KOMUNIKASI KELUARGA YANG EFEKTIF MENCEGAH DISORGANISASI
KELUARGA
A. Pengertian Komunikasi Keluarga
Disorganisasi keluarga merupakan sebuah kegagalan yang terjadi dalam sebuah keluarga, kegagalan yang dimaksut bisa berupa sebuah perpecahan keluarga yang disebabkan karena unit-unit dalam keluarga tersebut gagal memenuhi kewajiban dan perannya di dalam lembaga keluarga. Disorganisasi keluarga memiliki banyak bentuk salah satunya ialah kurangnya intensitas komunikasi didalam sebuah keluarga, meskipun semua anggota keluarga menempati posisinya masing-masing, yang artinya tidak ada perpisahan antara orang tua namun mereka memiliki intensitas pertemuan yang sangat minim sehingga timbul perbedaan pemikiran dan pandangan. Menurut Rae Sedwig (1985), Komunikasi Keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian. Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan. Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal-hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap anggota keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.
B. Manfaat Komunikasi Keluarga Yang Intensif
Dalam keluarga sangat diperlukan komunikasi, terutama komunikasi kepada anak, dengan komunikasi antara orang tua dan anak terjalin dengan baik, maka keluarga akan mudah untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya. Untuk itu betapa pentingnya komunikasi dalam keluarga dengan menyimak manfaat komunikasi dalam keluarga, seperti berikut ini : 1. Menyampaikan informasi Dengan adanya komunikasi, ketika keluarga ingin menyampaikan suatu informasi maka, setiap anggota keluarga akan tau informasi itu. Jadi tidak akan adanya miss komunikasi, atau pula dalam keluarga tidak akan ada ketidak saling tahua antara satu dengan yang lainnya. Dengan komunikasi ini maka akan membawa dampak: keluarga akan tercipta damai, kesalahpahaman dalam keluarga bisa diminimalisir dengan komunikasi, setiap informasi yang dimiliki setiap anggota keluarga dapat mengetahuinnya. 2. Mengerti keinginan karena diungkapkan dengan ekspresi Komunikasi non verbal, komunikasi dengan menggunakan ekspresi, dengan adanya ekspresi dalam keluarga maka dalam keluarga akan mengerti apa yang di inginkan setiap anggota keluarganya, mampu memahami setiap situasi dan kondisi anggota keluarganya, dengan melihat ekspresi yang dikeluarkan. 3. Timbulnya sikap sosial di keluarga Melatih komunikasi pada anak, terutama bicara dan berekspresi akan membantu anak mengembangkan sikap sosialnya baik di keluarga maupun di luar masyarakat nantinya. Anak yang mampu berbicara dan berekspresi lebih mudah di ketahui keinginannya dibanding anak yang hanya diam saja. Dengan berbicara dan berekspresi, jiwa sosial yang dimiliki anak akan muncul secara spontan. Hal itu disebabkan karena beberapa hal yaitu anak terbiasa berbicara dengan anggota keluarga yang lain. nak terbiasa mengungkapkan keinginannya kepada orang lain. Anak terbiasa berinteraksi terhadap orang lain, anak akan terbiasa belajar dengan lingkungan dengan berbicara dan berekspresi sehingga akan menimbulkan sikap sosial yang baik. 4. Fungsi control Komunikasi akan membantu orang tua untuk mengontrol pergerakan anak, baik di dalam keluarga maupun di luar keluarga atau di lingkungannya. Dengan berkomunikasi, keluarga akan mengerti hal apa saja yang telah terjadi di luar sana, sehingga keluarga bias mengetahui hal apasaja yang dilakukan anak,mengetahui bagaimana perkembangan sosialisasi antara individu dengan individu yang lain, 5. Memberi ruang untuk anak agar berkata jujur Yang terpenting bagi keluarga adalah komunikasi, itulah sebabnya komunikasi sangat bermanfaat bagi kehidupan keluarga terutama anak dengan orang tua. Pada dasarnya keterbukaan anak sangat penting bagi orang tua, untuk itu sudah semestinya sejak kecil melatih anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Melatih anak untuk selalu terbuka berkata jujur agar tidak ada kebohongan, sehingga apabila ada masalah, orang tua akan mudah untuk menyelesaikan masalah di dalam keluarganya. 6. Melatih sikap empati dalam keluarga Saling mengerti, memahami dan peka terhadap anggota keluarga akan menimbulkan rasa empati dalam keluarga. Jika empati sudah ada disetiap anggota keluarga, control keluarga akan lebih mudah dilakukan, kehidupan harmonis dalam keluarga akan mudah didapatkan, sehingga akan terciptanya keluarga yang damai dan bahagia. Empati merupakan rasa peduli antara individu dengan individu yang lain atau perasaan yang mendalam yang dimiliki individu terhadap individu lain hingga saling memahami. Empati muncul karena adanya rasa simpati dan peduli di dalam kehidupan. 7. Dapat menyalurkan dukungan Bila komunikasi dalam keluarga dapat berjalan dengan baik, maka setiap anggota keluarga akan mampu untuk saling memberikan dukungan satu dengan yang lainnya, dengan begitu kebutuhan keluarga akan terpenuhi. Selain itu, juga anak akan lebih mudah bereksplorasi untuk mencapai keinginannya, karena komunikasi pada orang tuanya, akan lebih mudah untuk orang tua memberikan dukungan kepada sang anak. 8. Menyalurkan sikap positif Komunikasi akan membantu lingkungan keluarga untuk menyalurkan sikap positif, baik itu menegur, menyayangi satu dengan yang lainnya. Hingga kebiasaan-kebiasaan positif akan dapat dibiasakan. 9. Saling memahami persamaan dan perbedaan Komunikasi akan membuat hubungan dalam keluarga menjadi harmonis, dengan adanya komunikasi maka perbedaan di keluarga akan dapat saling dipahami. 10. Memiliki maksud dan tujuan yang sama Sama seperti halnya sebuah organisasi, disetiap rumah tangga pun memiliki tujuan. Untuk itu komunikasi sangat dibutuhkan dalam keluarga agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan yang di harapkan. Apabila maksud dan tujuan yang sama sudah tercapai maka keluarga akan mencapai keluarga yang bahagia. C. Dampak Dari Komunikasi Keluarga yang Kurang Komunikasi adalah kunci yang membuka hubungan harmonis antara orang tua dengan anak. Keluarga harus memiliki waktu cukup lama untuk berbincang- bincang dan mengembangkan keterbukaan antara orang tua dan anak. Tetapi terkadang pada masa anak menjadi remaja, komunikasi dengan orang tua berkurang. Remaja tidak lagi berkomunikasi sebanyak seperti ketika mereka belum menjadi remaja. Sekarang ini, kebanyakan problema yang dihadapi oleh para remaja bukanlah dengan teman sebaya mereka. Saat ini mereka membutuhkan kebebasan untuk menggunakan berbagai akses dan peluang yang ada dengan dukungan penuh dari orang tua mereka. Namun mayoritas para orang tua saat ini mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka pun menjadi tidak efektif. Komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebaliknya, pada komunikasi tidak efektif informasi yang disampaikan tidak dapat dimengerti oleh komunikan sehingga kadang kala menimbulkan salah penafsiran. Dalam masa peralihan itu, remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya. Kita juga mengetahui bahwa fungsi keluarga adalah memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman, maka dalam masa kritisnya remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut. Sebab dalam masa yang kritis seseorang kehilangan pegangan yang memadai dan pedoman hidupnya. Masa kritis diwarnai oleh konflik-konflik internal, pemikiran kritis, perasaan mudah tersinggung, cita-cita dan kemauan yang tinggi tetapi sulit ia kerjakan sehingga ia frustasi dan sebagainya. Ternyata perhatian orangtua dengan memberikan kesenangan materiil