Anda di halaman 1dari 12

No. Dok. : SOP-K3.09.

05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 1 of 11

LEMBAR DISTRIBUSI

No. Jabatan Deskripsi Dokumen Tanggal

1. Manager HSE Asli


2. Direktur Salinan 1
3. Manager Teknik Salinan 2
4. Dokumen Kontrol Salinan 3
5. Koordinator Lapangan Salinan 4
6.
7.
8.
9.
10.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 2 of 11
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 3 of 11

LEMBAR REVISI DOKUMEN

No. Revisi Tanggal Uraian Perubahan Halaman

0 Feb.2017 Penerbitan untuk di gunakan. -


No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 4 of 11

DAFTAR ISI

Hal.

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Lembar Distribusi ...................................................................................................... 1

Lembar Revisi Dokumen .......................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................... 3

Tujuan ....................................................................................................................... 4

Ruang Lingkup ......................................................................................................... 4

Tanggung Jawab ....................................................................................................... 4

Definisi ..................................................................................................................... 4

Referensi ................................................................................................................... 5

Prosedur .................................................................................................................... 5-11

Lampiran ................................................................................................................... 11
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 5 of 11

1. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk menetapkan sistem dalam mengendalikan bahan berbahaya
yang digunakan di area kerja, menginformasikan semua pekerja tentang tindakan
pencegahan yang harus diambil saat menangani bahan berbahaya dan untuk memastikan
pajanan terhadap pekerja telah diminimalisasi, serta pengendalian dilakukan secara
efektif.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini menerangkan tentang penerimaan, identifikasi bahaya, tindakan pencegahan,
logging, penanganan, penyimpanan, penggunaan, dan pembuangan bahan berbahaya,
berlaku dan digunakan di semua kegiatan opersional PT. Mitra Asia Nusantara.

3. Tanggung jawab
3.1. Departemen QHSE akan membantu untuk memberikan panduan yang berhubungan
dengan COSHH, untuk memberi saran dan mengerahkan monitoring paparan.
3.2. Manager HSE bertanggung jawab untuk implementasi prosedur ini dan memastikan
persyaratan perundangan-undangan terpenuhi, dan juga pemenuhan terhadap
COSHH.
3.3. Koordinator HSE dan Safety Officer bertanggung jawab untuk memeriksa bahwa
data yang relevan dirawat dan semua pengendalian yang diperlukan telah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dari COSHH, Koordinator HSE akan
melakukan pelatihan dan penilaian terhadap penggunaan dan resiko pekerja terhadap
bahan berbahaya, selain itu juga menjaga dan memperbaharui file MSDS bahan
kimia ditempat kerja.
3.4. Supervisor bertanggug jawab untuk memastikan MSDS telah diterima untuk setiap
bahan kimia, dan memeriksa jika bahan kimia tersebut digunakan diarea kerja.
3.5. Bagian Logistik/ Pembelian untuk memberi tanda “HOLD” pada bahan kimia yang diterima
untuk digunakan jika MSDS tidak tersedia dan atau jika bahan kimia tidak diberi label.
3.6. Kepala Departemen/ Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan MSDS tersedia
diarea kerja untuk bahan kimia yang akan digunakan di departemen masing-masing, harus
memastikan bahwa pekerja peduli dengan isi MSDS dan pengendalian yang dibutuhkan pada
penyimpanan, penanganan dan penggunaan bahan.
3.7. Semua Pekerja bertanggung jawab untuk mengikuti prosedur dan instruksi dan
menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai saat menangani bahan berbahaya.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 6 of 11

4. Definisi
Dalam prosedur ini yang dimaksud dengan :
4.1. Bahan berbahaya adalah campuran dua atau lebih bahan yang berpotensi
membahayakan pekerja jika terhirup, tertelan, kontak, atau menyerap melalui kulit. (
Kontek dari prosedur ini, tidak termasuk resep obat yang digunakan oleh staff
medis)
4.2. MSDS (Material Safety Data Sheets)
4.3. COSHH/ Control Of Substance Hazardous to Health (Pengontrolan zat berbahaya
untuk kesehatan)

5. Referensi
5.1. UU No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
5.2. PP No. 50 Tahun 2012 Penerapan SMK3
5.3. Permenakertrans No. 5 Tahun 1996 SMK3
5.4. Kepmen No. 187/MEN/1999 tentang pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
tempat kerja.
5.5. OHSAS18001: 2007
5.6. Manual K3 PT. Mitra Asia Nusantara.

