Case 1: Melibatkan lebih banyak orang dalam urusan kegerejaan
Istilah "morfologi" (dari bahasa Yunani, morphé = bentuk) digunakan
dalam sejumlah disiplin ilmu untuk merujuk pada studi hubungan struktural antara berbagai bagian atau aspek dari objek penelitian. Sebagai contoh, dalam biologi, morfologi adalah studi tentang bentuk dan struktur organisme dan fitur struktural spesifik mereka; dalam linguistik, morfologi adalah cabang tata bahasa yang mempelajari struktur bentuk kata, terutama melalui penggunaan konstruksi morfem; geomorfologi adalah studi tentang bentang alam dan proses yang membentuknya; morfologi perkotaan adalah studi tentang bentuk pemukiman manusia dan proses pembentukannya.
Dalam konteks ini, "analisis morfologis" mengacu pada analisis hubungan
struktural dalam disiplin ilmu tertentu di mana istilah ini digunakan. Namun, pada tahun 1940-an dan 50-an, Fritz Zwicky, astrofisikawan Caltech, menggeneralisasi "pendekatan morfologis" sebagai metode untuk menyusun dan menganalisis segala jenis kompleks masalah multi-dimensi, yang pada dasarnya tidak dikuantifikasi.1
Dalam melakukan analisis morfologis ada tiga langkah yang perlu
dilaksanakan:
- Menuliskan daftar dimensi permasalahan
- Membentuk daftar atribut di masing-masing dimensi tersebut - Mengambil kombinasi atribut sebagai stimuli untuk ide baru
Dimensi dan atribut permasalahan Kasus 1
Aktor Tipe Partisipasi Alasan
Vicar Partisipasi pasif Paksaan
Peserta pasif Partisipasi aktif Kesadaran
Peserta aktif Partisipasi aktif sekaligus mengajak pihak lain Kemauan pribadi
Dari daftar dimensi dan atribut tersebut, diambil kombinasi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah keterlibatan aktif di gereja. Dalam hal ini, dipilih kombinasi atribut sebagai berikut:
- Keinginan untuk mengajak jemaah lain untuk terlibat
- Tantangan yang disediakan gereja agar jemaah mau terlibat - Rendahnya kesadaran untuk terlibat secara aktif
Dari atribut tersebut terlihat bahwa strategi yang dimunculkan berpusat
pada 2 hal: peningkatan kesadaran dan peningkatan daya tarik kegiatan gereja. Peningkatan kesadaran dilakukan dalam dua hal, yaitu peningkatan kesadaran untuk terlibat secara aktif dan kesadaran untuk mengajak dan mendorong keterlibatan jemaah lain.
2. Case 2: Teknik Delta
Pembentukan ide umumnya merupakan titik awal inovasi. Sehingga
pembentukan ide adalah tahap pertama dan terpenting dari pengembangan dan inovasi produk baru. Proses ideasi kreatif sering disebut front fuzzy, karena kurangnya proses yang terdefinisi dengan baik, informasi yang dapat diandalkan, dan aturan keputusan yang terbukti. Karena proses pembuatan ide ini adalah pekerjaan yang kompleks dan inovatif, proses ini masih dilakukan dengan alat manual analog tradisional. Dalam banyak kasus, pembuatan ide dilakukan dengan menggunakan pengetahuan para ahli. Namun, penggunaan teknik pembuatan ide tampaknya telah meningkat, mendorong proses ideasi kreatif. Dengan teknik yang sistematis, seseorang dapat mempertimbangkan penyebab masalah secara lebih menyeluruh, dan menemukan solusi baru secara sistematis.
Secara alami, pembentukan ide akan lebih efektif, yang menghasilkan
lebih banyak alternatif kreatif. Banyak teknik dan alat telah disarankan untuk memfasilitasi pembuatan ide baru. Teknik paling populer dan dasar adalah brainstorming, untuk mendorong pemikiran intuitif dalam suatu kelompok sehingga setiap peserta dapat mendiskusikan dan mengembangkan ide-ide bagus dengan asosiasi.2
Teknik analisis morfologi dalam kasus ini berfungsi membantu
menghasilkan sejumlah besar ide, di mana alat ini berfungsi terbaik sebagai alat bantu visual. Namun, ini bisa terbukti sulit dalam situasi di mana masalahnya kompleks.
Dalam kasus ini, diharapkan analisis morfologis dapat membantu
perusahaan untuk memperoleh ide atau wawasan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Saat ini perusahaan ingin memperluas cakupan pasar produknya dan menyadari bahwa circuit board yang dibuat secara khusus atau board yang dirakit jenis lainnya dapat menjadi sasaran perluasan tersebut.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik