Anda di halaman 1dari 38

ASKEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

BAB I

KONSEP DASAR

A.Definisi

Diare ( Gastroentestinal )adalah inflamasi lambung dan usus yang

disebabkan oleh bakteri, virus dan pathogen parasitic.

( Donna L. Wong, 2004 : 492 )

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara barlebihan yang

terjadi karena frekuensi satu kali / lebih kurang air besar dengan bentuk

tinja encer.

( Suriadi, SKP dan Rita Yuliani, SKP, 2001 : 83 )

Diare adalah peradangan lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri,

virus dan pathogen parasitic sehingga menyebabkan buang air besar lebih

dari 3 kali sehari dengan bentuk tinja yang encer atau cair.

B.Etiologi

a.Faktor Infeksi

Disebabkan oleh virus / bakteri ( misal, disentri, shigellosis, keracunan

makanan )

b.Faktor non Infeksi

Disebabkan oleh obat-obatan tertentu, gangguan metabolic dan

endokrin.A.Manifestasi Klinis

Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya


kandungan cairan dalam feces. Ditandai dengan kram perut, distensi,

gemuruh usus, anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodic yang nyeri dan

peregangan yang tidak efektif pada anus, dapat terjadi setiap defekasi

C.Patafisiologi

Diare Sekresi biasanya diare dengan volume banya disebabkan oleh

peningkatan produksi dan skresi air serta elektrolit oleh mukasa usus

kedalam lumen usus. Diare asmotik terjadi bila air terdorong ke dalam

usus oleh tekanan asmotik dari partikel yang tidak di absorbsi, sehingga

reabsorbsi air menjadi lambat.

Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltis dari usus

dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan dalam usus.

D.Pathway

E.Penata Laksanaan

Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau

pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tertentu dapat mengurangi

beratnya diare dan penyakit untuk diare ringan, cairan oral dengan segera

ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk

rehidrasi pasien. Untuk diare sedang akibat sumber non infeksius, obat-

obatan tidak spesifik seperti difenoksilat dan ioperamid juga diberikan

untuk menurunkan motilitas preparat antimi krobiat diberikan bila

prepanat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare sangat berat.


BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan dan

elektrolit asam basa dalam tubuh, Keseimbangan ini dipertahankan oleh

asupan, distribusi dan keluaran air dan elektrolit, serta pengaturan

komponen-komponen tersebut oleh sistem renal dan paru.

B.VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1.USIA

a.Bayi

Total proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air

dalam tubuh anak-anak dan dewasa, Namun walaupun bayi memiliki

proporsi air tubuh lebih besar, mereka terlindungi dari kehilangan cairan

karena mereka setiap hari mengonsumsi dan mengekresi volume air dalam

jumlah relatif besar dari orang dewasa.

b.Anak-anak

Demam karena respon dari suatu penyakit dapat meningkatkan kecepatan

kehilangan air yang dirasakan.

c.Remaja

Perubahan keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar

karena adanya pengaruh hormon yang berhubungan dengan siklus

menstruasi
d.Lansia

Berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan

mengorientasikan urin. Jumlah total air dalam tubuh menurun seiring

dengan meningkatnya usia

2.UKURAN TUBUH

3.TEMPERATUR LINGKUNGAN

4.GAYA HIDUP

5.DIET

6.STRESS

7.OLAHRAGA

C.PENGATURAN CAIRAN TUBUH

1.Asupan Cairan

Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus dihipotalamus

serta melalui asupan mekanan sekitar 220 ml air juga diproduksi setiap

hari selama metabolisme karbohidrat, protein dan lemak berlangsung

( Weldy, 1992 )

2.Haluran Cairan

Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gostrolntestinal

3.Rata-rata haluran cairan setiap hari, pada orang dewasa

Organ / Sistem

Jumlah ( me )

Ginjal

Kulit
Kehilangan tak kasat mata

Kehilangan kasat mata

Paru-paru

Saluran pencernaan

Jumlah total

1500

600-900

600

400

100

3200-3500

4.Hormon

a.ADH

Meningkatkan reabsorbsi air pada tubulus ginjal

b.Aldosteron

Mengatur keseimbangan natrium dan kalium

c.Glukokortiroid

Meningkatkan reabsorbsi Na dan air

d.Prostaglandin

D.GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTRIOLIT

Gangguan Cairan

Ketidakseimbangan isotonik

a.Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran barlebih

Penyebab

Muntah, diare berlebihan

Pendarahan

Demam dan status hipermetabolisme

Penggunaan diuretik berlebih

b.Hipervalemi

Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik

sindrom ruang ketiga

Berefek kekurangan volume cairan ekstra sel

Ketidakseimbangan asmolor

a.Dehidrasi

Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektriolit

yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi

Penurunan fungsi neurologis

Penurunan sekresi ADH

b.Edema

Akumulasi cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh.

Penyebab edema :

a.Peningkatan tekanan hidrostatik

b.Penurunan tukanan osmostik plasma

c.Sumbatan limfatik

d.Refensi urine
e.Kerusakan pembuluh darah kopiler

Gangguan Elektrolit

1.Hiponatremia

Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih

rendah dari normal

2.Hipernatremia

Suatu kondisi dengan konsentrasi lebih tinggi dari normal dalam cairan

ekstrasel sel disebabkan kehilangan cairan yang ekstrem dan berlebihan

natrium

3.Hipokalemia

Merupakan kondisi ketika jumlah kalium bersirkulasi dalam cairan ekstra

sel tidak adekuat, Penyebab poling umum adalah penggunaan obat-obat

diuretik yang membuang kalium, bila pernah dapat mempengaruhi kondisi

jantung

4.Hiperkalemia

Merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium dari normal dalam darah

penyebab utama adalah gagal ginjal

5.Hipokalsemia

6.Hiperkalsemia

7.Hipomagnesia

Terjadi ketika konsentrasi serum dibawah 1,5 mEg/d

8.Hipermagnesia

Terjadi karena magnesium serum melebihi 2,5 mEg/d sehingga


menurunkan eksitabilitas sel-sel otot

9.Hiperkloremia dan Hipokloremi

Jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, umumnya

berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa.

PENGKAJIAN FOKUS

1.Riwayat Kesehatan

a.Riwayat penyakit sekarang

b.Riwayat penyakit dahulu

c.Riwayat penyakit keluarga

2.Data Fokus

a.Pola nutrisi : Frekuensi, jenis, nafsu makan

b.Pola diminasi : BAB dan BAK

c.Pola aktivitas dan latihan : Dibanttu dan mandiri

d.Pola istirahat / tidur : Kebiasaan sebelum tidur, lama, waktu

e.Pola cairan dan elektrolit

f.Kenyamanan : Kaji apakah adanya nyeri ( pqrst )

3.Pemeriksaan Fisik

a.Kondisi umum pasien ( ringan, sedang, berat )

b.TTV : Suhu, TD, RR, Nadi

c.Keadaan kulit, keadaan membran mukosa mulut dan mata

d.Sistem kordiovaskuler

e.Sistem respiratesi
f.Sistem neurologi

E.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko kekurangan volume cairan yang b/d

Kehilangan plasma berkaitan dengan luka bakar

Kegagalan mekanisme pengaturan

Kekurangan integritor kulit b/d edema

Gangguan pertukaran gas yang b/d :

Perubahan suplai oksigen

Perubahan membran alveolar kapiler

Perubahan cairan darah

Perubahan kapasitas pengangkut oklsigen darah

Penurunan curah jantung b/d distritmia yang berkaitan dengan

ketidakseimbangan elektrolit

RENCANA KEPERAWATAN

Dx kep I : Resiko kekurangan volume cairan

Tujuan : Klien akan memiliki keseimbangan cairan elektrolit

KH :

TTV

BB Stabil

Urine output 30-50 ml/jam

BJ Urine normal ( 1%-1,025 )


Hematokrit 35-50 %

Turgar kulit membaik

Membran mukosa lembab

Fokus Intervensi

1.Monitor tanda-tanda kekurangan cairan

Rasional : Mengetahui seberapa jauh cairan yang hilang

2.Monitor TTV

Rasional :Kekurangan / perpindahan cairan meningkat frekuensi jantung

TD menurun, mengurangi volume nadi

3.Monitor intake dan output

Rasional : Memberikan informasi tentang status cairan umum

4.Ganti kekurangan cairan lewat oral

Rasional : Memperbaiki / mempertahankan vol sirkulasi dan tekanan

asmotik

Dx kep II : Kerusakan integritas kulit b/d Edema

Tujuan : Klien mampu mempertahankan integritas kulit

KH : Tidak ada nyeri / nyeri berkurang

: Tidak ada tanda-tanda infeksi

: Menunjukkan penyembuhan sesuai waktu

tanpa komplikasi.

Fokus Intervensi

1.Pantau TTV
Rasional : Mengetahui adanya infeksi

2.Atur arah baring

Rasional : Menjaga keamanan / kenyamanan menimbulkan tekanan pada

kulit

3.Berikan perawatan kulit, terutama pada lipatan kulit

Rasional : Kelembapan meningkatkan pertumbuhan bakteri

4.Berikan terapi kinetik sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan tekanan kulit dan meningkatkan sirkulasi

Dx Kep III : Gangguan pertukaran gas

Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat

KH : Bebas gejala distres pernafasan

Berpartisipasi dalam program pengobatan

CRT ( 2 detik, RR = 16 X 24 X/menit

Kulit tidak pucat, akral hangat

Fokus Intervensi

1.Kaji status pasien pernafasan peningkatan frekuensi pernafasan

perubahan pola nafas

Rasional : Peningkatan upaya pernafasan dapat menunjukkan derajat

hipoksemia

2.Catat adanya bunyi nafas tambahan

Rasional : Krekels → bukti peningkatan cairan dalam area jariangan

3.Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Rasional : Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas


4.Berikan periode istirahat dan lingkungan tenang

Rasional : Menghemat energi pasien, menurunkan kebutuhan oksigen

Dx kep IV : Penurunan curah jantung b/d disritmia yang berkaitan dengan

ketidakseimbangan elektrolit

Tujuan : Mempertahankan / meningkatkan curah jantung adekuat

KH : TD sistotik 90-50 mmHg

Nadi 60-100 v/mnit, kuat, teratur

Tidak ada disritmia

Haluaran urine adekuat 30-50 cc/jam

Kesadaran

Fokus Intervensi

1.Auskulturasi bunyi jantung catat frekuensi dan irama

Rasional : Disretmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan

pendengaran

2.Tentukan tipe disritmia

Rasional : Berguna selama menentukan kebutuhan

3.Pantau TTV dan kaji keadekuatan curah jantung

Rasional : Penanganan cepat untuk mengakhiri disritmia diperlukan pada

adanya gangguan curah jantung

4.Berikan lingkungan tenang dan batasi aktivitas

Rasional : Menurunkan kerja miokandia

5.Berikan obat sesuai indikasi

Rasional : Memperbaiki
BAB III

RESUME KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari / Tanggal / Jam : Sabtu / 28-06-2008

1.IDENTITAS PASIEN

NAMA PASIEN : Ny. S

UMUR : 39 Tahun

PEKERJAAN : Wiraswasta

PENDIDIKAN : SMA

AGAMA : Islam

SUKU BANGSA : Jawa ( Indonesia )

ALAMAT : Jl. Gemah Utara III/4 Rt.02 / Rw. 03 Semarang

DIAGNOSA MEDIS : GEDS ( Gastroentestinal )

MULAI DIRAWAT TGL : 27-06-2008

NO. CM : 089121

2.IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

NAMA : Tn. A

UMUR : 37 Tahun

PEKERJAAN : SWASTA ( di PT Putra Kusuma Agung )

PENDIDIKAN : STM
ALAMAT : Jl. Gemah Utara III/4 Rt.02 / Rw. 03 Semarang

HUB DENGAN PASIEN : Suami

3.RIWAYAT KESEHATAN

a.Keluhan Utama

Mencret-mencret / diare, muntah, lemah, perut sakit

b.Riwayat Penyakit Sekarang

Diagnosa medisnya GEDS, Sehari sebelum masuk Rumah Sakit pasien

membeli lunpia dan mencret-mencret 2X, setelahnya ( hari berikutnya )

pasien mencret-mencret sampai 15X, Isi tinja berisi cairan dan ampas-

ampas, Nyeri perut seperti diperas-peras, setiap kali, Makan ingin muntah,

Nafsu makan berkurang, Pusing, Pagi itu juga pasien langsung pergi ke

Rumah Sakit

c.Riwayat Pasien Sebelum Sakit

Sebelumnya pasien pernah menderita gastritis dari 1 tahun yang lalu di

opname ± 7 hari, Bila sakit langsung berobat, Tidak mempunyai alergi

pada obat

d.Cara Masuk RS

Pasien datang ke Rumah Sakit diantar oleh tetangga karena suami sudah

berangkat bekerja, Datang dalam keadaan sadar dan lemas.

Masuk pakai JAMSOSTEK

e.Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram

Penyakit anak ke 4 dari 6 bersaudara, keluarga tidak ada yang punya

penyakit kronik dan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan


Hubungan keluarga bagus, Pasien tinggal bersama bersama suami dan 1

anak laki-lakinya.

f.Riwayat Kesehatan Lingkungan

Pasien mengatakan selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

sekitar

4.KEADAAN PSIKOSOSIAL

a.Persepsi Pasien Terhadap Penyakitnya :

Pasien mengetahui penyakit yang dideritanya dia ingin cepat sembuh dan

berusaha untuk diobati

b.Suasana Hati / Sikap

Berusaha untuk sembuh pasien senang karena diare dan muntah berkurang

c.Karakteristik

Kebiasaan pasien kalau sakit segera berobat, pasien sabar

d.Perkembangan Mental

Sejak kecil tidak ada kelainan mental

e.Daya Konsentrasi

Daya konsentrasi baik

f.Kepekaan Terhadap Lingkungan

Kepekaan terhadap lingkungan baik bila ada kerja bakti sering ikut

g.Sosialisasi

Hubungan di Masyarakat baik, Hubungan dengan pasien lain dan perawat

juga baik
5.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI ( POLA GORDON )

a.Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Sebelum sakit :

Pasien berpendapat bahwa kesehatan itu penting jika merasa sakit pasien

membeli obat atau periksa ke Dokter dan berusaha cepat sembuh.

Selama sakit :

Pasien berusaha untuk sembuh dengan mengikuti semua anjuran dokter

dan bersifat booperatif terhadap perawat.

b.Nutrisi dan Metabolik

Sebelum sakit

A : BB : 47 kg

B : Hb :Tidak periksa

C:

D:

Kulit : warna sawo matang, turgor baik, tidak ada edema, suhu : 360C

Rambut : Ikal, warna hitam

Membran mukosa mulut lembab

Makan : 3X sehari 1 porsi

Minum : 8 gelas / hari


Selama sakit

A:

B:

C:

D:

BB : 45 kg

Hb : 13,6 g/dl

Kulit : Warna sawo matang, tidak ada turgor, tidak ada edema, Suhu 360 C

Rambut : Ikal, warna hitam

Membran mukosa mulut kering

Makan : 3 X ½ porsi ( lunak ):

Minum : 8 gelas / hari :

Infus R/L 20++/mnt :

Input :

300 CC

2000 CC

1440 CC

3740 CC

c.Eliminasi

Sebelum sakit : BAB : 1X sehari dengan konsistensi berbentuk

BAK : ± 5X / hari warna kuning

Selama sakit : BAB : 15X / hari, Konsistensi cair :

BAK : 5X / hari, Warna kuning :


Muntah 7X / hari :

IWL :

d.Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit : Pasien mengatakan mampu untuk melakukan aktivitas

tanpa bantuan

Selama sakit : Pasien masih mampu melakukan aktivitas tapi agak lemas

e.Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit : Tidur jam 21:00 sampai jam 04:30

Selama sakit : Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena tidak terbiasa di

Rumah Sakit

f.Kognitif dan Persepsi Sensasi

Sebelum sakit : Semua panca indra berfungsi dengan baik

Selama sakit : Panca indra berfungsi dengan baik tanpa bantuan orang lain

g.Persepsi dan Konsep Diri

Sebelum sakit : Pasien menjaga kesehatannya karena kesehatan itu penting

Selama sakit : Pasien mengeluh perutnya sakit, pusing, badan, lemas,

mual, pasien berharap ingin cepat sembuh dan cepat pulang sehingga dapat

beraktifitas seperti biasanya

h.Peran dan Hubungan dengan Sesamanya

Sebelum sakit : Hubungan dengan masyarakat di sekitar sangat baik.

Selama sakit : Hubungan baik dengan keluarga, dan pasien yang lain serta

hubungan dengan perawat juga baik, hal tersebut terbukti mau diajak
kerjasama dengan mengungkapkan keluhan yang dirasakan

i.Reproduksi dan Seksualitas

Pasien sudah menikah, Umur 39 Tahun dan sudah mempunyai anak satu

umur 8 Tahun

j.Mekanisme Koping

Sebelum sakit : Bila mempunyai permasalahan dibicarakan keorang

terdekat / keluarga

Selama sakit : Keluhan yang dirasakan selalu diungkapkan pada perawat

k.Nilai Kepercayaan

Pasien memeluk Agama Islam

6.PEMERIKSAAN FISIK

a.Keadaan Umum

Lemah, Diare, 15 X / hari, muntah, kesadaran : Compos metis

b.TTV

TD : 100/70 mmHg RR : 20

S : 360 C N : 77

c.Kepala

Rambut Ikal, Tidak ada lesi

d.Mata

Konjungtiva agak anemis, sklera tidak ada ikterik

e.Hidung

Tidak ada polip

f.Telinga
Pendengaran normal

g.Leher

Tidak ada pembengkaan tiroid

h.Dada

Bentuk dada pigeon

i.Jantung

I : Tidak ada lesi

P : Dekak

p : Tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran, denyut pada titik implus di

interkostal ke V miaklavikula terasa

A : Tidak ada suara tambahan

j.Paru

I : Bentuk simetris, tidak ada lesi, pernafasan teratur dan normal

P : Suara paru sonar

P : Tidak ada nyeri, taktil premitus terasa

A : Vesikuler, tidak ada suara tambahan

k.Abdomen

I : Umbilikus tidak menonjol

A : Peristaltik usus meningkat

P : Timpani

P : Ada nyeri tekan pada epigastrum, tidak ada asites

l.Ekstremitas

Atas : Ada infus ekstremitas kiri ↓, kuku bersih


Bwh : Normal dapat berfungsi dengan baik

m.Genetalia dan Anus

Jenis kelamin wanita, keadaan bersih, tidak dipasang katater

n.Kulit

Turgor baik, warna kulit coklat / sawo matang, tidak ada ederma

7.PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.Labolatorium

Pemeriksaan Hematologi

Tanggal

28/07/2008

Nilai Normal

Hemoglobin : 13,6

Leukosit : 10.800

Trombosit : 295000

Hematokrit : 39

GOS : 112

gr/dl

ribu/mms

ribu/mms

12-15 gr/dl

4-11 ribu/mms

150-400 ribu/mms
35-47 %

b.Terapi Medik

Inj. Cefotaxim 1X1gr

Inj. Ranitidin 2X1amp

Infus RL 20 ++s/menit

P'oral diatob 3X II tab

PENGELOMPOKAN DATA

NO

TGL

DATA ( DS / DO )

1.

28/06/2008

Ds :

Do :

Pasien mengatakandari kemarin mencret-mencret 15 X, muntah 7X, nyeri

perut seperti di remas-remas, nafsu makan berkurang, susah tidur, pusing

Pasien tampak pucat dan lemas, bibir kering, ada lingkar hitam dimata

agak anemis

BB turun

Ada nyeri tekan pada epigustrum dan pasien tampak meringis]

Balance cairan : input-output ( 3740 - 3975 = -235 ) dehidro

TTV : TO : 100 / 70 mmHg S : 360 C


N : 77 X/ mnt RR : 20 X / menit

ANALISA DATA

NO

DATA / SIMPTOM

PROBLEM / P

ETIOLOGI / E

Ds :

Do :

Ps Mengatakan diare 15X / hari muntah 7X / hari

Ps. Tampak pucat dan lemas

Sering BAB, Muntah

Kekurangan volume cairan

Kehilangan cairan abnormal ( diare )

Input

Output

Makan lunak

3X sehari , ½ porsi

Minum

8 Gelas / hari

Infus R/L 20 ++c/ menit

300 cc

2000 cc
1440 cc

3740

BAB, cair

15 X / hari

BAK 5X /A hari

Muntah 7X /a hari

IWL

1500 cc

750 cc

1050 cc

675 cc

3795

Balance-235 ( dehidrasi )

3.

Ds.

Ps Mengatakan perutnya sakit seperti diremas-remas, muntah, nafsu

makan berkurang

Do.

Berat badan turun 2 kg

Nafsu makan turun ½ porsi

Ps. tampak lemas

Mata agak anemis


Hb: 13,6 gr/dl

Ds.

Ps. Mengatakan susah tidur, pusing

Do.

Ps. Tampak pucat

Ada lingkar hitam dimata

Resti gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan istirahat dan tidur

Intake kurang memenuhi kebutuhan tubuh karena muntah, mual

Perubahan lingkungan / program hospitalisasi

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan abnormal ( diare ),

ditandai dengan :

Ds :

Do :

Pasien mengatakan diare 15 X / hari dan muntah 7 X/ hari

Pasien tampak pucat, mukosa bibir kering, kulit kering

Sering BAB dan muntah

Balance cairan – 235 ( dehidrasi )

2.Resti gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake kurang

dari kebutuhan karena mual dan muntah, ditandai dengan :

Ds :

Do :
Pasien mengatakan nafsu makan berkurang karena perutnya sakit dan

terasa mual atau muntah

Berat badan turun ( 2 kg )

Nafsu makan berkurang ( makan ½ porsi )

Mata agak anemis

Pasien tampak lemas

Hb : 13,6 gram/dl

3.Gangguan istirahat dan tidur b/d perubahan lingkungan ( program

hospitalisasi ), ditandai dengan :

Ds :

Do :

Pasien mengatakan susah tidur

Pasien tampak pucat

Ada lingkar hitam dibawah mata

Tampak Menguap

C.RENCANA KEPERAWATAN

NO

Dx Keperawatan

Tujuan dan KH

Intervensi

Rasional

Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan abnormal ( diare )


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam menunjukkan

adanya keseimbangan cairan dengan

KH

Membran mukosa lembab

tidak diare

Kaji status dehidrasi

Pertahanan cairan parental ( elektriolit dan vit )

Anjuran makan sedikit tapi sering dan minum banyak

Ukur intake- output

Pantau TTV

Beri terapi sesuai dengan anjuran dokter

mengetahui seberapa jauh cairan yang hilang

Memperbaiki / mempertahankan volume sirkulasi dan tekanan asmotik

Memebuhi kebutuhan makan dan minum dan agar balance cairan dalam

tubuh

Memberikan informasi tentang status cairan umum

NO

Dx Keperawatan

Tujuan dan KH

Intervensi

Rasional

2.
3.

