(disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari matakuliah Etika dan Filsafat Komunikasi)
Dosen Pengampu : Dr. Heri Erlangga. S.Sos., M.Pd
oleh :
Jadi, dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh,
gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang berkomunikasi kita
tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.
MINGGU 9
MINGGU 10
2. Logos > Logos atau dapat diartikan sebagai logika merupakan bagian
dari filsafat yang memberikan pedoman kepada para ilmuan untuk senantiasa
mengambil keputusan secara rasional. Keputusan diambil berdasarkan kajian,
pertimbangan serta argumen-argumen logis yang dapat diuji kebenarannya.
3. Pathos > Phatos dapat diartikan sebagai sebuah rasa atau emosi yang ada dalam
diri manusia yang notabene akan terus memiliki rasa terkait dengan keindahan
dan penghargaan. Kemudian, atas dasar rasa ini, manusia memiliki kemampuan
untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
c) Faktor – Faktor dalam Filsafat Modern
1. Empirisme > adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
2. Filsafat Politik > adalah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari tema-tema
seperti politik, kebebasan, keadilan, hak milik, hak, hukum, pemerintahan, dan
penegakan hukum oleh otoritas.
3. Idealisme > adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional
sebagai kunci ke hakikat realitas.
4. Eksistensialisme > pemikiran filsafat bermula dengan subyek manusia—bukan
hanya subyek manusia yang berpikir, tetapi juga individu manusia yang
melakukan, yang merasa, dan yang hidup.
5. Fenomenologi > Phenomenologi berarti studi tentang phenomenon, atau yang
muncul dengan sendirinya. Fenomenologi berarti uraian tentang phenomenon.
Atau sesuatu yang sedang menampilkan diri, atau sesuatu yang sedang
menggejala.
6. Pragmatisme > adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
7. Filasafat Analitik > Tokoh yang mengembangkan filsafat ini adalah Bertrand
Russell dan Ludwig Wittgenstein. Mereka mengadakan analisis bahasa untuk
memulihkan penggunaan bahasa untuk memecahkan kesalahpahaman yang
dilakukan oleh filsafat terhadap logika bahasa. Hal inilah yang ditekankan
oleh Charlesworth. Penekanan lain oleh Wittgenstein adalah makna kata atau
kalimat amat ditentukan oleh penggunaan dalam bahasa, bukan oleh logika.
MINGGU 13
1. Filsafat Media didalam Revolusi Industri 4.0
a) Definisi filsafat dan media
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Dijabarkan juga oleh Djamarah (1995 : 136), Media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
b) Hubungan Filsafat dengan Media
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi
massa dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah
sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi
masyarakat adalah televisi.
1. Kerangka Teoritis
Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan
keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman.
Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak
mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan
hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk
yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.
2. Kajian Aspek Epistemologis
Secara epistemologis cara-cara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi
landasan filosofis sebuah berita infotainment yang akan ditampilkan
berdasarkan perencanaan yang matang, mapan, sistematis & logis.
3. Kajian Aspek Ontologis
Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin banyak
media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang
mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal
dan lain-lain. Dari sinilah cikal bakal infotainment marak di TV kita.
Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari
dunia jurnalisme kita. Pada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat
dengan bukti rating tinggi (public share tinggi)
4. Kajian pada aspek aksiologis
Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada
hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan
tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme.
c) Hubungan Filsafat Media terhadap Revolusi Industri 4.0
Filsafat Media Revolusi Industri 4.0