Anda di halaman 1dari 59

Buku Panduan Blok

SISTEM REPRODUKSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA 2017

1
Editor
dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes, Sp.OG
dr. Supriyatiningsih, M.Kes, Sp.OG
dr. Alfun Dhiya An, M.Kes., Sp.OG
dr. Ivanna Beru Brahmana, Sp.OG (KFER)

Penanggungjawab Blok
dr. Alfun Dhiya An, M.Kes., SpOG

Departemen Terkait
Anatomi Histologi Fisiologi
Farmakologi Microbiologi Parasitologi
Patologi Anatomi Forensik Anestesia
Radiologi Obstetri-ginekologi PSKI
Ilmu Kesehatan Anak Dermatologi

2
OVERVIEW

BLOK REPRODUKSI

Blok Reproduksi adalah blok ke-18 dari 24 blok pada kurikulum preklinik Prodi
Kedokteran FKIK UMY. Topik yang terdapat dalam blok ini mulai dari tahap preklinik, klinik,
serta integrasi kedokteran keluarga, kedokteran Islam, dan EBM. Di dalam blok ini terdapat
beberapa aktivitas pembelajaran diantaranya small group discussion atau tutorial, skills lab, dan
praktikum di labortorium.
Secara umum, blok ini membicarakan kelainan dan penyakit yang mengenai sistem
areproduksi, patofisiologi penyakit, diagnosis, dan penatalaksanaan. Di akhir blok, mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan konsep dasar proses kelainan dan penyakit yang terjadi pada
sistem reproduksi serta mampu menjelaskan penatalaksanaannya.
Modul ini dibagi menjadi 3 bagian : modul kehamilan dan persalinan normal, Modul
patologi kehamilan dan persalinan dan modul infeksi organ reproduksi. Dalam blok kesehatan
reproduksi, ada 7 skenario yang dibutuhkan untuk didiskusikan dalam 7 minggu. Setiap
skenario harus diselesaikan dalam 2 pertemuan di satu minggu, kecuali untuk skenario dalam
bahasa Inggris yang harus diselesaikan dalam satu kali pertemuan. Dalam diskusi tutorial
masing-masing kelompok akan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Hal ini
diharapkan bahwa setelah selesai modul, mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan
gangguan system reproduksi dilihat dari aspek klinis dan aspek komunitas biomedik.
Kita berterima kasih kepada berbagai sumber, instansi yang terkait dan semua pihak
yang membantu terciptanya buku ini. Kritik yang membangun dan saran untuk lebih bagusnya
modul ini masih dipersilahkan.

Yogyakarta, April 2017

Tim

3
DAFTAR ISI

OVERVIEW .................................................................................................................................. 3
BLOK REPRODUKSI ................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 4
POHON TOPIK ............................................................................................................................ 5
BLOK SISTEM REPRODUKSI ................................................................................................. 5
AREA KOMPETENSI ................................................................................................................. 6
BLOK SISTEM REPRODUKSI ................................................................................................. 6
RENCANA PEMBELAJARAN .................................................................................................. 6
A. Karakteristik Peserta Didik ...............................................................................................................................6
B. Tujuan Instruksional .........................................................................................................................................6
C. Hasil Pembelajaran ...........................................................................................................................................7
D. Topik ................................................................................................................................................................9
E. Daftar Penyakit Dan Tingkat Kompetensi Dalam Sistem Reproduksi (Berdasar Skdi) Skdi 2012 ................14
F. Jadwal dan Strategi Pembelajaran ..................................................................................................................14
G. Fasilitas ...........................................................................................................................................................17
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseatan UMY memiliki fasilitas yang mendukung proses pembelajaran di
antaranya: 17
H. Evaluasi ..........................................................................................................................................................17
I. Sumber Belajar ...............................................................................................................................................17
PETUNJUK TUTORIAL........................................................................................................... 20
checklist Penilaian Tutorial ....................................................................................................................................23
Overview Keterampilan Mahasiswa dalam PBL ...................................................................................................24
SKENARIO ...........................................................................................................................................................26
PETUNJUK KELAS PRAKTIKUM ........................................................................................ 29
PETUNJUK KETRAMPILAN KLINIS ....................................... Error! Bookmark not defined.

4
POHON TOPIK

BLOK SISTEM REPRODUKSI

Perawatan Distosia Infeksi


Antenatal
Dismaturitas
Persalinan Tumor Non Neoplastik
Kehamilan dengan penyakit

Masa nifas Gangguan plasenta dan amnoin Neoplasma*

Keluarga Infeksi dalam kehamilan Gangguan konginetal


Berencana/Pengawasan
Malposisi dan malpresentasi
Manajemen Menyusui DUB*
Gangguan pertumbuhan fetal
Fisiologi dalam kehamilan Dasar infertilitas*
Perdarahan tidak normal
G Turunnya kandungan
Kehamilan dan Patologi kehamilan dan i
Persalinan Normal O dari organ genital
Persalinan n
b e
s Incontinensia
k
t o
e l
t o
r g
i i

Sistem Reproduksi

Anatomi Histologi Fisiolog

5
AREA KOMPETENSI
BLOK SISTEM REPRODUKSI

Area kompetensi yang ingin dicapai pada blok ini adalah:


Area 1 : Komunikasi Efektif
Area 2 : Ketrampilan Klinis
Area 3 : Ilmu Kedokteran Dasar
Area 4 : Manajemen Penyakit atau kelainan
Area 5 : Manajemen informasi

RENCANA PEMBELAJARAN
KOMPETENSI BLOK
Pada akhir blok peserta didik diharapkan mampu menjelaskan konsep dasar kelainan dan
penyakit SISTEM REPRODUKSI dan mampu menentukan penatalaksanaannya.

A. Karakteristik Peserta Didik


Peserta didik yang menempuh blok endokrin merupakan peserta didik yang telah
melewati 17 blok sebelumnya sehingga mereka merupakan peserta didik pada semester 6 di
tahun ke-3. Mereka diharapkan sudah menguasai ilmu kedokteran dasar sehingga pada blok
ini mampu mengaplikasikan ilmu dasar tersebut ke kedokteran klinis. Peserta didik pada
tahun ke-3 diharapkan mampu mengembangkan clinical thinking dan clinical reasoning
serta mampu mempertahankan kemampuan belajar mandiri yang mendalam terutama dalam
menghadapi kasus penyakit dalam sistem reproduksi.

B. Tujuan Instruksional
Pada akhir blok peserta didik diharapkan mampu:
 Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya (Area 1).
 Berkomunikasi dengan sejawat (Area 1).
 Berkomunikasi dengan masyarakat (Area 1).
 Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan
keluarganya (Area 2).
 Melakukan prosedur klinik dan laboratorium (Area 2).
 Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan
ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer (Area
3).

6
 Merangkum dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta interpretasi uji laboratorium dan
prosedur yang sesuai (Area 3).
 Menentukan efektifitas suatu tindakan (Area 3).
 Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan masyarakat (Area 4).
 Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit (Area 4).
 Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit (Area 4).
 Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien
dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga (Area 4).
 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan
diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta
penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien (Area 5).
 Memiliki Sikap professional (Area 7).
 Berperilaku profesional dalam bekerja sama (Area 7).

C. Hasil Pembelajaran
a. Standar Kompetensi Kedokteran
Area Kompetensi dan Inti kompetensi. Pada akhir Blok Sistem Reproduksi, mahasiswa
akan mampu :
Area 1. Komunikasi efektif.
Mampu mengeksplorasi dan bertukar informasi verbal dan non verbal dengan pasien dari
berbagai umur, anggota keluarga, komunitas, kolega dan para professional lainnya.
Area 2. Ketrampilan klinis.
Melaksanakan prosedur klinis berdasar pada masalah dan kebutuhan pasien, dan
akreditasi dokter.
Area 3. Ilmu kedokteran berbasis ilmiah.
Menjelaskan prinsip dan konsep anatomi, histologi, fisiologi, patofisiologi dan
farmakologi yang berhubungan dengan masalah system reproduksi, gangguan dan
penyakitnya.
Area 4. Manajemen masalah kesehatan.
Mengelola masalah sistem reproduksi, gangguan dan penyakit.
Area 5. Manajemen informasi.

7
Akses, pengelolaan dan penilaian kritis yang valid dan informasi yang bisa diaplikasikan
untuk menjelaskan dan memecahkan masalah atau membuat keputusan dalam kaitannya
dengan layanan kesehatan primer.

b. Hasil Pembelajaran Blok Sistem Reproduksi


Pada akhir blok sistem reproduksi ini, mahasiswa akan mampu:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar embriologi manusia (gametogenesis,
fertilisasi, implantasi, periode embrio, periode fetal).
3. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi perubahan dalam kehamilan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa dan prosedur pengobatan dalam kehamilan
normal.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme dan manajemen menyusui.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar persalinan normal dan manajemennya.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah etis dan nilai islami dalam penanganan
masalah kehamilan dan persalinan.
8. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah etis dan perspektif islam dalam suatu
kasus(fertilisasi invitro, bank sperma, aborsi, pembunuhan bayi).
9. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang distosia (kelainan his, kelainan jalan lahir,
kelainan janin).
10. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang perdarahan vagina dalam kehamilan.
11. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang hipertensi dalam kehamilan.
12. Mahasiswa dapat menjelaskan penyakit medis yang berhubungan dengan kehamilan.
13. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kehamilan dengan gangguan system
reproduksi.
14. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kehamilan dengan gangguan pembuahan.
15. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penyakit leukorea.
16. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum dan aspek etis dalam pelecehan seksual.
17. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang infeksi dalam kehamilan dan purpurium/masa
nifas.
18. Mahasiswa dapat menjelaskan infeksi organ reproduksi.

8
D. Topik

Strategi: Kuliah,
Area Inti Kompetensi Praktikum,
Kompetensi (SKD) Ketrampilan Topik
klinis, Tutorial
Mampu menggali dan bertukar Perawatan antenatal
informasi secara verbal dan non verbal

dengan pasien pada semua usia, Ketrampilan Pemeriksaan Ginekologi


AREA 1 anggota keluarga, masyarakat, kolega Klinis
dan profesi lain Edukasi dalam teknik Menyusui

Persalinan bayi normal dan purpurium


Radiologi obstetri
Kuliah Penghentian kehamilan, induksi dan stimulasi
Melakukan prosedur klinis sesuai Operasi obstetrik
AREA 2 masalah, kebutuhan pasien dan Anestesi dalam obstetri dan ginekologi
sesuai kewenangannya Praktikum Tes HCG dan deteksi sederhana dalam pembuahan
Ketrampilan Perawatan antenatal dan pemeriksaan Leopold
klinis Analisis partogram
Pemeriksaan ginekologi, smear vagina, papsmear

Organ genital feminina, organ genital maskulin,


AREA 3 Mengidentifikasi, menjelaskan dan Pembelajaran perineum dan dinding pelvik
merancang penyelesaian masalah Klinik anatomi
kesehatan secara ilmiah menurut ilmu Histologi dari organ genital feminina
kedokteran kesehatan mutakhir Kuliah
Histologi dari organ genital maskulin
untuk mendapat hasil yang optimum.
Fisiologi dalam sistem reproduksi

9
Strategi: Kuliah,
Area Inti Kompetensi Praktikum,
Kompetensi (SKD) Ketrampilan Topik
klinis, Tutorial
Fisiologi dalam kehamilan dan perawatan antenatal
Nutrisi untuk kehamilan dan menyusui
Persalinan bayi normal dan purpurium
Manajemen dalam menyusui “inisiasi menyusui dini”
Farmakologi dalam obgyn, penyalahgunaan obat
dalam kehamilan
Penyakit seksual wanita
Pelecehan seksual
Aborsi dan pembunuhan janin
Patologi Plasenta
Patologi organ reproduksi wanita dan payudara (non
neoplasma)
Toksoplasma
.Mikroorganisme penyebab infeksi dalam genital
perempuan
Aborsi, purpurium dan menyusui
Aurat dan hubungan laki-laki perempuan dalam
edukasi kedokteran
Fisiologi gangguan dalam periode masa nifas
Perawatan kelahiran awal
Manikin dalam persalinan normal dan masa nifas
Ketrampilan
Penilaian kelahiran awal dan perawatannya
klinis
Keluarga Berencana: IUD, implan
Organ genital feminin (histologi)

10
Strategi: Kuliah,
Area Inti Kompetensi Praktikum,
Kompetensi (SKD) Ketrampilan Topik
klinis, Tutorial
Praktikum Organ genital maskulin (histologi)
Patologi dari organ reproduksi wanita
Tes non trepanema (mikrobiologi)
Skenario tentang perawatan antenatal
Tutorial
Skenario tentang persalinan normal
AREA 4 Mengelola masalah kesehatan pada Kuliah Dismaturitas, oligo dan polihidramnion
individu, keluarga, ataupun Distosia (ketidaknormalan dalam power dan passage)
masyarakat secara komprehensif, Malposisi, malpresentasi dan kehamilan ganda
holistik, berkesinambungan,
koordinatif, dan kolaboratif dalam Resiko kehamilan awal (aborsi, hyperemesis,
konteks pelayanan kesehatan kehamilan ektopik)
Perdarahan antepartum
tingkat primer
Perdarahan postpartum dan syok obstetrik
Gangguan medis dalam kehamilan (Hipertensi dalam
kehamilan, DM, gangguan jantung)
Infeksi dalam kehamilan dan masa nifas (TORCH,
TBC, vaginitis, HIV/AIDS, dsb)
Fetal distress dan monitoring janin
Gangguan tumor dalam organ reproduksi wanita
Infeksi dalam organ reproduksi wanita dan infeksi
pelvik
Prolaps organ pelvik, inkontinasi kandung kemih
Masalah seksual
Tutorial Skenario tentang aborsi inkomplit
Skenario tentang fetal distress

