Laporan PBL
Laporan PBL
Seorang pria 48 tahun dibawa ke Puskesmas diantar oleh polisi. Ia ditemukan tewas pagi ini
sekitar pukul 7 pagi disekitar daerah dimana sehari sebelumnya polisi melakukan penggerebekan
perjudian ilegal. Beberapa bunyi tembakan terdengar saat itu, namun tidak ada seorangpun yang
dilaporkan tertembak.
A. Kalimat Kunci :
C. Jabawan Pertanyaan
Luka terjadi di mana adanya benda atau agen penyebab yang mengakibatkan
adanya rudapakasa mekanik, fisik, kimia, dan lain – lain pada jaringan tubuh. Jenis,
ukuran dan letak luka tergantung dari jenis agen penyebab luka (bentuk tajam / tumpul,
jika tajam bermata 1 / 2, ukuran kecil / sedang / besar. Awalnya agen penyebab luka
mulai masuk menembus atau merusak daerah kulit, dan terus menembus jaringan yang
lain yang berada di bawah maupun disekitarnya.
.
Lapisan Epidermis terdiri atas : stratum korneum yang merupakan lapisan terluar
dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), stratum lusidum merupakan
lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang
disebut eleidin, stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya, stratum spinosum yang terdiri atas
beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya
proses mitosis dan terdapat sel langerhans serta mengandung banyak glikogen, stratum
basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus(kolumner) dan melanosit.
Lapisan Dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari
epidermis. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu pars papilare yang menonjol ke epidermis,
berisi ujung saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian di bawahnya yang
menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya
serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
Lapisan Subkutis dalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah
bening.
FISIOLOGI
Dengan pengecualian efek perlambatan pada luka yang disebabkan pada semua
trauma mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, terjadi karena adanya transfer
energi dari luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka tembak. Kerusakan yang
terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan
menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya.
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa dan
kecepatan. Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada
panah, senapan angin, serta revolver. Dari sistem mekanik ini akan mengakibatkan daya
dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi
kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit
lebih besar dari diameter peluru.Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari
peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika
terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan
dengan adanya zona-zona disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga
disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter
rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah
peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat
tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek luka juga berhubungan
dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder
seperti infark atau infeksi.
Abrasi
4. Abrasi berpola
Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek . tidak hanya epidermis yang rusak,
kulit dapat tertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal.
Contohnya ketika ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana
kulit juga tertekan mengikuti alur ban tersebut.
Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi karena
kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses mekanis.
Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa millimeter disebut memar atau
kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil seukuran ujung peniti
disebut petekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukan karena sebab trauma
mekanis.
Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapiler
hanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal dari pembuluh darah yang
lebih besar dari kapiler. Kata ‘memar’ mengacu pada lesi yang dapat dilihat pada kulit
atau yang terjadi pada subkutanea, sementara ‘kontusio’ dapat terjadi pada bagian tubuh
mana saja seperti limpa, mesenterium atau otot. Penggunaan kata memar lebih banyak
digunakan dokter saat memberikan laporan atau keterangan pada kalangan non-medik.
1. Memar Intradermal
Memar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering
pada jaringan adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan
epidermis. Namun kadang samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan
obyek berpola, perdarahan yang terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan
subepidermal. Jumlah darahnya sedkiti namun karena posisinya yang superfisial dan
lapisan tipis di atasnya yang jernih sehingga polanya dapat dibedakan. Memar ini
terjadi ketika obyek yang menekan memiliki pinggiran dan alur, sehingga kulit
dipaksa mengikuti alur dan bentuknya.
Luka gores/Laserasi
Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jringan yang rusak menyobek bukan
mengiris. Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :
1. Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untuk
pemeriksaanya kadang dibutuhkan bantuan kaca penbesar.
2. Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka,
termasuk pembuluh darah dan saraf .
3. Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yang
terluka daerah tulang tengkorak.
4. Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapat
pada luka.
Macam-macam luka laserasi :
1. Laserasi terpola
Laserasi tidak menciptakan kembali bentuk dari alat yang melukai,
tendangan dapat menyebabkan laserasi khususnya jika menggunakan sepatu boot
yang besar dengan ujung kakinya yang keras. Pukulan yang sangat keras dapat
menyebabkan laserasi linier atau stellate.
2. Luka akibat benda tumpul yang berpenetrasi
Luka ini merupakan luka campuran antara luka laserasi dan luka iris.
Dapat terjadi alibat dari pukulan besi atau sebilah kayu. Pada waktu alat tumpul
dipukulkan ke kulit, maka akan ada lekukan dan lecet pada sisinya, walaupun
bekas yang lebih dulu akan hilang jika alatnya telah ditarik kembali. Material
seperti karat, kotoran atau serpihan mungin tertinggal pada luka dan harus sangat
hati-hati dilindungi untuk pemeriksaan forensic, jika alat yang digunakan belum
diketahui.
Luka Iris
Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh
luka akibat benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri yang
paling penting dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit dan jaringan
dibawahnya, maka sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih dari kerusakan
apapun.
