NPM :21601082134
Kelas :U
Akuntansi Internasional
Ketika standar akuntansi diterapkan melalui proses politik, hukum, atau peraturan,
biasanya ada peraturan-peraturan yang mengatur proses penerapan tersebut. Pihak-pihak
yang berkepentingan menentukan peraturan – peraturan dasar apa yang diperlukan,
peraturan pelaksanaan apa yang berhubungan dengan peraturan dasar tersebut, dan
bagaimana masalah-masalah hukum dan perundang-undangan telah mengarahkan prose
situ. Prosedur yang dijelaskan di bawah ini berkaitan dengan ke – 12 negara anggota EC.
Kami kemukakan bahwa EC adalah satu-satunya contoh yang ada sampai sekarang
dimana sebuah bentuk internasionalisasi standar akuntansi diterapkan secara luas dan
secara hukum dapat dilaksanakan.
Semua penerapan standar internasional lainnya dalam akuntansi bersifat sukarela
dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar
akuntansi. Situasi termudah muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan
tiruan dari standar nasional. Dalam kasus semacam ini, tidak muncul konflik, dan
penerimaan dan ketaatan terhadap standar nasional sekaligus merupakan penerimaan dan
ketaatan terhadap standar internasional.
Ketika standar nasional dan standar internasional berbeda satu sama lain, praktik
yang ada dewasa ini “ mengunggulkan” standar nasional. Standar internasional yang
diumumkan secara tertutup memunculkan suatu hirarki prioritas dari standar nasional ke
standar internasional. Jika tekanan-tekanan persaingan bisnis atau pasar keuangan
mendorong perusahaan – perusahaan multinasional untuk menggunakan standar
akuntansi internasional, maka hal itu mereka lakukan secara bersamaan dengan menerima
dan menggunakan standar nasional. Penerimaan ganda semacam itu, dalam banyak kasus,
menghasilkan pelaporan keuangan ganda – satu sesuai dengan standar nasional dan satu
lagi ( secara bersamaan ) sesuai dengan standar internasional. Pendekatan ganda bagi
pelaporan keuangan oleh MNC mungkin akan menjadi suatu momentum sejalan dengan
berlangsungnya internasionalisasi standar akuntansi.
Mengenai penerapan standar-standar akuntansi internasional di perusahaan –
perusahaan kecil dan besar, nasional dan multinasional, manufaktur dan jasa, ada maksud
tersembunyi dari penyusun dan penganjur standar internasional bahwa standar mereka
harus berlaku se-komprehensif mungkin. Jadi, perbedaan jenis usaha tidak relevan disini.
IASC telah denngan sengaja mengagendakan topic Disclosures in Financial Statements of
Banks untuk menunjukkan bahwa standar-standarnya berlaku dalam lingkup yang lebih
luas, tidak hanya untuk perusahaan-perusahaan dagang dan industry saja.
1959– Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang
utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
1961– Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik,
didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa
dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
1966– Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di
Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
1973– Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard
Committee-IASC) didirikan.
1976– Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for
Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi
dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan
Informasi”.
1977– Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC)
didirikan.
1977– Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial
Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian
mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan
Transnasional.
1978– Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah
pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
1981– IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi
nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar
internasional.
1984– Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-
perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia
menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
1987– Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam
konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam
praktik akuntansi dan audit.
1989– IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan
keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
diterbitkan aoleh IASC.
1995– Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang
penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu
kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-
standar ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan
pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan
saham di seluruh pasar global.
1995– Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi
akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan
yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
1996– Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa
pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin,
standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang
dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
1998– IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk
Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
1999– Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on
Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
2000– IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun
oleh IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
2001– Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh
perusahaan EU yang tercatat sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk
menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
2001– Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars
Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per
tanggal 1 April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
2002– Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata
seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB
dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi.
Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan
secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal
ini tercapai.
2002– IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen
bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
2003– Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang
diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan
IFRS.
2003– IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.