11
Strategi: Kuliah,
Area Inti Kompetensi Praktikum,
Kompetensi (SKD) Ketrampilan Topik
klinis, Tutorial
Tutorial Skenario tentang infeksi dalam periode masa nifas
Skenario tentang infeksi kehamilan
AREA 5 Mengakses, mengelola, menilai secara
kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan
menyelesaikan masalah, atau
mengambil keputusan dalam kaitan Tutorial
dengan pelayanan kesehatan di tingkat
primer

12
TINGKAT KOMPETENSI DASAR TINGKAT KOMPETENSI
PENYAKIT DI DALAM SKDI KETRAMPILAN MENURUT
PIRAMID MILLER
Kompetensi Tingkat 1 Tingkat Kompetensi ketrampilan 1

Mengetahui dan Menjelaskan


Dokter akan mampu menemukan gambaran klinis Dokter memiliki informasi ilmiah mengenai
penyakit dari literatur, dalam korespondensi keterampilan ini, lebih lanjut, dokter mampu
rujukan, dokter mengetahui gambaran klinis dan menjelaskan pada klinisi lainnya, pasien atau klien
tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih tentang konsep, teori, prinsip-prinsip atau indikasi,
lanjut. Level Ini dinamakan overview level. Bila teknik, komplikasi dan lainnya.
dokter bertemu masalah ini dan membuat sebuah
diagnosis berbeda, dokter akan merujuk ke
spesialis.
Kompetensi Tingkat 2 Tingkat Kompetensi Ketrampilan 2

pernah melihat atau praktek


Dokter mampu membuat sebuah diagnosis klinik Dokter mempunyai pengetahuan teoritis tentang
berdasar pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ketrampilan ini (konsep, teori, prisip atau indikasi,
tambahan yang diminta dokter (seperti pemeriksaan cara melakukan, komplikasi dan lain-lain). Dokter
laboratorium sederhana atau x-rays). Dokter segera pernah melihat atau medemostraksikan
merujuk pasien ke spesialis yang relevan, dan keterampilan ini paling tidak sekali dalam masa
menindaklanjuti sesudahnya pendidikannya.
Kompetensi Tingkat 3 Tingkat Kompetensi ketrampilan 3
Melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi
Dokter mampu membuat diagnosis klinik Dokter mempunyai infomasi ilmiah tentang
berdasarkan pemeriksaan fisik dan ketrampilan (konsep, teori, prisip atau indikasi, cara
pemeriksaan tambahan yang diminta dokter melakukan, komplikasi dan lain-lain). Dokter
(seperti pemeriksaan laboratorium atau x-rays). pernah melihat atau mendemonstrasikan
Dokter mampu membuat keputusan klinis dan keterampilan ini paling tidak sekali atau beberapa
memberikan pengobatan awal yang dibutuhkan kali dibawah supervisi
dan juga merujuk pasien kepada spesialis yang
relevan.
Level 3A: dalam kasus bukan gawat darurat
Level 3B: dalam kasus gawat darurat
Kompetensi Tingkat 4 Tingkat Kompetensi Ketrampilan 4

Mampu melakukan secara mandiri


Dokter mampu membuat diagnose klinis berdasar Dokter memiliki informasi ilmiah tentang
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang ketrampilan ini (konsep, teori, principal atau
diminta dokter (seperti pemeriksaan laboratorium indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan lain-lain).
atau x-rays). Dokter mampu membuat keputusan Dokter pernah melihat atau mendemostrasikan
dan menangani masalah secara mandiri. keterampilan ini paling tidak sekali dalam masa
pendidikannya, dan melakukannya sendiri sekali
atau beberapa kali dibawah supervise dan memiliki
pengalaman praktek di klinik.

13
E. DAFTAR PENYAKIT DAN TINGKAT KOMPETENSI DALAM SISTEM
REPRODUKSI (BERDASAR SKDI) SKDI 2012

Blok Reproduksi merupakan blok ke18 pada kurikulum prodi Pendidikan Dokter
FKIK UMY. Blok ini akan memberikan konsep dasar dan proses kelainan serta
penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi. Selain itu pada blok ini mahasiswa juga
diharapkan mampu menentukan penatalaksanaan kelaianan dan penyakit sistem
reproduksi tersebut.
Semua aktivitas pembelajarn wajib diikuti oleh peserta didik agar dapat mengikuti
ujian akhir. Minimal aktivitas yang harus dipenuhi sebagai prasyarat ujian adalah
sebagi berikut:
Kuliah : 75%
Tutorial : 75%
Ketrampilan klinis : 100%
Praktikum: 100%

F. Jadwal dan Strategi Pembelajaran


Minggu Ke-1

Topik Departemen Dosen Jml Jam

Introduction of Block Obsgyn dr. Alfun Dhiya An, M.Kes.,SpOG 1

Clinical anatomy Anatomy dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes.,SpOG 2

Ultrasonografi Obstetric Obsgyn dr. Alfun Dhiya An, M.Kes.,SpOG 2

Physiology of pregnancy, antenatalcare Obsgyn dr. Ivana Beru Brahmana, SpOG (K) 2

Early pregnancy risk (abortion,


Obsgyn dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes.,SpOG 2
hyperemesis,ectopicpregnancy)

Organ of genitalia feminina Histology SN Nurul Makiyah, SSi.,M.Kes 2

Organ of genitalia masculina Histology SN Nurul Makiyah, SSi.,M.Kes 1

Pathology of Placenta Pathology of


dr. Agus Suharto, Sp.PA 1
Anatomy

New Born Care


Pediatrics dr. Bambang Edi S., Sp.A.,M. Kes 2

Minggu Ke-2

Topik Departemen Dosen Jml Jam

Normal baby delivery & purpurium Obgyn dr. Alfun Dhiya An, M. Kes., SpOG 1

14
Medical Desease in Pregnancy (Pregnancy Obgyn dr. Supriyatiningsih, M.Kes, SpOG 2
induced, HT, DM)

Dismaturitas Obgyn dr. Supriyatiningsih, M.Kes, SpOG 2

Termination of pregnancy, Trimester I, II & III, Obgyn Dr. dr. Moch. Any Ashari, SpOG (K) 2
stimulation, induction

Managemen of Breastfeeding Early Breasfeeding Obsgyn dr. Bambang Edi Susyanto, Sp.A.,M.Kes 2

Physiology of Female Reproductive system Physiology Tri Pitara Mahanggoro, S,Si.,M.Kes 2

Anesthesia in Obstetric Anaesthesiology dr. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes 1

Nutrition for pregnant and breast feeding mother Nutrition dr. Endy Paryanto, MPH.,SpA(K) 2

Microorganism causing infection in female


Microbiology dr. Inayati Habib, M.Kes.,Sp.MK 2
genital

Pharmacology in Obstetry and Gynaecology, Drug


Obsgyne dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes 2
Abuse in Pregnancy

Minggu Ke-3
Jml Jml
Topik Departemen Dosen
Jam Soal
Antepartum hemorrhage Obgyn dr. Ivana Beru Brahmana , SpOG (K) 2 20

Operative obstetric Obgyn Dr. dr. Moch. Any Ashari, SpOG (K) 2 20

Dystocia I (abnormalities in power and


Obsgyn dr. Alfun Dhiya An, M. Kes., SpOG 2
passage)

Family Planning Obsgyn Dr. dr. Moch. Any Ashari, SpOG (K) 2

Abortion and Infanticide, Sexual


Forensic dr. Dirwan Suryo Soularto, Sp.F 1 10
Harassment

Menstruation, Pregnancy Disease PSKI DR.dr. Titiek Hidayati, M.Kes 1 10

Pathology of female reproduction system Pathology of


dr. Agus Suharto, Sp.PA 2 20
and breast (non neoplasm) Anatomy

Sexual Dysfuncion Psychiatry DR.dr.H.M. Ani Asyhari, SpOG(K) Fer 1 10

Minggu Ke-4
Jml Jml
Topik Departemen Dosen
Jam Soal
Fetal distress, fetal monitoring & Obgyn dr. Ivana Beru Brahmana SpOG (K) 2 20
Cardiotokografi

Prematur ruptur of the membran, oligo & Obgyn dr. Suprihatiningsih,Mkes, SpOG 2 20
polyhidramnion

Infection in pregnancy & purpurium Obgyn dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes., spOG 2 20
(TORCH, TBC, vaginitis, HIV/AIDS, etc)

15
Benign disorders of female reproductive Obgyn dr. Alfun Dhiya An, M.Kes., SpOG 2 20
organ

Psycology Disorder in Purpirium Periode dr. Warih Andan Puspitasari,


Psychiatry 1 10
Sp.KJ.,M.Kes

Aurat & Interaksi Pria Wanita dalam


PSKI dr. Adang M Gugun, Sp.PK.,M.Kes 1 10
Pergaulan dan Profesi

Sexual Harassment PSKI dr. Dirwan Suryo Soularto, Sp.F 1 10

Minggu Ke-5
Jml Jml
Topik Departemen Dosen
Jam Soal
Infection of female reproductive organ & Obgyn Dr. dr. Moch.Any Ashari, Sp.OG (K) 2 20
pelvic infection

Post partum Hemorrhage & Shock Obstetric Obgyn dr. Ivana Beru Brahmana, Sp.OG (K) 2

Dystocia II (malposition, malpresentasi & Obsgyn dr. Alfun Dhiya An, M.Kes., Sp.OG 2
multiple pregnancy)

Minggu Ke-6
Jml Jml
Topik Departemen Dosen
Jam Soal
Pelvic organ prolaps, urinary incontinence Obgyn Dr. dr. MochAni Ashari, SpOG(K) 2 20

Minggu Ke-7
Jml Jml
Topik Departemen Dosen
Jam Soal
PLENARY DISCUSSION
PREPARING EXAMINATION & EXAMINATION

16
G. Fasilitas
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseatan UMY memiliki fasilitas yang mendukung
proses pembelajaran di antaranya:
 3 ruang ampiteater yang dilengkapi dengan komputer yang tersambung internet
dan LCD proyektor, audio recorder
 15 tutorial dengan kapasitas 12-15 mahasiswa dengan TV, DVD player, serta
komputer yang tersambung internet
 2 ruang skills lab
 6 ruang laboratorium untuk praktikum
 1 ruang perpustakaan
 1 laboratorium Teknologi Informasi
 Hot-Spot area

H. Evaluasi
Asesmen ditentukan dengan menggunakan ujian sumatif dan formatif. Formoatif
asesmen dilakukan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan cheklis, kuis,
tugas dll. Sumativ asesmen dengan mengunakan MCQ dan OSCE. Nilai kelulusan
akhir blok ditentukan sebagai berikut:
50% nilai MCQ
30 % nilai Tutorial
20 % nilai OSCE dan praktikum di laboratorium.
Mahasiswa akan dinyatakan lulus blok jika:
Nilai MCQ minimal 60
Nilai OSCE minimal 60
Nilai akhir blok minimal 65

I. Sumber Belajar
a. Buku teks
 Williams PI, 2005, Gray’s Anatomy the Anatomical Basics of Medicine &
Surgery, ELBS with Churchil Livingstone, Great Britain
 Moore, K.L., Clinically Oriented Anatomy, Williams & Wilkins
 Sobotta, Atlas Berwarna Anatomi Manusia 1 dan 2 , EGC
 Luis C. Jungueiria, Jose Conzeiro and Alexander N Contopoulus, 2005, Basic
Histology, Lange Medical Publication
 Mariano SR DiFiore, 2003, Atlas of Human Histology, 15st Ed, Lea &
Fabiger, Philadelphia

17
 Ganong, WP, 2004, Review of Medical Physiology, 17 th Ed, Prentice-
Hall
 International Englewood, New Jersey
 Guyton, AC & Hall, JE, 2004, Textbook of Medical Physiology, WB Saunders
Co, USA
 Markel, EK, Voge M, John, DT, 1986, Medical Parasitology 6th Ed, WB
Saunders & Co, Philadelphia
 Katzung, BG, 2004, Basic & Clinical Pharmacology, 7TH Ed, Appleto &
Lange, Connticut
 Sutton, 1994, Texbook Organa Radiology and Medical Imaging
 Amstrong & Wastie, 1992, Diagnostic Imaging
 Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta, 1993
 Williams Obstetrics, 2003, McGraw Hill
 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Perinatal, POGI –
Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001
 Fitz Patrick, Dermatology in General Medicine
 Andrews , Disease of the Skin

b. Jurnal dan website


www.freemedicaljournals.com
www.guidelines.gov
www.pubmed.com
www.highwire.stanford.edu.com
www.bmj.com (BMJ)
www.nejm.com (NEJM)
www.rcog.org.uk
www.ajog.com

c. Spesialis

Dr. dr. H.M. Ani Ashari, Sp.OG(K) Fer


dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes, Sp.OG
dr.Supriyatiningsih, Mkes, Sp.OG
dr. Ivanna Beru Brahmana, Sp.OG (KFER)
dr. Alfun Dhiya An, M.Kes., Sp.OG
SN. Nurul Makiyah, S.Si, M.Kes

