Anda di halaman 1dari 28

PERAN BURUH HARIAN LEPAS WANITA DI PERKEBUNAN

TEH TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH


TANGGA
(Studi kasus di Perkebunan Teh Malabar PTPN VIII)

PROPOSAL USULAN PENELITIAN


Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (S-1) Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian

OLEH:
LIDIA YUSTIKA
4441160050

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan


proposal penelitian ini dengan judul “Peran Buruh Harian Lepas Wanita Di
Perkebunan Teh Terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga”. Proposal
penelitian ini disusun untuk memenusi salah satu syarat menyelesaikan
Pendidikan Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:
1. Dr. Aliudin, S.P., M.P. Selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan Usulan Proposal dari awal sampai akhir.
2. Hj. Andjar Astuti, Ir.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan Usulan Proposal ini dari awal sampai
akhir.
3. Dr. H Suherman, Ir.MM.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Kedua orang tua dan kakak penulis dalam memberikan semangat, motivasi dan
dukungannya baik materi aupun non materi.
5. Keempat Teman dekat penulis yang telah memberikan dorongan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Rekan-rekan satu angkatan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
telah memberikan semangat atas penyusunan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


proposal penelitian ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga proposal seminar ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun pembaca.

Serang, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA TEORITIS

2.1 Teh ............................................................................................................ 6

2.2 Buruh Harian Lepas .................................................................................. 6

2.3 Peran Wanita yang Bekerja ...................................................................... 7

2.4 Curahan Waktu Kerja Wanita Buruh Petik Teh ....................................... 8

2.5 Pendapatan Buruh Harian Lepas di Perkebunan Teh ............................... 9

2.6 Pendapatan Rumah Tangga .................................................................... 10

2.7 Sumbangan Pendapatan .......................................................................... 10

2.8 Kesejahteraan Keluarga .......................................................................... 11

2.9 Alasan ..................................................................................................... 11

2.10 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 12

2.11 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 13

ii
BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 15

3.2 Data dan Intrumen Penelitian ................................................................. 15

3.3 Metode Pengumpulan dan Pengolahan .................................................. 16

3.3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 16

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 17

3.3.3 Operasional Variabel ....................................................................... 17

3.3.4 Teknik Pengolahan dan Alanisis Data ............................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia


(000 Ha), 2008-2018.................................................................................. 2

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model kerangka pemikiran peran buruh harian wanita terhadap tingkat
kesejahteraan rumah tangga. ............................................................... 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan hidup merupakan sesuatu yang berhubungan dan dibutuhkan
oleh setiap manusia untuk terjadinya keberlangsungan hidup dan kesejahteraan
kehidupan dalam sehari-hari. Kebutuhan hidup sendiri pada dasarnya terdiri atas
kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Seseorang pun harus bekerja untuk
mendapatkan uang untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan yang sangat besar pada masyarakat saat ini menghasilkan
beberapa perubahan terhadap peran dan aktivitas perempuan. Sebagian besar saat
ini perempuan tidak lagi berpangku tangan dengan menerima hasil kerja dari
suami, namun juga ikut andil dalam aktivitas ekonomi di sektor publik guna
menghasilkan menghasilan.
Pada dasarnya peran perempuan atau ibu rumah tangga dalam keluarga
salah satunya adalah mengelola keuangan keluarga dengan baik agar dapat
terpenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga, sehingga keluarga tersebut akan
menjadi keluarga yang sejahtera. Peran perempuan atau ibu rumah tangga juga
betanggung jawab tas pengelolaan ekonomi keluarga. Ekonomi keluarga
merupakan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan.
Namun pada kenyataanya, terutama pada keluarga miskin masih banyak
ibu rumah tangga yang kemudian aktif dalam kegiatan publik sebagai pencari
nafkah. Tingkat ekonomi yang cenderung kurang mendukung atau kemiskinan
yang membuat para wanita bersedia bekerja dalam konsisi apapun guna
mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Pada umumnya perempuan yang tinggal di daerah pedesaan mencari
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan waktu yang sengggang seperti
buruh karena tingkat pendidikan yang rendah. Salah satu pekerjaan yang tidak
membutuhkan keahlian tinggi adalah menjadi buruh harian lepas. Dimana
mayoritas dari buruh harian lepas adalah perempuan. Demikian pula yang terjadi
di perkebunan teh Malabar di desa Banjarsari.

