Anda di halaman 1dari 20

BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

Daftar Isi
1 TUJUAN & RUANG LINGKUP........................................................................................2

2 DEFINISI...........................................................................................................................2

3 PERAN & TANGGUNG JAWAB.....................................................................................3

4 PROSEDUR......................................................................................................................3
4.1 Informasi Umum Mengenai Material Berbahaya.........................................................................3
4.2 Identifikasi Aspek dan Potensi Dampak......................................................................................4
4.3 Persetujuan, Seleksi dan Pembelian...........................................................................................4
4.4 Informasi Mengenai Bahan Kimia di Lokasi proyek.....................................................................5
4.4.1 Material Safety Data Sheets (MSDS).......................................................................................................... 5
4.4.2 Daftar/Inventaris Material Berbahaya.......................................................................................................... 5
4.4.3 Chemwatch................................................................................................................................................. 5
4.4.4 Label........................................................................................................................................................... 5
4.5 Pemindahan Material Berbahaya................................................................................................6
4.5.1 Pencegahan Umum.................................................................................................................................... 6
4.5.2 Pemindahan di luar lokasi proyek (delivery / disposal)...............................................................................6
4.6 Penyimpanan Material Berbahaya..............................................................................................7
4.6.1 Pencegahan Umum Untuk Penyimpanan................................................................................................... 7
4.6.2 Pembuatan Tempat Penyimpanan Baru..................................................................................................... 8
4.6.3 Tempat Penyimpanan yang Sudah Ada...................................................................................................... 9
4.7 Menangani Material Berbahaya..................................................................................................9
4.7.1 Langkah-Langkah Kewaspadaan dalam Penanganan Umum....................................................................9
4.7.2 Shifting, Loading dan Unloading................................................................................................................. 9
4.7.3 Menuang................................................................................................................................................... 10
4.7.4 Workshop, In-Field Servicing dan Refuelling............................................................................................ 10
4.8 Pembuangan/Pengembalian Material Berbahaya.....................................................................10
4.9 Keadaan Darurat....................................................................................................................... 11
4.10 Pengawasan, Pengumuman & Performa..................................................................................12
4.11 Pelaporan & Ketidakpatuhan....................................................................................................12
4.12 Pelatihan dan Kompetensi........................................................................................................ 13

5 LAMPIRAN......................................................................................................................13
Revision Details Next Review: Sept 2012
Rev. Date Revision Status Checked Approved

01 31/8/09 First issue, template provided by BU3 HSEQ Dept. Peter Finch RDH
02 11-11-2011 Second issue, additional control & adding Indonesian regulation on Andrew Hall JC
hazardous material symbol

Note: Check with Document Control or BU3 Controlled Servers before use that this is the current
version.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 1 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

TUJUAN & RUANG LINGKUP


Prosedur ini diterapkan di seluruh proyek, pekerjaan dan kantor PT BU3. SOP ini juga berlaku untuk
pekerjaan yang dilakukan oleh staff dan kontraktor.
Substansi berikut ini tidak digolongkan sebagai material berbahaya karena tidak berkaitan dengan kegiatan
yang dilakukan di tempat kerja; makanan dan minuman, therapeutic agents, kosmetik, alat-alat mandi,
tembakau dan benda-benda yang terbuat dari tembakau.
Untuk penanganan peledakan, cairan mudah terbakar dan tabung gas dapat merujuk ke prosedur lain yang
membahas masalah tersebut secara spesifik.

DEFINISI
Berikut adalah istilah-istilah penting yang terdapat pada dokumen ini:
Bund: Tanggul atau tembok yang mengelilingi sebuah area. Didirikan untuk menampung
tumpahan kimia dan minimal dapat menampung volum tumpahan sebanyak
110%.
Chemwatch: Sumber informasi elektronik mengenai properti dan penanganan kimia yang
aman. Databasenya juga dirancang untuk dapat mencatat semua material
berbahaya yang digunakan di setiap proyek.
www.chemcareasia.com/cg2

Korosif: Dampak yang terjadi karena paparan substansi kimia serta membahayakan
makhluk hidup & properti.
Benda berbahaya: Adalah substansi yang memiliki potensi menimbulkan bahaya langsung kepada
manusia, properti dan lingkungan karena dapat menimbulkan api, meledak,
melepaskan racun, mudah terbakar atau menyebabkan korosi selama
penyimpanan atau penanganan.
Dangerous Goods Safety Management Regulation 2001 (Qld)

Berbahaya: Adalah dampak kesehatan yang terjadi karena paparan kimia.

Material Berbahaya: Ungkapan umum yang merujuk pada substansi dan benda berbahaya.

Susbtansi berbahaya: Susbtansi yang berada dalam daftar substansi berbahaya pada National Health
and Safety Commission/ Designated Hazardous Substance atau sudah
digolongkan sebagai substansi berbahaya oleh manufaktur/importer sesuai
dengan kriteria penggolongan material berbahaya yang sudah disetujui.
Substansi yang membahayakan manusia dan lingkungan.
Inventory / Register: Sumber informasi yang berisi daftar kimia yang digunakan di lokasi proyek dan
mencatat informasi spesifik mengenai kimia tersebut (con: volum dan lokasi kimia)
MSDS: Data Keselamatan Material (Material Safety Data Sheet) – informasi yang
disediakan oleh supplier/manufaktur mengenai ciri kimia dan fisik suatu substansi,
penggunaan amannya, pengaruhnya pada kesehatan dan racun yang
dikandungnya (yang mempengaruhi ekologi dan binatang).
Sensitisation: Adalah respon alergi yang muncul ketika terpapar kimia. Terpapar kimia dosis
rendah pun dapat menimbulkan reaksi.
Racun: Dapat berdampak parah pada kesehatan jika bahan kimia terpapar, terhirup atau
tercerna.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 2 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

