Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015

MODUL : FLUIDISASI PADAT - GAS


PEMBIMBING : Ir.Umar Khayam

TANGGAL PRAKTIKUM : 1 Juni 2015

TANGGGAL PENYERAHAN : 12 Juni 2015

Oleh :
Irma Nurfitriani 131411013
2 A- D3 Teknik Kimia
Kelompok 3

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti fluida
karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang terfluidisasi adalah sifatnya yang dapat
dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan padatan dapat bersifat kontinyu.
Selain itu keuntungan lain adalah dengan terangkatnya butiran sampai mengapung ini
membuat luas permukaan kontak sangat besar sehingga operasi menjadi sangat efektif.
Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor cracking,
katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu dengna mengalirkan katalis
dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari pembuatan phthalic-anhidride
dari oksida naphtalena oleh udara.
Pemakaian lain tanpa reaksi katalitik antara lain untuk pembakaran kapur, pengambilan
tembaga, perak atau emas dari bijinya. Pada pembakaran kapur aliran udara digunakan untuk
suplai oksigen untuk pembakaran, sedangkan pada pengambilan logam dari bijinya aliran gas
yang diguanakn adalah gas pereduksi.
Beberapa incenerator menggunakan prinsip fluidisasi, digunakan untuk pembakaran
lumpur dari proses mikrobiologi dan juga penyelesaian akhir untuk perlakuan limbah B3.
Selain pembakaran juga dihasilkan panas yang dapat digunakan sebagai penghasil steam.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) Membuat kurva karakteristik fluidisasi.
b) Menentukan rapat massa butiran padat.
c) Menentukan harga kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakteristik dan dari
perhitungan.
d) Mengetahui pengaruh ukuran partikel dan tinggi terhadap Umf.
BAB 2
LANDASAN TEORI

Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah satu cara mengontakkan
butiran-butiran padat dengan fluida (gas atau cair). Sebagai ilustrasi dengan apa yang
dinamakan fluidisasi ini, kita tinjau suatu bejana dalam air di dalam mana ditempatkan
sejumlah partikel padat berbentuk bola, melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas
dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah partikel padat akan
diam. Keadaan yang demikian disebut sebagai unggun diam atau”fixedbed”. Kalau laju alir
gas dinaikkan, maka akan sampai pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi
tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat
unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada
kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan demikian disebut
“fluidized bed”.

 Kehilangan Tekanan (Pressure Drop)


Aspek utama yang akan ditinjau di dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui
besarnya kehilangan tekanan di dalam unggun padatan yang cukup penting karena selain erat
sekali hubungannya dengan banyaknya energi yang diperlukan, juga bisa memberikan
indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung. Korelasikorelasi matematik
yang menggambarkan hubungan antara kehilangan tekanan dengan laju alir fluida di dalam
suatu sistem unggun diperoleh melalui metode-metode yang bersifat semi empiris dengan
menggunakan bilangan-bilangan tak berdimensi.
Untuk aliran laminer dimana kehilangan energi terutama disebabkan oleh “viscous
loses”, Blake memberikan hubungan sebagai berikut :

dP/L : kehilangan tekanan per satuan panjang atau tinggi ukuran


gc : faktor konversi
µ : viskositas fluida
ε : porositas unggun yang didefinisikan sebagai perbandingan volume ruang kosong di
dalam unggun dengan volume unggunnya
V : kecepatan alir superficial fluida
S : luas permukaan spesifik partikel
Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan per satuan volume unggun) dihitung
berdasarkan korelasi berikut:

Persamaan (4) ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny dengan mengasumsikan bahwa
unggun zat padat tersebut adalah ekuivalent dengan satu kumpulan saluransaluran lurus yang
partikelnya mempunyai luas permukaan dalam total dan volume total masing-masing sama
dengan luas permukaan luar partikel dan volume ruang kosongnya. Harga konstanta „k‟ yang
diperoleh beberapa peneliti sedikit berbeda misalnya:
Kozeny (1927) k‟= 150
Carman ( 1937) k‟= 180
US Bureau of Munes (1951) k‟= 200
Untuk aliran turbulen, persamaan (4) tidak bisa dipergunakan lagi, sehingga Ergun
(1952) kemudian menurunkan rumus lain dimana kehilangan tekanan digambarkan sebagai
hubungan dari : “viscous losses” dan “kinetic energy losses”.