1
2

Sektor pertanian di Indonesia sampai saat ini masih memegang peran dalam
bidang ekonomi, tidak hanya pertanian padi sawah, akan tetapi juga pada bidang
perkebunan.
Tabel 1. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman,
Indonesia (000 Ha), 2008-2018

Kelapa Tembakau
Tahun Karet 1) Coklat 1) Kopi 1) Teh 1) Kina 1) Tebu 2)
Sawit 1) 2)

2008 515,8 4 451,8 98,4 58,3 78,9 3,0 436,5 4,6


2009 482,7 4 888,0 95,3 48,7 66,9 3,0 422,9 4,2
2010 496,7 5 161,6 92,2 47,6 66,3 3,0 436,6 3,4
2011 524,3 5 349,8 94,3 48,7 67,3 3,0 192,5 2,9
2012 519,2 5 995,7 81,1 47,6 65,3 0,5 194,9 2,9
2013 529,9 6 108,9 79,8 47,6 66,4 0,5 208,7 3,1
2014 538,9 6 332,4 41,3 46,8 65,5 0,5 209,7 2,5
2015 545,5 6 724,9 41,9 46,8 61,3 0,5 217,3 0,6
2016 544,9 6 462,1 42,1 47,8 48,2 0,5 208,2 0,4
2017 555,8 6 685,2 37,1 46,9 59,0 0,5 192,3 0,1
2018* 557,9 8 515,3 43,5 47,9 61,0 0,5 181,7 0,1
Sumber: Badan Pusat Statistik 2018
Catatan:
1) Luas areal untuk tanaman tahunan adalah areal yang ditanami di akhir tahun.
2) Luas areal untuk tanaman musiman adalah luas panen kumulatif bulanan area.

Provinsi Jawa barat memiliki total luas lahan perkebunan teh seluas 86.820
Ha, luas lahan di Kabupaten Bandung sendiri memiliki luas sebesar 19.024 Ha
dan luas lahan di Bandung Barat seluas 3.084 Ha. Luas lahan perkebunan teh
terluas yang berada di Jawa Barat terdapat di daerah Cianjur yaitu seluas
23.365 Ha (BPS 2016).
Salah satu perkebunan yang banyak menyerap buruh adalah perkebunan
teh. Tanaman teh sendiri merupakan tanaman subtropis yang sejak lama sudah
dikenal dalam peradaban manusia. Teh sendiri merupakan minuman yang
mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun,
pucuk daun, atau tangkai daun yang telah di keringkan. Teh sendiri terbagi
menjadi beberapa jenis yaitu teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
3

Dalam ruang lingkup perkebunan, biasanya dibutuhkan buruh pekerja


yang besar, biasanya hampir disetiap perkebunan membutuhkan 40 sampai 50
buruh untuk membantu menjalankan roda usaha perkebunan.
Desa Banjarsari merupakan salah satu desa di Kecamatan Pangalengan
Bandung, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Desa Banjarsari yang memiliki area
strategis, karena letaknya yang berada di perbukitan sekitar perkebunan teh.
Dimana mayoritas perempuan atau ibu rumah tangga di Desa Banjarsari
bekerja sebagai buruh pemetik daun teh atau buruh teh.
Salah satu perkebunan teh yang berada di Desa Banjarsari adalah
perkebunan teh Malabar yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII
yang terletak di Pangalengan Bandung Jawa Barat. Perkebunan teh Malabar
sendiri memiliki luas seluas 2.022 hektare. Perekebunan teh malabar ini dapat
menghasilkan 60.000 kg pucuk teh setiap harinya. Hasil dari produksinya
sebesar 90% diekspor ke luar negeri.
Perkebunan teh Malabar sendiri memiliki luas seluar 2.022 Ha yang tentu
saja membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak, terutama tenaga kerja
pembesih gulma di perkebunan teh. Biasanya tenaga kerja pembersih gulma
dan pemberi pupuk di perkebunan teh biasa dilakukan oleh pekerja perempuan
atau ibu rumah tangga, yang dimana dinilai lebih baik dibandingkan dengan
tenaga laki-laki sehingga tidak heran kalau pembersih gulma di perkebunan teh
biasa di dominasi dengan perempuan.
Pada awalnya kegiatan pembersihan gulma dan emberi pupuk di
perkebunan teh tersebut hanya sebagai pekerjaan sampingan bagi para
perempuan atau ibu rumah tangga untuk menambah pendapatan keluarga, akan
tetapi pada kenyataan pekerjaan pembersih gulma dan pemberi pupuk di
perkebunan teh tersebut dilakukan secara rutin hingga akhirnya menjadi
pekerjaan utama perempuan atau ibu rumah tangga.
Akan tetapi potensi besar yang dimiliki oleh kawasan perkebunan teh
Malabar ini ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat pembersih gulma dan pemberi pupuk diperkebunan teh Malabar
ini. Secara ekonomi upah perempuan atau ibu rumah tangga yang menjadi
4

pembersih gulma dan pemberi pupuk di perkebunan teh cukup rendah, karena
posisi pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan harian lepas. Pekerjaan harian
lepas merupakan pekerja borongan yang menerima upah harian.
Upah yang biasa diterima oleh buruh harian lepas tidak lebih daripekerja
tetap yang bekerja di perkebunan teh. Dengan jam kerja mulai pukul 07:00
sampai dengam 11:00. Pendapatan yang relatif rendah dalam keluarga
membuat seorang ibu rumah tangga harus mencari pekerjaaan sampingan
menjadi seorang buruh harian lepas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
dan mengelola keuangan keluarga secara terampil dan cermat agar mencapai
kesejahteraan dalam rumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa alasan buruh harian lepas bekerja di perkebunan teh Malabar?
2. Berapa jam perhari curahan waktu kerja buruh harian lepas di perkebunan teh
Malabar?
3. Berapa besar sumbangan buruh harian lepas di perkebunan teh terhadap tingkat
kesejahteraan rumah tangga?

1.3 Batasan Masalah


Adapun beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Ruang lingkup hanya meliputi pada wanita buruh harian lepas di perkebunan
teh Malabar, Kecamatan Pangalengan Jawa Barat.
2. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui alasan dari para buruh harian
lepas bekerja di perkebunan teh Malabar.
3. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita buruh harian
lepas yang bekerja di perkebunan teh Malabar.
5

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan, maka tujuan
penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Mengetahui alasan buruh harian lepas bekerja di perkebunan teh Malabar.
2. Mengetahui curahan waktu kerja dalam jam perhari nya buruh harian lepas di
perkebunan teh Malabar.
3. Mengetahui berapa besar sumbangan buruh harian lepas di perkebunan teh
terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA TEORITIS

2.1 Teh
Teh (Camellia sinensis L.) adalah minuman yang sangat umum
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Teh sendiri memiliki kandungan
senyawa yang bisa untuk mengobati sejumlah penyakit yang ringan dan dapat
mencegah serangan berbagai penyakit berat. Selain itu karena teh merupakan
minuman alami, maka relatif lebih aman dari efek samping yang merugikan
kesehatan (Ajisaka 2012).
Teh sendiri merupakan minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi
yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang
telah di keringkan. Teh sediri sebagai bahan minuman yang mengalami proses
pengolahan seperti pelayuan, oskidasi enzimatis, penggilingan dan pengeringan.
Teh sendiri merupakan salah satu komoditas ekspor nonmigas yang telah
dikenal sejak lama dan menjadi penghasilan devisa bagi Indonesia. Indonesia
merupakan salah satu dari lima negara penghasil dan pengekspor teh utama di
dunia, yang pemasaran hasilnya tersebar di seluruh negara-negara konsumenyang
berada di lima benua.
Di Indonesia sendiri tanaman teh ditanam sebagai tanaman perkebunan
pada ketinggian 700-2000 Mdpl. Tanaman teh bila dibiarkan tumbuh dapat
mencapai 15 m, akan tetapi di perkebunan tanaman teh dipertahankan dengan
tinggi sekitar 70-150 cm.

2.2 Buruh Harian Lepas


Menurut Organisasi Buruh Dunia (ILO), buruh adalah seseorang yang
bekerja pada orang lain/badan hukum dan mendapatkan upah sebagai imbalan atas
jerih payahnya menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan padanya, dengan kata
lain semua orang yang tidak memiliki alat produksi dan bekerja pada pemilik
industri maka bisa diartikan sebagai buruh.

