Adsorpsi
Adsorpsi
atau daya serap dari zat penyerap yang terjadi pada permukaan (Reynolds
&Richards, 1996). Sistem pada adsorpsi terdiri dari dua macam yaitu sistem
batch dan sistem kotinu (kolom). Adsorpsi secara batch akan memberikan
gambaran kemampuan dari adsorben dengan cara mencampurkannya dengan
larutan yang tetap jumlahnya dan mengamati perubahan kualitasnya pada
selang waktu tertentu (Ruthven, 1984). Sedangkan adsorpsi secara kontinu
dilakukan dengan cara melewatkan larutan kontaminan ke dalam kolom yang
berisi adsorben dengan laju aliran tertentu sehingga larutan yang ingin
disisihkan akan diserap oleh adsorben (Somerville, 2007). Sistem kontak antara
adsorben dan adsorbat yang biasanya digunakan dalam metode kolom adalah
fixed bed. Fixed bed dapat beroperasi secara upflow maupun downflow, tapi
secara downflow lebih populer karena butiran adsorben dapat juga berfungsi
sebagai filter untuk suspended solid (Reynolds & Richards, 1996). Selain itu
kolom adsorpsi dapat diaplikasikan secara tunggal dan majemuk dengan
penyusunan seri atau paralel. Adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja kolom adsorpsi di antaranya adalah ketinggian bed, kecepatan alir
influen dan konsentrasi influen
1. Ekuilibrium adsorpsi
Penentuan ekuilibrium adsorpsi dan persamaan matematikanya sangat penting
untuk memberikan informasi mengenai proses adsorpsi, misalnya seberapa kuat
interaksi antara adsorbat (zat yang teradsorp) dengan adsorben (zat yang
mengadsorp). Selain itu ekuilibrium adsorpsi juga dapat memberikan informasi
mengenai pengaruh berbagi faktor seperti suhu, dan pH. Data ini diperlukan pada
desain kolom adsorpsi. Penentuan ekuilibrium adsorpsi biasanya dilakukan secara
batch. (Worch, 2012)
Tahap pertama dan keempat biasanya diasumsikan terjadi sangat cepat sehingga
dipat diabaikan. Difusi eksternal dipengaruhi oleh kondisi hidrodinamika, seperti
laju alir, dan bentuk reaktor. Oleh karena itu biasanya di dalam percobaan
pengaruh difusi eksternal diupayakan seminim mungkin sehingga yang terukur
adalah difusi internal yang biasanya tidak bergantung pada kondisi operasi.
Konsentrasi solut di dalam fasa fluida dan fasa padat berubah terhadap
waktu dan posisi adsorben selama proses adsorpsi berlangsung. Pada saat
awal proses adsorpsi, dapat diasumsikan bahwa adsorben tidak mengandung
solut. Proses utama perpindahan massa dan adsorpsi terjadi pada saat fluida
kontak pertama dengan unggun adsorben.
Konsentrasi fluida selanjutnya akan berkurang sepanjang unggun. Kurva
breakthrough adsorpsi (Gambar 1) umum digunakan untuk menggambarkan
perubahan rasio konsentrasi di dalam fluida (C) dengan konsentrasi umpan
(C0) terhadap panjang unggun adsorben.
Gambar 1. Diagram skematik untuk eksperimen studi kolom unggun tetap: kolom
adsorpsi unggun tetap (1), larutan keluaran kolom (2), pompa (3), dan larutan
masukan kolom (4) (Gong, Ji-Lai, 2015)
REFERENSI