18
dr. Endy Paryanto, PH, MPH, Sp.A(K)
dr. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes
dr. Agus Suharto, Sp.PA
dr. Dirwan Suryo Soularto, Sp.F
dr. Adang M. Gugun, M.Kes., Sp.PK
Dr. dr. Titiek Hidayati, M.Kes.
dr. Bambang Edi S, Sp.A, M.Kes.
Tri Pitara, S.Si., M.Kes.
dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes.
dr. Warih Andan Puspitasari, Sp.KJ., M.Kes
dr. Ana Majdawati, Sp.Rad., M.Kes.
dr. Inayati Habib, M.Kes., Sp.MK

19
PETUNJUK TUTORIAL

BLOK SISTEM REPRODUKSI

20
PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL
SEVEN JUMP/TUJUH LANGKAH

Dalam modul Reproduksi ini terdapat 7 skenario termasuk 1 skenario dalam


bahasa Inggris yang harus didiskusikan oleh mahasiswa dalam waktu 8 minggu. Setiap
skenario diselesaikan dengan dua kali pertemuan selama satu minggu.
Mahasiswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri
dari sekitar 10 mahasiswa dan dibimbing oleh satu orang tutor sebagai fasilitator. Dalam
diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sabagai ketua diskusi dan satu orang sebagai
sekretaris, di mana keduanya akan bertugas sebagai pemimpin diskusi. Ketua diskusi dan
sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenarionya agar semua mahasiswa
mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu
difahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara
tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan
aturan main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris
memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk
mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario. Seven jumps meliputi :
Mengklarifikasi istilah atau konsep (Clarifying unfamiliar terms)
Menetapkan permasalahan (Problem definition)
Curah pendapat (Brainstorming)
Mengamnalisis Masalah (Analyzing the problem)
Menetapkan Tujuan Belajar (Formulating learning issues)
Mengumpulkan informasi tambahan/belajar mandiri (Self Study)
Mensintesis/menguji informasi baru (Reporting)

Uraian mengenai langkah-langkah dalam seven jump adalah sebagai berikut :


 Mengklarifikasi Istilah atau Konsep (Clarifying unfamiliar terms)
Istilah-istilah dalam skenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya banyak
interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan, kamus umum,
kamus kedokteran dan tutor.
 Menetapkan Permasalahan (Problem definition)
Masalah-masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan
jelas.
 Menganalisis Masalah dengan brainstorming
Masalah-masalah yang sudah ditetapkan dianalisa dengan brainstorming, menentukan
hipotesis secara umum dari permasalahan dalam skenario.
 Melakukan analisa lengkap dan menarik Kesimpulan dari Langkah 3
(Analyzing the problem)

21
Pada langkah ini setiap anggota kelompok dapat mengemukakan penjelasan tentative,
mekanisme, hubungan sebab akibat, dll tentang permasalahan dan menyimpulkan
masalah-masalah yang ditetapkan sebagai hipotesis pada step 3.
 Menetapkan Tujuan Belajar (Formulating learning issues)
Pengetahuan atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan dirumuskan dan disusun sistematis sebagai tujuan belajar atau tujuan
instruksional khusus (TIK).
 Mengumpulkan Informasi Tambahan/Belajar Mandiri (Self study)
Kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk memecahkan
masalah dicari dalam bentuk belajar mandiri melalui akses informasi melalui internet,
jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar.
 Mensintesis / Menguji Informasi Baru (Reporting)
Mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri setiap
anggota kelompok.

Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan.
Langkah 1 s/d 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6 dilakukan di antara
pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua.
Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi dan membantu
mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan penjelasan atau
kuliah mini.
Ketua diskusi memimpin diskusi dengan memberi kesempatan setiap anggota
kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota
kelompok yang mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif
selama proses diskusi. Ketua dapat mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan
memeriksa skretaris apakah semua hal yang penting sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu
sekretaris yang bertugas menulis hasil diskusi dalam white board atau flipchart.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim
keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya
tanpa khawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman
yang lain, karena dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa
berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi
atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan
akses informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (buku teks &
laporan penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.
22
CHECKLIST PENILAIAN TUTORIAL

Nilai tutorial memiliki kontribusi 30% terhadap nilai akhir blok> nilai ini trdiri dari 15%
nilai diskusi dan 15% nilai minikuis. Adapun komonen yang dinilai pada saat diskusi
adalah sebagai berikut:

Skor
No Kriteria Tidak Lulus Lulus Bagus Tidak dapat
dinilai
Kemampuan
RANAH KOGNITIF
penguasaan materi
1 Persiapan materi Partisipasi < 2 Partisipasi aktif minimal
2 Ketuntasan atau tidak 5x, berkualitas dan jelas,
pelaksanaan berkualitas, bisa dipahami olh orang
aktivitas hanya bertanya, lain (mengungkapkan
3 Aktivitas tidak member mekanisme,
pembahasan respon sesuai patofisiologi/penalaran
masalah singkat topik klinis) dg bahasa sendiri
4 Partisipasi dalam Nilai<60 Nilai ≥ 75 – 80
diskusi kelompok
5 Pelaporan materi
yang dipelajari
Kerjasama dalam
RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF
tim
6 Kerjasama dalam Subgroup Kerjasama baik, aktif
grup discussion, mendengarkan, kontak
7 Kemampuan menggunakan mata dg pembicara (prinsip
mendengar secara Hp, komunikasi yg baik),
aktif mengganggu, merefleksi isi pembicaraan,
8 Performa sebagai tdh merespon, focus pada
pemimpin memberikan diskusi (tdk membuat
9 Kemampuan respon positif subgroup, tdk sms)
menarik kesimpulan thd diskusi Nilai ≥ 75 – 80
Nilai < 60
Kemampuan indiviu
berinteraksi dengan RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF
orang lain
10 Kemampuan Idem dg Idem dengan dealing with
menerima penilaian dealing with others
orang lain athers
11 Kemampuan
memberikan
penilaian terhadap
orang lain
12 Kemampuan
melakukan refleksi
13 Kemampuan Terlambat
menerima tanggung
jawab tugas yang
diberikan
14 Datang tepat waktu Terlambat 15 Terlambat 1 – Datang tepat waktu
menit atau 15 menit
datang setelah
tutor masuk
Nilai < 60

23
Tidak Lulus : kemampuan dalam grup di bawah rata-rata. Kemampuan yang
harus dikembangkan jelas dan dapat ditentukan (skor: <60).
Lulus : kemampuan dalam grup dianggap cukup.Beberapa isu tidak dapat
dikembangkan.Some issues for improvement rest. (skor: 60-69,9).
Bagus : mahasiswa yang memiliki performa dalam grup di atas rata-rata
(skor: 70-80).
Tidak dapat dinilai : mahasiswa tidak datang terlalu sering (skor: 0).

Overview Keterampilan Mahasiswa dalam PBL


Diskusi Pembahasan

Tahap Deskripsi Tindakan Catatan


1. Mengklarifikasi istilah- x .Mengundang anggota kelompok x Membagi
istilah atau konsep untuk membacakan masalah papan tulis
x Mengecek bila setiap anggota sudah menjadi 3
Istilah-istilah dalam membaca masalah bagian
kontek masalah yang x Mengecek bila ada istilah-istilah x Tulis istilah-
perlu diklarifikasi dalam masalah istilah
x Menyimpulkan dan memproses ke
tahap selanjutnya
2. Menetapkan masalah x Meminta kelompok untuk x Tulis istilah-
kemungkinan definisi masalah istilah
Kelompok dalam x Berkontribusi menguraikan di
tutorial mendefinisikan anggota kelompok tersebut
masalah dalam satu set x Mengecek bila masing-masing
pertanyaan sudah puas dengan definisi masalah
x Menyimpulkan dan memproses ke
tahap selanjutnya
3. Curah Pendapat x Memberikan kesempatan semua x Membuat
anggota kelompok untuk rangkuman
.Mengaktifkan dan berkontribusi satu per satu singkat dan
menentukan x Merangkum kontribusi dari anggota jelas hasil
pengetahuan yang kelompok kontribusi
sudah ada, yang x Mendorong semua anggota grup x Membedakan
menghasilkan hipotesis untuk berkontribusi antara topic
x Merangkum hasil akhir dari curah utama dan
pendapat persoalan
x Memastikan bahwa analisis kritis tambahan
dari semua kontribusi ditunda
sampai langkah keempat
4. Menganalisis masalah x Memastikan bahwa semua poin x Membuat
dalam curah pendapat dibahas rangkuman

24
Penjelasan dan x Merangkum kontribusi dari anggota singkat dan
hipotesis yang dibahas grup jelas hasil
secara mendalam dan x Meminta pertanyaan, kontribusi
dianalisis secara mempromosikan secara mendalam x Mengindikasi
sistematis dan dalam diskusi kan hubungan
berhubungan satu sama x Memastikan grup tidak antar topik,
lain menyimpang dari subyek mambuat
x Mendorong anggota grup untuk skema
menemukan hubungan antar topik
x Mendorong semua anggota grup
untuk berkontribusi
5. Menetapkan tujuan x Meminta untuk kemungkinan x Tulis definisi-
belajar tujuan belajar definisi
x Berkontribusi menguraikan di masalah
Dalam hal ini anggota kelompok tersebut
menentukan x Mengecek bila masing-masing
pengetahuan apa yang sudah puas dengan pembelajaran
kurang dari kelompok masalah ini
itu dan mempelajari x Mengecek bila semua
isu-isu yang ketidakjelasan dan kontraindikasi
dirumuskan dalam dari analisis masalah sudah
topik ini. dikonversi menjadi masalah belajar

Tahap Pelaporan

Tahap Deskripsi Tindakan Catatan


7. Mensintesis/Menguji x Menyiapkan struktur dari tahap x Membuat
informasi baru pelaporan rangkuman
x Membuat sebuah persediaan singkat dan jelas
Temuan dari literatur tentang sumber yang sudah dalam kontribusi
yang dilaporkan dan digunakan x Mengindikasikan
jawaban terhadap x Mengulangi setiap hubungan antar
masalah yang akan pembelajaran masalah dan topic, membuat
dibahas meminta apa yang sudah skema
ditemukan x Membedakan
x Merangkum kontribusi dari antara poin utama
anggota kelompok dan persoalan
x Meminta tambahan
pertanyaan,mempromosikan
secara mendalam dalam diskusi
x Mendorong anggota kelompok
untuk menemukan hubungan
antar topik
x Mendorong semua anggota
grup untuk berkontribusi
x Menyimpulkan diskusi dalam
masing-masing tujuan

25
pembelajaran dalam sebuah
rangkuman

SKENARIO
SKENARIO 1

Trigger 1:

Seorang Perempuan, Usia 20 tahun mengeluh perdarahan dari jalan lahir tanpa disertai kontraksi. Pasien
mengeluhkan nyeri perut sejak 1 hari. Haid terakhir bulan yang lalu, namun 3 minggu setelah haid terakhir ,
keluar perdarahan dari jalan lahir tetapi hanya flek-flek selama 2 hari. Siklus haid sebelumnya teratur,
lamanya 5-7 hari. Pasien juga mengeluh payudaranya membengkak dan badannya lemas terutama pada pagi
hari. Riwayat jatuh dan minum obat-obatan disangkal. Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, diabetes,
alergi dan asma disangkal.

Petunjuk belajar untuk mahasiswa:


Setelah mengikuti tutorial ini, mahasiswa diharapkan mampu:
 Memahami anatomi sistem reproduksi yang meliputi organ genitalia feminina interna,
organ genitalia feminina externa.
 Memahami fisiologi sitem reproduksi yang meliputi siklus haid, siklus endometrium,
siklus ovarium dan pengaturan hormonal yang terkait.
 Memahami dasar-dasar embriologi manusia.
(spermatogenesis,oogenesis,fertilization,implantation,embriogenesis,organogenesis)
 Memahami perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis terkait dengan kehamilan
 Memahami dasar diagnosisdan penatalaksanaan gangguan atau penyakit yang sering
muncul pada trimester 1 dan 2 kehamilan (abortus, hiperemesis, kehamilan ektopik
terganggu).