6
7

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3


menyebutkan bahwa, “Pekerja atau buruh yaitu setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”.
Buruh harian lepas merupakan pekerjaan yang menerima upah harian.
Upah tersebut juga terkadang diterima secara mingguan ataupun bulanan
berdasarkan hasil kerjanya, termasuk juga pekerjaan harian yang dibayarkan
berdasarkan volume/hasil keja yang dilakukan secara borongan.
Buruh harian lepas secara umum masih belum mampu mengadopsi
teknologi, dan kehidupan mereka hanya cukup memenuhi kebutuhan pokoknya
(Yulihartika, 2018).

2.3 Peran Wanita yang Bekerja


Peran merupakan pemahaman yang menuntun bagaimana berprilaku
dalam kehidupan sehari-hari (Risnawati 2016). Menurut Poerwadarminta peran
sendiri merupakan peristiwa yang melatar belakangi. Peristiwa ini bisa dalam hal
baik maupun hal buruk sesuai dengan lingkungan sekitar yang sedang
mempengaruhi dirinya untuk bertindak.
Peran yang biasa dijalankan oleh para buruh wanita dalam kehidupan
sehari-hari yaitu untuk menangani pekerjaan domestik maupun produksi. Tidak
dapat dipungkiri bahwa selain menangani pekerjaan domestik wanita juga identik
dengan pekerjaan mengurus rumah tangga, tetapi juga ikut serta dalam
berpartisipasi dalam aktivitas kerja.
Peran wanita dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga juga sudah
berlangsung sejak lama. Terlebih dengan keluarga yang berekonomi yang rendah ,
keterlibatan wanita dalam bekerja lazim dilakukan bahkan merupakan suatu
keharusan. Berbagai alasan yang dimiliki seorang wanita yang mendorong mereka
untuk bekerja seperti terpaksa bekerja karena kondisi fiansial suami yang tidak
mencukupi, adanya desakan kebutuhan hidup yang mendorong seorang wanita
mencari pekerjaan tambahan guna untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah
tangganya.
8

Menurut (Sihite, 2007) lebih dari separuh wanita dihampir seluruh dunia
pada hakikatnya telah menjadi penyumbang pendapatan keluarga dengan berbagai
jenis pekerjaan yang dilakukan, para wanita tersebut berjuang bekerja untuk
menghidupi keluarganya bersama-sama dengan laki-laki atau dalam status sebagai
orang tua tunggal.
Berperannya wanita dalam ranah publik menyumbangkan pendapatan
yang cukup diperhitungkan, meskipun kadang dianggap sebagai pekerjaan rumah
tangga. Meskipun begitu anggapan tersebut tidak menjadi suatu penghalang bagi
para wanita atau ibu rumah tangga untuk bekerja guna membantu menambah
pendapatan keluarga.
Wanita mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi pendapatan
rumah tangga, khususnya rumah tangga miskin. Dalam rumah tangga miskin
anggota rumah tangga wanita terjun ke perkebunan langsung untuk menambah
pendapatan rumah tangga yang dirasakan tidak cukup (Haryanto, 2008).

2.4 Curahan Waktu Kerja Wanita Buruh Petik Teh


Curahan waktu kerja merupakan pemakaian waktu pada saat bekerja.
Curahan waktu kerja juga berkaitan dengan penggunaan waktu yang harus
dilakukan oleh para pekerja atau buruh pada saat melakukan pekerjaan. Curahan
waktu juga berkaitan erat dengan pendapataan.
(Kharisun 2014) Curahan waktu kerja wanita secara garis besar dibagi
menjadi dua, yaitu: curahan waktu kerja untuk kegiatan ekonomi (mencari nafkah)
dan kegiatan non-ekonomi seperti kegiatan dasar, kegiatan sosial, dan kegiatan
rumah tangga.
Waktu kerja merupakan jangka waktu yang dihitung pada saat pekerja
memulai pekerjaan sampai pekerja menyelesaikan pekerjaan. Waktu kerja bagi
pekerja diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Dalam UUK No. 13 Tahun 2003 pasal 77 ayat 2 dijelaskan
bahwa waktu kerja yang diperbolehkan bagi seorang pekerja atau buruh adalah
sebagai berikut:
9

a. 7 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu.
b. 8 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam 1
minggu.
Tenaga kerja buruh harian lepas wanita pada dasarnya lebih banyak
mengalokasikan waktunya di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga
dibandingkan dengan menjadi buruh harian lepas. Alokasi waktu kerja pemetik
teh pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8 jam per harinya.

