Anda di halaman 1dari 12

KONSEP MANAJEMEN TIDUR DAN

MOBILISASI PASIEN KRITIS

1.1. Konsep Tidur


Tidur merupakan hal mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia
termasuk pasien kritis. Menurut Stacy (2012) mendefinisikan tidur sebagai
perubahan persepsi menjadi tidak respon terhadap lingkungan. Manusia
menghabiskan waktu hampir sepertiganya untuk tidur (Urden, 2012).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tidur adalah suatu
kondisi dimana terjadi penurunan respon terhadap rangsangan eskternal serta
terjadi reaksi metabolisme di dalam tubuh.
1. Filosofi Tidur
Pengkajian tidur dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
penggunaan alat Polysomnography (PSG) yang dapat mengkaji tidur serta
gangguannya menggunakan elektroda. Electroencephalographic (EEG)
juga dapat digunakan unutk mengukur gelombang otak pasien selama
tidur, dimana gelombang otak tersebut dapat memberikan klasifikasi fase
tidur pasien. Electrooculography (EOG) digunakan untuk mengukur
aktivitas pergerakan mata, sehingga dapat dikaji apakah pasien sudah
masuk ke dalam fase REM (Rapid Eye Movement) atau tidak.
2. Fase Tidur
Fase Tidur memiliki 3 fase,
1). Non Rapid Eye Movement Sleep (NREM)
NREM dibagi menjadi 3 tahap (N1-N3), dimana setiap tahap akan menjadi
semakin dalam kualitas tidurnya. Fase N1 mempunyai prosentase sekitar
2%-5% saat tidur malam, dan dapat ditunjukan dari pemeriksaan EEG.
Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:
a). Tidur Stadium satu (N1)
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini
didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 1


gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri. Fase ini hanya
berlangsung 3-5
menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya
terdiri dari gelombang campuran alfa, beta dan kadang gelombang
teta dengan amplitudo yang rendah.
b). Tidur Stadium dua(N2)
Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot
masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama.
Gambaran EEG terdiri dari gelombang teta simetris.
Pada stadium ini karakteris tik yang diperlihatkan adalah
a) Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara
b) Kemajuan relaksas
c) Terbangun masih relatif mudah
d) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
e) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban.
c). Tidur Stadium tiga(N3)
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG
terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50%
serta tampak gelombang sleep spindle.
Karakteristik dari stadium ini adalah:
Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
a) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
b) Otot-otot dalam keadaan santai penuh
c) Tanda-tanda vital menurun tapi tetap teratur
d) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
d). Tidur Stadium Empat (N4)
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran
EEG didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak
gelombang sleep spindle. Fase tidur NREM, ini biasanya
berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 2


masuk ke fase REM. Karakteristik yang ditunjukan dari stadium ini
adalah:
a) Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
b) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
c) Orang yang kurang tidur akan menghabiskan porsi
d) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam
terjaga
e) Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
f) Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi
2). Rapid Eye Movement Sleep (REM)
REM menempati sekitar 20%-25% dari malam pada manusia normal, dan
fase ini disebut dream stage atau paradoxic sleep.
Paradox adalah sebuah daerah di otak yang sangat aktif, sedangkan
daerah otak lain mengalami penekanan (lumpuh) saat tidur. Pada fase ini,
terdapat gerakan mata dengan ditandai atonia otot yang mengindikasikan
terdapat paralisis pada otot rangka.
a) Siklus tidur
Siklus tidur dimulai dari tidur stage 1, lalu berlanjut ke stage 2 dan 3,
kembali ke stage 2, pada saat itu biasanya manusia mulai memasuki fase
REM. Siklus pertama tersebut biasanya terjadi selama 70-100 menit,
dengan siklus selanjutnya selama 90-120 menit. Pada manusia normal,
siklus dapat terjadi sebanyak 4-5 kali, dimana NREM terjadi sebanyak 1/3
pertama dari malam, sedangkan REM pada 1/3 terakhir.
b) Sistem Sirkadion
Sistem sirkadian mempunyai arti ritme tidur-bangun selama 24 jam. Irama
sirkadian diatur oleh sekelompok sel di anterior hipotalamus yang disebut
suprachiasmatic nuclues, yang fungsinya sebagai pemicu ritme tesebut.
Irama sirkadian dapat dipengaruhi oleh kondisi lain dari setiap manusia
seperti aktivitas sosial, postur, dan kondisi lingkungan fisik. Pengaruh
eksternal yang dapat mempengaruhi irama sirkadian disebut zeitgebers.