26
SKENARIO 2
Trigger 1:
Seorang G1P0A0, 20 tahun umur kehamilan 40 minggu datang ke Puskesmas Rawat Inap
karena merasakan kontraksi perut yang hilang timbul secara teratur disertai keluar lendir
darah dari jalan lahir sejak 10 jam yang lalu. Pasien merasa hamil 9 bulan, ibu masih
merasakan gerakan janin, kenceng–kenceng teratur sudah dirasakan, Air ketuban belum
keluar. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 5 kali di bidan dan selama kehamilan tidak ada
keluhan. Riwayat menderita hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus dan alergi
disangkal.
Diskusikan skenario tersebut dengan Seven Jumps
Petunjuk belajar untuk mahasiswa:
Mahasiswa diharapkan memahami proses persalinan
Mahasiswa mampu mengenali kegawatan dalam kehamilan

SKENARIO 3
Trigger 1:
Seorang G4P2A1, 38 tahun umur kehamilan 7 bulan (HPM: 14 -10-2016),datang ke RS
dengan keluhan kaki bengkak sejak 5 hari yang lalu. Selama hamil pasien kontrol di bidan
dan tekanan darah diketahui meningkat sejak umur kehamilan 5 bulan. Akhir-akhir ini
berat badannya meningkat 1 kg/minggu. Riwayat hipertensi sebelum hamil, DM, asma
disangkal. Riwayat keluarga sakit hipertensi disangkal. Riwayat fertilitas baik. Keluhan
nyeri kepala, nyeri ulu hati, mual muntah dan pandangan kabur disangkal.
Diskusikan kasus diatas dengan metode Seven Jumps

SKENARIO 4
Trigger 1:
Seorang wanita, P4A0, 40 tahun mengeluh haid lama dan banyak. Siklus haid teratur,
setiap bulan pasti haid dan biasanya maju 7 hari dari haid bulan yang lalu. Menarche
terjadi usia 12 tahun, semula lamanya haid 7-8 hari tanpa disertai nyeri. Sejak 6 bulan
terakhir lamanya haid menjadi 15-20 hari, darah banyak bergumpal-gumpal dan disertai
nyeri. Kadang disertai mual, muntah dan akhir-akhir ini sering sulit buang air kecil dan
buang air besar. Sudah menikah sejak 8 tahun yang lalu, sudah dikaruniai anak. Selama 8
tahun pernikahannya, menggunakan KB suntik 3 bulanan.

27
SKENARIO 5
Seorang perempuan, P6A0, 40 tahun mengeluh haid lama dan banyak. Siklus haid teratur,
setiap bulan pasti haid dan biasanya maju 7 hari dari haid bulan yang lalu. Menarche
terjadi usia 12 tahun, semula lamanya haid 7-8 hari tanpa disertai nyeri. Sejak 6 bulan
terakhir lamanya haid menjadi 15-20 hari, darah banyak bergumpal-gumpal dan disertai
nyeri. Perutnya terasa tidak nyaman, seperti ada yang mengganjal dan tampak membesar.
Kadang disertai mual, muntah dan akhir-akhir ini sering sulit biang air kecil dan buang air
besar. Sudah menikah sejak 20 tahun yang lalu, sudah dikaruniai anak. Selama 20 tahun
pernikahannya, menggunakan KB suntik 3 bulanan.
Diskusikan kasus diatas dengan metode Seven Jumps

SKENARIO 6
Seorang Perempuan berusia 40 tahun, P3A0, mengalami keputihan berulang dengan
keluhan gatal dan berbau. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat tapi keputihan
membaik kemudian muncul kembali. pasien menggunakan sabun cair untuk
membersihkan vagina dan minum antibiotik tetapi keputihan masih muncul. Dia khawatir
keluhannya berkaitan dengan infeksi atau sebab dari penyakit yang berbahaya.
Diskusikan kasus diatas dengan metode Seven Jumps

28
PETUNJUK KELAS
PRAKTIKUM

BLOK SISTEM REPRODUKSI

29
BUKU PETUNJUK HISTOLOGI
SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Bagian-bagian dalam Sistem Reproduksi wanita


Sistem ini terdiri dari :
dua ovari
dua tuba uterin (saluran telur, salpink, tuba falopi)
Uterus
Vagina dan
Genital luar

Ovari

Organ ini adalah sebuah gonad, terdiri dari folikel yang mendukung pertumbuhan
ovum yang dikandungnya. Ovarium juga memproduksi estrogen. Setelah folikel matang,
ovum dilepaskan, sedangkan bagian folikel yang tersisa membentuk korpus luteum
menghasilkan estrogen dan progesteron.
Ovarium berbentuk seperti badan almon kira-kira panjang kira-kira 3 cm, lebar 1.5
cm dan tebalnya 1 cm melekat pada mesovarium ligamentum utama.Ovarium berada pada
kavum pelvik. Meskipun permukaan bagian ovarium yang dibungkus dengan epitel germinal,
epitel germinal ini tidak memproduksi oosit, terdiri atas epitel kuboid yang berasal dari
peritoneum. D i b a w a h e p i t e l g e r m i n a l , stroma berbentuk tunika albuginea, yang
terdiri dari jaringan ikat padat.
Masing-masing ovarium, dibagi menjadi wilayah kortikal di bagian periperal, di
mana folikel ovarium yang mengandung oosit mendominasi dan wilayah meduler di
tengah, yang berisi vaskular bed yang kaya dalam jaringan ikat longgar selular.

Setiap folikel terdiri dari oosit dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan dari sel
folikel, sel granulosa. Ada beberapa tahap perkembangan folikel, terdiri dari :
Folikel Primordial. Pada stadium awal folikel primer, folikel yang tidak aktif dan
hanya folikel utama yang bisa bertahan pada masa pubertas. Setiap folikel terdiri dari
oosit utama (paling banyak adalah di stadium diploten pada profase meiosis 1) yang
dikelilingi oleh satu lapisan yang ada di sel folikel.

30
Folikel berkembang. Perkembangan folikular melibatkan sel-sel folikular, selain itu
juga oosit utama dan stroma yang ada di sekeliling folikel, hal ini didorong oleh FSH
dari hipofisis. Oosit ini membesar mencapai diameter maksimum 125-150 um. Bentuk
sel-sel folikel menjadi sebuah lapisan sel kuboid dan folikel tersebut disebut folikel
primer unlaminar. Sel folikular berkembang biak dengan mitosis dan membentuk
sebuah epitel folikular bertingkat atau lapisan granulosa. Folikel yang sekarang
dinamakan folikel multilaminar primer dan sebuah celah persimpangan ditemukan
antar sel folikular.Sebuah lapisan tebal, di zona pelusida, terdiri dari setidaknya 3
glikoprotein, mengelilingi oosit.Diperkirakan bahwa baik oosit dan sel-sel folikular
berkontribusi pada sintesis di zona pelusida. Filopodia sel-sel folikular dan mikrovilli
dalam oosit berpenetrasi di zona pelusida dan membuat hubungan satu dengan yang
lainnya bertemu melalui celah-celah. S em ent ara m odifikasi ini berlangsung stroma
segera mengelilingi folikel yang lain membentuk teka folikel. Lapi san ini kemudian
berubah menjadi teka interna dan teka eksterna. Sel-sel dari teka interna ketika berubah
memiliki karakteristik ultra, sama seperti sel-sel yang memproduksi hormon steroid.

Karakt eristi k i ni meliputi banyaknya retikulum endoplasma halus,


mitokondria dengan krista tubular dan tetesan lipid. Seperti semua organ dari fungsi
endokrin, teka interna kaya akan vaskularisasi. Teka ekst erna t erdi ri atas j aringan i
kat ut am a .
Folikel Sekunder. Ketika folikel tumbuh, terutama karena peningkatan ukuran dan
jumlah sel granulosa, akumulasi cairan folikular (liquor folikuli)) muncul diantara sel-
sel.Rongga yang berisi cairan ini menyatu dan membentuk sebuah rongga yang disebut
anthrum. Folikel ini adalah folikel sekunder (vesikuler). Cairan folikular meliputi
transudates plasma dan hasilnya disekresi oleh sel-sel folikular. Glukosaminoglikan,
beberapa protein (termasuk protein yang mengikat steroid) dan konsentrasi tinggi dari
steroid (progesteron, androgen, dan estrogen) juga diberikan. Sel-sel dalam lapisan
granulosa yang jumlahnya lebih banyak pada titik tertentu pada dinding folikel,
membentuk sebuah bukit kecil dari sel, kumulus oophorus, yang berisi oosit. Kumulus
oophorus menjorok menghadap anthrum interior. Setelah itu oosit tumbuh tidak
banyak.
Folikel matang. Matangnya folikel (graafian) kira-kira diameternya 2,5 cm dan dapat
dilihat sebagai suatu tonjolan transparan dari permukaan ovarium. Sebagai hasil

31
akumulasi cairan, rongga folikular meningkat ukurannya, dan oosit melekat pada dinding
folikel melalui pedikel yang dibentuk oleh sel granulosa. Pada saat sel-sel granulosa tidak
berkembang biak dalam bagian pengumpulan cairan tersebut, maka lapisan granulosa
menjadi lebih tipis.Sel-sel granulosa yang membentuk lapisan pertama mengelilingi ovum
dan oleh karena itu, menjadi memanjang dan membentuk korona radiata yang menyertai
ovum ketika meninggalkan ovarium. Korona radiata masih ada ketika spermatozoa
menyuburkan ovum, hal itu dipertahankan untuk beberapa waktu selama perjalanan sel
telur melalui saluran telur.
Folikular atresia Meskipun terdapat kira-kira 400.000 folikel pada saat lahir, hanya
450 folikel yang menjadi matang. Sekitar 95% menjadi atretikum/atresia, folikel itu
mengalami degenerasi melalui autolisis dan oosit mati dan dibuang oleh fagositik pada
setiap tingkat perkembangan folikel. Atresia terjadi di folikel primer meninggalkan
ruang dan segera diisi oleh stroma.Sisa autolisis folikel primer dan folikel sekunder
dibawa oleh makrofag dan dirubah, digantikan oleh stroma bersama dengan serat
kolagen yang bergelombang Sisa ini sedikit demi sedikit diambil dan diperbaharui ke
dalam jaringan stroma yang normal.Proses tersebut ditandai dengan berhentinya
mitosis pada sel granulosa, detasemen sel granulosa dari lamina basal dan matinya
oosit.Meskipun folikular atresia berlan gsung dari sebelum kelahiran sampai beberapa
tahun setelah menopause, ada saat-saat dimana sangat kuat. Hal ini sangat ditekankan
hanya setelah lahir, ketika efek dari hormon berhenti dan selama pubertas dan
kehamilan, ketika ditandai modifikasi hormonal kualitatif berlangsung.

Meskipun sel -sel granulosa dan oosit mengalami degenerasi selama folikular
atresia, sel teka interna sering bertahan dan menjadi sekretor steroid yang aktif. Sel
teka yang aktif ini dinamakan sel interstitial. Kejadian dari kecil hingga menopause,
sel-sel ini mengeluarkan sejumlah kecil androgen.
Asal usul dan matangnya oosit
Endoderma dari kantong kuning telur mengembangkan sel germinal primer yang
bergerak ke daerah genital dan kemudian di ovarium berkembang. Lapisan sel basal yang
dibungkus dengan sel folikel diratakan disebut sebagai folikel primer. Sel-sel ini
mengalami profase dari pembelahan meiosis pertama. Saat itu dinamakan oosit primer.
Pembelahan meiosis pertama dilengkapi hanya sebelum pembuahan. Kromosom
sama-sama dibagi menjadi sel-sel anak, tetapi salah satu oosit sekunder

32
mempertahankan hampir pada semua sitoplasma. Yang lainnya menjadi badan kutub
pertama, sebuah sel yang sangat kecil terdiri dari nukleus dan minimal jumlah
sitoplasma.
Dengan seketika setelah pengeluaran dari badan kutub pertama dan sementara masih di
wilayah ovarium kortikal, nukleus dari sel telur mulai pembelahan meiosis kedua,
yang berhenti pada metafase dan akan selesai hanya ketika fertilisasi berlangsung.
Fertilisasi terdiri dari penetrasi ovum oleh spermatozoa. Se telur yang telah mengalami
fertilisasi dikenal sebagai zigot.

Ovulasi
Biasanya, ovulasi terjadi kira-kira pertengahan siklus menstruasi, siklus sekitar hari
ke-14 dari 28 hari. Ovulasi melibatkan robeknya/pecahnya folikel matang dan pelepasan
ovum. Ovulasi terjadi mendahului dan tiba-tiba merangsang dalam produksi hormon
luteinizing (LH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Volume cairan folikuli
dalam peningkatan folikel antrum, ovum bersama dengan korona radiata yang
membungkus, memisahkan diri dari kumulus oophorus dan mengapung di folikel
antrum. Stroma menjadi rata mungkin karena kegiatan kolagenase dan menjadi iskemia
antara folikel pra ovulasi dan permukaan ovarium yang menunjukkan sisi mulainya
pecah atau dikenal dengan stigma. Selama pemecahan, sel telur bersama dengan utuhnya
korona radiata, melepaskan dari ovarium dan ditangkap oleh tuba uterin. Ketika ovum
tidak mengalami pembuahan apapun dalam waktu 24 jam, maka akan mengalami
degenerasi.

KORPUS LUTEUM
Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dan teka interna itu dibentuk di ovarium yang
membentuk sebuah kelenjar endokrin yang dinamakan korpus luteum (badan kuning).
Perkembangan korpus luteum. Setelah ovulasi, folikel runtuh dan sel-sel granulosa
membungkus menjadi lipatan. Perdarahan ini diobservasi tetapi dalam jumlah kecil dari
pemecahan menabrak di bagian tengah. Sel-sel dalam lapisan granulosa dan teka folikuli
interna meluas dan menunjukkan atau muncul sebagai hormon steroid yang memproduksi
sel-sel. Sel-sel granulosa lutein yang ukuran selnya besar, pucat dan seperti sel penghasil
progesteron, yang berasal dari sel granulosa. Sel teka lutein yang mensekresi estrogen,
dalam ukuran kecil, digambarkan kuat dan berasal dari teka folikuli interna.