belum mampu menyentuh kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan kedudukannya dengan benda mahal dan bagus. Menggantikannya berarti melemparkan anak ke dalam sekumpulan benda mati. Keluarga yang tanpa dialog dan komunikasi akan menumpukkan rasa frustasi dan rasa jengkel dalam jiwa anak-anak. Bila orang tua tidak memberikan kesempatan dialog dan komunikasi dalam arti yang sungguh yaitu bukan basa basi atau sekedar bicara pada hal-hal yang perlu atau penting saja anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-masalahnya dan membuka diri. Mereka lebih baik berdiam diri saja. Situasi kebudayaan bisu ini akan mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Selain itu, anak-anak remaja umumnya merasa kesepian karena kurangnya komunikasi dengan orang tua mereka. Sehingga mereka lebih memilih untuk mencurahkan isi hati mereka kepada teman, sahabat yang mereka anggap dapat mengerti mereka. Hal tersebut juga dikarenakan waktu mereka yang banyak dihabiskan dengan teman temannya. Kurangnya komunikasi orang tua dengan anak bisa berdampak buruk. Adapun dampak buruknya yaitu: 1. Anak lebih cenderung menutup diri/kurang terbuka 2. Adanya kenakalan remaja 3. Kurangnya rasa percaya diri Untuk meminimalisir adanya dampak buruk terhadap anak karena kurangnya komunikasi dengan orang tua, maka sebagai orang tua diharapkan dapat lebih meluangkan sedikit waktu dari kesibukannya untuk berkomunikasi dengan sang anak, menjadi pendengar yang baik, memberikan solusi dari permasalahannya, dan memberikan kasih sayang yang lebih agar anak lebih nyaman apabila dekat dengan orang tua nya dan merasa lebih aman jika sedang bercerita apa yang mereka rasakan.
D. Tips Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Keluarga
1. Saling menghargai dan menghormati. Komunikasi akan efektif dalam keluarga jika ada rasa saling menghargai dan menghormati di antara anggotanya. Adanya penghargaan dari orang tua (pengirim pesan) akan menumbuhkan kepercayaan diri dan menimbulkan feedback dari anak (penerima pesan). Orang tua dan anak akan sukses berkomunikasi jika ada rasa saling respek. 2. Adanya rasa empati. Empati merupakan kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar atau dimengerti orang lain. Komunikasi efektif akan berhasil jika masing-masing anggota keluarga saling memiliki rasa empati. Saling berdialog dengan keterbukaan, mendengarkan keluh kesah dan harapan-harapan. Mendengar tidak hanya melalui indra saja, namun juga menggunakan hati dan perasaan. Cara ini akan memunculkan rasa saling percaya dan keterlibatan masing-masing anggota keluarga. 3. Pesan yang mudah dimengerti, dimaknai dan diterima dengan baik. Sebuah pesan harus disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa dimengerti, dimaknai dan diterima dengan baik oleh si penerima pesan. Hal ini bisa dilakukan dengan raut muka yang cerah, dengan senyuman, bahasa yang baik dan tutur kata yang halus, tidak emosional. 4. Menyampaikan pesan dalam momen tertentu. Salah satu momen yang baik dan ideal untuk melakukan komunikasi adalah pada saat makan bersama. Kegiatan ini selain membuat semua anggota keluarga bisa berkumpul di satu meja, juga bisa saling bertukar pendapat, saling menanyakan kegiatan masing-masing, berdiskusi, solusi-solusi dan sebagainya. Maka gunakan meja makan sebagai sebuah kesempatan untuk berbagi dalam keluarga. 5. Pergi berlibur bersama atau sekedar jalan-jalan. Pergi berlibur atau jalan-jalan merupakan salah satu cara menghabiskan waktu bersama anggota keluarga. Hal ini bisa membuat hubungan keluarga tetap dekat, hangat dan mesra antara satu dengan yang lain. Komunikasi menjadi efektif di lingkungan keluarga jika hubungan antar anggota terjalin baik dan harmonis.