Intake kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah

G3 istirahat dan tidur b/d perubahan lingkungan ( program hospitalisasi )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam peningkatan

status nutrisi

dengan KH

BB naik

Nafsu makan naik

Kulit tidak kering

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam ps dapat tidur dengan

nyaman dengan KH

Lingkar hitam dimata hilang

Pasien lebih segar dan rileks

Pasien bisa tidur 6-7 jam

Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat dan berikan

sedikit tapi sering

Ukur intake makan dan timbang BB

Kaji TTV, Sensort, dan bising usus

Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet dan kebutuhan nutrisi bagi

tubuh

Kaji masalah G3 tidur pasien / penyebab tidak bisa tidur

Kaji pola kebiasaan pasien sebelum tidur

Beri informasi tentang program hospitalisasi


Meningkatkan selera makan dan intake makan

Observasi kebutuhan nutrisi

Membantu mengkaji keadaan pasien

Meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif

Memberi informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan

Meningkatkan tidur

Mengurangi tingkat kecemasan pasien

D.IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Jam / TGL

No. Dx Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

28-06-08

1,2

1,2

1,2

Memberikan obat / terapi medik sesuai ketentuan dokter

Infus RL : 20 tpm

Inj. Cofotaxim 1X 1 grm

Inj. Ronitidin 2X 1 amp

P'oral diatob 3X II tab

Memonitor TTV

Memberikan makanan diit lunak dan berkuah dalam keadaan hangat


Ds.

Do.

Ds.

Do.

Ds.

Do.

Pasien mau dipasang infus, diberi obat. Inj IV dan mau minum obat yang

diberi secara teratur

Obat tidak dimuntahkan

Memonitor tetesan infus RL 20

Ps mempersilahkan perawat untuk mengukur TTV

TD:

N:

100/70

mmHg

77 X / mnt

PR

360C

20 /

Ps. Mengatakan mau makan tapi hanya ½ porsi dan minum banyak

Makanan tidak dihabiskan

Ps tampak sering minum


Jam / TGL

No. Dx Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

28-06-08

1.

2.

Mengukur input -output

Memberikan informasi pentingnya nutrisi bagi tubuh

Ds.

Ds.

Do.

Pasien mengatakan makan lunak

3 X ½ porsi

Minum 8 gelas / hari

BAB cair 15 X / hari

BAK ± 5 X / hari

Muntah 7 X / hari

Pasien diberi infus RL 20 tpm

Ps tampak sering BAB muntah, nilai balance cairan ( dehidrasi )

Pasien mengatakan senang bisa diberi informasi dan akan melaksanakan

anjuran dari perawat maupun dokter

Pasien lebih kooperatif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi


Jam / TGL

No. Dx Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

28-06-08

3.

Membantu posisi pasien senyaman mungkin untuk tidur, menghindarkan

hal-hal yang mengganggu pasien, serta memberi informasi tentang

program hospitalisasi

Ds.

Do.

Pasien mengatakan memahami tentang program hospitalisasi yang

dijalaninya

Pasien mengatakan sudah bisa tidur

Pasien tampak tampak senang diberi informasi

E.EVALUASI

TGL

NO.DX

EVALUAS I

29/06/07

1.

2.
S : Pasien mengatakan Diare turun 7 X/ hari dan tidak lagi muntah, tapi

masih mual

O : Pasien mengatakan mau minum banyak

A : Pasien tampak lebih segar, mukosa bibir lembab

Konsistensi BAB tidak cair ( lembek )

P : Sebagian masalah teratasi

Lanjutkan intervensi

S : Ps. Mengatakan sudah mau makan sedikit, tapi sering

O : Nafsu makan naik, berat badan naik ( ½ kg )

A: Kulit tidak kering, mata tidak anemis

P: Sebagaian masalah teratasi

Lanjutkan Intervensi

TGL

NO.DX

EVALUAS I

29/06/07

3.