2.5 Pendapatan Buruh Harian Lepas di Perkebunan Teh


Setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, dan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut seseorang harus bekerja agar memperoleh
penghasilan. Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan akan mendapatkan
timbal balik atas pekerjaan yang telah dilakukan, timbale balik tersebut disebut
gaji atau upah.
Menurut Haribuan (dalam Asikin 2004:86) upah adalah segala macam
bentuk penghasilan yang diterima buruh atau pegawai baik berupa uang ataupun
barang dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, upah
merupakan hak setiap pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi pekerjaan kepada
pekerja atau buruh yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan dan sesuai dengan
peranjian kerja.
Buruh harian lepas wanita di perkebunan teh diupah berdasarkan pekerjaan
yang sudah mereka lakukan setiap harinya. Upah yang diterima buruh harian lepas
biasanya diakumulasikan dari beberapa hari mereka bekerja dalam melakukan
pekerjaanya ( pembersih gulma maupun pemberian pupuk pada tanaman teh). Pada
umumnya jumlah upah yang diterima oleh pemetik teh tidak dapat mencukupi
kehidupan mereka yang layak seperti untuk biaya sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi, kesehatan serta pemenuhan gizi untuk keluarga (Mazdalifah, 2007).
10

2.6 Pendapatan Rumah Tangga


Menurut Afrida (2003:225): Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan
dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan
bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan menurut Junandar
(2004:147) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diterima
oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah
tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Berdasarkan defenisi
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga adalah
pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah tangga keluarga baik yang
berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga.
Menurut Soeratno (1996), ukuran pendapatan yang digunakan untuk tingkat
kesejahteraan keluarga adalah pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari bekerja.
Tiap anggota keluarga berusia kerja dirumah tangga akan terdorong bekerja untuk
kesejahteraan keluarganya.
Besarnya pendapatan akan menggambarkan ekonomi keluarga dalam
masyarakat yang dapat dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu pendapatan rendah,
sedang, dan tinggi.

2.7 Sumbangan Pendapatan


Kontribusi dapat diartikan sebagai sumbangan, andil, jasa, sokongan dan
pemberian. Sementara menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata kontribusi
diartikan sebagai uang iuran pada perkumpulan, sumbangan.
Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang
dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak positif maupun negatif
terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya.
Kontribusi yaitu sumbangan dari suatu usaha terhadap pendapatan total yang
diterima keluarga buruh petik, diukur dengan presentase dari masing masing sumber
pendapatan terhadap total pendapatan. Pendapatan total rumah tangga berasal dari
pendapatan yang diperoleh dari memetik teh dan di luar pemetikan teh dengan rumus
sebagai berikut:
NR=(NR)a+(NR)b
11

Keterangan :
NR : Total pendapatan
NRa : Pendapatan rumah tangga dari kegiatan di luar memetik teh
NRb : Pendapatan rumah tangga dari kegiatan memetik teh

Dari penerimaan total dapat diketahui besaranya kontribusi pendapatan rumah


tangga buruh petik teh dengan menggunakan rumus :
NRb
𝑁𝑅 = x100%
NRa

2.8 Kesejahteraan Keluarga


Kesejahteraan pada hakekatnya dapat terpenuhinya kebutuhan (pangan,
sandang, dan papan) yang harus dipenuhi dengan kekayaan atau pendapatan yang
dimiliki. Dalam kehidupan keluarga di masyarakat sekarang ini, masih banyak
keluarga yang belum terpenuhi kesejahteraannya.
Kesejahteraan keluarga merupakan suatu kondisi dinamis keluarga,
dimana keluarga dapat memenuhi segala kebutuhan fisik materiil, mental spiritual,
da sosial yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan
lingkungannya (Mongid 1995).
Sedangkan keluarga sejahtera merupakan keluarga yang dibentuk dengan
atas dasar perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual, dan
material yang layak. Dapat diartikan dari dua pengertian tersebut merupakan
kondisi yang terpenuhi kebutuhannya (primer maupun sekunder) dalam kehidupan
suatu keluarga di masyarakat.

