Anda di halaman 1dari 2

Syarat Diet:

(1) Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED)

(2) Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar.

(3) Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.

(4) Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang tinggi menyebabkan
penundaan respons kekebalan, sehingga pasien lebih mudah terkena infeksi.

(5) Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila pasien mengalami trauma jalan
napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total.

(6) Vitamin diberikan di atas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk membantu
mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk suplemen.

(7) Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sebagian
mineral diberikan dalam bentuk suplemen.

(8) Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam
pertama, pemberian cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:

(1) Diet Luka Bakar I = Diet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula Garam
Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut: 0-8 jam pertama sampai
residu lambung kosong diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip (tetes) dengan
kecepatan 50 ml/jam. 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan
kecepatan yang sama. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi ditingkatkan
menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menit. Apabila ada keluhan kembung dan mual,
AAGS dan Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan
dihentikan selama 2 jam.

(2) Diet Luka Bakar II = Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I, yaitu diberikan
segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1
kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal. Cara pemberiannya sebagai berikut: Bentuk makanan
disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa. Cairan
AGGS, tidak terbatas. Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari. Volume setiap
kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 300 ml. Bila diberikan dalam bentuk
saring, frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk
memenuhi kebutuhan gizi. Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian
disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.
Bahan Makanan Dianjurkan:

Semua bahan makanan sumber energi dan protein seperti susu, telur, daging ayam, dan keju, serta gula
pasir, dan sirup.

Bahan Makanan tidak Dianjurkan:

Bahan makanan hiperalergik seperti udang.

Referensi:

Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai