Anda di halaman 1dari 17

“RESUME PERKULIAHAN MINGGU 8-13”

(disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari matakuliah Etika dan Filsafat Komunikasi)
Dosen Pengampu : Dr. Heri Erlangga. S.Sos., M.Pd

oleh :

Fajar Zulfikar 182050301

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
MINGGU 8

1. Filsafat dalam Pendekatan Pers dan Jurnalistik


a) Pengertian Pers dan Jurnalistik
jurnalistik menujuk pada proses kegiatan, sedangkan pers berhubungan dengan
media. Dengan demikian jurnalistik pers berarti proses kegaitan mencari, menggali,
mengumpulkan, mengolah, memuat dan menyebarkan berita melalui media berkala
pers yakni surat kabar, tabloid atau majalah kepada khalayak seluas-luasnya dengan
secepat-cepatnya. Oleh karena itu, pers dan jurnalistik memang tidak bisa dikatakan
sama, namun kedua nya merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Pengertian pers sendiri adalah media massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik dalam bentuk tulisan, suara, gambar serta data dan grafing dengan
menggunakan media cetak maupun media elektronik. Kata pers dalam Bahasa latin
adalah pressare dari kata premere yang artinya tekan atau cetak. Istilah pers dikenal
sebagai salah satu jenis media massa yangsudah lama dikenal oleh masyarakat dan
tidak hanya itu istilah pers juga selalu dikaitkan dengan surat kabar atau majalah.
b) Filsafat dalam pendekatan Pers dan Jurnalistik
1. Filsafat dalam Pendekatan Pers
Seperti juga ilmu lain yang memili falsafalah, pers pun memiliki
falsafalahnya sendiri. Falsafalah berasal dari bahasa Inggris yaitu Philosophy
yang artinya tata nilai atau prinsip untuk dijadikan pedoman dalam menangani
urusan praktiks. Falsafah pers disusun berdasarkan system politik yang dianut
oleh masyarkat dimana pers bersangkutan hidup. Falsafalah pers yang dianut
bangsa Amerika yang liberalistis, berlainan dengan falsafah yang duanut Uni
Soviet yang bersifat komunistis. Falsafah Pers yang dianut di negara kita
sendiri, Indonesia, menggunakan sistem politiknya sekarang demokratis.
2. Filsafat dalam pendekatan Jurnalistik
Namun filsafat juga terasa dekat dengan jurnalisme, karena keduanya
punya wilayah tugas yang sama, filsafat memperkarakan apa yang disebut
sebagai kebenaran, sementara jurnalisme bertugas melayani kepentingan publik
dengan melaporkan kebenaran.
Lalu bagaimana agar jurnalistik tetap dapat dipercaya? Salah satu
pilihannya adalah mengadapatasikan filsafat ke dalam jurnalistik. Jurnalistik
butuh filsafat dan logika. Terlebih dalam menginterpretasi berbagai informasi
yang hendak disajikan. Jurnalistik harus dikemas dengan lebih berlogika seperti
halnya filsafat, namun tetap tidak mengabaikan aktualitasnya. Jurnalis juga
harus bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu yang bisa merugikan
khalayak. Informasi yang disampaikan harus bersumber kepada narasumber
tepat, sehingga keterpercayaan informasinya lebih terjamin.
Seperti juga ilmu lain yang memili falsafalah, pers dan jurnalis pun memiliki
falsafalahnya sendiri. Falsafah pers disusun berdasarkan system politik yang dianut
oleh masyarkat dimana pers bersangkutan hidup, sedangkan filsafat dan jurnalistik
memiliki konsep yang mirip, tetapi kepentingan yang berbeda. Keduanya sama-
sama mencari kebenaran dengan cara yang sama. Keduanya memperoleh kebenaran
melalui pertanyaan-pertanyaan hingga menemukan jawaban yang pasti. Itulah
jurnalistik dan filsafat.
2. Mewujudkan Komunikasi Efektif
a) Pengertian Komunikasi Efektif
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama
memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa
asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak
yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
b) Syarat Komunikasi Efektif
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.
c) Hukum Komunikasi Efektif (REACH)
- Respect > Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya
manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik
atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaan seseorang.
- Empathy > Sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan dan
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama
atau sinerja dengan orang lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan
penerima pesan (receiver) menerimanya.
- Audible > Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media
atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan
berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan
membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
- Clarity > kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
- Humble > Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan
unsur yang terkait dengan hukum yang pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Jadi, dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh,
gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang berkomunikasi kita
tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.

MINGGU 9

1. Memahami Hambatan Komunikasi


a) Proses Komunikasi
1. Proses komunikasi secara primer
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada
di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media kedua yang
dimaksud adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi,
film, dan lain-lain.
b) Hambatan Komunikasi
1. Hambatan Psikologis
yaitu hambatan komunikasi massa yang termasuk dalam hambatan
psikologis adalah kepentingan (interest), prasangka (prejudice), stereotip
(stereotype), dan motivasi (motivation). Disebut sebagai hambatan
psikologis karena hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari
kegiatan psikis manusia.
2. Hambatan Sosiokultural
Hambatan ini Meliputi : 1. Aneka Etnik ( Perbedaan Budaya ) 2. Perbedaan
Norma Sosial (Mengingat beragam norma sosial yang berlaku di indonesia,
maka tidak tertutup kemungkinan terhadap pertentangan nilai, dalam arti
kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat,
dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya. 3. Kurang
mampunya berbicara bahasa Indonesia (masih adanya masyarakat
Indonesia, terutama di daerah terpencil yang belum bisa berbahasa
Indonesia.)
3. Faktor Semantik
adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya.
Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa
yang digunakan oleh komunikator, maupun bahasa yang digunakan oleh
komunikan.
4. Pendidikan Belum Merata
5. Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis pada media televisi terjadi pada saat stasiun atau
pemancar penerima mendapat gangguan baik secara teknis maupun akibat
cuaca buruk, sehingga gambar yang diteima pada pesawat televisi tidak
jelas, buram, banayak garis atau tidak ada gambar sama sekali.
6. Hambatan Interaksi Verbal
c) Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi
 Menggunakan bahasa yang sederhana agar penerima pesan dapat
memahami isi pesan yang disampaikan.
 Penentuan waktu yang efektif, agar pesan yang disampaikan tersusun
dengan baik ringkas dan mudah dipahami.
 Mendengarkan secara selektif, komunikasi adalah masalah memahami
dan dipahami. Untuk mendorong seseorang mengemukakan
 keinginannya, perasaannya, dan emosinya adalah mendengarkan secara
seksama.
 Mengatur arus informasi, maksudnya komunikasi diatur mutunya,
jumlahnya dan cara penyampaiannya dimana informasi yang
disampaikan harus sitematis, ringkas, dan memiliki bobot tingkat
kepentingan yang cukup

MINGGU 10

1. Etika, Filsafat dan Agama dalam Berkomunikasi


a) Pengertian Etika dan Filsafat
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam
tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral,
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan aklhak, dan nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan Filsafat adalah
seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi dan
tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan, dan pronsip etis
b) Hubungan Etika dan Agama
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa etika dan agama adalah dua hal
yang tidak harus dipertentangkan. Antara etika dan agama adalah dua hal yang
saling membutuhkan, atau dalam bahasa Sudiarja “agama dan etika saling
melengkapi satu sama lain”. Agama membutuhkan etika untuk secara kritis melihat
tindakan moral yang mungkin tidak rasional. Sedangkan etika sendiri
membutuhkan agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa dalam
dirinya.
c) Jadi, Etika, filsafat dan agama merupakan sebuah aspek yang harus dimiliki
setiap individu, ketiganya memiliki keterkaitan yang kuat dimana agama menjadi
salah satu yang utama untuk menciptakan sebuah etika. Etika sendiri penting
keberadaan nya guna menjadi tolak ukur setiap perlakuan baik buruknya manusia
agar terciptanya kondisi sosial yang teratur.
2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi di Era Milenial
a) Pengertian Generasi Milenial
Yang termasuk dalam Generasi Millenial adalah generasi muda yang berumur
17- 37 pada tahun ini. Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini
sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan
dengan teknologi. Generasi millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka
lahir pada saat TV berwarna, handphone juga internet sudah diperkenalkan.
Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.
b) Peran Komunikasi Pada Era Milenial
1. Meningkatkan Kreativitas > individu yang berkomunikasi di era globalisasi ini
cenderung lebih kreatif dengan memanfaatkan berbagai macam teknologi yang
telah tersedia. Komunikasi dapat dilakukan secara fleksibel dan aksesibilitas.
2. Mengekspresikan diri > Individu akan mengekspresikan diri melalui media
sosial seperti memposting konten-konten yang berhubungan dengan
pengalaman dirinya atau yang menunjukkan kehidupannya. Komunikasi di era
globalisasi ini tentu sangat mudah untuk mengekspresikan diri sendiri dengan
bebas selama masih dalam lingkup yang wajar.
3. Menjalin Kerjasama > individu dan organisasi akan sama-sama merasa
diuntungkan. Era globalisasi ini memperkenalkan proses komunikasi dengan
kecanggihan teknologi, sehingga komunikasi akan semakin mudah dalam
mencapai kesepakatan antar kedua belah pihak yang ingin menjalin kerjasama.
4. Mempelajari Karakter manusia > Adanya penggunaan media sosial ini
membuat individu banyak belajar bahwa tidak semua konten dapat dikonsumsi
oleh publik. Karakter seseorang akan terlihat dan dapat dinilai oleh orang lain
ketika mempublikasikan kehidupannya di media sosial.
c) Kecendrungan Generasi Milenial dalam Berkomunikasi
1. Keengganan Menggunakan Panggilan Telepon.
2. Aplikasi Instant Messanging yang semakin popular.
3. Lebih sedang dengan komunikasi informal.
MINGGU 11

1. Implementasi Teknik Komuikasi dalam Organisasi Modern


a) Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses pembagian pesan, ide ide atau
sikap dalam suatu organisasi, seperti bisnis, industry pemerintahan dan pendidikan.
Proses penyebaran atau penyampaian pesan, ide-ide atau sikap ini terjadi antara
komunikator dan komunikan yang dapat menggunakan teknologi komunikasi
modern atau media informasi. Adanya pembagian atau pertukaran pesan-pesan atau
sejenisnya melalui proses dua arah agar makna pesan yang disampaikan dan
diterima dengan tepat, sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan atau
komunikator.
b) Tujuan Komunikasi di dalam organisasi
1. Meningkatkan kerjasama
2. Memudahkan Koordinasi
3. Mengembangkan organisasi tersebut
4. Melakukan Evaluasi
5. Melakukan Pengamatan
6. Proses Umpan balik yang mudah
7. Menghubungkan Informasi
8. Penyebaran informasi Efektif
c) Teknik Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi Informatif > pesan yang sifatnya pemberitahuan oleh seseorang
kepada orang lain. Komunikasi ini biasa dilakukan secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui memo, papan tulis, dan media massa.
2. Komunikasi Persuasif > Proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan cara membujuk sehingga sipenerima pesan dengan kesadaran
sendiri bersedia melakukan kegiatan tertentu.
3. Komunikasi Instruktif > Proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan cara mengandung paksaan agar sipenerima pesan melakukan
tindakan atau kegiatan tertentu. Jadi, teknik komunikasi ini mengandung sanksi
yang apabila tidak dilaksanakan oleh sipenerima pesan, ia akan menanggung
akibatnya.
d) Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
1. Fungsi Informatif > Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi
2. Fungsi Regulatif > Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan
yang berlaku dalam suatu organisasi.
3. Fungsi Persuasif > banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar
dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
4. Fungsi Integratif > Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

2. Filsafat Modern dalam Komunikasi


a) Definisi Filsafat Modern
Filsafat modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang menjadi
tanda berakhirnya era skolastisisme.Waktu munculnya filsafat modern adalah abad
ke-17 hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara.Filsafat Modern
ini pun dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang
filsuf terkemuka pada zaman Modern.
b) Teori Filsafat dalam Ilmu Komunikasi
1. Ethos > Yakni, seorang pembicara harus dapat di percaya oleh audiencenya.
(Seseorang Yang memiliki Ilmu pengetahuan)

2. Logos > Logos atau dapat diartikan sebagai logika merupakan bagian
dari filsafat yang memberikan pedoman kepada para ilmuan untuk senantiasa
mengambil keputusan secara rasional. Keputusan diambil berdasarkan kajian,
pertimbangan serta argumen-argumen logis yang dapat diuji kebenarannya.

3. Pathos > Phatos dapat diartikan sebagai sebuah rasa atau emosi yang ada dalam
diri manusia yang notabene akan terus memiliki rasa terkait dengan keindahan
dan penghargaan. Kemudian, atas dasar rasa ini, manusia memiliki kemampuan
untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
c) Faktor – Faktor dalam Filsafat Modern
1. Empirisme > adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
2. Filsafat Politik > adalah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari tema-tema
seperti politik, kebebasan, keadilan, hak milik, hak, hukum, pemerintahan, dan
penegakan hukum oleh otoritas.
3. Idealisme > adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional
sebagai kunci ke hakikat realitas.
4. Eksistensialisme > pemikiran filsafat bermula dengan subyek manusia—bukan
hanya subyek manusia yang berpikir, tetapi juga individu manusia yang
melakukan, yang merasa, dan yang hidup.
5. Fenomenologi > Phenomenologi berarti studi tentang phenomenon, atau yang
muncul dengan sendirinya. Fenomenologi berarti uraian tentang phenomenon.
Atau sesuatu yang sedang menampilkan diri, atau sesuatu yang sedang
menggejala.
6. Pragmatisme > adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.

7. Filasafat Analitik > Tokoh yang mengembangkan filsafat ini adalah Bertrand
Russell dan Ludwig Wittgenstein. Mereka mengadakan analisis bahasa untuk
memulihkan penggunaan bahasa untuk memecahkan kesalahpahaman yang
dilakukan oleh filsafat terhadap logika bahasa. Hal inilah yang ditekankan
oleh Charlesworth. Penekanan lain oleh Wittgenstein adalah makna kata atau
kalimat amat ditentukan oleh penggunaan dalam bahasa, bukan oleh logika.

d) Kaitan Filsafat dengan Komunikasi


Memang pada dasarnya bahwa ilmu komunikasi merupakan sautu ilmu terapan
yakni dari berbagai cabang ilmu seperti antopologi, sosiologi, dan psikologi namun
demikian defenisi komunikasi masih dalam bentuk abstrak karena tidak ada defenisi
tunggal dari ilmu komunikasi itu sendiri.Oleh sebab itu filsafatlah membongkar
semua tatanan komunikasi itu untuk dipahami, dikarenakan dalam sejarahnya
filsafat itu sendiri dapat dikatakan induk dari segala bidang ilmu yang muncul pada
era sekarang
MINGGU 12
1. Filsafat Dalam Pendekatan Komunikasi Pemasaran
a) Penjelasan filsafat dan kommunikasi pemasaran
Ilmu filsafat merupakan suatu evaluasi dari segala ilmu memberikan
pemahaman pada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam
meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan ranah kehidupan manusia. Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian
institusi dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan
mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra dan
masyarakat umum. Sedangkan Komunikasi pemasaran adalah Komunikasi
pemasaran merupakan suatu interaksi tertarget dengan konsumen dan calon
konsumen menggunakan satu atau lebih media seperti surat, surat kabar, dan
majalah, television, radio, papan reklame, telemarketing dan internet. (Olujime
Kayode, 2014).
b) Media dalam Komunikasi pemasaran
1. Iklan
2. Promosi penjualan
3. Publisitas dan hubungan masyarakat
4. Acara dan pengalaman
5. Pemasaran langsung
6. Pemasaran interaktif
7. Pemasaran dari mulut ke mulut
8. Penjualan personal
c) Peranan Filsafat
Filsafat memiuliki sebuah peranan dengan memunculkannya banyak ide
pada komunikasi pemasaran. Dimana dengan munculnya ide kreatif pada saat
berkomunikasi, terutama dalam pemasaran, maka gangguan makna dalam
komunikasi akan dapat diatasi dengan mudah. Ide tersebut juga akan
memberikan pemahaman secara logis mengenai tindakan dan pemikiran
didalam komunikasi pemasaran. Misalnya, ide bagaimana caranya
memasarkan suatu produk yang layak dihadapan masyarakat atau membuat
iklan kreatif agar masyarakat yang melihat iklan tersebut jadi tertarik untuk
mencoba produk tersebut. Ilmu filsafat juga memiliki peranan untuk mengasah
2. Hakikat Filsafat Komunikasi
a) Pengertian Filsafat
 Filsafat adalah suatu usaha untuk mendapatkan gambaran kesempurnaan
filsafat Berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam
sains&pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang
konsisten tentang alam.
 Filsafat adalah sekumpulan sikap&kepercayaan terhadap keidupan dan
alam yang biasanya di terima secara tidak kritis (menerima hidup apa
adanya)
 Filsfat adalah sebagai analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti
kata &konsep jadi dalam hal ini filsafat sebagai satu bidang khusus yang
mengacu kepada sains&dan membantu menjelaskan bahasa & bukannya
satu bidang yang luas yang mimikirkan segala pengalaman dari kehidupan
(memaknai berdasarkan apa yang kita temui pada subyek).
 Jadi Filsafat komunikasi adalah suatu displin yang menelaah pemahaman
secara fundamental, metodologis, sistematis , analisis kritis dan holististis
b) Hakikat Filsafat Komunikasi
Filsafat ilmu komunikasi mempetanyakan bagaimana aspek ontologi,
epistimologi,dan aksiologi komunikasi.
1. Ontologi merupakan teori hakikat, pembicaraan apa pengetahuan itu sendiri.
Hakikat diartikan sebagai realitas, artinya kenyataan yang sebenarnya bukan
keadaan sementara.
2. Epistimologi merupakan teori atau metode yang mengkaji bagaimana cara
memperoleh ilmu pengetahuan. Epistimologi membahas tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula pengetahuan metode atau cara
memperoleh pengetahuan validitas, dan kebenaran (fakta)
3. Aksiologi mempelajari tentang manfaat apa yang diperoleh dari ilmu
pengetahuan menyelidiki hakikat nilai, baik itu berisi nilai etika ataupun
estetika. Aksiologi adalah menilai mengenai baik buruknya sesuatu yang
dilihat dari etika dan estetikanya. Aksiologi dapat diartikan sebagai cabang
filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika, atau agama.
c) Filsafat Komunikasi Menurut Para Ahli
- Richard Laningan > filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi
sub-bidang utama menurut jenis justifikasinyayang dapat diakomondasikan
oleh jawaban terhadap pertanyaan-bertanyaan berikut.
a. Apa yang aku ketahui
b. Bagaimana aku mengetahuinya
c. Apa aku yakin
d. Apakah aku benar
Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi
terhadap, metafisika, epistomologi, aksiologi dan logika.
- Prof. Onong Ucahana Efendy, MA, > filsafat komunikasi adalah suatu
disiplin ilmu yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental,
metodologis,sistematis, analisis,kritis dan holistis tentang teori dan proses
komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya,
tatananya, tujuannya, fungsinya tekhnik dan peranya.
- Fisher > Filosofis menurut fisher adalah ilmu yang mencangkup segala aspek
dan bersifat kolektif yang digambarkan oleh will bur Schraamm (1963 : 2)
sebagai jalan simpang yang ramai maksudanya, semua disiplin ilmu
melintasinya.
- Rosen Green > Menurut Rosen Green ada tiga paradigma besar yang meratar
belakangi perkembangan teori dan peneitian studi komunikasi yaitu :
a. Paradigma kelasik : yaitu yangang menyangkut positifisme dan
posositifisme yang artinya paradigma kelasik percaya bahwa realitas
yang ada dilinngkungan sekitar sudah di atur oleh tuhan yang maha esa.
b. Paradigma kritis : dalam menangkap suatu hal tidak hanya mau
menyjelaskan melainkan juga akan mempertimbangkan, merefleksikan,
menatas realitas sosial dan berpikir keritis berdasarkan teori yang telah
ada.
c. Paradigma konstuktifis : yaitu penjelasan paling sosial untuk
menguraikan penomena yang diperlihatkan.
Jadi, Dari uraian singkat diatas disimpulkan bahwa hakikat filsafat komunikasi
adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan
pendekatan dan metode filsafat sehingga didapat penjelasan yang mendasar, utuh, dan
sistematika seputar komunikasi, dan filsafat komuikasi juga.
filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu
pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya. Dalam
menyelesaikan kajiannya pada konsep ontologis. ,secara epistemologis dan tinjauan
ilmu secara aksiologis.

