Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Kimia Klinik

MAKALAH

PEMERIKSAAN HbA1c

OLEH:
NAMA : SRI NURUL AFIAT
NIM : B1A119387
KELAS : 15

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Penyanyang. Saya panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya sehingga saya bias menyelesaikan

makalah yang berjudul Pemeriksaan HbA1c dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan

dari berbagai pihak sehingga bias memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karenanya saya dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari

pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini tentang pemeriksaan HbA1c

ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Makassar, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

HB (hemoglobin) adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem

(berisi zat besi) dan 4 rantai globin (alfa,beta,gama dan delta), berada didalam

eritrosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan

warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Struktur HB dinyatakan

dengan menyebut jumlah dan jenis rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada

rantai beta,gama dan delta.

HbA1c adalah zat yang terbentuk dari aksi antara glukosa dengan

hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen

ke seluruh bagian tubuh). HbA1c yang terbentuk akan tersimpan dan tetap

bertahan di dalam sel darah merah selama ± 3 bulan, sesuai masa hidup sel

darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung kadar glukosa di

dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c dapat menggambarkan rata-

rata kadar glukosa darah selama ± 3 bulan.

Penurunan HB terdapat pada penderita : anemia, kanker, penyakit

ginjal, pemberian cairan intra vena berlebihan, dan penyakit hodkins. Dapat

juga disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: antibiotika, aspirin, antineoplastik

(obat kanker), indometasin,s ulfonamide, primaquin, rifampin dan trimetadion.

Peningkatan HB terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, penyakit

paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongesti dan luka bakar hebat.
Obat yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan HB adalah metildopa dan

gentamicin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi HbA1c?

2. Bagaimana prinsip kerja pemeriksaan laboratorium HbA1c?

3. Bagaimana cara kerja HbA1c?

4. Bagaimana hasil normal HbA1c?

C. Tujuan

1. Menjelaskan defenisi HbA1c

2. Menjelaskan prinsip kerja pemeriksaan laboratorium HbA1c

3. Menjelaskan cara kerja HbA1c

4. Menjelaskan hasil normal HbA1c

D. Manfaat

1. Mengetahui defenisi HbA1c

2. Mengetahui prinsip kerja pemeriksaan laboratorium HbA1c

3. Mengetahui cara kerja HbA1c

4. Mengetahui hasil normal HbA1c


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi HbA1c

HB (hemoglobin) adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem

(berisi zat besi) dan 4 rantai globin (alfa,beta,gama dan delta), berada didalam

eritrosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan

warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Struktur HB

dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai alfa, dan 146 mol asam

amino pada rantai beta,gama dan delta.

HbA1c adalah zat yang terbentuk dari aksi antara glukosa dengan

hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen

ke seluruh bagian tubuh). HbA1c yang terbentuk akan tersimpan dan tetap

bertahan di dalam sel darah merah selama ± 3 bulan, sesuai masa hidup sel

darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung kadar glukosa di

dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c dapat menggambarkan rata-

rata kadar glukosa darah selama ± 3 bulan.

Komponen utama hemoglobin adalah hemoglobin A (Adulf/dewasa),

yaitu sekitar 90% dari total komponen hemoglobin. Komponen minor

hemoglobin adalah hemoglobin A2 / HbA2 dan HbF, yang merupakan hasil

rantai gen hemoglobin yang berbeda δ dan Υ. Komponen minor lainnya

adalah modikasi post-translasional hemoglobin A yaitu A1a, A1b dan A1c .

Hemoglobin A1c merupakan komponen minor paling besar dari sel darah

manusia, normalnya 4% dari total hemoglobin A.


HbA1c adalah istilah secara internasional untuk

glycosylatedhemoglobin/glycated hemoglobinum yang direkomendasikan

oleh ADA. HbA1c (Hemoglobin Adulf 1c) merupakan derivat adulf

hemoglobin (HbA), dengan penambahan monosakarida (fruktosa atau

glukosa).yang merupakan subtipe utama dan fraksi terpenting yaitu sekitar 4-

5% dari total hemoglobin yang banyak diteliti di antara tiga jenis

HbA1(HbA1a,b dan c). Hemoglobin A1c merupakan ikatan antara

hemoglobin dengan glukosa sedangkan fraksi-fraksi lain merupakan ikatan

antara hemoglobin dan heksosa lain. Struktur molekuler HbA1c adalah N-(1-

doxy)-fructosyl-hemoglobin atau N-(1-deoxyfructose-1-yl) hemoglobin beta

chain.

Hemoglobin A1c adalah glukosa stabil yang terikat pada gugus N-

terminal pada rantai HbA0, membentuk suatu modifikasi post translasi

sehingga glukosa bersatu dengan kelompok amino bebas pada residu valin N-

terminal rantai β hemoglobin. Schiff base yang dihasilkan bersifat tidak stabil,

kemudian melalui suatu penyusunan ulang yang ireversibel membentuk suatu

ketoamin yang stabil. Glikasi dapat terjadi pada residu lisin tertentu dari

hemoglobin rantai α dan β, glikohemoglobin total atau total hemoglobin

terglikasi yang dapat diukur, dikenal dengan HbA1c. Glikasi hemoglobin

tidak dikatalisis oleh enzim, tetapi melalui reaksi kimia akibat paparan

glukosa yang beredar dalam darah pada sel eritrosit. Laju sintesis HbA1c

merupakan fungsi konsentrasi glukosa yang terikat pada eritrosit selama

pemaparan. Konsentrasi HbA1c tergantung pada konsentrasi glukosa darah


dan usia eritrosit, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara

konsentrasi HbA1c dan rata-rata kadar glukosa darah

Gambar 1. Pembentukan HbA1c

B. Prinsip Kerja Pemeriksaan Laboratorium

Prinsip pemeriksaan HbA1c adalah mengukur persentasi hemoglobin

sel darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti

kontrol gula darah buruk dankemungkinan komplikasi semakin tinggi. Pada

orang yang tidak menderita diabetes, kadar HbA1c berkisar antara 4,5 sampai

6%. Jika kadarnya 6,5% atau lebih pada dua pemeriksaanterpisah, maka

kemungkinan orang tersebut menderita diabetes. Nilai antara 6 sampai

6,5%menunjukkan keadaan pradiabetes. Penderita diabetes yang tidak

terkontrol dalam waktuyang lama biasanya memiliki kadar HbA1c lebih dari

9% sedangkan target pengobatanadalah kadar HbA1c sebesar 7% atau

kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam pemeriksaan
kadar HbA1c antara lain :
1. Metode Kromatografi Pertukaran Ion (Ion Exchange Chromatography)

Prinsip dari metode ini adalah titik isoelektrik HbA1c lebih rendah

dan lebih cepat bermigrasi dibandingkan komponen Hb lainnya. Apabila

menggunakan metode ini harus dikontrol perubahan suhu reagen dan

kolom, kekuatan ion dan pH dari buffer. Kelemahan dari metode ini

adalah adanya interferensi variabel darihemoglobinopati, HbF dan

carbamylated Hb (HbC) yang bisa memberikan hasil negatif palsu.

Keuntungan metode ini adalah dapat memeriksa kromatogr am Hb varian

dengan tingkat presisi yang tinggi.

2. Metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan Ion Exchange

Chromatography, bias diotomatisasi serta memiliki akurasi dan presisi


yang baik sekali. Metode ini juga direkomendasikan menjadi metode

referensi untuk pemeriksaan kadar HbA1c

3. Metode Agar Gel Elektroforesis


Metode ini memiliki hasil yang berkorelasi dengan baik dengan

HPLC tetapi presisinya kurang dibandingkan HPLC. HbF memberikan

hasil positif palsu tetapi kekuatan ion, pH,s uhu, HbS dan HbC tidak

banyak berpengaruh pada metode ini.

4. Metode Immunoassay (EIA)


Prinsip dari metode ini adalah ikatan yang terjadi antara antibodi

dengan glukosa dan antara asam amino-4 dengan 10 N-terminal rantai β.

Kelemahan dari metode ini adalah dipengaruhi oleh gangguan

hemoglobinopati dengan asam amino lengkap pada sisi yang berikatan

dan beberapa gangguan yang berasal dari HbF sehingga metodeini hanya

mampu mengukur HbA1c dan tidak dapat mengukur HbA1c yang labil

maupunHbA1A dan HbA1B.

5. Metode Affinity Chromatography


Prinsip dari metode ini adalah glukosa yang terikat pada asam m-

aminofenilboronat. Kelemahan dari metode ini adalah bukan hanya

mengukur glikasi valin pada N-terminalrantai β tetapi juha glikasi rantai

β pada bagian lain dan glikasi rantai α sehingga hasil pengukuran dengan

metode ini lebih tinggi daripada dengan metode HPLC. Keuntungan

metode ini adalah non-glycated hemoglobin serta bentuk labil dari

HbA1c tidak mengganggu penetuan hemoglobin glikasi, tidak


dipengaruhi suhu, presisi baik, HbF, HbS dan HbC hanya sedikit

mempengaruhi metode ini.

6. Metode Analisis Kimiawi dengan Kolorimetri


Metode Spektrofotometri Prinsip dari metode ini adalah

penghilangan fraksi labil dari hemoglobin dengan cara haemolysate

kemudian ditambahkan agen penukar ion kationik kemudian dibaca

dengan instrument spektrofotometer pada panjang gelombang 415 nm.

Metode ini memerlukan waktu inkubasi yang lama yaitu sekitar 2 jam

tetapikeuntungannya lebih spesifik karena tidak dipengaruhi oleh

glycosylated ataupun glycosylated labil. Kerugiannya adalah waktu lama,

sampel besar dan satuan pengukuran yang kurang dikenal oleh klinisi

yaitu mmol/L.

C. Cara Kerja

Glikosilasi adalah apabila hemoglobin bercampur dengan larutan

dengan kadar glukosa sangat tinggi serta rantai beta molekul hemoglobin

mengikat satu gugus glukosa secara irreversibel. Glikosilasi dapat terjadi

secara spontan dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila

kadar glukosa dalam darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4-6%

hemoglobin mengalami glikosilasi menjadi hemoglobin glikosilat atau

hemoglobin A1c. Pada kasus hiperglikemia yang berkepanjangan, dapat

meningkatkan kadar hemoglobin A1c hingga 18-20%. Glikosilasi tidak

mengganggu kemampuan hemoglobin dalam hal mengangkut oksigen, akan

tetapi kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan kurangnya


pengendalian diabetes selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah jumlah kadar

normoglikemik menjadi stabil maka kadar hemoglobin A1c kembali normal

dalam waktu sekitar 3 minggu.

Karena HbA1c terkandung dalam eritrosit yang hidup sekitar 3 – 4

bulan, maka HbA1c dapat mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa

selama 100 – 120 hri sebelumnya. Hal ini lebih menguntungkan secara klinis

karena memberikan informasi yang lebih jelas tentang keadaan penderita dan

seberapa efektif terapi diabetik yang diberikan. Peningkatan kadar HbA1c >

8% mengindikasikan diabetes mellitus yang tidak terkendali sehingga

menyebabkan penderita berisiko tinggi dapat mengalami berbagai macam

komplikasi jangka panjang seperti nefropati, neuropati, retinopati, dan/atau

kardiopati.

Eritrosit yang tua karena berada dalam sirkulasi lebih lama dari pada

sel-sel eritrosit yang masih muda memiliki kadar HbA1c yang lebih tinggi.

Penurunan hasil palsu kadar HbA1c bisa disebabkan oleh penurunan dari

jumlah eritrosit total. Pada penderita dengan gejala hemolisis episodik atau

kronis, darah dapat mengandung lebih banyak eritrosit muda sehingga jumlah

kadar HbA1c dapat dijumpai dalam kadar yang sangat rendah. Adanya
Glikohemoglobin total dalam darah merupakan indikator yang lebih baik

untuk pengendalian terhadap penyakit diabetes pada penderita yang

mengalami anemia ataupun kehilangan darah.

D. Hasil Normal

Kadar HbA1c normal adalah 3,5%-5%. Kadar rata-rata glukosa darah

30 hari sebelumnya merupakan kontributor utama HbA1c. Kontribusi bulanan

rata-rata glukosa darah terhadap HbA1c adalah: 50% dari 30 hari terakhir,

25% dari 30-60 hari sebelumnya dan 25% dari 60-120 hari sebelumnya.

Hubungan langsung antara HbA1c dan rata-rata glukosa darah terjadi karena

eritrosit terus menerus terglikasi selama 120 hari masa hidupnya dan laju

pembentukan glikohemoglobin setara dengan konsentrasi glukosa darah, oleh

sebab itu pengukuran HbA1c penting untuk kontrol jangka panjang status

glikemi pada pasien diabetes.

Nilai normal HB :
Wanita : 12-16 gr/dl
Pria : 14-18 gr/dl
Anak : 10-16 gr/dl
Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

HbA1c adalah zat yang terbentuk dari aksi antara glukosa dengan

hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen

ke seluruh bagian tubuh). Prinsip HbA1c mengukur persentasi hemoglobin

sel darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti

kontrol gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi.

Nilai normal HB :
Wanita : 12-16 gr/dl
Pria : 14-18 gr/dl
Anak : 10-16 gr/dl
Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl.

B. Saran

Demikianlah pokok bahasan pemeriksaan HbA1c yang dapat saya

paparkan. Besar harapan saya makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan

banyak. Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat

disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA
Airin,Q.,I Wayan,PSY .,A.A.Wiradewi ,L. 2013. Gambaran Hasil Pemeriksaan

Kadar HbA1c pada Penderita Diabetes Melitus di Laboratorium RSU

Surya Husadha Tahun 2013. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana.

Fortress. 2000. Fortsress Diagnostic Haemoglobin A1C Micro Column. Fortress

Diagnostic Limitied. United Kingdom.

Githafas. 2010. Pemeriksaan HbA1c pada Penderita Diabetes.

http://www.ilunifk83.com/t224p270-diabetes-melitus/. Diakses tanggal

21 Desember 2019.

Harefa, E. 2011. HbA1c Standardization and Recent Updates. Prodia

Laboratories. Makassar.

Sri Rahayu,P ., Harsinem,S. 2014. Peranan Pemeriksaan Hemoglobin A1c pada

Pengelolaan Diabetes Melitus. Sub Bagian Endoktrin Metabolik

Diabetes Bagian Ilmu Penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Widijanti & Ratulangi, B.T. 2011. Jenis-jenis Pemeriksaan yang Harus

Dilakukan Penderita Diabetes. Laboratorium Patologi Klinik RSUD

Dr. Saiful Anwar FK Unibraw. Malang.

Anda mungkin juga menyukai