dimana : k1 =150 ; k2 = 1,75


Pada tekanan ekstrim, yaitu:
1. Aliran laminer (Re=20), sehingga term II bisa diabaikan
2. Aliran turbulen (Re=1000), sehingga term I bisa diabaikan

 Unggun Terfluidakan (Fluidized Bed)


Untuk unggun terfluidakan, persamaan yang menggambarkan pressure drop adalah
persamaan Ergun yaitu:
Dimana εf adalah porositas unggun pada keadaan terfluidakan. Pada keadaan ini dimana
partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida, akan terjadi kesetimbangan
antara berat partikel dengan gaya berat dan gaya apung dari fluida di sekelilingnya.
Gaya berat oleh fluida yang naik = berat partikel – gaya apung atau:
[kehilangan tekanan pada unggun] [luas penampang] = [volume unggun] [densitas zat padat-
densitas fluida].

Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat diilustrasikan dengan
fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar. Fenomena fluidisasi dengan variasi laju alir gas

Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada gambar
berikut ini:

Gambar Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat


 Kecepatan Minimum Fluidisasi
Yang dimaksud kecepatan minimum fluidisasi (Umf), adalah kecepatan superficial fluida
minimum dimana fluida mulai terjadi. Harga Umbisa diperoleh denganmengkombinasikan
persamaan (6) dengan persamaan (8)

 Karakteristik Unggun Tidak Terfluidakan


Karakter unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik antara penurunan
tekanan (ΔP) dan kecepatan superficial fluida (U). Untuk keadaan yang ideal, kurva
hubungan ini berbentuk seperi terlihat dalam gambar 1:

Gambar 1. Kurva Karakteristik Fluidisasi Ideal


Keterangan:
Garis AB : menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam
Garis BC : menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan
Garis DE: menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam pada waktu kita
menurunkan kecepatan air fluida.
Harga penurunan tekanan untuk kecepatan aliran fluida tertentu, sedikit lebih rendah
daripada harga penurunan tekanan pada saat awal operasi.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.2 Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Kolom fluidisasi 1 set
2. Pompa udara 1 set
3. Rotameter udara 1 set
4. Keterangan pengatur laju alir 1
5. Kerangka tempat peralatan 1
6. Piknometer 25 ml 1
7. Neraca timbang 1

3.1.2 Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi
1. Partikel Diameter 0-125 µm
2. Partikel Diameter 125-250 µm
3. Partikel Diameter 250-500 µm

Gambar 3.1 Rangkaian alat fluidisasi padat gas dan contoh partikel yang digunakan
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Penentuan Massa Jenis Partikel

menyiapkan
menimbang mengisi penuh air,
piknometer bersih dan
piknometer kosong timbang
kering

mengisi dengan partikel


mengisi air sampai ukuran 0-125 µm mengosongkan dan
penuh, timbang setengah volume, bersihkan
timbang.

mengulangi langkah
tersebut pada ukuran
partikel 125-250 µm
dan 250-500 µm

3.2.2 Percobaan Fluidisasi

menyalakan pompa mengatur kecepatan mematikan pompa


udara udara yang kecil udara

mengatur laju alir, menyalakan pompa, mengisi tabung dengan


dengan membuka kran catat delta P dan laju partikel ukuran 0-125
secara bertahap Alir (Q) µm setinggi ±4,5 cm

mengulangi prosedur ulangi langkah tersebut


mencatat delta P setiap untuk ketinggian 4,5cm, pada ukuran partikel
kenaikan laju alir (Q) 5,5cm, 6,5 cm, 7,5cm 125-250 µm dan 250-
dan 8,5 cm 500 µm
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tabel 4.1 Pengukuran Rapat Massa Partikel

Berat Partikel (gram)


Diameter Diameter Diameter
0-125 µm 125-250 µm 250-500 µm
Piknometer kosong, Wa 21.18 21.18 21.18
Piknometer isi air penuh, Wb 47.81 47.81 47.81
Piknometer isi padatan setengah, Wc 31.12 32.11 35.59
Piknometer isi padatan dan air, Wd 52.87 53.95 56.21