2.9 Alasan
Alasan adalah suatu hal yang diungkapkan untuk mengokohkan pendapat
yang bersifat opini yang belum tentu benar- benar terjadi. Alasan adalah proses
penyampaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri atas bukti (data), tuntutan
(kesimpulan), dan pemikiran yang membenarkan gerakan dari data menuju
kesimpulan.
12

Alasan adalah suatu hal yang diungkapkan untuk mengokohkan pendapat


yang bersifat opini yang belum tentu benar- benar terjadi. Sebab adalah suatu hal
yang diungkapkan untuk memgokohkan pendapat yang bersifat fakta yang kemudian
benar-benar terjadi. (Novriyandi yasmi,2010)

2.10 Penelitian Terdahulu


Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asri Wahyu Widi Astuti (2013)
mengenai peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peran ibu-ibu pedagang jambu
biji dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan keluarga di desa Bejen, kabupaten
Temanggung. Penelitian ini menunjukan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga
ibu-ibu pedagang jambu biji meningkat setelah mereka berdagang jambu biji.
Peeran ibu-ibupedagang jambu biji dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
terutama dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak.
Menurut penelitian Riowahid Alfawzi (2018) mengenai sumbangan
pendapatan buruh petik teh terhadap pendapatan total keluarga. Dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui besarnya curahan waktu kerja buruh dan
mengetahui berapa ebsaran sumbangan buruh petik teh terhadap pendapata rumah
tangga. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai keadaan buruh petik
teh Tritis Kecamatan Samigaluh,Kabupaten Kulonprogo,Yogyakarta. Mencari
curahan waktu keluarga buruh petik teh,sumbangan pendapatan buruh petik teh,dan
alasan tetap berkerja di perkebunan Tritis. Curahan waktu kerja buruh petik teh Tritis
yang dialokasikan oleh buruh petik teh Tritis Desa Ngargosari Kecamatan Samigaluh
Kabupaten Kulonprogo terhadap rumah tangga yaitu sebesar 95,56 jam kerja/ bulan.
Sumbangan pendapatan Buruh petik teh terhadap pendapatan total rumah tangga
buruh petik teh sebesar 16,87% dan tergolong dalam kategori sumbangan
pendapatannya (sumbangan kecil).
13

2.11 Kerangka Pemikiran


Rumah tangga di suatu pedesaan merupakan hal yang membutuhkan
perhatian dari pemerintah karena pada umumnya mereka memiliki pendapatan
yang rendah. Suami bekerja sebagai petani/buruh memakan waktu yang cukup
lama dalam proses mendapatkan hasil dan pendapatnya.
Pendapatan suami atau anggota kelurga yang lainnya juga berpengaruh
terhadap pendapatan utama keluarga karena pendapatan tersebut dapat memberi
andil dalam menanggulangi kebutuhan rumah tangga.
Adapun kegiatan yang dikerjakan oleh perempuan atau ibu rumah tangga
untuk menambahkan kebutuhan rumah tangga adalah menjadi buruh harian lepas
di perkebunan teh. Tenaga kerja wanita membutuhkan waktu yang cukup banyak
untuk kegiatan tersebut, bisa dikatakan curahan tenaga kerja wanita cukup besar.
Kegiatan istri sangat mempengaruhi keadaan rumah tangga mereka,
kontribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja wanita untuk rumah tangga mereka
merupakan sumbangan yang diberikan mereka terhadap pendapatan rumah tangga
dimana sumbangan ini tidak ditambahi pendapatan suami. Sumbangan yang diterima
keluarga dari tenaga kerja wanita merupakan sumbangan dalam bentuk upah yang di
dapat oleh tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga.
Upah yang diterima oleh tenaga kerja wanita dari hasil pekerjaannya sebagai
buruh harian lepas di perkebunan merupakan bagian dari pendapatan keluarga yang
kemudian ditambah lagi dengan pandapatan dari suami. Secara skematis kerangka
pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut.
14

Gambar 1. Model kerangka pemikiran peran buruh harian wanita terhadap


tingkat kesejahteraan rumah tangga.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan
kondisi sosial tertentu dengan mendeskripsikan suatu kenyataan secara benar
berdasarkan data yang diperoleh dari situasi yang sebenarnya. Penggunaan
analisis deskriptif dengan tujuan utama untuk menggambarkan seluruh aspek
fenomena sosial tertentu yang relevan dengan penelitian, rumusan masalah,
pertanyaan peneliti dan identifikasi masalah yang ingin dicapai.
Metode yang digunakan yaitu metode survei, dimana metode survei
meruakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
penelitian. Metode penelitian survei adalah metode penelitian dengan mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
pokok (Sutiyono, 2013).
Lokasi penelitian ini dilakukan di perkebunan teh Malabar yang terletak di
Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan saat
ini Perkebunan Malabar merupakan salah satu perkebunan yang masih terdapat
buruh harian lepas wanita yang bekerja di perkebunan teh tersebut. Penelitian ini
direncanankan akan dilakukan pada bulan Januari 2020 sampai dengan Februari
2020.

3.2 Data dan Intrumen Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari data yang langsung diperoleh dari pengamatan di lapangan (observasi)
dan berdasarkan wawancara dan hasil kuisioner dengan buruh harian lepas wanita
yang terdapat di perkebunan teh Malabar. Data sekunder dalam penelitian ini

15
16

berupa data yang dimiliki oleh perkebunan teh Malabar maupun dari
berbagai sumber pustaka seperti penelitian sejenis sebelumnya, BPS dan lain
sebagainya.
Instrumen penelitian (alat pengumpulan data atau alat pengukur data) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mengambil sampel
dari satu populasi dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini dan ditujukan kepada resonden
yang telah ditentukan. Metode penelitian survei adalah metode penelitian dengan
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data pokok (Sutiyono, 2013).
Pada penelitian ini juga dilakukan dengan cara wawancara dan
dokumentasi untuk validasi data dari sumber.

3.3 Metode Pengumpulan dan Pengolahan


3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penelti menggunakan metode pengumpulan data
dengan cara:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
Wawancara merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi dengan
mnegajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk dijawab dengan lisan juga
dengan ciri utamanya yaitu berupa kontak langsung dengan responden.
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya kepada responden seperti
wawancara.
3. Observasi
17

Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan


secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini
menggunakan observasi partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel


Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling
yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Responden pada penelitian ini adalah wanita atau ibu
rumah tangga yang bekerja di perkebunan teh Malabar sebagai buruh harian lepas.

3.3.3 Operasional Variabel


Definisi operasional konsep digunakan untuk menerangkan variabel-
variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional
konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Curahan Waktu Kerja Buruh Harian Lepas
Curahan waktu kerja buruh harian lepas adalah jam per bulannya yang
dicurahkan buruh harian lepas di perkebunan teh Malabar (jam/bulan).

2. Pendapatan Buruh Harian Lepas


Pendapatan buruh harian lepas merupakan balas jasa bekerja setelah
menyelesaikan pekerjaanya (Rp/bulan).

3. Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang didapatkan dari anggota lain dari
suami (Rp/bulan).

4. Sumbangan pendapatan adalah sebagian pendapatan buruh dari total rumah


tangga.
18

5. Pendapatan total keluarga adalah jumlah dari pendapatan buruh dan pendapatan
anggota lainnya (Rp/bulan).
a. Pendapatan buruh harian lepas wanita adalah pendapatan total buruh.
b. Pendapatan anggota lain adalah pendapatan total suami.

6. Alasan merupakan suatu hal yang di ungkapkan untuk mengokohkan pendapat


yang besifat opini yang belum tentu benar-benar terjadi, adakah alasan dari buruh
seperti dekat dengan tempat tinggal,waktu yang flexible, dan pekerjaan yang tidak
ada target kerja.

3.3.4 Teknik Pengolahan dan Alanisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
mengenai keadaan buruh harian lepas wanita di perkebunan teh Malabar. Mencari
curahan waktu keluarga buruh harian lepas, sumbangan pendapatan buruh harian
lepas, dan alasan tetap bekerja di perkebunan teh Malabar dan dapat
diperhitungkan menggunakan rumus sebaga berikut:

1. Curahan waktu
Bertujuan untuk mengetahui besarnya curahan jam kerja dalam kegiatan rumah
tangga. Curahan waktu kerja ini menghitung jam kerja yang dikerahkan oleh tenaga
kerja buruh dalam suatu usaha. Curahan waktu kerja dapat di artikan sebagai jumlah
jam kerja yang dihabiskan oleh anggota rumah tangga buruh baik dalam usaha tani
maupun di luar usaha tani termasuk kegiatan non pertanian. Untuk menjawab
rumusan masalah yang pertama yakni tentang besar curahan kerja wanita buruh petik
teh, dapat dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil dari wawancara dengan
responden, maka data yang didapatkan akan dijelaskan secara rinci pada hasil
penelitian dengan menggunakan konsep curahan waktu, yaitu; Buruh petik teh
memiliki 24 jam perhari yang dapat dimanfaatkan untuk berbagi kegiatan diantaranya
kegiatan pencarian nafkah dan pekerjaan sampingan dengan rumus (Mastuti &
Hidayat , 2008) :
19