Menikam biasanya dengan pisau, sering terjadi pada kasus pembunuhan dan pembantaian.
Faktor pertama, jumlah gas yang diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar
memilik hubungan dengan kecepatan melontar senjata. Secara jelas dapat dikatakan
dengan meningkatkan kecepatan melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak
peluru. Meningkatnya jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk
meningkatkan dorongan terhadap anak peluru. Faktor kedua yang berpengaruh
terhadap efektifitas pelindung antara kulit dan anak peluru. Makin efisien pelindung
tersebut makin banyak gas yang gagal ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga
makin banyak gas yang dapat ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah
keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat
dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang masif dan ekspansi gas
menuju jaringan yang lebih dalam.
Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan
tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke
permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit.
Gambaran akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan
kulit. Pada jaringan lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan
tampak kecil dan sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding
luka,. Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit
bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam
luka, pada jaringan akan ada beberapa bintilk-bintik kotoran dengan jelaga atau
partikel-partikel amunisi. Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan
dengan peluru senjata api sehingga jelaga bias tidak ditemukan.Biasanya hyperemia
terdapat disebelah luar cetakan diameter moncong senjata, dan karbon monoksida
akan diserap oleh Hemoglobin dan Mioglobin disekitar kulit luka dan pada bekas
yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka memar yang kadang meluas
meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang. Perluasan jaringan karena gas yang
masuk memaksa kulit lebih keras melawan ujung laras, dan jejak moncong senjata
mungkin akan terbentuk. Jika luka tempel di atas tulang terutama tulang tengkorak,
terjadi fenomena yan sama dengan luka senjata api. Tampak gambaran linier atau
seperti bintang.
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri.
Cara yang biasa dilakukan:
1. Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik
senjata.
2. Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan tidak
miring.
Sasarannya, yaitu :
1. Daerah temporal
2. Dahi sampai occiput
3. Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan / jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas
masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini
menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan senjata
api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari
dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Ada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat
dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang kepala
dengan selaput otak keras (tabula interna).
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh
peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-
tanda schot hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana
pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis
terbakar. Jarak ini tergantung:
Jenis senjata, laras panjang atau pendek
Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless
Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu
yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato
terdapat zona kecil berwarna magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi
dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan
perdarahan kecil.Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu
yang digunakan. Serpihan mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang
beraneka ragam, tergantung bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit
dengan bentuk pipih pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat
telur, menyebabkan tato bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena bentuk
gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato pada
gumpalan lebih halus.
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut,
makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum
dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan
transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan
senjata yang sama, amunisis yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan
hasil luka terlihat yang sama persis dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.
Satu buah luka terbuka bentuk bulat lonjong di bagian yang tidak dapat ditentukan
karena tidak ada marker anatomi yang bisa digunakan sebagai penanda. Bentuknya terdiri
dari dua bagian yaitu bagian luar berupa kelim lecet dan bagian dalam berupa lubang
oval. Posisi lubang terhadap cincin lecet adalah episentris. Ukuran lubang luka
berdiameter terpanjang sembilan milimeter dan terpendek tujuh milimeter dengan
perpotongan pada titik tengah. ukuran kelim lecet berdiameter terpanjang sebelas
milimeter dan terpendek delapan milimeter. Tidak ditemukan gambaran tattoase. Garis
batas luar dari kelim lecet bentuknya teratur (oval) serta tepinya tidak rata dan
garis batas lubang (defek luka) bentuknya teratur serta tepinya tidak rata. Lingkaran
pinggir lubang luka tampak berwarna kehitaman. Tebing luka tidak rata, berbentuk
silinder. Dasar luka tidak dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab menembus
dinding dada. Daerah di sekitar kelim lecet terlihat memar berwarna merah kebiruan.
5. Karakteristik kemungkinan “Agen” penyebab luka.
1) Senjata api
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan
mesiu,dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui
larasnya.Proyektil yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal, dapat pula
tunggal berurutansecara otomatis maupun dalam jumlah tertentu bersama – sama.
Senjata api dapatdikelompokan menjadi:
Berdasarkan Panjang Laras:
Laras pendek
Pasal 351
Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan;
Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,dikenakan pidana penjara lima tahun;
Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh tahun;
Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan;
Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana
Ia : Gangguan sirkulasi
Ib : Hipovolemi (Syok)
Ic : Perdarahan masif
Id : Luka tembak
II : -
Anggota Kelompok 7 B
Andi Maraulang 110 210 0007
Agustina Mustafa 110 210 0008
Sri suci Mardiyanti 110 210 0028
Muthia Rachma 110 210 0046
Isnasari H. Islamuddin 110 210 0047
Nurhikmah 110 210 0052
Neno Febriyanti Syahran 110 210 0109
Husni Harmansyah 110 210 0110
Andi M. Irsyad Sulkifli Mb 110 210 0149
Dhian Rifkha Amiaty 110 210 0150
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2013