Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Dosen : Bakaruddin,SE.,MM

Disusun oleh :
Moudi Agriana ( 190301129 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kahadirat Tuhan, karena atas rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen Sumber Daya
Manusia Pada Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk”. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen Sumber Daya Manusia”.
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang
membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................................................................
Rumusan Masalah .........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Staff ...........................................................................................................................
B. Ekspatriat ...................................................................................................................................
C. Kompensasi ................................................................................................................................
BAB III
PERMASALAHAN KASUS
A. Permasalahan.......................................................................................................................
B. Penanggulangan Dampak Masalah ......................................................................................
C. Penyelesaian ........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................................
B. Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Garuda Indonesia ( PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) adalah maskapai penerbangan
nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni
2007,maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute
Eropa karena alasan keselamatan. Namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun
2009. Setahun sebelumnya, maskapai ini telah mendapat sertifikat IATA Operational Safety
Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar
keselamatan penerbangan internasional. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat
dari Skytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus.
Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam. Pada 2012,
Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di antara maskapai –
maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat puas dengan
pelayanan maskapai ini. Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah
menandatangani perjanjian kerja sama dengan Livepool FC Inggris. Pada tahun 2013 Garuda
Indonesia mendapatkan penghargaan “World Best Economic Class” dan “World Best Economic
Seat Class”. Garuda Indonesia menmpatin posisi ke 8 sebagai maskapai penerbangan terbaik
versi Skytrax Bulan Agustus Garuda Indonesia akan membuka rute baru ke Papua Nugini.

Rumusan Masalah
1. Tipe-tipe apa saja yang terdapat di kebijakan staff?
2. Apa yang dimaksud dengan pekerja asing?
3. Apa yang dimaksud dengan gaji dasar?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Staff

Kebijakan staff berkaitan dengan seleksi karyawan. Pada level pertama melibatkan
seleksi individu yang punya keterampilan yang diperlukan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Pada level lain kebijakan staff bisa merupakan alat untuk mengembangkan
dan mempromosikan budaya perusahaan.
Tipe-tipe Kebijakan Staff :
a. Pendekatan Etnosentris
Kebijakan staff etnosentris adalah salah satu kunci manajemen yang di isi oleh
pihak-pihak dari Negara asal. Contoh banyak perusahaan Jepang dan Korea
Selatan seperti Toyota, Samsung posisi kunci operasional perusahaan
internasional masih cenderung dipegang oleh orang-orang dari tuang rumah.
b. Pendekatan Polisentris
Kebijakan staff Polisentris adalah kebijaksanaan dari negara penyelenggara
untuk mengelola cabang. Negara asal memegang posisi kunci dari kepemimpinan
perusahaan . pendekatan polisentris merupakan respon dari kekurangan
pendekatan etnosentris.
c. Pendekatan Geosentris
Kebijakan staff Geosentris menempatkan orang pada pekerjaan yang tepat
diorganisasi, tanpa melihat kebangsaan. Contoh perusahaan Molex merupakan
contoh tepat dalam menempatkan orang dalam posisi yang tepat.

B. Ekpatriat

Pekerja asing adalah masyarakat dari suatu Negara yang bekerja pada beberapa
Negara. Tingkat kegagalan orang yang meninggalkan Negara asal tingkat kegagalan
orang asing ini mewakili kesalahan kebijakan perekrutan karyan untuk mengidentifikasi
individu yang tidak siap keluar negeri. Biaya untuk kesalahan pekerja asing ini tinggi.
Contoh para manajer multinasional yang mengindikasikan alasan kesalahan pekerja
asing yang bersifat penting :
1. Ketidak mampuan untuk melakukan penyesuaian
2. Ketidak mampuan manajer untuk melakukan penyesuaian
3. Masalah-masalah lain dalam keluarga
4. Kepribadian manajer atau kematengan perasaan
5. Ketidak mampuan untuk mengatasi tanggung jawab luar negeri yang lebih besar

C. Kompensasi

Pertama bagaimana kompensasi seharusnya mencerminkan perbedaan nasional


dalam praktek ekonomi dan kompensasi,isu lain adalah bagaimana pekerja asing
dibayar. Pendekatan yang paling umum untuk bayaran atau upah bagi orang yang
meninggalkan negara asal atau bekerja dinegara orang adalah penetapan secara
pendekatan ini menyamakan daya beli antar negara makan dapat menikmati total hidup
yang sama dipenetapan luar negara seperti di negara mereka sendiri. Sebagai tambahan
pendekatan ini menyediakan insentif keuangan antara penempatan tugas yang berbeda.
Komponen yang timbul bagi kompensasi pekerja asing adalah gaji pokok, pelayanan
pekerja asing, pinjaman dari berbagai jenis, perbedaan pajak dan keuntungan. Gaji
pekerja asing bisa tiga kali lipat lebih besar dari pekerja lokal. Karena mahalnya biaya
pekerja asing ini, banyak perusahaan mengurangi pemakaian mereka dalam beberapa
tahun terakhir. Bagaimanapun, kemampuan perusahaan untuk mengurangi penggunaan
pekerja asing sangat terbatas, biasanya tergantung dari kebijakan staff etnosentris atau
geosentris.
a. Gaji Dasar
Secara normal gaji dasar disuatu negara akan sama dengan gaji yang ada di negara
asing. Gaji normal dibayar dalam mata uang asing atau didalam mata uang lokal.
b. Jasa Premi Asing
Yaitu tunjangan khusus bagi orang yang meninggalkan Negara asal atau bekerja di
Negara asing. Hal ini ditawarkan sebagai suatu insentif bagi penempatan asing.
Kompensasi bagi orang yang meninggalkan Negara asal untuk menikmati hidup di
Negara asing yang jauh dari keluarga dan teman-teman, dan berhubungan dengan
suatu bahasa serta kultur yang baru dan menyesuaikan kebiasaan pekerjaan dan
praktek baru.
c. Pinjaman
Suatu pinjaman dibayar ketika orang yang meninggalkan kewarganegaraan di
tempatkan pada suatu penempatan yang sulit biasanya diartikan sebagai dasar
kenyamanan seperti pelayanan kesehatan, sekolah dan took eceran yang jelas sekali
tidak mencukupin standar bagi orang yang meninggalkannya.
d. Perpajakan
Jika suatu Negara penyelenggaraan mempunyai suatu perjanjian timbal balik dengan
orang yang meninggalakan negara asal di Negara tuan rumah. Orang meninggalkan
negara asal mempunyai kewajiban untuk membayar pajak dan untuk tempat tinggal
kedua pemerintah di Negara tuan rumah. Bila suatu perjanjian pajak timbal balik
tidaklah berlaku, maka perusahaan yang khusus membayar pajak pendapatan di
Negara tuan rumah. Sebagai tambahan perusahaan dipastikan secara normal
menyusun perbedaan pajak pendapatan. Jika pajak pendapatan lebih tinggi menurut
Negara tuan rumah terhadap upah bersih orang meninggalkan kewarganegaraan.
e. Manfaat
Kebnyakan perusahaan memastikan bahwa mereka yang meninggalkan Negara
asalnya menerima kesehatan yang sama dan manfaat perusahaan menjadi sangat
mahal untuk perusahaan kebanyakan manfaat pajak yang dapat dikurangi untuk
perusahaan di Negara tuan rumah.
BAB III
PERMASALAHAN KASUS

A. Permasalahan

Pilot-pilot PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di bawah Asosiasi (APG),Kamis


(28/7/2011) berencana melakukan mogok karena gaji yang diterima lebih kecil
dari pada gaji pilot asing yang dikontrak manajemen Garuda Indonesia. Direktur
Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari mangatakan manajemen Garuda akan
memenuhi tuntutan para pilot yang meminta penyesuaian gaji dengan pilot
asing yang dipekerjakan Garuda.
Manajemen Garuda Indonesia lalu mengeluarkan ilustrasi simulasi pengajian
penerbangan garuda. Dalam ilustrasi itu disebut penerbangan lokal
mendapatkan gaji perbulannya Rp47,7 juta sedangkan penerbang asing
USDB.100 setara Rp.68,8 juta per bulan.
Flight allowance yang diterima penerbang lokal Rp 10 juta (dengan asumsi 60
jam terbang), sedangkan penerbangan asing tidak mendapatkan karena
termasuk digaji. Benefit cash seperti THR hingga insentif-bonus yang diterima
penerbang lokal sebesar 3-5 dikali gaji per tahun atau sebesar Rp13,9 juta per
bulan. Sedangkan penerbangan asing sama sekali tidak mendapatkannya.
Sementara total uang yang diterima bagi penerbang lokal per tahun mencapai Rp
860 juta sedangkan penerbang asing Rp 826 juta. Dengan demikian, selisih gaji
yang bagi penerbang lokal Rp12,3 juta per bulan sedangkan penerbangan asing
hanya Rp2,25 juta per bulan.
Saat ini, Garuda Indonesia memperkerjakan sebanyak 43 pilot kontrak dan 34
diantaranya pilot asing. Direktur Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari,
menjelaskan status pilot asing di Garuda hanya bersifat kontrak dengan
perjanjian kerja selama 12 bulan. Selama masa kerja tersebut, pilot asing
tersebut menerima pendapatan dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim jumlah gaji yang didapatkan oleh pilot-
pilotlokalnya lebih besar ketimbang gaji pilot asing yang dikontraknya. Dalam
sebulan gaji lokal mencapai Rp71 juta, sementara pilot asing Rp68,8 juta/bulan.
B. Penanggulangan Dampak Masalah