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 3


2.1 Gangguan Tidur Pada Pasien Kritis
1. Definisi
Menurut Stacy (2012) mendeskripsikan gangguan tidur pada
pasien kritis sebagai ketidakcukupan durasi atau kelengkapan fase
tidur yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kualitas hidup
pasien. Beberapa penelitian menghasilkan bahwa sebagian besar
pasien kritis mengalami gangguan tidur dan banyak yang menerima
pengobatan untuk membantu gangguan tidur tersebut.
2. Etiologi dan Patofisiologi
Penyebab terbesar gangguan tidur pada pasien kritis adalah adanya
nyeri. Nyeri dipengaruhi oleh somatostatin dan substansi P. Pada
kondisi tidur dalam orang normal, somatistatin dapat diproduksi, tanpa
zat tersebut maka nyeri akan dialami oleh pasien. Substansi P
dihasilkan ketika pasien dalam kondisi tidur yang dalam, dan substansi
P dapat menyebabkan nyeri pada pasien. Ketika pasien kritis berada
pada kondisi tidur yang dalam, somatostatin akan lebih sedikit
dihasilkan dan substansi P mengalami peningkatan produksi, hal
tersebt yang dapat menyebabkan nyeri yang lebih hebat dan gangguan
tidur.
Pemasangan ventilator pada pasien kritis juga dapat menyebabkan
gangguan tidur pada pasien. Cooper dan Colleagues melakukan penelitian
pada 20 pasien yang terpasang ventilator, didapatkan hasil bahwa tidak ada
pasien yang mengalami fase tidur normal. Dua belas pasien mengatakan
tidak tidur, dan delapan pasien sisanya terdeteksi mengalami gangguan
tidur. Mode ventilator juga dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien.
Bosma melakukan penelitian dengan membandingkan mode ventilator
Proportional Assist Ventilation (PAV) dan Pressure Support saat tidur.
Penelitian tersebut menghasilkan bahwa PAV lebih baik untuk
meningkatkan kualitas tidur pasien, sedangkan perbandingan antara Assist
Control ventilation (AC) dan low level dari pressure support
menghasilkan bahwa AC lebih dapat meningkatkan kualitas tidur.

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 4


3. Pengkajian Dan Diangnosa
Perawat sebaiknya juga melakukan pengkajian mengenai level
kebisingan yang dapat menganggu tidur pasien, riwayat mendengkur
karena hal tersbeut berhubungan dengan sleep apnea dan gangguan
tidur. Hal termudah yang dapat dilakukan perawat untuk melakukan
pengkajian kualitas tidur pasien adalah dengan membandingkan
bagaimana pola tidur ketika di rumah (sebelum sakit) dengan ketika di
rumah sakit.
4. Gangguan tidur pada pasien kritis
1) Sleep Apnea Syindrome
Sleep apneu syndrome terjadi ketika aliran udara tidak ada atau
mengalami penurunan. Apneu dalam tidur dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu obstruktif, pusat, dan campuran. Pada
jenis apneu obstruktif, tidak ada aliran udara disebabkan oleh
obstruksi pada saluran nafas bagian atas. Obstruksi total akan
terjadi dalam waktu 10 detik atau lebih lama atau yang biasa
disebut obstructive apneu, sedangkan obstruksi parsial disebut
hypopnea.
Semua tipe dari sleep apneu syndrome diikuti oleh desaturasi
arteri dan berpotensi menimbulkan hipoksemia, yang dapat
menyebabkan vasokontriksi pulmonal serta meningkatkan
tahanan sistemik vaskular. Apnea dapat terjadi pada orang
dengan tenggorokan yang kecil. Otot tidak dapat menahan
tenggorokan secara normal ketika tenggorokan terbuka saat
pasien tidur
Intervensi medis yang dapat diberikan pada pasien OSA
adalah dengan memberikan CPAP sebagai alat bantu nafas. CPAP
dapat menahan jalan nafas tetap terbuka dan mencegah terjadinya
collaps, mengatasi dengkuran, tersedak, dan terengah-engah, dan
dapat memperbaiki kondisi kardiovaskular.