33
Korpus Luteum menstruaticum. Pada saat fertilisasi tidak berlangsung, korpus luteum
mengalami degenerasi sekitar 14 hari.
Korpus luteum dalam kehamilan. Pada saat fertilisasi terjadi, korpus luteum meluas.
Korpus luteum ini bertahan kira-kira 6 bulan, meskipun menurun sedikit demi sedikit, ada
korpus yang tetap ada sampai akhir kehamilan. Korpus luteum dalam kehamilan juga
memproduksi relaksin, hormon polipeptida yang melembutkan jaringan ikat simfisis
pubica, jadi memudahkan panggul selama persalinan (memfasilitasi nifas)
4. Korpus Albicans. Bekas luka dari jaringan ikat padat pengganti korpus luteum
mengalami degenerasi oleh otolisis. Dibandingkan dengan korpus luteum
menstruaticum, korpus luteum dalam kehamilan lebih luas. Jaringan ikat padat ini
menyerupai folikel atretitus dan akhirnya dibawa oleh makrofag.

Hormon dan Fungsi Ovari


Hormon FSH dari dorongan hipofisis folikel tumbuh selama pertengahan siklus
menstruasi. Pertumbuhan folikel memproduksi estrogen. Tingkatan yang tinggi pada
pertengahan siklus dan hal ini menjadi umpan balik negatif dalam produksi FSH.
Dorongan ini berakhir dalam gelombang produksi LH yang mengawasi berakhirnya
pematangan folikel, dorongan ovulasi dan pengawasan perkembangan dan terlihat setelah
korpus luteum.
Korpus luteum itu sendiri memproduksi progesteron dan estrogen. Progesteron
mengalihkan produksi LH, menyebabkan korpus luteum mengalami degenerasi setelah
sekitar 14 hari, kecuali ketika fertilisasi sedang berlangsung. Pada saat ovum mengalami
pembuahan dan sarang di dalam Rahim, chorionic gonadotropin yang diproduksi oleh
plasenta itu tumbuh, menjadi korpus luteum dengan tidak adanya hormon LH.
2. Tuba uterin
Saluran telur menangkap pelepasan sel telur, bertindak sebagai tempat utama untuk
fertilisasi dan membawa sel telur ke uterus, kedua ovum yang sudah mengalami
pembuahan dan yang belum mengalami pembuahan. Ini lebih dikenal sebagai saluran telur
dan tuba falopi. Ada sepasang dari itu, dan itu adalah silinder otot dengan panjang 12
cm.Lumen masing-masing tabung yang dekat dengan proximal diteruskan ke kavum uteri.
Masing-masing tuba melebarkan dari uterus ke arah ovari dengan distatip membuka ke arah
kavum peritoni dekat ovarium.

Tuba uterin bergerak menutup ovarium setelah ovulasi dan menangkap ovum setelah
ovulasi. Tuba Uterin menyediakan area untuk ini, dan hal ini adalah tempat untuk fertilisasi
dan transportasi zigot (atau ovulasi yang tidak dibuahi) ke uterus. Memulai dari bagian
proximal (melengket di uterus) ke arah uterus, ada 4 bagian :

34
a. Bagian interstitialis (atau bagian intramular), adalah sebuah bagian yang berjalan menuju
dinding uterus. Bagian ini terdiri dari mukosa dengan sedikit lipatan dan myometrium
yang didukung tunika muskularis.
Ismus. Bagian sempit yang mengelilingi dinding uterus, meliputi beberapa lipatan mukosa.
Ampula. Bagian pertengahan yang luas, terdiri dari mukosa yang melipat dan bercabang
dan ini adalah tempat berlangsungnya fertilisasi, dan
Infundibulum. Kebanyakan bagian distal yang berbentuk corong terbuka di dekat ovarium.
Selanjutnya lapisan-lapisan mukosa yang berbentuk jari-jari yang dinamakan fimbria,
memproyeksikan dari pintu terbuka menuju ovarium.

Dinding uterin mempunyai 3 lapisan, mereka adalah:


Tunika mukosa. Terdiri dari lamina propria dan lapisan epitel. Paling luas dan
banyak terdapat lipatan mukosa ditemukan di ampula, berkurang ukurannya dan
jumlahnya di tuba uterin menuju uterus. Lapisan ini berbentuk epitelium kolumnar
simplek dan menunjukkan 2 sel-sel utama, yaitu :
Sel kolumnar dengan silia. Silia bertemu di apex yang ditunjukkan gerakan
berirama. Kebanyakan silia bergerak ke arah uterus dan menjadi alat angkut
ovum menuju ovarium dan mendukung transportasi sperma.
Sel-sel peg. Sel-sel yang berukuran kecil dan mengeluarkan lendir terbanyak
diantara sel silia lainnya. Lapisan tebal mucus yang produksi tersebut bergerak
ke arah uterus dengan silia, mendukung transportasi ovum dan blok bakteri
masuk ke cavum peritoni.
Tunika Muskularis. Lapisan ditunjukkan adanya serabut otot halus berbentuk
sirkuler dan serabut otot longitudinal. Kontraksi dari otot ini menggerakkan ovum
menuju uterus.
Tunika serosa. Lapisan paling luar dari tuba uterin dan disebut lamina peritoni
viskeralis.

35
3. Uterus
Uterus yang diselimuti oleh mukosa (endometrium), yang mengalami periode
perubahan struktur yang diawasi oleh hormon ovary. Perubahan ini menyiapkan uterus
berkaitan dengan perannya sebagai implantasi dan tempat pengisian untuk ovum yang
mengalami fertilisasi.
Uterus adalah organ muscular yang yang muncul dan ditemukan di samping kavum
pelvis.
Organ ini disamping untuk implantasi embrio dan perkembangan awal.
Menurut anatomi, uterus dibagi menjadi 3 area:
Badan atau korpus. bagian paling besar, bundar dan berada di tengah.
Fundus adalah perluasan dari korpus di atas muara tuba uterin.
Servik atau leher, sempit dan hasil perluasan uterus menuju ke bawah dan masuk
menuju kanalis vaginalis.
Fundus dan korpus yang dikomposisikan menjadi 3 lapisan dinamakan endometrium,
miometrium dan perimetrium (tunika serosa atau adventitia).

a. Endometrium
Tunika mukosa uterus yang dikomposisikan epitel kolumnar simplek didukung oleh
lamina propria. Glandula tubular simplek melebar dari permukaan menuju lamina propria.
Endometrium menerima vaskularisasi ganda yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Stratum fungsionale. Juga dikenal sebagai pars fungsionalis, disebut lapisan
superfisial sementara. Sangat peka pada hormon ovarium dan mengalami pengecilan
dan siklus pengelupasan. Lapisan ini kemudian dibagi dalam zona compacta (di
bagian superfisial) dan lapisan dalam yaitu zona spongiosa.
Stratum basal. Lapisan ini lebih tebal, berada di dalam dan lapisan ini adalah sebuah
lapisan permanen yang terdiri dari bagian kelenjar endometri dan didukung selama
menstruasi. Stratum basal sebuah epitel yang dibungkus kelenjar melebur dan
terbungkus permukaan keras dikelupas selama menstruasi.
Vaskularisasi : sepasang uterin arteria membuat cabang membentuk arteri arkuata yang
menyediakan dua set arteria dinamakan arteria rekta ke stratum basal dan arteria konvoluta
menuju pars fungsionale.Vaskularisasi ganda dari endometrium sangat penting dalam siklus
pengelupasan pars fungsionalis. Arteria konvulata tidak muncul lagi, sedangkan arteria rekta
tetap bertahan.

b. Miometrium
Tunika muskularis paling tebal, dibagi dalam 4 lapisan muskula sederhana yang
mempunyai batasan tidak jelas. Pertengahan lapisan meliputi beberapa arteria arkuata
dimana

36
endometrium bervaskularisasi. Muskula sederhana dari myometrium berkembang cepat
selama kehamilan, keduanya hipertropi dan hyperplasia. Pada saat persalinan, hormon
oksitosin dari dorongan hipofisis berkontraksi sangat kuat dan berkewajiban untuk
melepaskan bayi.
c. Tunika serosa dan adventitia.
Lapisan tunika ini menghubungkan jaringan yang membungkus uterus. Fundus
dibungkus oleh kapsul serosa, sedangkan korpus uteri dibungkus oleh tunika adventitia dan
bebas menghubungkan jaringan.

4. Vagina
Organ seperti tabung ini membantu sperma mendorong melalui leher Rahim, sebuah
pintu di bawah uterus. Cairan di lumen vagina memberikan banyak sperma motilitis. Di
bawah pengaruh estrogen, tebalnya epitel vagina dan sel-sel lapisan glikogen yang
dilepaskan menuju lumen selama proses pengelupasan.

5. Alat genital luar


Terdiri dari klitoris (kelentit), labia mayora, labia minora. Juga meliputi banyak.

B. Periode perubahan
Diantara menarche (proses menstruasi pertama) dan menopause, disini terjadi
periode perubahan, biasanya 28 hari, dalam struktur organ dan aktivitas, khususnya
ovarium dan uterus. Koordinasi waktu perubahan ini sangat penting untuk fungsi normal
sedangkan reproduksi diawasi terutama oleh hipofisis gonadotropin yaitu FSH dan LH.
Hormon ini mempunyai pengaruh langsung ke ovarium, Hormon ovarium (estrogen dan
progesteron) mengontrol siklus menstruasi (periode perubahan terjadi di lapisan uterus)
dan mempengaruhi produksi hipofisis gonadotropin melalui umpan balik negatif.

C. Glandula mammae.
Saat glandula mammae juga mengalami perubahan histologi dalam hubungannya
dengan siklus reproduksi, kehamilan, hipofisis dan hormon ovarium, glandula mammae
termasuk di dalam bab ini.

D. Siklus Menstruasi
Endometrium mengalami perubahan periode yang dikontrol oleh hormon ovarium yaitu
estrogen dan progesteron. Kebalikannya, produksi hormon ovarium dikontrol oleh FSH dan

37
hormon LH dari hipofisis dan terhubung dengan tumbuhnya folikel untuk proses ovulasi.
Rata-rata siklus menstruasi diperkirakan 28 hari dan dapat diilustrasikan dalam 3 fase.
Permulaan perdarahan menstruasi biasanya di hari pertama siklus.

1. Tahap menstrual. Dalam tahap ini terjadi pada 3-5 hari pertama dalam siklus.
a. Perubahan pada endometrium Penurunan produksi korpus luteum menstruaticum
menyebabkan kontraksi singkat dari areteria convulata. Hal ini menyebabkan
iskemia, degenerasi dan pengelupasan pars fungsionalis. Potongan jaringan dari pars
fungsionalis bersama dengan darah dan jaringan uterus melepaskan diri melalui
vagina sebagai cairan menstrual. Karena arteria recta dimana vaskularisasi lamina
basal tidak bereaksi dengan perubahan hormonal, lamina basal tetap sama.
Perubahan yang terkait dengan ovarium. Tidak adanya chorionic gonadotropin dari

embrio, korpus luteum mengalami degenerasi dan produksi progesteron berhenti.

Fase proliferasi/fase folikular. Fase ini terjadi di 4-6 dari 14 hari.


a. Perubahan endometrium Dibawah pengaruh tingkat perubahan estrogen, endometrium
digenerasi mulai dari sisa lamina basalis/stratum basal. Saat pars fungsionale menebal,
kelenjar memperpanjang dan relatif lurus.
Perubahan berkaitan dengan ovarium. Dibawah pengaruh hormon FSH dari hipofisis,
folikel tumbuh dan memproduksi estrogen. Pengaruh LH di hari ke-14 menyebabkan
ovulasi dan mendukung perkembangan korpus luteum.

Sekresi/fase luteal. Stadium ini terjadi di hari ke-14 sampai ke-28.


Perubahan endometrium. Di bawah pengaruh hormon progesteron dari korpus luteum
yang berkembang, menyebabkan kelenjar tumbuh, lumen membesar dengan
endometrium dikeluarkan. Jaringan penghubung adalah oedem dan menyebabkan
menebalnya endometrium. Kelenjar menjadi lebih bengkok, menunjukkan seperti gigi
di persiapan longitudinal, meningkatnya pengeluaran glikoprotein (nutrisi
makanan untuk Arteria menjadi bengkok dan memanjang dan tumbuh menuju
permukaan luminal. Di hari ke-20 siklus menstruasi, endometrium yang maksimal
disiapkan untuk menerima implantasi embrio. Dengan tidak mengimplantasi embrio,
siklus menstruasi dimulai lagi.
b. Perubahan dihubungkan dengan ovarium. Hormon LH didukung perkembangan
korpus lutein. Sel granulosa lutein mulai memproduksi progesteron dan sel teka

38
lutein memproduksi estrogen. Pada akhir fase ini, dengan adanya chorionic
gonadotropin dari embrio diimplantasi, korpus luteum mengalami degenerasi dan
produksi progesteron berhenti.

