Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies,
1996) dalam Nursalam 2011. Untuk mewujudkan harapan tersebut dapat dilakukan
dengan penataan kembali sistem model keperawatan profesional (MAKP), mulai dari
ketenagaan, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Selain itu
sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di
Indonesia maka model sistem asuhan keperawatan harus berubah mengarah pada
suatu praktik keperatan profesional sehingga peran dan fungsi perawat sesuai dengan
tanggung jawab dan tanggung gugatnya.
Sebagai mana yang ytelah kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan
mengalami perubahan mendasar mulai masuk abad ke 21. Perubahan tersebut sebagai
dampak dari perubahan sosial politik, kependudukan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ketika perubahan tersebut membawa implikasi terhadap
perubahan sistem pelayanan keperawatan dan hal ini merupakan tantangan bagi
perawat Indonesia untuk menuju profesionalisme. Untuk menjawab tantangan
tersebut menajemn keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata
sehingga konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengeloloan bahan,
konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa rencana strategis melalui
pendekatan : pengumpulan data, nalisa SWOT dan penyusulan langkah – langkah
perencaan, pelaksanaan secara operasional.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) dilakukan
pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2011). Berdasarkan hasil pengkajian pada
tanggal 3 Desember 2019 sampai 5 Desember 2019, didapatkan bahwa di ruangan
Bougenvil menggunkan metode MAKP moduler, yang merupakan bentuk variasi dari
metode keperawatan primer dengan perawat profesional bekerja sama dalam
memberikan asuhan keperawatan, di samping itu 2 atau 3 orang perawat bertanggung
jawab atas kelompok kecil klien. Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode modifikasi primer, satu tim terdiri dari 2 hingga 3 orang
perawat yang memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok klien yang berkisar 8
hingga 12 orang.

1
Mengingat pentingnya fungsi menajemen dalam menjamin kelancara dan
keberhasilan suatu pelayanan keperawatan, maka konsep manajemen keperawatan
perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktik guna menjami efisiensi,
efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien.

B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Mahaiswa dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan model asuhan keperawatan prfesional metode moduler.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data di ruang Bougenvil
RSUD Mardi Waluyo Blitar.
b) Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
c) Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah ditetapkan.
d) Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan profesional : timbang terima, ronde
keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planing,
dokumentasi keperawatan dan penerimaan klien baru.
e) Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan profesional : timbang terima, ronde
keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planing,
dokumentasi keperawatan dan penerimaan klien baru.
f) Mengevaluasi renca strategi opersional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan profesional : timbang terima, ronde
keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planing,
dokumentasi keperawatan dan penerimaan klien baru.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Bagi mahasiswa tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penguasaan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP di ruang
Bougenvil RSUD Mardi Waluyo Blitar.

2
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di ruang
Bougenvil RSUD Mardi Waluyo Blitar.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional di ruang Bougenvil RSUD Mardi Waluyo Blitar

2. Bagi Perawat
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah masalah
yang ada di ruang Bougenvil yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat melaksanakan
MAKP tim modifikasi dengan optimal.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
d. Terbinanya hubungan baik antara perawat dan perawat, perawata dengan tim
tim kesehatan yang lain, dan perawat dan klien, serta keluarga.
e. Tumbuh dan terbinannya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

3. Bagi Klien dan Keluarga klien


a. Klien dan keluarga mendapat pelayanan yang optimal.
b. Tingkat kepuasan klien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

4. Bagi Institusi
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dengan bahan tentang
pengelolaan rungan dengan pelaksanaan MAKP tim modifikasi atau metode
moduler.

Anda mungkin juga menyukai