Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PIMUS

PEMBUATAN SERBUK BUAH TOMAT (LYCOPERSIUMESCULENTUM)


DENGAN METODE PENGERINGAN BUSA

BIDANG KEGIATAN :
KARYA TULIS ILMIAH

Diusulkan oleh

Khoirun Nisa’ Maulidina NRP: 160216099, Tahun angkatan 2016


Daud Hernoud Christhen Loudoe NRP: 160216082, Tahun angkatan 2016
Stenly Wira Hadi Pratama NRP: 160217079, Tahun angkatan 2017

UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2019
PENGESAHAN PROPOSAL CABANG KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Pembuatan Serbuk Buah Tomat dengan


Metode Pengeringan Busa
2. Bidang PIMUS : Karya Tulis Ilmiah
3. Ketua Kelompok Mahasiswa
a. Nama Lengkap : Khoirun Nisa’ Maulidina
b. NRP : 160216099
c. Asal Fakultas : Teknik
d. Program Studi : Teknik Kimia
e. Alamat Rumah : Jl. Rungkut Mejoyo Utara Blok AF nomor
39. Rungkut,Surabaya
f. No. HP : 082231362946
g. Alamat e-mail : dinaanidina418@gmail.com
4. Anggota Kelompok Mahasiswa : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.rer.nat. Lanny Sapei S.T.,M.sc
b. NIDN : 0425017801
c. Alamat Rumah : Taman Pinang Indah B3/4, Sidoarjo
d. No. HP : 08562334496
Surabaya, 28 Oktober 2019

Dosen Pendamping Ketua Kelompok Mahasiswa

(Dr.rer.nat. Lanny Sapei S.T.,M.sc) (Khoirun Nisa’ Maulidina)


NIDN. 0425017801 NRP. 160216099

Halaman pengesahan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan
isi proposal Karya Tulisa Ilmiah, oleh sebab itu setelah ditandatangani kemudian
discan dan disimpan dalam format PDF dan digabungkan ke file Makalah yang
akan di e-mail ke panitia PIMUS 2019
DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Alasan Yang Mendasari 1
1.3 Data dan Informasi Pendukung 2
1.4 Identifikasi dan Perumusan Masalah 2
1.5 Tujuan dan Manfaat Penulisan 3
BAB 2 : GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian 4


2.2 Solusi yang pernah diterapkan sebelumnya 5
2.3 Seberapa jauh kondisi kekinian pecetus gagasan 5
2.4 Pihak yang dapat membantu implementasi 6
2.5 Langkah-langkah untuk mengimplementasikan 6
BAB 3 : KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
LAMPIRAN LAMPIRAN

LAMPIRAN 6 9
LAMPIRAN 7

LAMPIRAN 8

i
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut BPS (2015), Tomat (Lycopersicumesculentum) merupakan tanaman
holtikultura yang banyak dimanfaatkan sebagai campuran dalam masakan,
minuman, saus, dan berbagai olahan lainnya. Rasa tomat yang enak membuatnya
disukai oleh masyarakat baik dari anak-anak hingga orang dewasa. Badan Pusat
Statistik dan Direktorat Jenderal Holtikultura (2015) melaporkan produksi tomat
Indonesia pada 3 tahun terakhir cukup tinggi, tahun 2014 produksi tomat
mencapai 915.987 ton, tahun 2013 sebesar 992.780 ton, dan tahun 2012 sebesar
893.463 ton. Laporan BPS (2015), produksi tomat di Sumatera Barat
menunjukkan peningkatan, pada tahun 2010 diproduksi 49,712 ton, tahun 2013
mencapai 78,187 ton, namun sedikit mengalami penurunan pada tahun 2014
menjadi 74,137 ton.

1.2 Alasan yang Mendasari


Petani tomat di Sumatera Barat melakukan penanaman tomat 2-3 kali dalam
setahun, dan dipanen sebanyak 8 sampai 12 kali pemanenan. Pada saat musim
panen tertentu produksi tomat berlimpah (over production) mengakibatkan harga
tomat murah dan harga distribusi lebih tinggi dibandingkan harga jual, dan
mengakibatkan para petani tidak mau mengambil resiko kerugian,oleh sebab itu
petani membiarkan tomat-tomat tersebut dipohonnya dan disekitar ladang mereka,
sedangkan tomat termasuk dalam nilai ekonomis yang penting karena dapat
meningkatkan pendapatan petani dan (Mappiratuet al. 2010) menyatakan tomat
mengandung vitamin C,vitamin B, vitamin E serta provitamin A, dan mineral
meliputi Ca, Mg, P, K, Na, Fe, S dan Cl, selain itu tomat juga mengandung
senyawa seperti solanin, saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat,
bioflavonoid, protein, lemak, dan histamine.

Berdasarkan pengamatan lapangan di daerah sentra produksi tomat di


Sumatera Barat, tomat yang tidak dipasarkan tersebut masih bisa dikonsumsi
untuk konsumsi manusia, serta jumlahnya dapat mencapai 20% dari total panen,
bahkan mencapai 50% dari total panen pada saat harga tomat rendah
(Mahataetal.,2015). Para petani didaerah tersebut belum memiliki pengetahuan
atau keterampilan dalam mengolah tomat yang tidak laku dipasaran untuk
dijadikan produk yang memiliki nilai jual seperti manisan tomat, saus tomat, dan
lain-lain. Pada kondisi tersebut, tomat segar akan menjadi tomat afkir yang tidak
memiliki nilai jual, kemudian menjadi limbah dan dibuang di sekitar ladang tomat
oleh petani, maka dari itu sebelum tomat mulai membusuk atau rusak bisa
2

disimpan dalam jangka waktu yang lama, untuk mengurangi hal tersebut, tomat
dapat diolah menjadi produk awetan yang dapat disimpan dalam jangka waktu
yang lama serta praktis dalam penyimpanan.

Beberapa metode yang sudah dilakukan dalam pengawetan suatu bahan pokok
makanan dan potensial untuk pengembangan dari metode pengawetan tersebut
dapat dikembangkan dengan menggunakan metode pengeringan busa dan spray
drying. Metode spray drying lebih sesuai diterapkan dalam dunia industri karena
membutuhkan peralatan dan biaya operasi yang mahal. Dalam penelitian ini
metode yang dipilih adalah pengeringan busa menggunakan pengeringan kabinet
karena metode ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu : prosedur biaya yang
cukup sederhana, tidak membutuhkan biaya dan peralatan yang mahal, dan dapat
diterapkan dalam industri rumah tangga atau skala industri kecil.

1.3 Data dan Informasi Pendukung


Metode pengeringan busa menggunakan prinsip pengubahan bahan yang akan
dikeringkan menjadi bentuk busa yang stabil dengan penambahan sedikit
penstabil busa. Bahan yang akan dikeringkan umumnya berupa pasta atau cairan.
Untuk dapat membenuk busa selain dengan penambahan sedikit penstabil busa,
bahan juga harus mempunyai konsistensi tinggi dan kemampuan untuk
membentuk lapisan tipis.
Parameter densitas busa yang sesuai untuk digunakan dalam metode ini
sekitar 0,1-0,6 g/mL. Waktu dan temperatur pengeringan berbeda-beda untuk
setiap jenis bahan yang dikeringkan. Untuk buah tomat sendiri digunakan
temperatur pengeringan 70-80°C selama kurang lebih 2 jam (120 menit).
Bahan yang dipakai menggunakan stabilizer yang lebih efektif untuk
mengikat air lebih besar atau meningkatkan kestabilan busa lebih baik
dibandingkan zat penstabil lainnya yaitu CMC (carboxymethylcellulose).
Kemudian ada tambahan virgin coconut oil (VCO ) sebagai penghantar
menurunkan kadar air sebagai pemberi driving force yang dapat menguapkan air,
sebab kandungannya lebih murni, komposisi kolesterol baik, tidak memiliki non
trans fatty acid dan adanya kandungan vitamin E yang tidak ada pada kandungan
minyak kelapa biasa. Kemudian tambahan bahan baku lainnya yaitu tween 80
yang dapat membantu meningkatkan laju pengeringan dimana sifatnya sebagai
emulsifier yang menurunkan tegangan permukaan sehingga dapat membentuk
busa yang mempercepat pengeringan.

1.4 Identifikasi atau Perumusan Masalah


Petani tomat di Sumatera Barat melakukan penanaman tomat 2-3 kali dalam
setahun, dan dipanen sebanyak 8 sampai 12 kali pemanenan. Pada saat musim
3

panen tertentu produksi tomat berlimpah (over production) mengakibatkan harga


tomat murah dan harga distribusi lebih tinggi dibandingkan harga jual, dan
mengakibatkan para petani tidak mau mengambil resiko kerugian,oleh sebab itu
petani membiarkan tomat-tomat tersebut dipohonnya dan disekitar ladang mereka,
dan tomat akan membusuk jika dibiarkan.

Para petani didaerah tersebut belum memiliki pengetahuan atau keterampilan


dalam mengolah tomat yang tidak laku dipasaran untuk dijadikan produk yang
memiliki nilai jual seperti manisan tomat, saus tomat, dan lain-lain. Pada kondisi
tersebut, tomat akan menjadi limbah dan dibuang di sekitar ladang tomat oleh
petani, maka dari itu sebelum tomat mulai membusuk atau rusak bisa disimpan
dalam jangka waktu yang lama, untuk mengurangi hal tersebut, tomat dapat
diolah menjadi produk awetan yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang
lama serta praktis dalam penyimpanan.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mempelajari proses
pembuatan serbuk buah tomat dengan proses pengeringan busa dan pengaruh
konsentrasi bahan tambahan pada produk.
4

BAB II
GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian


Kondisi pertanian di Indonesia, kini terasa cukup memprihatinkan. Di mana
Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris (negara yang maju
pertaniannya), sekarang malah mengimpor makanan pokok dari negara lain.
Padahal sebenarnya Indonesia adalah negara produsen beras ketiga dunia
setelah China dan India. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia
kira-kira sebesar 8,5% (51 juta ton). Produksi beras Indonesia yang begitu
tinggi tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan penduduknya. Dilihat dari
semua aspek, kondisi Indonesia sendiri masih banyak kekurangan. Kekurangan
tersebut bukan semata berasal dari pemerintahannya saja tetapi penduduknya
juga.
Melihat betapa besarnya perkembangan pertanian di Indonesia, menjadi
sebuah potensi yang harus dimaksimalkan oleh semua pihak. Baik itu oleh
petani, pelaku dalam bidang pertanian dan pemerintah. Dukungan dari
pemerintah dapat dilakukan dengan cara pembinaan kepada kelompok tani dan
memberikan berbagai produk pertanian terbaik seperti bibit unggul, pupuk dan
sebagainya.

Pada tahun 2017 lalu semisalnya, berdasarkan data BPS pertumbuhan


pertanian Indonesia bisa dibilang cukup bagus pada angka 6.9 persen di tengah
ketidakpastian ekonomi global. Pertanian Indonesia juga mampu mengekspor
beberapa komoditas utama antara lain rempah-rempah, kopi, cokelat, dan
tembakau

Swasembada bahan pangan juga mulai digalakkan oleh pemerintah. Pada


tahun 2017 lalu Indonesia telah melakukan swasembada jagung. Tahun 2019
ini, pemerintah menargetkan akan melakukan swasembada bawang putih dan
gula untuk konsumsi termasuk komoditas lainnya. Semuanya dilakukan secara
bertahap hingga pada tahun 2045 mendatang targetnya Indonesia sudah
menjadi lumbung pangan dunia.
Pada tahun 2019 ini kondisi para petani tomat sangat merugi banyak, karena
pada tanggal 13 oktober 2019 lalu harga tomat sangat menurun dan membuat
para petani tidak mau panen. Harga yang dijual di pasaran sangat tidak
sebanding dengan perawatan panen serta biaya angkut kirim ke pasar, hal ini
dapat menyebabkan petani malas untuk panen dan akibatnya tomat akan
membusuk. Sifat dari tomat sendiri kalau terlalu lama di diamkan akan cepat
membusuk dan membuat tidak laku untuk dijual.
5

Penurunan hasil panen ini bisa disebabkan karena berbagai hal. Pertama,
karena bukan musimnya tomat, karena pada bulan tertentu adanya musim
mangga dimana hal tersebut bebarengan dengan penjualan tomat dipasar.
Kedua, harga sayuran menurun karena tidak sebanding dengan perawatan
panennya. Ketiga, Para petani sudah malas untuk panen padahal banyak
tanaman tomat yang ditelantarkan dengan usia produktif, namun karena petani
sudah malas untuk merawat, tanaman tersebut jadi rusak, daun kering dan
rontok sehingga hasilnya sangat tidak maksimal.

2.2 Solusi yang pernah diterapkan atau ditawarkan sebelumnya


Solusi yang pernah ditawarkan agar tomat lebih tahan lama ialah dengan
cara di olah menjadi olahan makanan, dengan adanya perkembangan pertanian
yang begitu pesat, para ilmuan menggunakan teknik pengolahan bahan tomat
menjadi manisan tomat dimana hal ini tomat dapat bertahan lebih lama tanpa
adanya bahan pengawet. Kreativitas ini dapat memanfaatkan buah tomat
sebagai produk olahan makanan yang mempunyai efek meningkatkan
kesehatan karena adanya kandungan vitamin C dan likopen yang tinggi.
Manisan buah tomat ini sudah banyak dilakukan, biasanya manisan ini
diberikan tambahan flavor semacam kurma. Manisan buah tomat dengan rasa
kurma ini yang sudah pernah diterapkan pada produk olahan agar manisan buah
tomat ini memiliki nilai jual yang lebih.

2.3 Seberapa jauh kondisi kekinian pecetus gagasan dapat diperbaiki


melalui gagasan yang diajukan
Gagasan yang diajukan dapat memberikan nilai positif bagi banyak pihak.
Petani buah tomat merasakan dampak nilai postif yang didapatkan, dengan
menggunakan metode pengolahan pangan buah tomat menjadi manisan buah
tomat, hasil penjualan akan lebih menguntungkan para petani. Selain hal itu,
mengolah buah tomat dengan metode pengeringan busa juga sangat
bermanfaaat, jadi umur buah tomat yang sudah terlalu matang atau akan
membusuk bisa dilakukan metode ini, metode ini juga tidak membutukan biaya
yang tinggi. Biaya yang dikeluarkan cukup murah dibandingkan dengan
metode pengeringan menggunakan (drying). Para petani akan lebih mudah
melakukan metode pengeringan busa tersebut tanpa menggunakan alat yang
mahal dan besar.

Pada metode pengeringan busa ini tidak terlalu mememerlukan suhu yang
terlalu tinggi yaitu berkisar antara 50oC-80oC menyebabkan masih ada kadar air
berkisar 2%-3% sehingga masih memiliki sifat higroskopis yang tinggi, sehingga
6

sangat rentan akan terjadinya rehidrasi. Fenomena ini menuntut agar packaging
dari produk haruslah tepat, dalam artian harus benar-benar kedap air.

2.4 Pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan serta


sustainibility penelitian kedepannya
Gagasan yang diajukan agar dapat diwujudkan diperlukannya kerjasama antara
berbagai industri, contohnya industri pangan dan kecantikkan. Dalam industri
pangan, tomat serbuk ini dapat dibuat menjadi produk tomat instan siap saji yang
dapat dikonsumsi dengan menyeduhnya, serta juga bisa digunakan sebagai bumbu
masakan yang siap pakai. Dalam industri kecantikkan, tomat serbuk ini dapat
diolah menjadi masker wajah serbuk siap pakai.

Keberlanjutan dari penelitian ini adalah diharapkannya dapat meningkatkan


konsumsi tomat sebagai salah satu bahan alami bergizi, karena melalui penelitian
ini, tomat yang sebelumnya berkadar air tinggi sehingga sangat rentan terhadap
kebusukan, dapat memiliki waktu simpan yang lebih lama, serta lebih praktis.
Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan aksesibilitas kepada
industri-industri rumah tangga untuk dapat mengembangkan produk inovasi
dengan proses pengeringan yang murah dan tidak merusak kadar gizi dari bahan.

2.5 Langkah strategis dan tujuan dalam mengimplementasikan gagasan


sehingga tujuan atau perbaikan yang di terapkan dapat tercapai
a. Menentukan kandungan dan rasio yang tepat untuk mengoptimalkan
penggunakan kandungan didalam senyawa buah tomat

b. Menghitung yield dari pengeringan busa untuk memperoleh hasil


pengeringan yang berupa padatan berpori.

c. Menghitung berat yang dihasilkan pada proses pengeringan busa setelah


dilakukan penggilingan dan penyaringan.

d. Penyederhanaan dalam aplikasi di lapangan, contohnya pengeringan


busa hanya membutuhkan udara panas yang menyuplai didalam suatu
proses pengeringan, dapat mempermudah dan mengurangi biaya dalam
skala besar (tidak perlu menggunakan drying).
7

BAB III
KESIMPULAN

Penulisan Karya Tulis Ilmiah “Pembuatan Serbuk Buah Tomat


(lycopersiumesculentum) dengan Metode Pengeringan Busa” adalah sebuah
gagasan mengenai pemanfaatan buah tomat dimana sifat buah tomat memiliki
umur sangat cepat membusuk jika dibiarkan. Melalui tulisan ini, kami mencoba
memberikan solusi terhadap permasalahan menurunnya hasil panen tomat, baik
diakibatkan oleh penjualan tomat yang menurun sebab bebarengan dengan musim
mangga, maupun tentang para petani yang mogok panen karena harga
penjualannya tidak sebanding dengan perawatan dan pengiriman ke setiap pasar,
karena para petani mogok panen dapat menyebabkan tomat yang masih tumbuh di
tanamannya dibiarkan saja sampai membusuk. Pemanfaatan buah tomat dengan
metode pengeringan busa agar buah tomat tidak cepat membusuk, hal tersebut
termasuk salah satu alternatif lain agar waktu simpan tomat bisa tahan lebih lama
dan lebih berguna serta memiliki harga jual yang lebih. Proses yang dilakukan
untuk mendapatkan bahan serbuk buah tomat adalah dengan melakukan
pencampuran zat penstabil, emulsifier, dan pemberian VCO kemudian dilakukan
pengadukan lalu dikeringang menggunakan metode pengeringan busa dengan
udara panas dan lembab, kemudian mendapatkan hasil padatan berpori dimana
hasil tersebut masuk dalam penggiling untuk memperkecil ukuran padatan tadi
menjadi serbuk, lalu disaring dengan ukuran yang sama. Dengan demikian metode
ini mempunyai manfaatnya seperti meningkatkan wawasan dalam pengolahan
tomat yang baru, sehingga mampu memiliki waktu simpan yang lebih lama,
meningkatkan produksi konsumsi tomat dengan metode yang praktis
menggunakan metode pengeringan busa, memberi akses informasi bagi industri-
industri rumah tangga agar mampu mengembangkan produk inovasi dari tomat
dengan teknologi pengeringan busa yang murah dan tidak merusak gizi bahan
pangan. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk
mengeksplorasi lebih jauh mengenai sumber daya alam melalui buah tomat, sebab
negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
8

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Holtikultura. 2015. Laporan Statistik
Panen Buah Tomat Tahun 2015. Sumatera Barat, Mahataetal 1980. Edisi 2015

Graneta, Anggi. 2010. Kajian Umur Simpan pada Tingkat Kematangan Buah
Tomat (Lycopersium) pada Beberapa Tingkat Suhu. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Andalas. Padang

Rudito. 2005. Perlakuan Komposisi Gelatin dan Asam Sitrat Dalam Edible
Coating yang Mengandung Gliserol Pada Penyimpanan Tomat. Program Studi
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Mappiratuet, dkk. 2010. Kandungan Buah Tomat. Jakarta: Depdikbud.

Winarno, F. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.


Jakarta. PT. Gramedia. 89 hal.

Kamsiati, E. 2006. Pembuatan Bubuk Sari Buah Tomat Dengan Metode Foam
Mat Drying. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah.
Kalimantan Tengah. Jurnal Teknologi Pertanian 7(2):113 – 119.

King,1980. Othmer,1994. Metode Pengeringan Busa, Manfaat dan


Permasalahannya. American Association of Cereal Chemists. St. Paul U.S.A.

Kadam, D.M Patil, R.T. Kaushik, P. Foam Mat Drying of Fruit and Vegetable
Products. In: Jangam SV, Law CL, editors. Dryingof Food, Vegetables and
Fruits-Volume 1. 2010.

