Action Control Di Perusahaan Gojek Indonesia
Action Control Di Perusahaan Gojek Indonesia
Fokus pengendalian action control pada tindakan pegawai yang mana untuk memastikan
apakah tindakan yang dilakukan oleh pegawai telah sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Action control memiliki empat elemen yaitu behavioral constraints, preaction review, action
accountability dan redundancy. Behavioral contraints merupakan bentuk negatif dari action
control karena dimaksudkan agar sesuatu menjadi tidak mungkin, atau lebih sulit bagi pegawai
untuk melaukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Preaction review adalah meneliti action plans
dari para pegawai yang dikendalikan. Action accountability menyangkut pembebanan tanggung
jawab kepada pegawai atas tindakan yang mereka ambil. Redundancy meliputi penunjukkan lebih
banyak pegawai untuk pelaksanaan tugas yang sangat perlu. Dalam perkembangannya PT Gojek
Indonesia telah mengimplementasikan berbagai macam jenis action control dalam hubungannya
dengan mitra maupun non mitra demi mencapai tujuannya.
a. Behavioral Constraints
Behavioral Constraints dapat berwujud secara fisik atau administratif. Behavioral
Constraints berwujud fisik dalam hubungan perusahaan dengan mitra driver tercermin dari
pembatasan akses terhadap aplikasi. Aplikasi dari gojek membatasi kewenangan driver hanya
meliputi menerima dan menyelesaikan orderan yang diberikan oleh sistem. Driver tidak dapat
melakukan kegiatan di luar wewenang yang ditetapkan seperti memodifikasi sistem, mengotorisasi
sistem dan lain – lain. Kemudian contoh lainnya, driver go-ride tidak dapat melakukan go massage
atau go glam karena wewenangnya dibatasi oleh sistem aplikasi hanya untuk melakukan
pengantaran konsumen atau barang atau makanan. Driver juga tidak dapat memasukkan
penumpang yang tidak terdapat di aplikasi ke dalam aplikasi driver sehingga driver hanya dapat
menerima orderan yang disediakan oleh sistem.
Bentuk dari administrative constraints adalah adanya pemisahan tugas (separation of
duties). Perihal hubungan dengan mitra driver, pemisahan tugas ini tercermin dari kontrak awal
apakah driver merupakan penyedia jasa transportasi, pijat, kecantikan, bengkel dan lain
sebagainya. Kemudian dalam perusahaan gojek juga terdapat pemisahan tugas yang menyangkut
pembagian pekerjaan untuk masing-masing divisi yang didelegasikan kepada beberapa pegawai
yang mana tercermin dalam gambar berikut ini.
Dengan pembagian divisi – divisi tersebut, pegawai tidak dapat melakukan tindakan di luar
tugasnya. Masing – masing divisi juga masing dibagi per team sehingga tugas masing – masing
orang lebih spesifik. Dalam struktur organisasi juga dibedakan antara yang merencanakan dan
melaksanakan sehingga dapat fokus pada pekerjaannya dan memungkinkan adanya feedback
dalam penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan. Dengan adanya behavioral constraints
diatas, diharapkan dapat menjamin tindakan mitra dan non mitra kongruen dengan tujuan
perusahaan.
b. Preaction Review
Preaction Review adalah meneiliti rencana tindakan dari para pegawai yang dikendalikan.
Peneliti akan menyetujui atau tidak menyetuji action plans dari pegawai. Dalam gojek indonesia,
manajer bertindak sebagai peneliti. Setiap action plans dari para pegawai harus disetujui terlebih
dahulu. Semisal dalam bidang IT, pegawai programming melaksanakan semua pekerjaan yang
ditetapkan oleh manajer IT di bidang Programming dan manajer IT meneliti hasil pekerjaan
pegawai tersebut. Atau di bagian product, sebelum menerbitkan suatu produk atau perbaikan
produk, product manager akan mengevaluasi terlebih dahulu terkait goal, action dan matrix yang
dipilih atas suatu produk oleh timnya.
c. Action Accountability
Action Accountability lebih banyak diterapkan dalam hubungan perusahaan dengan mitra
maupun non mitra yangmana menyangkut pembebanan suatu tanggung jawab atas tindakan-
tindakan yang mereka ambil. Action Accountability secara administratif yang tertuang di dalam
Standart Operating Procedur (SOP), kontrak kerja, kebijakan, tata tertib dan lainnya. Dengan
adanya SOP dan media lainnya, action accountability semakin mudah dilaksanakan karena dapat
mendefiniskan tindakan-tindakan yang diharapkan atau yang tidak diharapkan. Berikut contoh
SOP Pelayanan driver dan perjanjian kerjasama.
SARAN
Sistem aplikasi dapat ditambahkan fitur sidik jari ketika driver akan mengantar customer, atau
dengan fitur checklist atau pengingat dalam aplikasi driver dan customer untuk menanggulangi
penyalahgunaan akun gojek.