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 5


Peran perawat dalam managemen pasien dengan OSA diantarannya
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien
termasuk mengenai tindakan operasi seperti UPPP. Monitoring
pasien juga harus dilakukan meliputi monitoring pola nafas, jam
tidur, dan saturasi oksigen.
1) Central Sleep Apnea
CSA dapat diidentifikasi melalui PSG dengan melihat aliran
udara dan usaha nafas selama minimal 10 detik. Ketika kadar
CO2 mengalami peningkatan, maka usaha nafas adalah
mengeluarkan kelebihan CO2 tersebut untuk membuat keadaan
yang homeostatis antara CO2 dan oksigen dalam tubuh. OSA
disebabkan oleh obstruksi jalan nafas, sedangkan pasien
dengan CSA disebabkan karena usaha nafas yang tidak
adekuat.
Karakteristik klinis yang dapat diidentifikasi dari CSA
adalah adanya gagal nafas, edema perifer, polisitemia,
mengantuk sepanjang siang, mendengkur, terbangun dengan
diikuti terdedak atau nafas pendek dan cepat.
Peran perawat dalam penanganan pasien ini adalah sama
dengan pasien OSA, yaitu memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga. Perawat juga sebaiknya mengkaji
ketakutan atau kecemasan pasien ketika akan tidur,
memperingatkan pasien untuk tidak mengonsumsi alkohol dan
sedative.
5. Manajemen gangguan tidur
1. Manajemen Medis
Terapi farmakologi sering digunakan untuk mengatasi gangguan
tidur pada pasien. Obat yang biasa dipakai untuk mengatasi
insomnia adalah hypnotic benzodiazepine. Hypnotic dapat
memperdalam fase tidur dan mempunyai kadar lipophilicity yang
tinggi.

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 6


Pengobatan dengan tujuan agar pasien terjaga juga dapat
meningkatkan aktivasi tingkah laku, dan kewaspadaan.
Efek samping yang dihasilkan dari konsumsi obat-obatan tersebut
adalah berkeringat, meningkatkan peka terhadap rangsang, lebih
banyak bicara, anorexia, masalah di GI, insomnia, dan palpitasi.
Obat-obatan tersebut dapat diberikan untuk pasien yang mengalami
gangguan tidur seperti narkolepsi, hipersomnia saraf pusat
idiopatik, atau deprivasi tidur.
2. Manajemen keperawatan
a) Aromaterapi
Aromaterapi dapat menjadi alternatif dalam mengatasi
gangguan tidur pasien kritis. Penelitian yang dilakukan oleh Mi
Yeon (2013) mengungkapkan bahwa aromaterapi terbukti
efektif untuk mengatasi gangguan tidur pada pasien kritis.
b) Foot masseg
Terapi ini sudah dilakukan penelitian oleh Oshvandi (2014)
yang menghasilkan bahwa foot massage efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur pasien
c) Ear plugs dan eye mask
Terapi tersebut efektif dilakukan pada pasien ICU dan dapat
mempengaruhi kualitas tidur pasien.
d) Stroke back massage
e) Accupressure