E. Serviks uteri
Permukaan luar serviks uteri menabrak kedalam lumen vagina. Dinding yang utama
terdiri dari jaringan penghubung yang keras dan hanya berisi jumlah kecil otot sederhana.
Mukosa yang meliputi epitel kolumnar simplex dan banyak kelenjar servikalis tersebut
adalah lapisan permukaan serviks interna (kanalis servikalis). Sedangkan lapisan serviks
uteri di permukaan eksternal dilapisi dengan epitelium stratificatum squamosum (bagian
permukaan vagina). Meskipun serviks mukosa tidak mengelupas selama menstruasi,
periode perubahan terjadi di dalam jumlah dan mengeluarkan viskositi. Untuk contohnya,
selama ovulasi, pengeluaran yang berisi berkurangnya air berpenetrasi menjadi sperma;
sedangkan di fase luteal dan selama kehamilan, selama ovulasi pengeluaran berlebih dan
viscus. Dilatasi serviks persalinan terdahulu disebabkan aktivitas kuatnya kolagen didalam
dinding serviks uteri.

F. Plasenta
Plasenta adalah sebuah organ sementara yang mulai berkembang selama implantasi.
Plasenta yang terdiri dari jaringan embrio (chorion frondusum) dan jaringan ibu (desidua
basal). Plasenta mengirim nutrisi dan oksigen dari ibu ke embrio, membersihkan darah
dan mengeluarkan hormon.
Tahap pembentukan plasenta:
Lakuna. Sinsitiotropoblastus membungkus dan membentuk banyak kelompok jaringan
endometrium yang terdiri dari pembuluh darah. Enzim yang dikeluarkan oleh
sinsitiotropoblastus dari jaringan ibu, meninggalkan ruangan (lacuna) dan merusak
pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah mengisi lacuna dengan darah ibu.
Vili primarius. Vili primarius adalah sebuah zat padat atau penghalang pertumbuhan
masuk ke lacuna. Vili primarius ini terdiri dari sinsitiotropoblastus dan sitotropoblastus.

Vili sekunder. Mesenkim dibawah embrional tambahan mengaliri vili primaries,


membentuk vili sekunder, meliputi sinsitiotropoblastus, sitotropoblastus dan mesenkim
inti embrional tambahan.
Vili tertius. Mesenkim embrional tambahan didalam vili sekunder menunjukkan perbedaan di
pembuluh darah yang akan kemudian membentuk penghubung pembuluh umbikulus. Vili
tertius yang terdiri atas sinsitiotropoblastus, sitotropoblastus, dan mesenkim embrional

tambahan vili sekunder dan pembuluh darah di pertengahan.

39
Fungsi Plasenta
Fungsi utama adalah untuk menggerakan nutrisi dan substansi tak terpakai dari satu
tempat ke tempat lain. Pada hari ke 23 kehamilan, pembuluh darah fetus mulai berputar
melalui vili tertius. Nutrisi dari darah ibu di lacuna mencapai perputaran fetalis
disampaikan melalui sinsitiotropoblastus. Sitotropoblastus yang kemudian tidak tampak
setelah semua sel memimpin peleburan dengan sinsitiotropoblastus, lamina basalis
tropoblastus, mesenkim embrional tamabhan, membrana basalis sel endothelial dari
pembuluh darah didalam vili tertius dan endothelial fetalis. 6 lapisan berbentuk lorong
plasenta yang hanya boleh dipilih substansinya mendapatkan jalan dan dari perputaran
ibu-anak. Batasan antara maternal dan jaringan fetal ditandai dengan fibrinoid, lapisan
hasil nekrosis. Lapisan ini dapat mengembangkan lorong antigenik, yang dapat
digambarkan sebagai salah satu toleransi maternal dari fetal antigen (viceversa).
Pengeluaran hormon plasenta. Plasenta memproduksi chorionic gonadotropin, chorionic
tirotropin, chorionic kortisotropin, estrogen, progesteron, prolaktin dan laktogen
plasenta.

G. Vagina
Vagina adalah tabung/otot silinder yang meluas dari servik uteri ke genital luar.
Dinding ini tidak berkelenjar dan vagina lubrikasi terlibat pengeluaran yang diproduksi oleh
glandula servikalis dan glandula bartolini dan glandula mukosa kecil didalam vestibulum.
Dinding vagina mempunyai 3 lapisan:
1. Tunika Mukosa
Lapisan ini terdiri dari epitelium stratificatum squamosum, kaya akan glikogen
dan yang didukung oleh lamina propria meliputi banyak fiber elastis. Metabolisme
bakteri glikogen dari sel pembungkus mengelupas masuk ke lumen vagina menyebabkan
tersimpannya asam laktasit dan menyebabkan vagina mempunyai sedikit pH/keasaman.
Pembuluh darah kapiler kebanyakan ditemukan di lamina propria yang merupakan
sumber cairan melimpah membocor menuju lumen selama rangsangan seksual. Vaginal
mukosa hanya terdiri dari sedikit tips saraf sensorik.

40
2. Tunika muskularis
Keutamaannya terdiri dari ikatan longitudinal dari serat otot halus. Tunika
muskularis ini dibungkus beberapa ikatan melingkar, terutama di dalam (selanjutnya
menuju mukosa).

2. Tunika adventitia
Tunika adventitia sebagian besar pembungkus luar zat padat yang
menghubungkan jaringan vagina. Tunika ini kaya dalam serat elastis dan terdiri banyak
pembuluh darah venosus, ikatan saraf dan kelompok sel saraf yang bagus.

SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI


Sistem genital maskulin yang dikategorikan ke dalam organ genital maskulin
interna meliputi testis, pembuluh genital, pembuluh deferen, kelenjar aksesoris (vesikula
seminalis, glandula prostate, glandula bulburetralis) dan organ genital maskulin luar,
meliputi penis dan uretra (saluran kencing).

ORGAN GENITAL LAKI-LAKI DALAM


A. Testis dan epidimis
Fungsi dan struktur ini adalah diawasi oleh hormon gonadotropin. Fungsi testis
adalah produksi spermatozoa dan hormon androgen. Struktur: benda ini dikomposisikan
menjadi pembungkus skeleton dan system pembuluh.
Pembungkus
luar a. Tunika
vaginalis
Dua stratum berfungsi sebagai kantong, mesotelium.
Pembungkus permukaan testis anterior
Tunik albuginea
Zat padat fibrous penghubung jaringan
Tunika ini adalah berbentuk kapsul, paling tebal, berada di sepanjang
permukaan posterior, berbentuk testis mediastinum.
d. Tunika vaskulosa: sangat lemah
Struktur dalam
a. Septa, disebut sebagai perpanjangan tunika albuginea, berada didalam masing-
masing testis dan testis dibagi menjadi ±250 lobulus.

41
b. Lobulus, masing-masing ditemukan 1-4 tubulus seminiferous, mempunyai
karakterisktik eksokrin dan penghubung lepasnya jaringan, diantara tubulus
ditemukan endokrinositus interstitialis (leydig) yang mempunyai karakteristik
endokrin (produksi testosteron).

Sistem pembuluh darah


a. Tubulus seminifer convolutes, lumen berada ketika fetus berusia 7 bulan.
Dinding ini dibuat oleh sel lapisan, terdiri dari 2 macam sel-sel yaitu gonositus dan
substentakularis seluler.
Gonositus, sel genital, berbentuk 3 stratum, dari luar menuju ke dalam/basal
ke lumen, spermatogonium, dengan gambar mitosis. Ada 2 jenis, yaitu:
Tipe A, nucleus oval, kromatinum dengan bentuk granula kecil di
tepi membrane basal.
Tipe B, nucleus cakram, kromatinum dengan gumpalan jelas.
Setelah mitosis, sel menjadi spermatositus primer.
Spermatositus primer, nukleus dengan gambar meiosis.
Spermatositus sekunder, sel paling kecil, melekat di lumen.

Spermatidium, sel horizontal dengan ovoid nukleus.


Spermatozoa:
- Di dalam testis dimana spermatozoa medium yang melekat pada
epiteliositus sustentans (selulae sustentacularis), yang dulu dinamakan sel
Sertoli.
Berada di epidimis, didalam lumen.
Selulae sustentakularis, sebuah pyramid seperti nukleus.
Didalam testis tubulus seminiferous, bila ini tidak dipotong horizontal, ada
6 kelompok sel, masing-masing kelompok berbeda struktur spermatogenik.
Dalam kelompok 6 strukturnya adalah:
(Dari lumen basal) - Spermatogenema tipe A
Spermatositus zigot I
Spermatositus pociten I
Meiosis spermatositus
Spermatositosis II
Spermatidium (spermiogenesis)
<> Membran limitan di epitel luar terdiri dari :
Stratum basal, didalamnya banyak stratum, sebuah penghubung jaringan.
Stratum mioideum, Terdiri dari jaringan kontraktil yang terhubung seperti
zonula occluden.

42
Stratum fibrosum. Lapisan paling luar. Testis intersitium, jaringan yang berada
diantara tubulus seminifer convolutus. Di sini tempat dimana kita dapat
menemukan sel penghasil hormon androgen dinamakan endokrin interstitialis di
mana dinamakan LEYDIG.
Tubulus senimiferus rektus, bergerak lurus kedalam testis rete.
Pentingnya karakteristik adalah:
Spermatogenesis tidak terjadi di tubulus
Bilik ini dilengkapi oleh:
Epitelium cuboideum
Sel pendukung (celluae sustentacularis)
Rete testis, dibungkus oleh epitelium cuboideum,
Ductuli efferentes bergerak ke caput epidimidis. Ruangnya adalah:
Epitelium kolumnar simplek dengan silia didukung spermatozoa menuju
epididimidis
Epitelium simplek cuboideum, menyerap keluaran dari tubulus seminiferous.
Membran basalis

Stratum fibromuskularis, dikomposisikan oleh otot non striatus dan jaringan


penghubung tebal.
Ductus epididimidis, melengkung dan ditutupi dengan menghubungkan jaringan,
sehingga membentuk korpus dan kauda epididimidis. Ruangan ini dibungkus oleh
epitelium pseudostratifikatum dengan 2 jenis sel :
Epiteliositus basalis: paling sedikit, di dasar epitel
Epiteliositus mikrovilosus: tinggi, permukaan sel bebas dilengkapi dengan
mikrovilus, yang dikenal dengan stereosilia. Sel ini mengeluarkan
glikeropospokolin yang diasumsikan mencegah kapasitasi dan glikoprotein di
mana fungsinya belum diketahui.

DUCTUS DEFERENS
Tunika imukosa, melipat membentuk mukosa plicae, dengan:
Epitelium pseudostratifikatum: tidak muncul lagi pada ampula stereosilia.
Lamina propria meliputi serat elastis.
Tunica muskularis, kuat,khusus, mempunyai 3 stratum, dinamakan:
Stratum longitudinal internum
Stratum sirkular, tebal dan
Stratum longitudinal externum

43
Tunica adventitia, hilangnya penghubung jaringan, elastis, meliputi pembuluh darah,
limpa, saraf, dan muskulus kremaster.

Di bagian ampula :
Luasnya lumen, tunika muskularis menjadi tebal dan
Mukosa sangat berlipat seperti vesikula seminalis.

C. Kelenjar Pendukung
Fungsi kelenjar penghubung adalah untuk menghasilkan keluaran yang berfungsi
sebagai media untuk mengaktifkan gerakan.

1. Vesikula seminalis
Ini adalah sebuah pembuluh yang sangat lengkung. Struktur dan fungsi
pembuluh ini diawasi oleh hormon. Tunika mukosa, dilipat menjadi bisa meningkat
lebar permukaan yang meliputi sel sekretonik dan bisa berkembang bila dikeluarkan
semua. Ini berisi epitel columnar pseudostratifikatum kaya butiran sekretori yang
memiliki karakteristik ultrastruktur dari sel syntesizing protein.
Lamina propria dari vesikula seminalis yang kaya serat elastis dan dikelilingi oleh
lapisan tipis dari otot halus. Lekatan, kental kekuningan dari vesikula seminalis
mengandung spermatozoa-mengaktifkan zat-zat seperti fruktosa, sitrat, inositol,
prostaglandin, dan beberapa protein.
Karbohidrat diproduksi oleh kelenjar dihubungkan dengan system reproduksi laki-laki
dan dikeluarkan di cairan seminal yang menjadi sumber energy dari motilitas sperma.
Fruktosa monosakarida adalah bagian yang paling melimpah dari karbohidrat.
70% ejakulasi manusia mula-mula di vesikula seminalis. Tingginya sel epitel dari
vesikula seminalis dan derajat dari aktivitas proses sekretori adalah bergantung
testosteron.

Kelenjar Prostat
Kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar bercabang bermuara di saluran uretra
prostat. Kelenjar ini memproduksi cairan prostat dan meyimpannya di dalam untuk
pengeluaran selama ejakulasi. Proetate dikelilingi oleh sebuah seratan kapsul yang kaya
di dalam otot halus. Septa dari kapsul ini kaya akan otot polos. . Septa dari kapsul ini
menembus kelenjar dan membagi menjadi cuping yang tak jelas di laki-laki dewasa.
Menjadi sangat luar biasa sebuah stroma fibromuskular sangat kaya mengelilingi
kelenjar.
Prostat mempunyai 3 zona terang. Yang pertama zona sentral. Zona ini mempunyai
sebuah epitelium pseudostratified dan menduduki 25% dari volume kelenjar. Zona
kedua adalah zona peripheral, 70% dari kelenjar yang mempunyai banyak epitelium

44
teratur dan sisi utama dari kanker prostat. Yang ketiga adalah zona transisi, memiliki
kepentingan medis karena adalah sisi di mana tumor prostat paling jinak berasal.