MINGGU 13
1. Filsafat Media didalam Revolusi Industri 4.0
a) Definisi filsafat dan media
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Dijabarkan juga oleh Djamarah (1995 : 136), Media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
b) Hubungan Filsafat dengan Media
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi
massa dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah
sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi
masyarakat adalah televisi.
1. Kerangka Teoritis
Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan
keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman.
Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak
mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan
hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk
yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.
2. Kajian Aspek Epistemologis
Secara epistemologis cara-cara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi
landasan filosofis sebuah berita infotainment yang akan ditampilkan
berdasarkan perencanaan yang matang, mapan, sistematis & logis.
3. Kajian Aspek Ontologis
Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin banyak
media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang
mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal
dan lain-lain. Dari sinilah cikal bakal infotainment marak di TV kita.
Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari
dunia jurnalisme kita. Pada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat
dengan bukti rating tinggi (public share tinggi)
4. Kajian pada aspek aksiologis
Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada
hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan
tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme.
c) Hubungan Filsafat Media terhadap Revolusi Industri 4.0
Filsafat Media Revolusi Industri 4.0

1. Berfikir dengan menggunakan disiplin Tujuan :


Mengkolaborasikan teknologi cyber
berpikir yang tinggi.
dan teknologi otomatisasi
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi.
4. Menyeluruh.
5. Menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga
terjadi proses belajar.
d) Hubungan Filsafat dengan Media adalah dalam Filsafat media para Filusuf lebih
menekankan pada bagaimana pengawasan,dan pengelolaan Pemerintah terhadap
perkembangan Jurnalistik dan Media massa yang notabene sangat mempengaruhi
pola pikir Masyarakat.

2. Merancang Komunikasi Massa


a) Elemen Perencanaan
1. Tujuan (Objective). Kondisi masa depan yang akan dicapai.
2. Aksi (Action). Serangkaian kegiatan yang yang dilakukan untuk mencapai
tujuan.
3. Sumber Daya (Resouces). Hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksakan aksi.
4. Pelaksanaan (Implementation). Tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan.
b) Elemen Komunikasi
1. Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan
2. Pesan : Ide atau informasi yang disampaikan
3. Media : Sarana komunikasi
4. Komunikan : Audience, pihak yang menerima pesan
5. Umpan Balik : Respon dari komunikan terhadap pesan yang
diterimanya.
c) Perancangan Komunikasi Massa yang Baik
Perancangan komunikasi massa dalam melakukan komunikasi. Langkah
berikutnya adalah mempelajari siapa yang menjadi sasaran media, apakah dia
media baru, yang sudah lama ada atau media yang sering berganti channel.
Kemudian yang akan anda lakukan adalah menyusun informasi yang akan
disampaikan dan menyusunnya berdasarkan urutan prioritas . carilah segi
penjualan yang paling efektif dalam menarik minat massa sasaran anda. Ini
harus dijadikan pembuka dan semenarik mungkin agar massa tidak menghindar
dari rencana media anda.
Dalam melakukan komunikasi massa, hal yang harus dilakukan adalah
Pertama– tama harus merebut perhatian mereka. Ini bisa dilakukan dengan
berbincang – bincang, tersenyum, gambar atau tulisan yang menarik jika anda
melakukan komunikasi dengan media Lalu anda harus menarik minat mereka,
anda harus memberitahukan kepadanya hal – hal yang menarik bagi
kepentingan pribadinya. Kemudian timbulkan keinginan massa sasaran untuk
menjadi minat. Harus bisa membuat mereka memunculkan hasrat mereka,
mencoba atau mencermati.

Anda mungkin juga menyukai