Ong,S.P. Law, C.L. Hydrothermal Properties of Various Food, Vegetables and


Fruit. In: Jangam SV, Law CL, editors. Drying of Food, Vegetables and Fruit.
Volume 1. 2010. Hal. 31-58
9

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 6
Biodata Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama Khoirun Nisa’ Maulidina

2. Jenis kelamin Perempuan

3. Program studi Teknik Kimia

4. NRP 160216099

5. Tempat dan tanggal lahir Gresik, 25 Juni 1998

6. Email dinaanidina418@gmail.com

7. No. Telepon/ HP 082231362946

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

SD Negeri 2 SMA Negeri 1


SMP Negeri 4
Nama Institusi Sidokumpul, Gresik
Gresik
Gresik
Jurusan Reguler Reguler MIA

Tahun masuk- 2013-2016


2004-2010 2010-2013
lulus

C. Pemakalah Seminar Nasional


Nama pertemuan ilmiah/ Judul arikel Waktu dan
No Tempat
seminar ilmiah

1. - - -

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi Tempat
No Jenis Penghargaan
Penghargaan
Jurusan MIPA
Juara Favorit LKDU tingkat Kimia Universitas
1. Univ.Brawijaya
Nasional Brawijaya
10

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar.
Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Karya
Tulis Ilmiah PIMUS IX.

Surabaya, 28 Oktober 2019

Pengusul,

Khoirun Nisa’ Maulidina


11

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama Daud Hernoud Christhen Loudoe

2. Jenis kelamin Laki-Laki

3. Program studi Teknik Kimia

4. NRP 160216099

5. Tempat dan tanggal lahir Kupang, 15 Juni 1998

6. Email chernoud@gmail.com

7. No. Telepon/ HP 082144220201

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

SMPK SMAK Giovanni


SDK Don Bosko
Nama Institusi Mercusuar Kupang
4, Kupang
Kupang
Jurusan Reguler Reguler IPA

Tahun masuk- 2013-2016


2004-2010 2010-2013
lulus

C. Pemakalah Seminar Nasional


Nama pertemuan ilmiah/ Waktu dan
No Judul arikel ilmiah Tempat
seminar
Cassia Alata
Extract to Subtitute
Asean Student Conference the Using of Methyl Aceh, 17-21
1. April 2018
2018 Bromide in
Agriculture
Fumigation Process

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi Tempat
No Jenis Penghargaan
Penghargaan
National
Silver Medals Best Universities KEMENRISTEKDIKTI
1.
Speaker Debating
Champinship 2019
12

Champion of Asian
Silver Medals Best Univ. Bina Nusantara
2. English Olympics
Speaker
2019
Novice Champion Taylor University,
Silver Medals Best
3. Tayor’s Debate Malaysia
Speaker
Open 2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar.
Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Karya
Tulis Ilmiah PIMUS IX.

Surabaya, 28 Oktober 2019

Pengusul,

Daud Hernoud Christhen Loudoe


13

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama Stenly Wira Hadi Pratama

2. Jenis kelamin Laki-Laki

3. Program studi Teknik Kimia

4. NRP 160217079

5. Tempat dan tanggal lahir Tarakan, 22 Juni 1999

6. Email pratamastenlywirahadi@gmail.com

7. No. Telepon/ HP 081258355863

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

SDN Utama 1 SMAN 1


Nama Institusi SMPN 1 Tarakan Tarakan
Tarakan

Jurusan Reguler IPA IPA

Tahun masuk- 2014-2017


2005-2011 2011-2014
lulus

C. Pemakalah Seminar Nasional


Nama pertemuan ilmiah/ Waktu dan
No Judul arikel ilmiah Tempat
seminar

1. - - -

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi Tempat
No Jenis Penghargaan
Penghargaan
1. Juara 1 OSK Fisika KEMENDIKBUD SMAN 1 Tarakan
14

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar.
Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Karya
Tulis Ilmiah PIMUS IX.

Surabaya, 28 Oktober 2019

Pengusul,

Stenly Wira Hadi Pratama


15

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1. Nama Dr.rer.nat. Lanny Sapei S.T.,M.sc

2. Jenis kelamin Perempuan

3. Program studi

4. NIDN

5. Tempat dan tanggal lahir

6. Email

7. No. Telepon/ HP

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3

Rach Hochschule
Postdam
Nama Institusi ITB Reutlingen
University
University
Max Planck
School of Institute of
Jurusan Teknik Kimia Applied Colloids and
Chemistry Interfaces

Tahun masuk-
1996-2000 2001-2004 2004-2007
lulus

C. Pemakalah Seminar Nasional


Nama pertemuan ilmiah/ Waktu dan
No Judul arikel ilmiah Tempat
seminar

1. - - -

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi Tempat
No Jenis Penghargaan
Penghargaan
1. - - -
16

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar.
Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Karya
Tulis Ilmiah PIMUS IX.