PERAN & TANGGUNG JAWAB


 Manajer Proyek bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pengelolaan material berbahaya
dilakukan sesuai dengan kontrak dan perjanjian dengan menyediakan sumberdaya dan arahan pada
personil proyek dalam pengelolaan material berbahaya (fisik, keuangan, sumberdaya manusia,
pelatihan, dsb). Manajer Proyek harus memastikan bahwa instruksi ini sudah direview dan
disosialisasikan kepada seluruh karyawan.
 Manajer/Superintendent HSE Proyek bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan
potensi dampak terhadap lingkungan, kesehatan dan masyarakat yang disebabkan oleh material
berbahaya. Lakukan pelatihan, inspeksi, laporan, audit berkala dan pembaharuan instruksi ini.
 Superintendent/ Manajer Area: bertanggung jawab untuk memastikan bahwa fasilitas/peralatan
penanganan material berbahaya sudah berada di bawah kendali mereka dan sesuai dengan instruksi ini.
Mereka juga bertanggung jawab terhadap penanganan material berbahaya di area yang mereka awasi.
Area supt bertanggung jawab untuk memastikan inspeksi reguler dan perawatan fasilitas penanganan
material berbahaya sudah dilakukan dengan baik.
 Supervisor Area: bertanggung jawab untuk mendampingi penerapan instruksi ini di dalam area kerja.
Melakukan on the job training dan melakukan pengawasan kepada para pekerja untuk memastikan
bahwa cara penanganan material berbahaya yang mereka lakukan sudah sesuai dengan instruksi ini.
Supervisor juga bertanggung jawab untuk mencatat kegiatan/tindakan yang dilakukan untuk mematuhi
peraturan di dalam instruksi ini (contoh; sosialisasi MSDS, mengawasi catatan, JSEA, Hazid/incident
reports dsb)
 Personil Proyek: bertanggung jawab untuk menangani material berbahaya dengan penuh tanggung
jawab.

PROSEDUR
1.1 Informasi Umum Mengenai Material Berbahaya
Material berbahaya digunakan pada proyek-proyek yang dikerjakan BU3. Material-material tersebut memiliki
potensi membahayakan lingkungan karena dapat mencemari tanah, udara dan saluran air, membahayakan
flora dan fauna ketika dipindahkan, atau ketika disimpan/dibuang dengan cara yang tidak sesuai. Namun
dengan menggunakan tata cara penanganan yang benar dampak lingkungan dapat diminimalisir.
Material berbahaya yang dimaksud dalam instruksi ini merujuk pada substansi berbahaya dan benda-benda
berbahaya.
Material berbahaya adalah bahan kimia yang dikategorikan berdasarakan dampaknya terhadap kesehatan
dan dampaknya terhadap lingkungan. Material-material ini bisa jadi beracun, berbahaya, bersifat korosif atau
menimbulkan iritasi .Bentuk utama material ini berupa padatan, cairan atau gas. Contohnya: bahan kimia yang
ada di laboratorium, bahan pembersih, disinfektan/deterjen, solar dan bahan bakar lainnya, bahan
pelarut/kimia.
Dangerous goods (DG) atau barang-barang berbahaya adalah bahan kimia yang berpotensi menimbulkan
bahaya langsung terhadap manusia, property dan lingkungan karena dapat menimbulkan api, ledakan,
pelepasan racun, mudah terbakar atau bersifat korosif selama proses penyimpanan atau terjadi insiden saat
ditangani. Peraturan yang ketat diberlakukan untuk proses penyimpanan dan pemindahan bahan ini. Contoh
DG misalnya; LPG, LNG, bensil tanpa timbal, kerosin, aseton, hydrochloric acid, lead acid batteries, acetylene
dan compressed air.
Pada seluruh operasi BU3, material berbahaya hanya dapat digunakan untuk tujuan dan maksud tertentu.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 3 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

1.2 Identifikasi Aspek dan Potensi Dampak


Untuk mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh material berbahaya, sangat penting untuk
mengidentifikasi jenis pekerjaan/aktivitas apa saja yang dapat menghasilkan material berbahaya dan menjadi
sumber polusi. Ketika hal ini sudah diketahui, kajian mengenai dampak tersebut harus dibuat.
Dalam hal ini:
 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Proyek / Project Environmental Management Plan (PEP) dan
Daftar Dampak Aspek Lingkungan Hidup (Kajian Resiko) / Environmental Aspects Impact Registers
(Risk Assessments) harus dilengkapi, proyek harus bisa menidentifikasi semua potensi dampak dan
menjelaskan tindakan-tindakan yang berfungsi mengelola dan mengurangi dampak. Harus merujuk
pada BU3-HSE-PR-001- HSE Risk Management.
 Analisis Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup / Job Safety and Environmental Analysis (JSEA)
harus dibuat untuk mengenali dampak lain dari pekerjaan yang tidak tertera dalam Daftar Dampak
Aspek dan PEP.
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan pengelolaan material berbahaya sangat penting, contoh,
prosedur yang dibuat klien dan praktek pengelolaan material berbahaya dan lisensi / ijin wajib yang
diperlukan untuk membawa dan menyimpan bahan-bahan berbahaya.
Minimal hal-hal berikut harus dipertimbangkan ketika melakukan penilaian resiko: (mungkina ada beberapa
hal yang akan teridentifikasi saat penilaian resiko dilakukan):
 Pemilihan, pembelian dan pemindahan material berbahaya.
 Penyimpanan (termasuk bulk storage), penanganan dan pembuangan material berbahaya.
 Penurunan kualitas udara karena kontaminan (contoh: gas dan gas buang).
 Pencemaran tanah dan air karena tumpahan dan pembuangan limbah yang tidak memadai.
 Membahayakan flora dan fauna.
Ketika dampak dinilai tinggi dan signifikan maka Manajer Proyek harus mereview kontrol yang terdapat di
dalam instruksi ini – penambahan kontrol mungkin diperlukan