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 7


3.1 Mobilisasi
1. Definifi
Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas, guna mempertahankan kesehatannya (Aziz, 2009).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
mungkin berjalan
2. Jenis jenis mobilisasi
Berdasarkan jenisnya, menurut (Agus, 2009) mobilisasi terbagi
atas dua jenis, yaitu:
a) Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan tidak jelas dan mampu bergerak
secara bebas tanpa adanya gangguan pada bagian tubuh
b) Mobilisasi Sebagian
Mobilisasi sebagian adalah ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak secara bebas dan aktif karena dipengaruhi
oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya.
3. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito,(2000) mobilisasi terdapat tiga rentang gerak,
yaitu sebagai berikut
a) Rentang Gerak Pasif
b) Rentang Gerak aktif
c) Rentang Gerak fungsional
d) Manfaat Mobilisasi
Prinsip dalam melakukan mobilisasi yaitu mencegah dan
mengurangi komplikasi sekunder seminimal mungkin,
menggantikan hilangnya fungsi motorik, memberikan rangsangan
lingkungan, memberikan dorongan untuk bersosialisasi,

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 8


meningkatkan motivasi, memberikan keseimbangan untuk dapat
berfungsi dan melakukan aktifitas sehari-hari sedangkan tujuan
mobilisasi dini adalah untuk mencegah terjadi infeksi nosokomial
pneumonia, kekakuan sendi, thombophebitis, atrofi otot,
penumpukan sekret pada saluran pernafasan, mengurangi nyeri
pada sisi yang lumpuh memperlancar sirkulasi darah, mencegah
kontraktur, dan dekubitus (Yemima, 2007).
4. Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi
Tujuan mengatur posisi pasien adalah memberikan rasa nyaman
pada pasien, mempertahankan atau menjaga postur tubuh tetap baik,
apabila hal ini tidak diperhatikan dan dilakukan maka pasien yang
menjalani perawatan di ruang ICU akan mengalami komplikasi yang
mungkin timbul akibat tirah baring yang lama. Posisi pasien sebaiknya
dirubah setiap 2 jam bila tidak ada kontra indikasi. Adapun posisi yang
dapat dilakukan pada pasien di ruang ICU adalah sebagai berikut
(Agus, 2009):
a) Posisi baring ke samping
b) Posisi sims
5. Mobilisasi Pada Pasien ICU
Pasien yang dirawat di ICU adalah pasien yang kondisinya kritis
sehingga memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara
terkoordinasi, berkelanjutan, dan memerlukan pemantauan secara terus
menerus. Pasien ICU tidak hanya memerlukan perawatan dari segi fisik
tetapi memerlukan perawatan secara holistik. Kondisi pasien yang dirawat
di ICU yaitu (Murbarak & Chayatin, 2008):
4.1 IMOBILISASI
1. Definisi
Imobilitas atau lebih dikenal dengan keterbatasan gerak dan juga
didefinisikan oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami keter
batasan gerak fisik baik aktif dan pasif memiliki dampak pada sistem tubuh.

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 9


Imobilitas dapat mempengaruhi fisiologis sistem tubuh yang abnormal dan
patologis seperti perubahan sistem muskuluskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem
repirasi, sistem urinari dan endokrin, sistem integument, sistem neourosensori,
perubahan metabolism dan nutrisi, perubahan eliminasi bowel, perubahan sosial,
emosi dan intelektual.
2. Dampak Imobilisasi
Diantara dampak yang terjadi terhadap imobilisasi adalah sebagai berikut
(Murbarak & Chayatin, 2008):
a) Perubahan Metabolisme
b) Perubahan metabolisme
c) Perubahan pernafasan
d) Perubahan kardivaskuler
e) Perubahan muskulokeleta
f) Perubahan integument

