH dari zat aktif berupa pH asam, maka dalam hal ini dilakukan
uji pH. Uji pH dilakukan dengan 2 cara, yaiitu dengan menggunakan pH meter dan
menggunakan pH indikator. Apabila pHnya berubah dari asam menjadi basah maka
sediaan yang dihasilkan memiliki kestabilan yang jelek.
3. Uji Densitas Larutan
Uji ini dilakukan untuk menentukan bobot jenis dari sediaan sebelum dan
sesudah proses penyimpanan. Cara untuk melakukan uji ini yaitu dengan
menggunakan piknometer. Piknometer kosong ditimbang dan hasilnya dinyatakan
dengan nilai (a), kemudian piknometer diisi dengan sirup sebanyak 10 mL, kemudian
ditimbang hasilnya dinyatakan dengan (b). Volume dari piknometer dinyatakan
dengan (c).
Rumus :
𝑎−𝑏
Bobot jenis = 𝑐
4. Uji Viskositas
Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat sifat aliran dari sediaan yang
dihasilkan apakah terlalu encer atau terlalu kental. Uji viskositas larutan ini dilakukan
dengan cara menggunakan alat hopler, yaitu dengan menggunakan kelereng
kemudian dihitung waktu bola jatuh. Apabila selama penyimpanan terjadi perubahan
sifat aliran maka sediaan yang dihasilkan memiliki kestabilan jelek.
5. Uji Volume Terpindahkan
Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat kestabilan larutan selama proses
penyimpanan apakah akan terjadi perubahan atau penurunan volume. Uji ini
dilakukan dengan cara larutan dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak volume
yang tertera pada etiket. Kemudian didiamkan kurang lebih 30 menit, dan diamati
perubahan volume yang terjadi. Syarat dari uji volume terpindahkan ini yaitu
volumenya tidak boleh lebih dari 100% dari volume yang tertera pada etiket dan tidak
boleh kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket. Apabila setelah
dilakukan evaluasi dan tidak sesuai dengan syarat yang ada maka sedian yang
dihasilakn stabilitasnya jelek.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
1. Larutan
Pembuatan larutan (sirup) dengan zat aktif promethazine HCl 5 mg/5 cc dengan
penambahan eksipien Gliserin 20%, Natrium benzoat 0,5 %, Strawberry essence q.s,
Asam sitrat 0,6 gram, natrium sitrat 0,40 gram dan Aquadest add 120 ml
2. Elixir
Pembuatan eliksir dengan zat Paracetamol 120mg/5mL dengan penambahan eksipien
Gliserin 20%, Natrium benzoate 0,1%, Propilen glikol 25%, Asam sitrat 0,07%,
Natrium sitrat 0,26% dan Orange Essencial secukupnya.
3. Sirup
Pembuatan sirup dengan zat aktif sari daun mayana 20%, sirup simplex 30%, Natrium
benzoat 0,1 %, dan Aquadest add 60 ml
VI.2 Saran
a. Untuk asisten, agar lebih membimbing para praktikan dalam melaksanakan praktikum,
agar praktikum dapat berlangsung dengan lebih efektif.
b. Untuk laboratorium, diharapkan alat dan bahannya lebih dilengkapi lagi agar
praktikumnya dapat berjalan sesuai dengan prosedur.
c. Untuk praktikan, lebih berhati-hati selama praktikum berlangsung dan juga lebih giat
belajar agar dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E.2012. Eksipeien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi. Jakarta: Dian
Rakyat
Bodan POM RI. 2010. Info POM Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Diakses tanggal 22 Oktober 2015
Essential Medicines and Health information. Rhizoma Curcuma Longa. A world Healt
Organisation diakses tanggal 18 Oktober 2015
Liquid Dossage Farms Chapter 1. Pharmaceutical Technologi. Diakses tanggal 18 Oktober 2015
Maria, C. W. P. 2010. Efek Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Vahl) terhadap
Gambaran hipotologik Mukosa Lambung Mencit Model Gastritis yang Diinduksi
Asetosal. Bandung: Universitas Kristen Maranatha
Novia, E. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Madu dan Air Perasan Jeruk Nipis terhadap
Penyembuhan Jerawat. Padang: Universitas Negeri Padang
Oktoviana, Y dkk. 2012. Pengaruh lama penyimpanan konsentrasi Natrium benzoate terhadap
kadar vitamin cabai merah (capsicumannum L). Palu : University of tadulaku.
Rahayu, H. R. I. 2010. Pengaruh Pelarut yang Digunakan terhadap Optimasi Ekstrak Kurkumin
pada Kunyit (Curcuma domestica Vahl). Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Rowe, RC, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Fifth Edition. Great
Britain: RPS Publishing
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty -sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing
Yoga B. dkk. 2010. Perbandingan Efek Antibakteri Madu Asli Sikabu dengan Madu Labuk
Minturan terhadap Erchericia coli dan Stephylococus Aureus secara Invitro. Sumatera
Barat: Universitas Andalas
.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1) Promethazine HCl
b) Gliserin 24,48 g, Na. Aquadest 120 ml
Promethazine HCl 12,24 g
-Ditimbang benzoat 0,612 g, Na. - Diukur
-Dilarutkan sitrat 0,40 g, Asam sitrat
0,16 g,
Dicampurkan
Strawberry essence
-Ditambahkan secukupnya
Paracetamol
Dicampurkan Dilarutkan
Ambroxol Etanol Natrium Propilen
Benzoat Glikol
Dimasukkan campuran
ambroxol dan etanol kedalm
gelas kimia yang berisi na.
benzoat dan propilenglikol
Dimasukkan
Gliserin
Dimasukkanessence
strowberi
secukupnya
Dimasukkan kedalam
botol dan di ad air
sampai batas kalibrasi
-Ditimbang -Diukur
Dimasukkan ke
dalam blender
Diblender hingga
halus
Disaring
Dimasukkan ke
dalam botol
b. Cara kerja sirup sari daun miana
7. Sirup simplex 18,65 Aquadest 60 ml
Sari daun miana 12,24 ml
ml, Natrium benzoat
-Diukur 0,0612 gram -Diukur
-Dimasukkan ke dalam gelas
kimia -Ditimbang
-Diukur sirup simplex
-Dilarutkan natrium benzoat
Dicampurkan
Dicukupkan hingga 60 ml