:
:

Pasien mengatakan sudah bisa tidur seperti biasa

Pasien tampak lebih segar dan rileks

Tidak ada lingkar hitam di sekeliling mata

Masalah teratasi

Hentikan Intervensi

DAFTAR PUSTAKA

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT

Ketidakseimbangan Elektrolit Sodium (Na+)

Normal serum Na=135 – 145 mEq/L


Merupakan kation (elektrolit yang bermuatan
positif)
Natrium byk terdapat dalam cairan ekstraselular. Konsentrasi Na dalam CES
diatur oleh ADH dan Aldosteron (merupakan hormon yang diproduksi oleh
korteks adrenal yg berguna untuk mempertahankan Na.

Na didalam tubuh terdapat pada = saliva,


sekresi, intestinal, gaster, empedu dan cairan
pankreas.
Na bersama dengan potasium membantu mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit intraselular dan ekstraselular melalui mekanisme transport aktif
pompa sodium- potasium.
Sodium jg terlbat dalam transmisi impuls saraf
dan kontraksi otot.
Sodium banyak terdapat pada = lemak babi, keju dan garam meja.
Sodium di ekskresi dalam urine, hanya sedikit
yang diekskresi melalui pernafasan & feces.
HYPONATREMIA
Defisit Na dalam plasma darah < 130 mg/L Hyponatremia menyebabkan air
bergerak keluar dari rongga vaskuler ke rongga interstisial dan kemudian masuk
ke intrasel. Tanda dari hyponatremia adalah : Pitting edema dan tanda klinik lain
adalah hipovolemia, gelisah, lemas, kram. Retensi air dalam sel otak akibat
hiponatremia ditandai dengan penurunan Diitkesadaran, kejang otot, kram
abdominal. Faktor Predisposisi kurang natrium, infus larutan < Kehilangan Na
dlm perdarahan,Na Hiponatremia dilusiMuntah, diare, peritonitis
penghisapan gaster Sekresi ADH yang(kelebihan masukan air, infus IV, bebas
elektrolit) berlebihan akibat penggunaan obat tertentu (obat hipoglikemia,
aminophilin, morfin) merangsang kelenjar hipofisis.
PENGKAJIAN AKTIFITAS/ISTIRAHAT Tanda & gejala : kelemahan umum,
kram otot MAKANAN/CAIRAN Tanda & SIRKULASIgejala : mual,
anoreksia, haus Tanda & gejala : hipotensi, takikardia, penurunan nadi perifer
(hiponatremia primer) hipertensi, edema umum (hiponatremia dilusi) ELIMINASI
Tanda & gejala : kram abdomen, diare, penurunan pengeluaran urine
(Hiponatremia), peningkatan pengeluaran urine NEUROSENSORI
Tanda(hiponatremia dilusi) & gejala : lemah, gelisah, PERNAFASANkacau
mental/koma tanda & gejala : takipnea Tindakan Identifikasi penyebab
hiponatremia(kehilangan Na/kelebihanKeperawatan Berikan makananHitung
balanced cairan Pantau intake dan out put air) Irigasi selang NGT dengan
normal salin senagaidan minuman tinggi Na pengganti air Batasi pemberian
cairanKolaborasi Px elektrolit asam  Berikan obat-obatan NaCl, KU
sesuaitergantung status volume cairan indikasi HIPERNATREMIA Kelebihan
Na dalam plasma darah > 150 mg/l
Hipernatremia menyebabkan meningkatnya tekanan osmotik ekstraselular. Cairan
bergerak keluar dari sel masuk ke ekstraselular, sehingga sel kekurangan cairan
dan sel menjadi dehidrasi.

Faktor predisposisi
Kehilangan air yang berlebihan
Poliurine(DM), penggunaan diuretik osmotik (monitol)
Demam, banyak keringat, muntah, diare
Kelebihan volume cairan ekstraseluler (penyakit ginjal, penyakit jantung
kongestif)
Tenggelam dalam air garam
Intake air kurang
pengkajian
Aktifitas/istirahat
kelemahan, kekakuan otot, tremor, kelemahan umum
Sirkulasi
postural hipotensi, takikardia, (hiper Na, Kekurangan air, peningkatan TD (hiper
Na, kelebihan air)
Eliminasi
pengeluaran urine menurun, (hiper Na, kekurangan air) poliuria (hiper Na,
kelebihan air)
Makanan/cairan
haus, membran mukosa kering, kental, lidah kotor (kekurangan air), haus, kulit
pucat, lembab, pitting udema, penambahan BB (kelebihan air)
Neurosensori
peka perangsang, letargi, koma, kejang, halusinasi.
Pernafasan
Dyspnea(kelebihan air)
Px diagnostik
BJ urine meningkat > 1.015 (Kekurangan air)
Tindakan Keperawatan / Intervensi
Identifikasi penyebab hipernatremia (kekurangan air atau kelebihan natrium/air)
Pantau pemasukan dan pengeluaran
Pantau BJ urine dan elektrolit (serum Na)
Monitor perubahan tingkah laku (restlessness, disorientasi)
Kolaborasi pemberian cairan sesuai program
Diit rendah natrium
POTASIUM (K+)
Merupakan kation yang paling banyak terdapat di CIS, hanya dalam plasma dan
cairan interstisial
Normal serum potasium 3.5 – 5 mEq/L
Keseimbangan K+ diatur oleh 2 mekanisme : ion sodium dalam tubulus ginjal &
sekresi aldosteron