1.3 Persetujuan, Seleksi dan Pembelian


Persetujuan Manajer Proyek atau orang yang kompeten diperlukan untuk membawa material berbahaya ke
dalam lokasi proyek – peraturan ini berlaku juga ketika membawa contoh material berbahaya, produk
sekali pakai atau produk yang sedang diuji coba ke dalam lokasi proyek.
Aplikasi pengajuan untuk meminta persetujuan harus dilengkapi dengan MSDS dan penilaian resiko barang
yang akan dibawa (lengkap beserta kontrol yang diperlukan). Ketika persetujuan sudah didapat, proses
pembelian dapat dilakukan dan material dapat dibawa ke lokasi proyek sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
Prinsip-prinsip di bawah ini harus dirujuk selama proses pemilihan dan pembelian untuk meminimalisir
dampak lingkungan yang disebabkan oleh material berbahaya:
 Beli hanya jika material tersebut benar-benar dibutuhkan dan belilah sesuai jumlah yang dibutuhkan –
hindari menyimpan material berbahaya sebagai stok.
 Pastikan lokasi proyek dapat mengendalikan dampak yang ditimbulkan oleh material tersebut – apakah
peralatan untuk mengawasi bahan tersebut tersedia? Apakah limbahnya bisa dibuang dengan cara
yang aman?
 (Jika tersedia) Ganti penggunaan material berbahaya dengan material lain yang lebih ramah
lingkungan– apakah material dengan substansi berbahaya yang lebih sedikit dapat menjadi pengganti?
dan
PT. Leighton Contractors Indonesia Page 4 of 20
BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

 Pertimbangkan untuk menggunakan produk yang dapat memiliki peluang meminimalisir limbah –
apakah produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang/ produk kemasan kecil tersedia?

1.4 Informasi Mengenai Bahan Kimia di Lokasi proyek


Manajer Proyek akan memastikan bahwa informasi mengenai material berbahaya tersedia dengan lengkap di
lokasi proyek sehingga dampak berbahayanya terhadap lingkungan, manusia dan properti dapat diminimalisir.
Minimal, sumber informasi seperti di bawah ini harus tersedia:
 Material Safety Data Sheets untuk semua material berbahaya di lokasi proyek.
 Chemical Register untuk semua material berbahaya di lokasi proyek.
 Chemwatch.
Wadah penampung material berbahaya diberi label dengan jelas.
1.4.1 Material Safety Data Sheets (MSDS)
MSDS berisi informasi mengenai properti, penggunaan serta pengelolaan material berbahaya. MSDS harus
tersedia untuk seluruh material berbahaya yang digunakan di proyek.
Master copy MSDS harus disimpan ditempat yang jelas dan mudah dijangkau seperti di dekat ERT atau dep
HSE. Usia MSDS tidak boleh lebih dari 5 tahun dan isinya harus mudah dipahami oleh pekerja. MSDS jika
perlu. diterjemahkan
MSDS untuk material berbahaya baru yang ada di lokasi proyek harus tersedia. Chek Chemwatch atau
hubungi manufaktur/supplier yang memiliki kewajiban untuk menyediakan MSDS – material berbahaya tidak
boleh digunakan sampai MSDS tersedia.

1.4.2 Daftar/Inventaris Material Berbahaya


Daftar seluruh material berbahaya yang ada di lokasi proyek harus dibuat dan dikelola dengan baik seperti
yang sudah tertera dalam BU3-SOP-FM-055A Chemical/Hazardous Substances Inventory Register.
Bahan kimia yang digunakan di lokasi proyek oleh subkontraktor juga harus tertera di dalam daftar tersebut.
Kopi MSDS harus dikelola denagn baik sebagai bagian dari daftar.
Manajer Proyek harus menunjuk seseorang untuk mengelola daftar tersebut agar tetap up-to-date. Daftar ini
harus mudah diakses oleh seluruh pekerja tambang. Orang yang ditunjuk oleh PM juga harus melaksanakan
audit daftar bahan kimia secara berkala.

1.4.3 Chemwatch
Chemwatch adalah database mengenai bahan kimia berbahaya yang dipakai oleh BU3. Chemwatch dapat
digunakan sebagai sumber informasi mengenai bahan kimia dan sebagai media pencatatan daftar bahan
berbahaya yang digunakan di setiap proyek. Chemwatch juga bisa digunakan sebagai panduan pemberian
label, untuk membuat daftar bahan kimia dan untuk melakukan penilaian resiko.
Chemwatch dapat diakses oleh personel yang memiliki akses komputer di lokasi proyek – hubungi HSE
Manager untuk detil login dan informasi penggunaan Chemwatch

1.4.4 Label
Informasi mengenai material berbahaya dapat dilihat pada wadah penampungnya – pemberian label yang
tepat merupakan persyaratan hukum yang harus dipatuhi untuk pengelolaan material berbahaya di
tempat operasi BU3.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 5 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

Di dalam label harus tertulis rincian nama bahan kimia, bahan-bahan pembuat (komposisi), manufakturer,
daftar kontak darurat, resiko serta kalimat safety (seperti: jika terkena panas akan meledak/jauhi dari panas) –
supervisor dan pekerja harus memastikan bahwa label tidak tertukar ketika pekerjaan berlangsung. Informasi
yang ada pada label harus tetap jelas dan dapat dibaca dengan mudah.
Informasi yang tertera di dalam label harus sama dengan label-label yang dipakai melabeli wadah penampung
material berbahaya lainnya. Jangan gunakan material yang ada di dalam wadah penampung yang tidak
diberi label. Langsung pindahkan material tersebut, tuliskan ‘Jangan digunakan, material asing’ (atau tulisan
yang sejenis) dan buatlah jadwal kapan materual tersebut akan dibuang.

1.5 Pemindahan Material Berbahaya


1.5.1 Pencegahan Umum
Pencegahan umum di bawah ini harus diikuti ketika memindahkan material berbahaya:
 Amankan barang bawaan – walau menggunakan peralatan manual/bermesin besar/kecil selalu pastikan
barang yang dibawa sudah dalam posisi aman
 Singkirkan benda-benda yang menghalangi jalan – pastikan rute pemindahan material berbahaya bebas
dari bahaya dan benda-benda penghalang
 Pisahkan substansi yang tidak sejenis – jangan pernah memindahkan substansi yang tidak sejenis
secara bersamaan
 Jika terjadi tumpahan, hentikan dan bersihkan
 Supir harus kompeten, memiliki izin mengemudi dan dalam kondisi bugar – supir yang lelah bisa lengah
dan menimbullkan resiko terjadinya tumpahan. Hal ini dapat membahayakan flora, fauna, tanah dan
saluran air
 Lakukan pre-start check dan perawatan rutin untuk peralatan pemindahan bahan berbahaya setiap hari,
contoh: periksa kondisi rem, katup dan pompa yang ada pada truk
 Housekeeping yang baik – jagalah kebersihan peralatan pemindah material berbahaya, bersihkan hal-
hal yang bisa menimbulkan api
 Gunakan label, simbol dan tanda yang sesuai untuk dipasang pada alat pemindah. Contoh simbol dan
label ada di lampiran 3
Merujuk pada AS2809 Tank Vehicles for Dangerous Goods – Tankers for Compressed Liquefiable Gases for
Guidance on the deisgn of vehicle and equipment to transport hazardous material

1.5.2 Pemindahan di luar lokasi proyek (delivery / disposal)


Pemindahan material berbahaya (baik itu membawa ke dalam lokasi proyek atau membuangnya ke luar lokasi
proyek) biasanya dilakukan oleh subkontraktor. Supaya bisa selesai tepat waktu maka Manajer Proyek harus
memastikan bahwa subkon memiliki kontrol yang sesuai agar resiko yang dihadapi selama proses
pemindahan.
Minimal, subkon harus menunjukkan bahwa mereka:
 Mematuhi peraturan hukum yang mengatur sistem pemindahan material berbahaya seperti: memiliki
izin yang sesuai (izin untuk memindahkan material berbahaya dan surat izin mengoperasikan alat
pemindah material berbahaya) dan
 Mematuhi peraturan hukum yang terdapat pada national hazardous material transportation system
contoh: memiliki lisensi yang sesuai (izin kendaraan dan izin mengemudikan kendaraan pengangkut
material berbahaya bagi supir) dan kendaraan memiliki label dan placarding yang tepat.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 6 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

 Pertimpangkan rute yang akan diambil dan pengemasan beban – keduanya akan mempengaruhi
dampak lingkungan yang timbul jika terjadi insiden
 Memiliki management system untuk HSE
 Memiliki akses untuk melakukan emergency response
 Memiliki kontrol yang tepat untuk menangani material berbahaya yang sedang dipindahkan
Untuk petunjuk dan persyaratan lainnya dapat merujuk pada BU3-ENV-SOP 010 Waste Management

1.6 Penyimpanan Material Berbahaya


Tempat penyimpanan material berbahaya dilihat dari beberapa faktor penting seperti: jenis material dan
jumlah material yang disimpan di sana.
Jenis material yang disimpan sangat penting untuk diketahui karena beberapa bahan kimia akan
menimbulkan reaksi jika bersentuhan atau berdekatan dengan bahan kimia lainnya. Hal ini dapat
menimbulkan reaksi-reaksi seperti perubahan temperatur, pelepasan gas beracun bahkan peledakan.
Mengenali jenis material juga penting karena beberapa bahan kimia bersifat berbahaya dan harus disimpan di
tempat penyimpanan khusus (hal ini tertera dalam MSDS).
Jumlah material yang disimpan sangat penting karena bulk storage material berbahaya dapat menimbulkan
bahaya tertentu yang harus dikelola, termasuk ketentuan-ketentuan hukum tertentu yang berlaku di negara
tempat BU3 beroperasi.
Manajer Proyek bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua izin dan persetujuan hukum untuk
penyimpanan material berbahaya on lokasi proyek sudah ada di tempatnya. Izin untuk penyimpanan masal
dan hubungannya dengan persyaratan yang berlaku di negeri tempat BU3 beroperasi tergantung persetujuan
yang dibuat di proyek.

1.6.1 Pencegahan Umum Untuk Penyimpanan


Ketika menyimpan material berbahaya, tindakan pencegahan berikut harus diikuti untuk meminimalisir
dampak terhadap lingkungan dan manusia:
 Semua penyimpanan material berbahaya harus memiliki akses yang terbatas. Hanya orang yang
berwenang yang boleh memasuki area penyimpanan. Area penyimpanan juga harus ditandai dan
dibatasi dengan jelas; signage harus dipasang contoh: Area Terlarang – Hanya personil yang memiliki
izin yang boleh masuk.
 Substansi berbahaya harus disimpan sesuai dengan saran dari manufaktur dan persyaratan yang
tertera pada MSDS.
 Ventilasi – jika bekerja di area penyimpanan yang tertutup, pastikan bahwa pintu dan jendela terbuka
dan seluruh kipas angin/ceiling fan dinyalakan.
 Akses – letakkan material yang paling sering digunakan di depan area penyimpanan sehingga mudah
diraih dan pastikan ruangan cukup luas untuk dapat melakukan pekerjaan.
 Simpan material secara terpisah – hindari reaksi yang dapat terjadi karena kontak antar substansi yang
tidak sejenis, simpan cat dengan cat, cairan dengan cairan.
 Gunakan wadah penampung tambahan jika memungkinkan –contohnya wadah kecil diletakkan atau
ditempel bersamaan dengan wadah yang lebih besar.
 Gunakan tanggul untuk menampung tumpahan supaya tidak mencemari jalur air dan tanah (terutama
area yang sudah digolongkan sebagai area sensitif).

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 7 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

 Pastikan peralatan darurat tersedia dan dalam kondisi baik – alat penanganan tumpahan, pemadam
api, dan first aid kits harus disimpan dengan baik, di lokasi yang tepat dan diperiksa secara berkala.
 Pastikan label, tanda dan symbol sudah diletakkan di tempat yang sesuai- material harus dengan jelas
diberi label untuk menghindari kesalahan penempatan/peletakkan. Area penyimpanan harus diberi
tanda dengan jelas. Merujuklah pada lampiran 1 -2 untuk contoh label dan simbol.
 Jangan pernah menyimpan material berbahaya pada; wadah yang tidak diberi label atau tidak diberi
label dengan benar, wadah yang sudah pernah digunakan untuk menyimpan material lain, wadah yang
rusak dan wadah yang tidak sesuai untuk menyimpan material tersebut.
 Rehabilitasi area penyimpanan haruslah menjadi aktivitas yang penting selama dekomisioning proyek.
Seluruh proyek BU3 yang menggunakan material berbahaya akan memiliki informasi mengenai jenis dan
karakteristik material berbahaya. Informasi ini akan mudah diakses oleh staff.

1.6.2 Pembuatan Tempat Penyimpanan Baru


Rancangan tempat penyimpanan harus sesuai dengan rancangan penilaian resiko. Temuan-temuan ini harus
digunakan untuk memperbaharui EIAR yang ada di lokasi proyek
Rancangan dan proses penilaian resiko minimal harus mengikuti poin-poin di bawah ini:
 Mengikuti informasi yang terdapat pada Daftar Dampak dan Aspek Lingkungan Hidup.
 Resiko-resiko yang berkaitan dengan konstruksi.
 Jumlah dan sifat material berbahaya yang digunakan/disimpan di dalam lokasi proyek – pertimbangkan
persyaratan mengenai pemisahan/penggabungan material berbahaya.
 Safeguard harus disediakan untuk melindungi lingkungan jika tempat penyimpanan akan dibuat.
 Mengikuti ketentuan nasional yang berlaku untuk fasilitas penyimpanan material berbahaya termasuk
kemungkinan lisensi fasilitas.
 Dapat menyimpan material berbahaya dengan baik, memiliki ruang yang cukup, ventilasi yang baik dan
jarak pemisah yang aman antar material berbahaya yang tidak sejenis.
 Perlindungan permukaan tanah, air tanah dan tanah serta area untuk meminimalisir dampak lingkungan
yang disebabkan oleh tumpahan kimia.
 Ketentuan menyediakan tanggapan cepat dengan langkah pengungsian yang aman untuk insiden
darurat material berbahaya.
 belajar dari insiden yang berkaitan dengan material berbahaya yang sudah pernah terjadi.
Ada banyak standard internasional yang dapat dijadikan rujukan untuk merancang fasilitas penyimpanan
material berbahaya yang aman. AS 1940 and AS/NZS 3833 dapat dilihat di bagian referensi
Ketika tanggul sedang dibangun, tanggul harus dirancang untuk:
 dibuat jauh dari aliran air, sungai atau drainase.
 dapat menampung paling tidak 110% volum yang terdapat pada wadah penampung terbesar.
 dibangun dengan lantai dan tembok yang kuat.
 untuk mengelola drainase dari tanggul jika hujan atau terjadi kebocoran/tumpahan. Pemasangan atap
harus dipertimbangkan untuk melindungi isi tanggul dari air hujan.
Tanggul portable dapat dibeli namun tanggul portable hanya dapat digunakan jika hanya ada sedikit wadah
penampung yang disimpan.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 8 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

Penyimpanan di bawah tanah (underground storage system) harus dihindari. Jika jenis penyimpanan seperti
ini memang diperlukan maka harus merujuk pada standard nasional/internasional dan memenuhi persyaratan
peraturan pemerintah.
Catatan yang terkendali harus menyertakan rancangan dan gambar sesuai fasilitas penyimpanan asli.

1.6.3 Tempat Penyimpanan yang Sudah Ada


Inspeksi tempat penyimpanan yang sudah ada harus dilakukan saat proyek baru dimulai untuk membangun
kesesuaian pekerjaan dan potensi kekurangan.
Inspeksi harus memeriksa kekedapan permukaan & penilaian kontaminasi, kepatuhan terhadap peraturan
nasional dan internasional dan juga ketentuan modifikasi tempat agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jika ada kekurangan dalam proses modifikasi tempat penyimpanan maka harus didiskusikan dengan klien
sebelum tempat penyimpanan digunakan.

1.7 Menangani Material Berbahaya


Handling refers to shifting, loading, working with or decanting the substance.
Penanganan material berbahaya terkait memindahkan, mengangkut, bekerja dengan atau menuang substansi
tersebut.
1.7.1 Langkah-Langkah Kewaspadaan dalam Penanganan Umum
Ketika bekerja menggunakan material berbahaya, pekerja harus mematuhi peraturan di bawah ini:
 Diskusikan persyaratan penanganan material berbahaya yang terdapat pada MSDS sebelum mulai
bekerja – terutama jika baru kembali bekerja setelah cuti atau jika terdapat rentang waktu yang lama
sejak terakhir kali Anda bekerja menggunakan bahan kimia.
 Lakukan Life 5 sebelum menangani material berbahaya- stop, pikirkan dan nilai pekerjaan tersebut. Hal
ini akan membantu untuk menentukan apakah penilaian resiko lebih lanjut (dapat dilihat di JSEA)
dibutuhkan atau tidak.
 Dilarang merokok di sekitar material yang dapat terbakar atau meledak. Tanda peringatan dilarang
merokok harus dipasang dengan jelas.
 Dilarang makan dan minum di area penyimpanan dan wadah penampung material berbahaya tidak
boleh digunakan untuk menyimpan material lainnya.
 APD yang sesuai (seperti yang tertera di dalam MSDS/label wadah penampung) harus tersedia dan
digunakan. Contoh: googles, pelindung wajah, pakaian anti air, sarung tangan dan respirator.
First aid kit harus diletakkan di/di sekitar area dimana material berbahaya disimpan/digunakan. Pekerja harus
bisa mengenali first aider di lokasi kerja mereka.

1.7.2 Shifting, Loading dan Unloading


Ketika melakukan shifting, loading dan unloading, langkah-langkah safety berikut ini harus dilakukan:
 Amankan zone tempat melakukan pekerjaan dengan menutup akses dan memasang barikade.
 Pastikan sumbat dan penutup sudah tertutup dengan rapat – untuk menghindari tumpah,
pencemaran tanah dan paparan asap dan uap maka bahan kimia tidak boleh dibawa pada wadah
terbuka.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 9 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

 Selalu periksa apabila ada kebocoran sebelum berpindah – jangan bergerak jika mendeteksi
kebocoran, cari cara aman untuk memperbaikinya, pindahkan substansi atau muat tumpahan terlebih
dahulu.
 Periksa apakah rute perjalanan sudah bebas bahaya dan penghalang.
 Amankan muatan ketika memindahkan material berbahaya.
 Jika menggunakan forklift, berjalanlah perlahan-lahan dan gunakan alat pengangkat yang sudah
disapprove untuk menghindari potensi retaknya wadah penampung terkena tynes dari forklift.

1.7.3 Menuang
Pemindahan/penuangan cairan dari wadah penampung besar ke wadah penampung yang lebih kecil harus
dilakukan di area yang dikelilingi oleh tanggul (bunded area) atau di atas permukaan impervious yang dapat
mengalirkan cairan ke collection point.
Semua cairan yang dituang harus ditempatkan di wadah penampung yang diberi label (jika tidak langsung
digunakan). APD harus tersedia sesuai MSDS dan digunakan dengan benar.
Jika memungkinkan, struktur/alat yang digunakan untuk menuang diatur sedemikian rupa untuk mengurangi
resiko tumpah selama proses penuangan contoh: bunding, drip days dsb.
Area tempat proses penuangan dilakukan harus dilengkapi dengan spill kit yang sesuai. Personel yang
melakukan penuangan harus sudah dilatih menggunakan spill kit jika terjadi tumpahan.

1.7.4 Workshop, In-Field Servicing dan Refuelling


Seluruh pekerjaan perbaikan dan perawatan, baik di lapangan atau di workshop, harus dilakukan sesuai
aturan untuk mengurangi pontensi terlepasnya hidrokarbon ke lingkungan. Pencegahan yang harus dilakukan
termasuk:
 Workshop dan area perbaikan berada di jarak yang jauh/aman dari saluran air/sumber air;
 Ada service truck yang membawa spill kit untuk membersihkan tumpahan hidrokarbon selama field
servicing
 Tray tang berisi material penyerap akan diletakkan di bawah area kerja untuk menyerap
tetesan/tumpahan kecil. Contoh, ketika melepas selang hidrolik/menganti filter minyak
 Material penyerap yang sudah digunakan harus disimpan dengan baik di wadah yang sudah ditentukan
sebelum dibuang
 Material penyerap yang sudah terkena minyak tidak boleh ditumpuk di belakang service truck atau
dibiarkan bergeletakan di lantai. Material tersebut harus diletakkan di wadah penampung sesegera
mungkin sebelum dibuang.
 Untuk membersihkan peralatan/bagian-bagian peralatan yang terkena minyak, disarankan
menggunakan pembersih air bertekanan tinggi atau pembersih ‘quick break’ (that drain to a separation
unit) daripada pembersih yang berbahan dasar cair. Ini akan dengan mudah memisahkan minyak yang
menempel.
 Jagalah seluruh service vehicle dalam keadaan bersih dan rapi – untuk menghindari akumulasi limbah
dan debu serta sumber-sumber api. Kendaraan harus dibersihkan secara berkala di tempat pencucian
yang sudah ditentukan; dan

 Rehabilitasi area bengkel merupakan kegiatan penting dalam dekomisioning proyek –


periksa spesifikasi dari Klien pada dokumen kontrak.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 10 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

1.8 Pembuangan/Pengembalian Material Berbahaya


Adalah tanggung jawab Manajer Proyek untuk membuat sistem pembuangan limbah proyek – akan
dibutuhkan konsultasi dengan klien mengenai sistem, persyaratan dan fasilitas yang mereka miliki.
Sistem harus dengan jelas mengidentifikasi aliran limbah yang ada di proyek (termasuk setiap limbah
berbahaya yang ada), harus mengidentifikasi titik pengumpulan limbah di sekitar lokasi proyek (pada titik
waste generation), dapat mengelola wadah penampung untuk diletakkan di titik pengumpulan dan mengatur
dengan jelas pemindahan material berbahaya ke luar lokasi proyek (untuk keperluan daur ulang, penggunaan
kembali atau pembuangan)
Manajer Proyek harus memastikan bahwa hanya subkontraktor pengangkut material berbahaya yang memiliki
lisensi yang boleh digunakan untuk memproses material berbahaya. Kegiatan pengangkutan ini harus dicatat
supaya alur pengakutan bisa dilacak.
Seluruh pekerja memiliki kewajiban untuk bertindak dengan teliti dan hati-hati ketika membuang material
berbahaya. Untuk dapat memenuhi kewajiban ini, para pekerja harus:
 Mengikuti instruksi proses pembuangan yang diberikan oleh manufacturer – periksa informasi yang ada
pada MSDS di area kerja
 mengikuti instruksi lokasi proyek mengenai pembuangan limbah - BU3-ENV-SOP-010 Waste
Management;
 mengidentifikasi dan memisahkan limbah dari material berbahaya yang ada di tempat penghasil limbah
– jangan mencampurkan limbah berbahaya dengan limbah lainnya
 menggunakan wadah penampung yang disediakan di lokasi proyek untuk menampung material
berbahaya – taruh limbah di dalam wadah penampung sesuai dengan kode warna yang tepat
 lakukan housekeeping yang baik disekitar tempat penyimpanan wadah penampung – tutup wadah
supaya tidak ada air yang masuk ke dalam dan untuk mencegah fauna yang ada disekitar menyantap
material tersebut. Jangan membuang sampah sembarangan di sekitar area penyimpanan, hal ini bisa
membahayakan.
Jika ragu-ragu, hubungi ERP untuk memberikan saran mengenai tata cara pembuangan limbah di dalam
lokasi proyek atau hubungi HSE manager untuk mendapatkan informasi mengenai peraturan hukum
mengenai tata cara pembuangan material berbahaya.
Material berbahaya yang sudah kadaluwarsa tidak boleh disimpan di dalam lokasi proyek. Mereka harus
dibuang oleh subkon yang memiliki lisensi dan sesuai dengan spesifikasi yang ada pada MSDS.
Catatan mengenai pembuangan material berbahaya harus disimpan di proyek selama 5 tahun. Rincian seperti
tanggal, jumlah, subkon, jenis limbah dan tempat pembuangan akhir harus disimpan dengan baik.

1.9 Keadaan Darurat


Contoh keadaan darurat yang berhubungan dengan material berbahaya termasuk:
 Pencemarahan tanah dan air karena tumpahan bahan kimia
 Pencemaran udara karena ada pelepasan gas/uap/kabut; dan
 Bahaya lingkungan (membahayakan flora dan fauna) karena kebakaran yang disebabkan oleh bahan
kimia
Proyek (baik secara mandiri ataupun bekerja sama dengan klien) harus mengembangkan Emergency
Response Plan yang baik dan dapat merespon dengan cepat bahaya yang dapat terjadi. Hal-hal yang
mencangkup dalam respon darurat adalah tersedianya personel yang kompeten dan sudah terlatih
menanggapi keadaan darurat serta peralatan darurat yang dalam kondisi baik.

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 11 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

Seluruh bahaya/keadaan lingkungan darurat harus digolongkan dan diinvestigasi sebagai insiden. Hal ini
bertujuan untuk menemukan penyebab terjadinya kondisi bahaya dan menanggulangi kemungkinan
terulangnya keadaan tersebut. Seluruh insiden yang terjadi harus dilaporkan kepada Manajer Proyek dan
Company HSE Manager. Beberapa insiden mungkin harus dilaporkan ke pemerintah – periksa peraturan
setempat untuk prosedur pelaporan insiden lingkungan
Semua orang yang tidak langsung berkaitan dengan emergency response harus segera dievakuasi dan
dijauhkan dari area yang tercemar.
Informasi lebih jauh mengenai hal ini dapat dilihat di:
 BU3-HSE-PRO-010 Emergency management

1.10 Pengawasan, Pengumuman & Performa


Untuk mengawasi dampak lingkungan yang timbul dari penggunaan material berbahaya, sebuah program
yang berkaitan dengan dampak lingkungan, EIA, Aspect Impact Register atau JSEA harus dibuat selama
Project Life Cycle. Dalam hal ini, seluruh proyek harus mematuhi prosedur berikut ini:
 BU3-HSE-PRO-002 HSE Legal Compliance;
 BU3-HSE-PRO-003 HSE Objectives and Performance;
 BU3-HSE-PRO-007 HSE Audits.
Program pengawasan lingkungan dilakukan berdasarkan pada karakteristik masing-masing proyek dan harus
mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini:
 Audit / inspeksi / mereview informasi mengenai material berbahaya yang ada di lokasi proyek beserta
aksesibilitasnya;
 Pemeriksaan kepatuhan secara berkala dan/atau audit subkon mengenai pemindahan material
berbahaya dari atau menuju lokasi proyek yang harus dilakukan selama masa kontrak berlaku;
 Pemeriksaan/audit kepatuhan secara berkala terhadao subkon yang melakukan pemindahan material
berbahaya dari/ke lokasi proyek, harus dilakukan selama masa kontrak berlaku;
 Inspeksi terjadwal atau mendadak pada area penyimpanan di lokasi proyek – periksa apakah ada
wadah penampung yang retak atau pecah, periksa apakah ada tumpahan cairan atau material di lantai
(menandakan ada kebocoran), sumber-sumber api, material yang tidak disimpan dengan baik,
rak/kabinet penyimpanan yang rusak dll;
 Review/audit kepatuhan terhadap hukum dan persyaratan BU3 untuk pengelolaan material berbahaya
untuk mendeteksi setiap potensi pelanggaran hukum;
 Observasi perilaku safety dalam menangani material berbahaya; dan
 Pengawasan kualitas udara/air untuk mendeteksi adanya kontaminasi di atas ambang batas – batas
dasar harus ditentukan di awal proyek.

1.11 Pelaporan & Ketidakpatuhan


Jika audit dan pengawasan menemukan ketidakpatuhan terhadap persyaratan (internal/external) lingkungan,
maka prosedur berikut ini harus dilakukan:
 BU3-HSE-PR-002 HSE Legal Compliance
 BU3-HSE-PR-011 Accidents - Incidents
 BU3-HSE-PR-012 HSE Incident Alerts
 BU3-HSE-PR-013 HSE Reports
PT. Leighton Contractors Indonesia Page 12 of 20
BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

Jika ada kekurangan pada sistem, saran untuk perbaikan atau ketidakpatuhan yang ditemukan selama
audit/inspeksi, maka temuan-temuan harus dicatat, implikasinya dinilai serta tindakan perbaikan dilakukan
(prioritas utama).
Manajer Proyek bertanggung jawab untuk memastikan close out audit dan inspeksi sudah dilakukan.

1.12 Pelatihan dan Kompetensi


Manajer Proyek harus memastikan bahwa pelatihan diberikan kepada seluruh pekerja yang bertugas
memindahkan material berbahaya (di lokasi proyek), menyimpan, menangani dan membuang material
berbahaya. Minimal:
 Saat induksi kepada karyawan baru atau saat pelatihan ulang (refresh training), pekerja diberi
pemahaman mengenai instruksi tentang penanganan material berbahaya.
 Semua orang yang langsung melakukan kontak dengan material berbahaya/memiliki tanggung jawab
untuk mengontrol material berbahaya harus mendapat training yang sesuai.
 Jika penanganan membutuhkan peralatan safety maka demonstrasi penggunaan peralatan safety harus
ditampilkan saat pelatihan.
Pelatihan untuk supervisor, pekerja (operator truk perbaikan & truk bahan bakar) atau tim gawat darurat juga
harus diselenggarakan oleh proyek untuk mengembangkan respon lokasi proyek dalam menanggapi bahaya
lingkungan yang disebabkan oleh material berbahaya. Simulasi keadaan darurat harus dilakukan paling tidak
setiap tahun.

LAMPIRAN
 Lampiran 1 – Hazardous material symbol
 Lampiran 2 – Example of hazardous material symbol for storage area
 Lampiran 3 – Example of hazardous material symbol for transporter

BU3 REFERENCES FORM


 BU3-HSE-PR-002 HSE Legal Compliance
 BU3-HSE-PR-007 HSE Auditing
 BU3-HSE-PR-010 Emergency management
 BU3-HSE-PR-011 HSE Accidents - Incidents
 BU3-HSE-PR-0-13 HSE Reports
 BU3-SAF-SOP-055 Dangerous goods & hazardous  BU3-SAF-FM-055A Chemical hazardous
substances substances Inventory Register

INDONESIAN REGULATION OTHER


 Government regulation no 74/2001 regarding handling  AS 1319 – Safety Signs for the Occupational
of toxic and hazardous material Environment
 Government regulation no. 18/1999 regarding handling  AS 1692 – Tanks for Flammable and Combustible
of toxic and hazardous waste material Liquids
 Government regulation no. 85/1999 change in  AS 1940 – The Storage and Handling of Flammable
government regulation No. 18/1999 regarding handling and Combustible Liquids.
of toxic and hazardous waste material
PT. Leighton Contractors Indonesia Page 13 of 20
BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

 Environmental minister regulation no. 3 year of 2008  AS 2430 – Classification of Hazardous Areas
regarding hazardous material symbol
 Decree of the head of environmental impact  AS 2809 – Road Tank Vehicles for Dangerous Goods –
management agency decision No. 05/1995 regarding Tankers for Compressed Liquefiable Gases
symbol and labeling of hazardous waste
 AS 3765 – Clothing for Protection against Hazardous
Chemicals
 AS 3790 – The Storage and Handling of Corrosive
Substances
 AS/NZS 3833 – The Storage and Handling of Mixed
Classes of Dangerous Goods in Packages and
Intermediate Bulk Containers
 AS/NZS 4452 – The Storage and Handling of Toxic
Substances
 AS/NZS HB76 – Dangerous Goods – Initial Emergency
Response Guide

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 14 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

LAMPIRAN 1
SIMBOL MATERIAL BERBAHAYA

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 15 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

LAMPIRAN 2
CONTOH SIMBOL MATERIAL BERBAHAYA DI AREA PENYIMPANAN

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 16 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 17 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 18 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

LAMPIRAN 3
CONTOH SIMBOL MATERIAL BERBAHAYA UNTUK KENDARAAN PENGANGKUT

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 19 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020
BU3 Standard Operating Procedure – Health, Safety and Environment

Hazardous Materials Management

PT. Leighton Contractors Indonesia Page 20 of 20


BU3-ENV-SOP-011 Rev 01
12 January 2020

Anda mungkin juga menyukai