C = Ca1 + Ca2
Keterangan
C = Curahan waktu kerja buruh petik (jam/hari)
Ca1 = Curahan waktu pencarian nafkah (jam/hari)
Ca2 = Curahan waktu sampingan (jam/hari)

2. Sumbangan pendapatan
Sumbangan Pendapatan diperoleh dari upah buruh menjadi buruh petik teh
memiiki sumbangan sedang terhadap total pendapatan rumah tangga menurut
pratiwi (2012). Untuk mengetahui sumbangan pendapatan digunakan rumus :
P𝑛
Y = X 100%
P𝑡
Keterangan :
Y = Presentase sumbangan pendapatan buruh petik terhadap total pendapatan
rumah tangga
Pn = Pendapatan yang berasal dari upah buruh petik teh (Rp)
Pt = Total pendapatan rumah tangga

Berdasarkan penilitian pratiwi (2012) untuk menentukan besarnya sumbangan


pendapatan buruh terhadap pendapatan total menggunakan kriteria :
a. Jika sumbangan pendapatan < 25% ; sumbanganya kecil

b. Jika sumbangan pendapatan 25-49% ; sumbanganya sedang

c. Jika sumbangan pendapatan 50<75% ; sumbanganya besar

d. Jika sumbangan pendapatan > 75% ; Sumbanganya besar sekali


DAFTAR PUSTAKA
Afrida. (2003). Peran ganda perempuan pada keluarga agraris.Istri buruh tani di
desa Putat Gerobogan Purwodadi. Mediagro, 1-20.
Ajisaka. (2012). Teh Khasiatnya Dahsyat. Surabaya: Penerbit Stomata.
Alfawzi, R. (2018). Sumbangan Pendapatan Buruh Petik Teh Terhadap
Pendapatan Total Keluarga. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Astuti, A. W. (2013). Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Rumah Tangga. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Haryanto, S. (2008). Peran aktif wanita dalam peningkatan pendapatan rumah
tangga miskin : studi kasus pada wanita pemecah batu di Pucanganak
Kecamatan Tugu Trenggalek. J. Ekonomi Pembangunan, 216 – 227.
Kharisun, M. (2014). Krakteristik dan peran istri nelayan dalam pendapatan
kelaurga nelayan di kota Pekalongan. Semarang: Skripsi Fakultas
Ekonomi UNDIP.
Mastuti, R. (2009). Studi Alokasi Waktu Kerja Tenaga Kerja Keluarga Pada
Usaha Perternakan Domba. Manajemen Gajayan., 187-196.
Mazdalifah. (2007). Kehidupan buruh perempuan perkebunan di Desa Sukaluwei
Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. J. Harmoni Sosial.,
19-22.
Mongid, A. (1995). Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarrta:
BKKBN.
Novriyandi, Y. (2010). Pengertian alasan dan sebab (Online). Dipetik Oktober 22,
2019, dari http://novriyandiyasmi.blogspot.com/2010/09/pengertian-
alasan-dan-sebab.
Risnawati. (2016). Peran ganda istri yang bekerja dalam membantu ekonomi
keluarga buruh perkebunan kelapa sawit pada PT. Mas Agro di Kecamatan
Sandaran Kabupaten Kutai Timur. J. Sosiatri-Sosiologi, 113-126.
Sihite, R. (2007). Perempuan, Kessetaraan, dan Keadilan: Suatu Tinjauan
Berwawasan Gender. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soeratno. (1996). Ekonomi Pertanian. Jakarta: Universitas Lampung.
Statistika, B. P. (t.thn.). Luas areal untuk tanaman musiman adalah luas panen
kumulatif bulanan area. Dipetik oktober 19, 2019, dari
https://www.bps.go.id
Sutiyono. (2013). Metode Penelitian Survey dan Korelasi. Kudus: UPT
Pendidikan Kecamatan Gebog.
Yulihartika, R. D. (2018). Analisis Permintaan Tenaga Kerja Buruh Harian Lepas
Pada Perkebunan PT. SANDABI INDAH LESTARI (SIL) Bengkulu
Utara. Jurnal Agroqua.

Anda mungkin juga menyukai