Potasium dlm tubuh berfungsi dlm sistem kardiovaskuler, neuromuskular,


respirasi, asam-basa. Potasium amat penting dlm transmisi impuls ke jantung,
otot-otot jaringan paru, jaringan intestinal.
Potasium diekskresi melalui ginjal
Perpindahan potasium dari cairan interstisial yang konsentrasi rendah ke caiaran
intra selilar yang mempunyai konsentrasi tinggi, dipengaruhi oleh insulin,
testosteron, perubahan pH, glikogen dan hiponatremia.
Makanan yang banyak mengandung potasium : alpukat, kentang, tomat, nanas,
aprikots, jeruk. Susu.
HIPOKALEMIA
Defisit Kalium dalam plasma < Intake kalium3.5 mEq/L) Penyebab :
Pengeluaran Kalium ygyang tidak adekuat, puasa lama, kelaparan. berlebihan
dlm waktu yg lama ; diare, muntah-muntah, keringat banyak. Pengobatan diuretik,
hiperaldosteron, gangguan tubular ginjal. Pergerakan K kedalam sel (DM)
AKTIFITASPENGKAJIAN kelemahan umum, SIRKULASI hipotensi, nadi
lemah, perubahan EKG, gel.T datar,letargi ELIMINASIadanya gel.U, disritmia
; takikardia, ventrikel fibrilasi poliuria (DM), penurunan bising usus, penurunan
motilitas usus, ileus MAKANAN anoreksia, mual, muntahparalitik, distensi
abdomen NEUROSENSORI parastesia, penurunan statusmental, apatis, tetani,
PERNAFASANKENYAMANAN nyeri, kram otot paralisis
hipoventilasi/penurunan kedalaman pernafasan/paralisis otot, diagfragma, apnea
PX DIAGNOSTIK AGD = HCO3 meningkat. pH meningkat (alkalosis Pantau
frekuensi dan irama jantungmetabolik) TINDAKAN KEPERAWATAN Latihan
batuk dan nafasPantau frekuensi dan kedalaman pernafasan  Kaji tingkat
kesadaran, fungsi neuromuskular : kekuatan dandalam Pantau
pemberianAuskultasi BU ; penurunan peristaltik pergerakan Observasi
tandaPemberian makanan/cairan tinggi kalium kalium IV Kolaborasi untuk
Px.alkalosis metabolik : hipoventilasi, takikardia Berikan kalium oral atau IV
sesuai programLab (kalium serum), AGD CATATAN : Koreksi kalium = defisit
K x BB 3 Pemberian K+ maksimal 20 mEq/L Ivdrp selama 60 menit
HIPERKALEMIA K dalam plasma > 5.0 mEq/L
Penyebab :
Intake kalium yang berlebihan, transfusi invasif darah
Gangguan ekskresi ginjal (hipoaldosteron, penyakit ginjal)
Hipovolemia
Perpindahan kalium keluar dari sel
Asidosis metabolik
PENGKAJIAN
AKTIFITAS
Kelemahan otot
SIRKULASI
Nadi irreguler, bradikardia, blok jtg, asistole
ELIMINASI
Kram abdomen, diare, penurunan volume urine, bising usus
MAKANAN/CAIRAN
mual, muntah
NEUROSENSORI
parastesia (wajah, lidah, tangan, kaki)
Px. DIAGNOSTIK
EKG = gel. T. tinggi, P-R interval memanjang, QRS kompleks melebar, ST
depresi, disritmia, bradikardia, henti jtg, VF.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Identifikasi penyebab hiperkalemia
Pantau frekuensi dan kedalaman pernafasan
Pantau frekuensi dan irama jantung
Bantu ROM ;aktif dan pasif
Identifikasi / hentikan sumber diit kalium
Kolaborasi; pantau hasil lab : K serum, AGD, BUN, glukosa
Kolaborasi pemberian diuretik & glukosa IV dengan insulin, NaHCO3, NaCL
Batasi pemberian cairan yang mengandung kalium

Anda mungkin juga menyukai