Untuk mengatasi jadwal penerbangan yang tergangu. Direktur Operasional


Garuda Indonesia Ari Sapri mengatakan, Garuda akan menyiapkan para
penerbangan yang selama ini bertugas sebagai instruktur dan tergantung dalam
struktural manajemen sebagai salah satu upaya antisipasi agar jadwal
penerbangan berlangsung normal.
Garuda menggabungkan beberapa penerbangan karena tujuan yang sama
dan waktu yang relatif berdekatan, seperti penerbnagan ke Medan, Denpasar,
dan Palembang. Ada pula yang mengalihkan calon penumpang ke pesawat
maskapai lainnya,seperti di Yogyakarta.

C. Penyelesaian

Manajemen Garuda akhirnya menyetujui usulan Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi (Menakertrans) Jacob Nuwa Wea untuk mengalokaiskan dana
sebesar 35% dari pos gaji untuk memperbaiki sistem pengajian para pilot.
Persetujuan tersebut disampaikan Deputi Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Bidang Logistik dan Pariwisata Ferdinand Nainggolan dilantai 21
Gedung Garuda Indonesia kemarin. Pernyataan setuju tersebut disampaikan
Ferdinand di depan para wartawan setelah melakukan pertemuan dengan para
direksi dan perwakilan 10 forum pekerja yang ada dilingkungan maskapai
penerbangan Garuda. Yaitu, serikat Karyawan Garuda (sekarga), Forum
Komunikasi Teknis, Ikatan Teknisi Pesawat Udara, Forum Komunikasi Garuda
Aviation Training & Education, Forum Komunikasi Garuda Sentra Medika, Forum
Komunikasi Sistem Informasi, Forum Komunikasi Keuangan, Ikatan Profesi Niaga,
Ikatan Awak Kabin Garuda, dan Forum Komunikasi Flight Enguneer.
Kekecewaan saat itu juga diungkapkan Presiden APG Ari Sapari. Kendati
demikian,atas permintaan Menakertrans, mereka mengurungkan niat mogok
yang pernah dilontarkan. Para pilot akan terbang dengan keprihatinan hingga
ada keputusan pasti atas usul perbaikan sistem gaji. Beberapa pilot bahkan
sudah melirik maskapai penerbangan asing sebagai tempat berlabuh mereka.
Awalnya, para pilot menuntut jatah 39% dari pos gaji karyawan, tapi akhirnya
menyetujui angka 35% yang diusulkan Menaketrans. Angka ini pula lah yang
akhirnya disetujui manajemen.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan jasa penerbangan


yang sudah bertaraf internasional yang mengutamakan kualitas dan
kepuasan pelanggan. Garuda Indonesia sudah mampu untuk memenuhi apa
yang menjadi harapan pelanggan,hal ini ditandai dengan banyaknya
pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan Garuda
Indonesia.

B. Daftar Pustaka

Hill, Charles. International Business:Competing in the glonal market


place.McGrawHill 7 th ed. 2009. bab 18
https://www.academia.edu/35320469/MAKALAH_CONTOH_KASUS_MANAJE
MEN_SUMBER_DAYA_MANUSIA_PADA_PERUSAHAAN_PT_Garuda_Indonesi
a_Persero_Tbk

Anda mungkin juga menyukai