Tabel 4.2 Rapat massa butiran

Diameter butiran (mm) Rapat massa butiran (kg/m3 )


0.2 – 0.355 1827.2058
0.355 – 0.63 2042.9906
0.63 – 1.0 2191.4473

Tabel 4.3 Fluidisasi Pertikel berdiameter 0 – 125 µm


ΔP (cmH2O)
Lajualir Q
Unggun 4,5 Unggun 5,5 Unggun 6,5 Unggun Unggun
(Liter/menit)
cm cm cm 7,5 cm 8,5 cm
7 0,8 0,5 2,2 1 1,4
8 1 0,7 3 1,7 1,8
9 1,3 1,4 4,3 2,6 2,1
10 1,7 0,6 2,5 0,7 2,1
11 2,4 1,3 4,8 2 2,4
12 2,5 2,6 5,1 2,7 2,3
13 2,7 2,8 5,2 3,9 2,8
14 2,7 3,0 5,4 4,1 2,5
15 3,1 3,3 5,6 4,4 2,7
16 3,4 3,7 5,8 4,9 3,3
17 3,4 3,9 5,9 5,1 3,8
18 3,7 4,1 6,2 5,3 4,2
19 3,8 4,2 6,3 5,4 4,5
20 4,0 4,4 6,4 5,7 4,9
Tabel 4.4 Fluidisasi Partikel berdiameter 125 – 250 µm
ΔP (cmH2O)
Lajualir Q
Unggun 4,5 Unggun 5,5 Unggun 6,5 Unggun Unggun
(Liter/menit)
cm cm cm 7,5 cm 8,5 cm
7 1,7 0,4 3,8 3,7 3,0
8 1,7 0,7 4,0 4,5 3,4
9 1,9 1,2 4,3 4,8 3,8
10 2,6 2,2 4,3 4,9 4,0
11 2,7 2,5 4,5 5,0 5,7
12 2,8 2,7 4,8 5,2 5,8
13 3,0 2,9 4,9 5,4 6,0
14 3,2 3,1 5,1 5,7 6,2
15 3,3 3,2 5,3 5,9 6,3
16 3,5 3,4 5,6 6,0 6,7
17 3,6 3,6 5,8 6,2 7,0
18 3,8 3,8 6,0 6,5 7,2
19 4,1 4,3 6,1 6,6 7,2
20 4,4 4,5 6,1 6,6 7,2

Tabel 4.5 Fluidisasi Pertikel berdiameter 250 – 500 µm


ΔP (cmH2O)
Lajualir Q
Unggun 4,5 Unggun 5,5 Unggun 6,5 Unggun Unggun
(Liter/menit)
cm cm cm 7,5 cm 8,5 cm
7 1,7 1,5 0,8 2,5 1,3
8 1,8 1,7 1,0 2,7 1,4
9 2,3 1,8 1,2 3,0 1,5
10 2,5 2,0 1,4 3,2 1,8
11 2,7 2,4 1,7 3,7 2,0
12 3,0 2,6 1,9 4,6 2,1
13 3,4 2,8 2,1 5,3 2,3
14 3,5 3,2 2,4 5,4 2,4
15 3,6 3,4 2,5 5,5 2,7
16 3,8 4,2 2,7 5,5 3,0
17 4,0 4,3 3,4 5,6 3,2
18 4,1 4,4 3,6 5,6 3,5
19 4,2 4,4 3,9 5,6 3,7
20 4,4 4,4 4,0 6,0 4,4
21 4,4 4,4 4,2 6,0 5,4
22 4,4 4,4 4,2 6,0 6,3
23 4,4 4,4 4,2 6,0 6,8
24 4,4 4,4 4,3 6,0 7,0

4.2 Kurva Karakteristik Fluidisasi

Kurva Karakteristik Fluida Pada Unggun 4,5


cm
2

1.5

1
250-500 µm
log dP

125-250 µm
0.5
0-125 µm

-0.5
log U

Gambar 1. Kurva Karakteristik Fluidisasi Pada Unggun 4,5 cm


Kurva Karakteristik Fluida Pada Unggun 5,5
cm
2.5

1.5

1 250-500 µm
log dP

0.5 125-250 µm
0-125 µm
0

-0.5

-1
log U

Gambar 2. Kurva Karakteristik Fluidisasi Pada Unggun 5,5 cm

Kurva Karakteristik Fluida Pada Unggun 6,5


cm
2.5

1.5
log dP

1 250-500 µm
125-250 µm
0.5
0-125 µm
0

log U

Gambar 3. Kurva Karakteristik Fluidisasi Pada Unggun 6,5 cm


Kurva Karakteristik Fluida Pada Unggun 7,5
cm
2.5

1.5
log dP

250-500 µm
1
125-250 µm
0.5 0-125 µm

-0.5
log U

Gambar 4. Kurva Karakteristik Fluidisasi Pada Unggun 7,5 cm

Kurva Karakteristik Fluida Pada Unggun 8,5


cm
2.5

1.5
log dP

1 250-500 µm
125-250 µm
0.5
0-125 µm
0

log U

Gambar 5. Kurva Karakteristik Fluidisasi Pada Unggun 8,5 cm


4.3 Pengolahan Data
Tabel 4.6 Harga Umf ukuran partikel 0-125 µm
Unggun Log Umf Umf
4,5 cm -1,057 0,087
5,5 cm -1,054 0,088
6,5 cm -1,135 0,073
7,5 cm -1,136 0.073
8,5 cm -1,057 0,088

Tabel 4.7 Harga Umf ukuran partikel 125-250 µm


Unggun Log Umf Umf
4,5 cm -1,08 0,083
5,5 cm -1,120 0,076
6,5 cm -1,138 0,072
7,5 cm -1,150 0,070
8,5 cm -1,055 0.088

Tabel 4.7 Harga Umf ukuran partikel 250-500 µm


Unggun Log Umf Umf
4,5 cm -1,10 0,079
5,5 cm -1,120 0,076
6,5 cm -1,145 0,071
7,5 cm -1,128 0,074
8,5 cm -1,0674 0,085