Surabaya, 28 Oktober 2019

Dosen Pembimbing,

(Nama Lengkap)
17

Lampiran 7

Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Kegiatan

No Nama/NIM Program Studi Bidang Alokasi Uraian Tugas


Ilmu Waktu
(Jam/minggu)

1. Khoirun Nisa’ Teknik Teknik 3 Mencari data


Maulidina kimia Jam/Minggu bahan, mengawasi,
membuat proposal,
slide presentasi dan
poster.

2. Daud Hernoud Teknik Teknik 3 Mencari data


C.L kimia Jam/Minggu bahan, mengawasi,
membuat proposal,
slide presentasi dan
poster.

3. Stenly Wira Teknik Teknik 3 Mencari data


Hadi P. kimia Jam/Minggu bahan, mengawasi,
membuat proposal,
slide presentasi dan
poster.
18

Lampiran 9. Lembar Nilai Proposal

Judul Kegiatan Pembuatan Serbuk Buah Tomat


(Lycopersicumesculentum) dengan Metode Pengeringan
Busa

Bidang Kegiatan KARYA TULIS ILMIAH

Topik Green Technolgy

Ketua KM Khoirun Nisa’ Maulidina

NRP 160216099

Jumlah Anggota 2 Orang

Anggota 1 Daud Hernoud C.L

Anggota 2 Stenly Wira Hadi Pratama

Dosen Pembimbing

Perguruan Tinggi UNIVERSITAS SURABAYA

Fakultas/ Program Studi Teknik/ Teknik Kimia

Bobot Nilai Bobot x


No Kriteria Penilaian Skor
(%) Skor

Format Makalah :
- Tata tulis : ukuran kertas, tipografi,
kerapihan ketik, tata letak, jumlah halaman
1. - Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan 15
benar
- Kesesuaian dengan format penulisan yang
tercantum di pedoman
Gagasan :
2. - Kreativitas gagasan 40
- Kelayakan implementasi
Sumber Informasi :
3. - Kesesuaian sumber informasi dengan 25
gagasan yang ditawarkan
- Akurasi dan aktualisasi informasi
4. Kesimpulan : 20
- Prediksi hasil implementasi gagasan
TOTAL 100

NILAI ARTIKEL 45%


19

Komentar Juri :

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................................................................................................................

Surabaya, 28 Oktober 2019

Juri,

(Nama Lengkap)
20

Lampiran 10. Lembar Nilai Presentasi

Judul Kegiatan Pembuatan Serbuk Buah Tomat


(Lycopersicumesculentum) dengan Metode Pengeringan
Busa

Bidang Kegiatan KARYA TULIS ILMIAH

Topik Green Technology

Ketua KM Khoirun Nisa’ Maulidina

NRP 160216099

Jumlah Anggota 2 Orang

Anggota 1 Daud Hernoud C.L

Anggota 2 Stenly Wira Hadi Pratama

Dosen Pembimbing

Perguruan Tinggi UNIVERSITAS SURABAYA

Fakultas/ Program Studi Teknik/ Teknik Kimia

Bobot Nilai Bobot x


No Kriteria Penilaian Skor
(%) Skor

Pemaparan:
- Sistematika Penyajian dan isi
1. - Kemutakhiran alat bantu 20
- Pengguna bahasa yang baku
- Cara dan sikap presentasi
- Ketepatan waktu
Gagasan :
2. - Kreativitas gagasan (keunikan, manfaat dan 50
dampak)
- Kelayakan implementasi
Diskusi :
3. - Tingkat pemahaman gagasan 30
- Konstribusi anggota tim
TOTAL 100

NILAI ARTIKEL 45%

Keterangan : Skor : 1,2,3,5,6,7 (1 = Buruk; 2 = Sangat Kurang; 3 = Kurang; 5 =


Cukup; 6 = Baik; 7 = Sangat Baik); Nilai = Bobot x Skor
21

Komentar Juri :

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................................................................................................................

Surabaya, 28 Oktober 2019


Juri,

(Nama Lengkap)

Anda mungkin juga menyukai