3. Glandula bulbouretralis
Tubuloalveolar dengan diameter 3-5 mm, ditutupi oleh tunika mukosa dengan
epitelium cuboid simplex. Skeletal dan otot sel halus yang diberikan di dalam septa yang
membagi masing-masing kelenjar kedalam cuping.

ORGAN GENITALIA LAKI-LAKI LUAR


A. PENIS
Penis terdiri dari sepasang korpus cavernosum dan satu korpus spongiosum.
1. Korpus cavernosum penis
Disamping dorsal, dibungkus oleh tunika albuginea; tebal kira-kira 0,5 mm,
komposisinya terdiri dari serat kolagen sirkuler (bagian dalam) dan longitudinal
(bagian luar). Ada trabecular terdiri dari textus connectivus elasticus, otot non striatus,
ini ditutup oleh endothelium di samping dekat cavernae. Cavernae adalah suatu tempat
berlubang (seperti coral) dimana menjadi lebih besar ketika menutup di tengah.

2. Corpus spongiosum penis


Disamping ventral, diameter lebih kecil dan tunika albuginea paling tipis. Kavernae
lebih padat, kecil. Di tengah menembus melalui uretra.
B. URETRA
Uretra diklasifikasikan kedalam:

Pars prostatika, terdiri dari:

Tunika mukosa:

Ditutupi oleh epitelium transisional, pseudostratifikatum, stratifikatum kolumnar


(bagian terbesar)
Lamina propria, dikomposisikan oleh serat elastis penghubung jaringan.

*Tunika muskularis:
- Stratum longitudinal
-Stratum sirkular

Pars membraneka. Tunika mukosa ditutupi oleh epitelium pseudostratifikatum;


lamina propria terdiri dari otot striatus dan muskulus spinter eretra.

Pars spongiosa/pars cavernosa. Tunika mukosa meliputi epitelium pseudostratifikatum


dan stratifikatum kolumnar; lamina propria. Tutupnya ujung penis, lebarnya lumen

45
uretra dan bentuk fossa navikularis ditutup oleh epitelium squamosum stratifikatum
dengan sel penutup (sel piala)berfungsi sebagai

PETUNJUK KELAS PRAKTIKUM


SISTEM GENITAL FEMININA

OVARI (Pelengkap ovari dengan folikel ovari)


Persiapan : SG-7a; H
E Pengamatan:
Ovarium lengkap
Epitelium
Tunika albuginea : Zat padat berserat terhubung dengan jaringan,
Korteks:
Sel otot
Folikel ovari dengan tahap bermacam-macam pertumbuhan.
Medulla : fibromuskuler terhubung jaringan dengan pembuluh darah.
Folikuli ovarici
Temuan dan lokasi :
Folikulus ovarikus primordialis dengan ovogonium dan epitelium squamosum.
a. Folikulus ovarikus primer unlaminar dengan ovogonium dan epitelium cuboideum
simplek. b. Folikulus ovaricus primer multilaminar dengan ovogonium dan epitelium
cuboideum
complex.
Folikulus ovaricus sekunder dengan ovositus dan stratum granulosum : Bilik ini
terdiri dari selulae granulosa, teka folikuli interna, teka folikuli eksterna, folikuli
antrum meliputi liquor folikuli.
Folikulus ovaricus matures (GRAAF)
Kumulus ooporus, terdiri dari ovositus, zona pellucid, korona radiate.
Folikular antrum terdiri dari folikularis stratum granulosum teka folikuli:
fibrovaskuler terhubung jaringan.

TUBA UTERIN (Salphinx)


Persiapan: SG-9; H E
Pengamatan:
Bilik :
Tunika mukosa, berlipat, mempunyai :
Epitelium kolumnar simplek dengan sellulae siliata, sellulae non siliata: sekretoris.

46
Lamina propria : juga lipatan, berbentuk plicae mukosa dengan berbagai ukuran
yang berat, disini terlepasnya hubungan jaringan yang terdiri dari fibroblastus.

Tunika muskularis : otot nonstriatus bentuknya


Stratum sirkular : bagian dalam
Stratum longitudinal : bagian luar

Tunika serosa: jaringan ikat longgar; itu ditutupi oleh mesotelium dari bagian
luar. b. Lumen
Batas lumen yang tidak muncul teratur pada bagian horizontal.

UTERUS (Korpus uteri)


Persiapan : SG-10;HE
Pengamatan :
Endometrium : tunika mukosa ini terdiri dari :
Epitelium kolumnar simplek, terdiri dari sellulae siliata dan sellulae non siliata.
Lamina propria sebagai stroma endometrialis. Muncul glandula uterin.
Endometrium diindikasikan beberapa stratum, dari bagian dalam ke bagian luar
stratum fungsionale. Stratum compactum dan stratum basal.
Perhatikan karakteristiknya.
Miometrium : tunika muskularis mempunyai stratum:
Stratum submukosum otot horizontal, melingkar dan beberapa miring.
Stratum vascular : tebal, penuh dengan pembuluh darah.
Stratum supravaskular : serat, melingkar dan otot horizontal.
Stratum subserosum : serat otot horizontal,

tipis. c. Perimetrium: berdasar pada tunika serosa

VAGINA
Persiapan :SG-12; H
E Pengamatan:
- Tunika Mukosa
*Epitelium squamosum nonkomifikatum. Sel-sel itu berbentuk :
Stratum superfisial : sel kubus
Stratum intermedium: sel polihedral
Stratum basal: sel kolumnar
*Lamina propria: bebasnya penghubung jaringan dengan pembuluh darah dan
limpositil. - Tunika muskularis: otot nonstriatus yang membentuknya
> Stratum sirkular

47
> Stratum longitudinal: paling banyak, khususnya di pertengahan bagian luar

PLASENTA
Persiapan : SG-17; H E
Pengamatan:
Pars maternal endometrium basal dengan selulae
b. Pars fetalis villi chorialis
Dilapisi oleh epitelium yang terdiri dari 2 macam sel :
Sitotropoblastus : bagian dalam
Sinsitio tropoblastus : bagian luar
Meliputi :
Jaringan mesenkim
Pembuluh darah
c. Spetum intervilosum: darah ibu terisi di ruang antara pars fetalis dan pars maternalis.
Juga diamati struktur dari tropoblastus.
Selluale gigantika : sel besar
Subtantia fibronoidea sebagai hasil degenerasi.

PERTANYAAN;
Bagaimana bisa folikuli ovarici terjadi?
Bandingkan gambaran histologis ovarium setelah persalinan bayi dan setelah
menopause!
Jelaskan gambaran histologi endometrium berdasar dari siklus sekularis!
Apa yang terjadi pada sel otot uterus selama kehamilan?

PETUNJUK KELAS PRAKTIKUM UNTUK SISTEM GENITAL MASKULIN

1.TESTIS
Persiapan: SG-2; H E
Mengamati rendahnya Pembesaran
Kapsula testis : berkumpul di mediastinum testis
Tebalnya tunika albuginea textus penghubung fibrosus.
Tunika vaskulosa dibawah tunika albuginea, dipenuhi pembuluh darah
Tubulus seminifer convolutus
Duktuli eferen: lumen yang penuh spermatozoa
Interstitium: diantara tubulus seminifer convoluta

Mengamati tingginya pembesaran

48
Tubulus seminifer convolute. Di dinding ini bisa dikategorikan ke dalam 2 sel:
Gametositi; berdasar pada tahap, perkembangan diketahui sebagai
spermatogonium spermatozoa primer, spermatositus sekunder,
spermatidium spermatozoa.
Subtentacularis selulae (SERTOLI) sebagai sel pendudkung, besar.
Duktuli efferent dengan epitelium pseudostratifikatum siliatum
Interstitium dengan hormon androgen yang memproduksi dinamakan:
Endokrisitus (LEYDIG) : - besar, tidak teratur, sering ditemukan di kelompok.
nukleus bundar.
DUKTUS DEFEREN
Persiapan : SG-3; H
E Pengamatan:
Tunika mukosa : lipatan, berbentuk plicae mukos
Epitelium pseudostratifikatum kolumnar
Tunika muskularis :diamati seberapa tebal stratum pada otot non sriatus ini:
Stratum longitudinal internum.
Stratum sirkular
Stratum longitudinal eksternum
c. Tunika adventitia: tipisnya pembuluh darah.

GLANDULA PROSTATA
Persiapan : SG-4; H E
Mengamati kelenjar tipe tubulus alveolar komposita.
- Kapsula:
*Bentuk septa
*Meliputi : - Jaringan penghubung tebal
Otot fibrosa horizontal
Alveolus : disini mengamati :
Tunika mukosa dengan cuboideum atau epitelium squamosum, lebih sering
mempunyai pseudostratifikatum.
Karakteristik dengan membran basal tipis dan lamina propria terdiri jaringan
fibromuskular dengan kolagen dan serat elastis, otot halus.

4. SEMINAL VESICLES
Persiapan: SG-5; H E

49
Tunika mukosa dengan garis epitelium kolumnar pada permukaannya, adanya
rendahnya sel basal yang melingkar.
Tunika muskularis terdiri dari otot halus yang ditempatkan pada beberapa
petunjuk, serat predominat sirkular pada lapisan dalam dan serat longitudinal
pada lapisan luar.
Tunika adventitia, dikelilingi oleh jaringan penghubung areolar yang dipegang
sebuah rendahnya pembuluh darah kecil.

PENIS
Persiapan:
SG-6
Pengamatan:
Sepasang korpora kavernosa, sebuah tempat yang berkaitan dengan punggung,
dibungkus oleh lapisan resisten dari jaringan penghubung tebal, tunika
albuginae, mempunyai sebuah cabang sebagai trabekulai, kavernae fulfill
korpora ini dengan kayanya pembuluh darah.
Satu korpus spongiosum, sebuah tempat yang mengenai perut dan mengelilingi
uretra, mempunyai cavernae terkecil.
- Epidermis tipis dan bungkus dermis di luar penis.

PERTANYAAN
Sebutkan perbedaan antara struktur tubulus seminifer convolutes, duktus
epidimidis dan duktus deferen!
Sebutkan peranan sel SERTOLI dan LEYDIG!
Sebutkan tanda morfolofi praktik untuk mengidentifikasi dan membedakan antara
spermatogonium, spermatositus primer, spermatositus sekunder, spermatidium
dan spermatozoa!
Apakah keuntungan dari glandula prostatica dan vesikula seminalis?
Sebutkan pola epitel uretra berdasarkan pada area itu.
Jelaskan secara singkat!

50
ANATOMI PATOLOGI
PETUNJUK PRAKTIKUM

Sistem reproduksi Wanita dan Payudara


Kasus 1
Seorang wanita 40 tahun mempunyai darah menstruasi yang tidak berhenti-henti.Dalam
pemeriksaan klinik, ada sebuah konjunktiva bulbi anemic, pengobatan tidak bekerja,
kuretase dilakukan dan hasilnya dikirim ke lab.

Lemah dan Kuatnya Pembesaran secara makroskopik


Ada sebuah jaringan endometrial dengan hyperplasia dari kelenjar epitel, stroma
seluler. Kelenjar epitel yang hiperplasianya terdiri dari beberapa lapisan dari sel epitel,
beberapa kelenjar lumen asinus melebar.

Diagnosis: Kelenjar endometrial hiperplasia

Kasus 2
Seorang wanita berumur 70 tahun mempunyai riwayat leukorea sejak 2 tahun lalu dan
prolapse uterus yang juga terjadi. Histerektomi pervaginam dilakukan, di dalam
serviks, ada sebuah keputihan dan permukaan agak keras, dan preparat mikroskopik
yang dibuat dari serviks.

Pembesaran lemah secara makroskopik


Ada lapisan epitel datar yang tebal, dengan sel basal berkembang biak banyak sampai
setengah ketebalan epitel.

Pembesaran kuat secara makroskopik


Perhatikan bentuk sel basal, intinya relative lebih besar dan kromatin agak kasar dan ada
fisiologi mitosis di beberapa sel.

Diagnosis: displasi pertengahan dalam servik


uteri Kasus 3
Seorang wanita tua berumur 75 tahun mempunyai prolapse uteri, tanpa gejala klinis
lainnya.

57

51
Pembesaran lemah secara makroskopik
Ini ditunjukkan bahwa ada lapisan tipis dari endometrial di dinding uterus, stroma
adalah sebuah zat padat yang sedikit.
Pembesaran kuat secara makroskopik
Adanya sebuah kelenjar asini dengan bagian pengurangan sel silindrikal.

Proses/diagnose: Berhentinya pertumbuhan (endometrial)


Kasus 4
Seorang wanita berumur 30 tahun mempunyai perut besar, dalam sebuah operasi, kista
coklat ditemukan di bagian kiri ovari.

Pembesaran lemah secara makroskopik


Adanya jaringan ovary dengan kista (endometrian

Pembesaran kuat secara makroskopik


Penghubung jaringan yang berkembang biak mempunyai banyak fibroblast dan

Kasus 5
Seorang wanita tua berumur 35 tahun mempunyai gumpalan besar seprti buah rambutan
di payudara kirinya. Pinggirnya tidak jelas, terba kistik. Seluruh gumpalan diangkat.

Pembesaran kuat dan lemahnya secara makroskopik


Adanya jaringan payudara dengan perkembangbiakan dari jaringan penghubung dan
kelenjar dapat dibentuk, beberapa membentuk perlebaran. Adanya epitelium duktus juga
yang beberapa lapisannya dari sel-sel.
Diagnosa: halaman lesi fibrosistik

Kasus 6
Adanya sebuah gumpalan di perut kanan; setelah operasi, ada sebuah tumor di ovarium
kanan.

Pembesaran lemah secara makroskopik


Smear beratnya tumor dengan sistik berstruktur dengan fibro-jaringan vaskular
dibawahnya.

Pembesaran kuat secara makroskopik


Tumor terdiri atas asinar ke sistik vaskular, meliputi sel-sel, khususnya satu sel lapisan
dan masih terlihat seperti sel silinder tetap lebih dulu mempunyai banyak lapisan.
Banyaknya sel-sel nukleus yang berada di sel basal, dengan hasil musin di sel
(vakuolisation) atau kista lumen.

Diagnosis: kistadenoma musinosum

52
Kasus 7
Seorang wanita berumur 30 tahun komplain tentang s a k i t n ya d i p e r u t k i r i .
Setelah diperiksa oleh dokter, ada sebuah gumpalan di perut kiri. Laparotomy sudah
dilakukan dengan diangkatnya gumpalan.

Makroskopik
Kista lengkap berukuran 5x10x15, halus di luar dinding ketika dipotong, cairan
transparan berasal dari kista. Disebut kista multilokular.Dinding ukuran 0.1 – 0.2 cm.

Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik


Penghubung kelenjar yang diselimuti oleh sebuah lapisan epitel kubus, membran basalis
sudah lengkap. Tidak adanya papilari dan pembuluh darah meluas.

Diagnosis: Kistadenoma serosum


Kasus 8
Seorang wanita berumur 45 tahun menderita dari pembesaran uterus, adanya gumpalan
di rahimnya. Histerektomi sudah dilakukan.

Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik


Sel-sel otot yang berbadan tegap di berkas. Sel-sel ini relative monomorf. Nukleus yang
meregangkan, mereka terlihat paralel dan membentuk lingkaran dan mereka pada
akhirnya mengeras. Beberapa bagian yang terdiri atas sebuah degenerasi hialin kecil.

Diagnosis: Leiomyoma
Kasus 9
Seorang wanita Indonesia mempunyai tumor yang sama besarnya dengan telur merpati
di sinistra mammae di atas papillae mammae selama 6 bulan. Permukaanya halus dan
tak terbatas.
Makroskopik
Sampel diperiksa menjadi 2 jaringan yang sama besarnya dengan jagung dan buah
kemiri.Gelindingan normal, permukaan putih, mempunyai zat padat konsisten.

Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik


Jaringan tumor di dalam bentuk lobula yang terdiri dari jaringan penghubung kolagen
atau jaringan miksomatous, juga terdiri atas bagian-bagian dengan dinding epitel.
Beberapa dari itu, bagian yang bundar (perikanalikuler), beberapa dari mereka
berbentuk seperti sebuah kanal peregangan yang bercabang (intrakanalikular).

Diagnosis: Fibroadenoma
Kasus 10

53
Seorang wanita berumur 55 tahun mempunyai kista ovary, dengan diisi oleh bubur
seperti substansi.
Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik
Dinding kista diselimuti oleh lapisan epitel datar. Dibawahnya jaringan dari berbagai
tipe : jaringan penghubung, jaringan sebacea, jaringan gemuk, jaringan perspirasi, saraf
dan jaringan punggung.

Diagnosis: Kista Dermoid


Kasus 11
Pasien berumur 42 tahun dengan gumpalan di lateral atas kuadran payudara, tepi
gumpalan tidak jelas dan tidak mampu bergerak.

Pembesaran lemah secara makroskopik


Adanya jaringan payudara yang mempunyai sarang tumor, beberapa dari bagian
pertengahan sarang tumor yang nekrotik (komedo).

Pembesaran kuat secara makroskopik


Sarang tumor terdiri dari sel polimorp, atipi, ada juga patologi mitosis.

Diagnosis: Pembentukan Karsinoma

54
MIKROBIOLOGI

TOPIK : Pemeriksaan Sipilis


SUB TOPIK : Uji Non Treponemal Antigen

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa bisa menjelaskan tahap-tahap dalam pemeriksaan sipilis.
Mahasiswa bisa menjelaskan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan sipilis seperti hanlnya diagnose infeksi.

BAHAN
PEMERIKSAAN SIFILIS NON TREPONEMAL ANTIGEN
Pada spirochetes memiliki banyak karakteristik struktural ditandai Treponema
pallidum.Mereka panjang, ramping, seperti bentuk sekrup bergulung, berbentuk spiral
atau pembuka botol, basil gram negatif.
Treponema pallidum memiliki lapisan luar atau lapisan glikosaminoglikan. Di dalam
sarung adalah membran luar, yang berisi peptidoglikan dan menjaga integritas struktural
organisme.
Endoflagella adalah flagella seperti organel dalam ruang periplasmik terbungkus oleh
membrane luar.

Morfologi dan identifikasi


Treponema pallidum berbentuk spiral ramping. Organisme yang secara aktif
berpindah tempat (motil), berputar terus disekitar endoflagella mereka, bahkan setelah
melekat pada sel-sel dengan ujung runcing mereka.
Spiral sangat tipis dan tidak mengotori dengan pewarna anilin, tetapi mereka dapat dilihat
pada jaringan ketika diwarnai dengan metode impregnasi perak.
Treponema pallidum belum pernah dikultur terus menerus pada media buatan, dalam
telur subur, atau dalam kultur jaringan. Organisme ini adalah organisme mikroaerofilik.
Dalam seluruh darah atau plasma yang disimpan pada 4ƕC, organisme bertahan hidup
selama setidaknya 24 jam, yang berpotensi penting dalam transfusi darah.

55
Struktur Antigenik
Profil protein Treponema pallidum bisa dibedakan, lebih dari 100 protein antigen
telah dicatat. Endoflagella ini terdiri dari tiga protein inti yang homolog dengan protein
flagellin bakteri lain, ditambah protein yang tidak terhubung sarung. Cardiolipin
merupakan komponen penting antigen treponema. Manusia terhadap sifilis
mengembangkan antibodi yang mampu mencemari T pallidum dengan immunorescence
tidak langsung, melumpuhkan dan membunuh motil hidup Treponema pallidum dan
memperbaiki komplemen dengan adanya suspensi Treponema pallidum atau spirochetes
terkait.Spirochetes juga menyebabkan perkembangan antibodi berbeda seperti zat,
memulihkan kembali, yang memberikan CF positif dan tes flokulasi dengan suspensi
berair cardiolipin diekstrak dari jaringan mamalia normal. Kedua reagen dan antibodi
antitreponemal dapat digunakan untuk diagnosis serologi sifilis.Infeksi alami Treponema
pallidum terbatas pada rombongan manusia.Infeksi pada manusia biasanya ditularkan
melalui hubungan seksual, dan lesi infeksius pada kulit atau selaput lendir alat kelamin.
Treponema pallidum mungkin dapat menembus selaput lendir utuh, atau mungkin masuk
melalui ruang istirahat di epidermis.

Tes diagnosis laboratorium


Spesimen
Cairan Jaringan diungkapkan dari lesi permukaan dini untuk menunjukkan
spirochetes, serum darah untuk tes serologi.
Pemeriksaan darkfield
Setetes cairan jaringan atau eksudat yang berada pada slide dan coverslip ditekan
di atasnya untuk membuat lapisan tipis. Persiapan tersebut kemudian diperiksa di
bawah minyak imersi dengan pencahayaan darkfied untuk spirochetes motil khas.
c. Tes serologik untuk sipilis.

Tes Nontreponemal Antigen. Antigen yang digunakan adalah lipid diekstraksi


dari jaringan mamalia normal. Yang membersihkan kardiolipin dari keluhan
jantung adalah dipospatidilgliserol. Lecitin dan kolesterol ditambah untuk
meningkatkan reaksi terhadap reagen antibody sipilitic. Reagin adalah campuran
dari antibody IgM dan IgA yang ditujukan terhadap cardiolipin- kolesterol-
lecithin komplek. VDRL (laboratorium penelitian penyakit kelamin) dan RPR
(rapid plasma reagen) tes adalah tes antigen nontreponemal yang paling sering
digunakan. Pemanas serum, uji serum reagin dan serum tes pemanas toluidin
merah juga tersedia Ada empat tes didasarkan pada kenyataan bahwa partikel
antigen lipid tetap tersebar dengan serum normal tetapi flokulasi ketika
menggabungkan dengan reagin. VDRL positif atau tes RPR dibangun setelah 2-3

56
minggu pada infeksi sifilis yang tidak diobati dan titer tinggi positif pada sifilis
sekunder.

Tes antibody troponema.


Fluorescent treponemal antibodi (FTA-ABS) ini adalah tes menggunakan
immuno fluorescence tidak langsung (membunuh T pallidum + pasien "s
serum + berlabel gamma globulin antihuman). Ini menunjukkan spesifisitas
yang sangat baik dan sensitivitas untuk antibodi sifilis, jika serum pasien telah
diserap dengan spirochetes Reiter sonicated sebelum tes FTA.
Tes aglutinasi partikel Treponema pallidum menunjukkan spesifisitas yang
sangat baik dan sensitivitas untuk antibodi sifilis jika serum pasien telah
diserap dengan spirochetes Reiter sonicated sebelum tes FTA. Tes dilakukan
dalam percobaan mikrodilusi dengan partikel sensitized gelatin. Sebuah
kesetan diaglutinasi partikel mengindikasi sebuah hasil positif. .Tes ini sama
dengan tes FTA-ABS dalam spesifikasi dan sensitivitasnya.

PERALATAN DAN SUBSTANSI


RPR TEST KIT
Alpha Perisai RPR test kit untuk mendeteksi sifilis.
Dasar: Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh mikroorganisme T.pallidum
spiroketa. Sebagai organisme tidak dapat dikultur pada media buatan diagnosis sifilis
tergantung pada korelasi data klinis dengan deteksi antibodi spesifik melalui uji serologis.
Tes skrining serologis untuk sifilis menggunakan cardiolipin dan lesitin sebagai antigen
yang sederhana untuk melakukan tetapi mungkin menimbulkan sebagian kecil hasil
positif palsu karena tes menggunakan antigen non treponema.
Alpha Shield uji antigen adalah bentuk modifikasi dari VDRL Antigen yang mengandung
karbon mikroparticular yang membantu pembacaan hasil makroskopik Hasil reaktif
ditunjukkan dengan aglutinasi yang mudah terlihat tanpa bantuan mikroskop. Hasil
lemahnya reaksi dapat dengan mudah dan jelas dibedakan dari pola non-reaktif yang
menampilkan penampilan makroskopik halus dan bahkan. Hasil pengujian didapat 8
menit.

Substansi
Alpha perisai Tes Antigen.
Kontrol serum positif dan negatif.
Kartu tes, kartu ini adalah untuk penggunaan dengan suspensi antigen RPR dan
khusus disiapkan kartu dilapisi plastik. Lingkaran dari kartu tes tidak boleh

57
disentuh dengan jari, karena hal ini dapat membatalkan hasil tes. Masing-masing
area uji seharusnya hanya digunakan sekali dan kemudian kartu harus dibuang
atau diajukan untuk referensi di masa mendatang.
Spesimen: serum atau plasma.

Metode kualitatif
1. Pegang pipet diantara ibu jari dan jari telunjuk. Tekan sedang masukkan
u j u n g k e d a l a m s p e c i m e n . Kemudian lepaskan tekanan jari untuk menarik,
mengambil sampel untuk tidak mentransfer elemen seluler
Pegang pipet diatas lingkaran kartu tes dan menekan puting susu untuk
memungkinkan satu tetes jatuh ke kartu. Hal ini penting untuk menjaga alat
penetes dalam posisi vertikal sementara pengeluaran sampel yang akan diuji.
Menggunakan ujung luas pengaduk. Penyebaran sampel dari seluruh
area lingkaran uji.
Melampirkan bagian jarum pada botol plastik. Menarik permukaan antigen untuk
sejumlah tes yang dilakukan. Menjaga jarum dalam posisi vertical, memberikan
satu tetes dijatuhkan ke masing-masing sampel tes. Jangan diaduk lagi.

Hasil interpretasi
Daerah reaktif menampilkan karakteristik aglutinasi mulai dari sedikit (reaktif lemah)
untuk intens (reaktif) hasil reaktif sangat lemah dicirikan oleh agglutinasi kecil di sekitar
pinggiran daerah uji. Negatif tidak menunjukkan reaksi ini dan menampilkan penampilan
makroskopik halus dan bahkan kelihatan.

58
59

Anda mungkin juga menyukai