Tabel 4.9 Harga Umf berdasarkan Perhitungan


Ukuran Umf Log Umf
0 – 125 µm 0,00395 m/s -2.4034
125 – 250 µm 0,132 m/s -0,8794
250 – 500 µm 0.0284 m/s -1,5466
4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan proses fluidisasi padat gas dengan ukuran partikel
bervariasi. Fluidisasi adalah sebuah teknik pengontakkan fluida baik gas maupun cairan
dengan suatu butiran padat. Fluidisasi terjadi apabila butiran padatan tersuspensi dalam gas
atau cairan sehingga sifat dari butiran itu berubah seperti fluida. Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui nilai minimum Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi.
Pada praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas ke dalam
tabung/kolom berisi padatan. Apabila laju alir gas rendah maka butiran padatan akan tetap
diam, karena fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
terjadinya perubahan susunan partikel tersebut dan dalam keadaan diam unggun bertekanan
besar. Namun apabila laju alir dinaikkan sedikit demi sedikit akan ada saat dimana perbedaan
penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-butiran
padatan, penurunan tekanan pada permukaan unggun inilah yang menyebabkan unggun
terangkat. Adapun ukuran partikel yang digunakan pada praktikum ini adalah partikel
berdiameter 0-125 µm, 125-250 µm dan 250-500 µm. Sedangkan, tinggi unggun yang
digunakan juga bervariasi pada setiap ukuran partikel yaitu 4,5 cm, 5,5 cm, 6,5 cm, 7,5 cm
dan 8,5 cm serta laju alir gas bervariasi dengan laju gas minimum 7 L/menit.
Dari praktikum yang telah dilakukan pada ketinggian unggun, laju alir udara dan
ukuran partikel tertentu unggun tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu unggun diam
(fixed bed), unggun mengembang (expantion bed) dan unggun terfluidakan (fluidized bed).
Sehingga diperoleh data besarnya nilai penurunan tekanan ( pada laju tertentu (Q) pada
setiap tinggi unggunnya, dicatat pula penurunan tekanan pada saat laju alir gas diturunkan.
Dari data tersebut dapat dibuat kurva karakteristik fluidisasi (log terhadap log U).
Berdasarkan hasil percobaan, kurva karakteristik fluidisasi setiap tinggi unggun
butiran padatan berbeda-beda. Nilai Umf pada kurva didapatkan ketika kecepatan (U) mulai
terlihat konstan. Nilai U yang konstan ini dapat disebabkan karena hanya sebagian unggun
yang terfluidisasi dan kecepatan sudah mencapai titik untuk fluidisasi total. Kecenderungan
ini akan menyebabkan pressure drop menjadi konstan bahkan menurun. Kekonstanan ini juga
dapat digambarkan sebagai akibat dari besarnya porositas yang menyebabkan daya dorong ke
atas udara tidak lagi mendorong partikel dan lepas ke arah yang tekanannya rendah.
Semakin tinggi unggun menyebabkan semakin banyaknya volume dari butiran
padatan yang mengisi kolom tersebut. Sehingga akan mempengaruhi terfluidisasinya butiran
padatan yang menyebabkan sedikitnya butiran padatan yang terfluidisasi. Sebaliknya jika
semakin rendah tinggi unggun, menyebabkan semakin sedikitnya volume dari butiran
padatan itu, maka butiran padatan yang terfluidisasi pun akan semakin banyak. Sedangkan,
apabila semakin besar ukuran partikel padatan maka semakin banyak partikel padatan yang
terfluidisasi.
Kurva karakteristik fluidisasi setiap unggunnya ketika kenaikan laju alir (Q) dan
ketika penurunan laju alir (Q) tidak nampak jauh berbeda, namun ada beberapa titik yang
menunjukkan nilai perubahan tekanan ( yang berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan
penentuan laju alir yang tidak konstan dan kesalahan dari pengamatan praktikan atau kinerja
dari alat kurang maksimal.
Kecepatan alir minimum (Umf) dapat dilihat dari kurva karakteristik fluidisasi atau
pun bisa dilakukan dengan perhitungan rumus. Nilai Umf berdasarkan perhitungan harus
ditentukan terlebih dahulu nilai NRe nya dan didapatkan nilai Nre lebih dari 1000 sehingga
Umf berdasarkan perhitungan untuk ukuran partikel berdiameter 0-125 µm, 125-250 µm dan
250-500 µm secara berturut-turut adalah sebesar 0,00395 m/s; 0,132 m/s dan 0.0284 m/s,
sedangkan berdasarkan kurva tiap unggunnya berbeda beda yaitu untuk setiap tinggi
unggunnya. Perbedaan nilai ini dikarenakan Nre yang berpengaruh pada besar kecilnya
kecepatan aliran fluida untuk fluidisasi. Namun Nre untuk tinggi unggun yang berbeda
apabila dihitung secara teoritis nilainya akan sama karena jumlah padatan tidak berpengaruh.
Dimana pada perhitungan Nre secara teoritis ini faktor-faktor yang berpengaruh adalah
diameter padatan, masa jenis padatan dan juga laju alir fluida.
BAB IV
KESIMPULAN

 Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan fluida.
Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan
partikel tersebut
 Semakin besar putaran kran, maka kecepatan laju alir linier / laju alir
volumetriknya semakin besar pula.
 Semakin besar putaran kran juga akan mengakibatkan bilangan Reynold ( N R e
), ∆P ( perbedaan tekanan ), dan U mf ( kecepatan minimum fluidisasi )
semakin besar pula.
 Semakin besar laju alir volumetriknya ( Q ) maka akan mempercepat proses
terfluidisasinya unggun butiran partikel tersebut.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi
 Porositas minimum terhadap fluida
 Tinggi unggun terhadap fluida
 kecepatan fluidisasi minimum terhadap fluida
 Penurunan tekanan didalam unggun terfluidisasi

Daftar Pustaka
Djauhari, Agus. 2011. Jobsheet Praktikum Satuan Operasi “Fluidisasi Padat Gas”. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.
Geankoplis, C.L. 1993, “Transport Processes and Unit operations” 3rd, pp 127-132,
Prentice-Hall, Inc., Eanglewood Cliffs, new jersey USA.
Robert L. Perry, “Chemical Engineers Handbook“. 3rd edition.

Anda mungkin juga menyukai