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 10


DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. 2009. Pelaksaaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Chen, Chao, Fen Lu , Fen Shiung, Chao. 2012. The effectiveness of valerian
acupressure on the sleep of ICU patients: A randomized clinical trial.
International Journal of Nursing Elseiver ltd.
doi:10.1016/j.ijnurstu.2012.02.012.
Cho, Min, Hur, Lee. 2013. Effects of Aromatherapy on the Anxiety, Vital Signs,
and Sleep Quality of Percutaneous Coronary Intervention Patients in
Intensive Care Units. Hindawi Publishing Corporation Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine Volume 2013, Article ID
381381, 6 pages.
Christiane Perme. 2009. Early mobility and walking program for patients in
intensive care units: creating a standard of care. Diakses tanggal 06 Mei
20106. URL : http://www.ajcconline.org
Kathleen M. Vollman, RN, MSN. Progressive mobility in the critically ill.
Diposkan April 2010. Diakses tanggal 06 Mei 2016. URL : http://
www.ccnonline.org
Kozier B, Erb G, Berman A, Snyder SJ. Fundamental Concepts and Skills for
Nursing. 8th ed. Philadelphia: Sunders; 2008. p. 1162.
Le Guen, Robin, Lebard, Arnulf, Langeron. 2013. Earplugs and eye masks vs
routine care prevent sleep impairment in post-anaesthesia care unit: a
randomized study. British Journal of Anaesthesia Page 1 of 7
doi:10.1093/bja/aet304.
Lytle, Mwatha, Davis. 2014. Effect Of Lavender Aromatherapy On Vital Signs
And Perceived Quality Of Sleep In The Intermediate Care Unit: A Pilot
Study. AJCC american Journal Of Critical Care, January 2014, Volume
23, No. 1 doi: http://dx.doi.org/10.4037/ajcc2014958
Mashayekhi, Arab, Pilevarzadeh, Amiri, Rafiei. 2013. The effect of eye mask on
sleep quality in patients of coronary care unit. Sleep Science Volume : 6,
Issue: 03, Page : 108-111
Moeini, Khadibi, Bekhradi, Mahmoudian, Nazari. 2010. Effect of aromatherapy
on the quality of sleep in ischemic heart disease patients hospitalized in
intensive care units of heart hospitals of the Isfahan University of Medical
Sciences. IJNMR/Autumn 2010; Vol 15, No 4

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 11


Morton, Fontaine, Hudak, Gallo. 2011. Keperawatan kritis: pendekatan Asuhan
Holistik Ed. 8 Vol. 1. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit & Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Nesami, Gorji, Rezaie, Zahra, Jamshid. 2015. Effect of acupressure with valerian
oil 2.5% on the quality and quantity of sleep in patients with acute
coronary syndrome in a cardiac intensive care unit. Journal of Traditional
And Complementary Medicine Volume: 5 Hal : 241-247.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pneumonia nosokomial pedoman
diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,.
Proses dan Praktik.Edisi 4.Volume 2. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Shinde, Anjum. 2014. Effectiveness of Stroke Back Massage in Quality of Sleep
Intensive Care Unit Patients. International Journal Of Science and
Research (IJSR) ISSN online): 2319-7064 volume: 3 Issue: 3
Pages: 292-298.
Yazdannik, Zareie, Hasanpour, Kashefi. 2014. The effect of earplugs and eye
mask on patients’ perceived sleep quality in intensive care unit. Iranian
journal of nursing and midwifery research Volume : 19, Issue: 6, Page :
673-678
Yemima. 2007. Pengaruh mobilisasi pada klien stroke yang mengalami gangguan
fungsi motorik dengan kejadian dekubitus di rumah sakit mardi rahayu
kudus. Semarang : PSIK FK UNDIP.
Zolfaghari M, Farokhnezhad AP, Asadi NA, Ajri KM. Modification of
Environmental Factors on Quality of Sleep among Patients Admitted to
CCU. Hayat 2012;18:61-8.

Konsep manajemen tidur dan mobilisasi Page 12

Anda mungkin juga menyukai