6. Prosedur
6.1. Persyaratan Umum
Penggunaan, penyimpanan, penanganan bahan berbahaya harus sesuai dengan
tindakan pencegahan dibawah ini:
6.1.1 Informasi tentang bahaya, property harus tersedia (racun, tingkat api, resiko
kesehatan, dan lain-lain).
6.1.2 Pencegahan yang perlu selama penggunaan (seperti pakaian pelindung,
ventilasi, dan lain-lain harus di rawat.
6.1.3 Harus mengetahui persyaratan penyimpanan.
6.1.4 Perawatan P3K, jika terkena, terhirup, dan lain-lain harus diidentifikasi

Tanggung Jawab akan ;


1. Menilai Resiko terhadap kesehatan pekerja dan orang lain yang dapat
terpengaruh dari penggunaan bahan berbahaya.
2. Lakukan penilaian untuk mencegah paparan ke bahan atau pengendalian
paparan sampai minimum (sesuai Operational Exposure Limits).
3. Pastikan penilaian pengendalian yang sesuai prosedur yang digunakan dan
jika diperlukan pengendalian perlengkapan telah dirawat.
4. Jika diperlukan monitor bahaya tempat kerja dan menggunakan form yang
benar untuk mengawasi kesehatan pekerja.
5. Informasikan, perkenalkan dan melakukan pelatihan kepada pekerja tentang
bahaya bekerja dengan bahan dan tindkan pencegahan yang harus diambil.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 7 of 11

6.2. Klasifikasi
Secara umum bahan dapat di tempatkan sesuai dengan kategori di bawah ini :

6.2.1 EXPLOSIVE atau FLAMMABLE berbahaya karena berpotensi


melepaskan energi dengan besar, atau karena produk meledak atau terbakar
dengan cara yang lain. Contonya adalah bahan pelarut.
6.2.2 HARMFUL bahan yang jika terhirup, tertelan, atau masuk ke tubuh lewat
kulit yang beresiko terhadap kesehatan.
6.2.3 IRRITANS mengiritasi kulit atau saluran pernafasan, contonya adalah
acrylate, beberapa orang bereaksi terhadap irritans seperti isocyanates
karena sensitive dan dapat menyebabkan reaksi alergi.
6.2.4 CORROSIVES bahan yang dapat merusak secara kimia, baik material atau
orang, contonya asam kuat dan basa.
6.2.5 TOXICS bahan yang dapat mencegah atau mempengaruhi tubuh dengan
berbagai cara. Bahan tersebut dapat mempengaruhi hati atau ginjal.
Contonya adalah chlorinated solvents dan logam berat.
6.2.6 CARCINOGENES, MUTAGENS dan TERATOGENS menghambat
pertumbuhan sel tubuh. Karsinogen dapat menyebabkan sel yang tidak di
inginkan seperti kanker. Teratogen dapat menyebabkan perkembangan
embrio tidak normal, atau kemandulan. Mutagen menyebabkan
pertumbuhan sel tidak normal dan merubah gen generasi mendatang.
6.2.7 AGENT ANOXIA uap atau gas yang dapat mengurangi oksigen yang
terdapat di udara, atau mencegah tubuh menggunakan oksigen, conto karbon
dioksida, karbon monoksida dan hydrogen sianida.
6.2.8 OKSIDASI bahan yang menyebabkan reaksi eksotermis jika kontak dengan
bahan lain, terutama bahan mudah terbakar.
6.3. Bahaya yang umum
Bahan kimia beracun dan bahan lain yang masuk kedalam tubuh lewat jalur ;

PERNAFASAN saluran pernafasan adalah salah jalur masuk yang penting, yang
dapat menyebabkan kerusakan langsung pada jaringan paru-paru dan dapat
melewati pertahanan lain.
ABSORPSI Absorpsi yang terjadi lewat kulit, termasuk lewat luka dan lewat
mata.Pelarut organik dapat masuk lewat kulit karena pajanan atau karena
pencucian; INGESTION
Paparan dapat berupa ;
1. Akut (segera) e.g. kesulitan bernafas atau kulit terbakar oleh bahan korosif.
2. Kronis (jangka waktu lama) conto ; asbestosis, dermatitis, kanker, dan lain-
lain.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 8 of 11

Bahan beracun dapat berbentuk padat, cair, atau gas (fume), namun masalah
terbesar adalah selalu berhubungan dengan kontaminasi lewat udara seperti debu,
fume, aerosol, uap dan lain-lain.
Penilaian pajanan terhadap personel dan efek terhadap kesehatan itu sangat
kompleks. Kebijakan perusahaan bahwa personel tidak boleh terpajan kontaminan
lewat udara yang konsentrasinya melebihi Occupational Exposure Limits (OELs).
OELs untuk bahan-bahan harus tersedia untuk medical staff, yang terdiri dari dua
kategori ;
1. Maximum Exposure Limits : MEL adalah konsentrasi maksimum dari
kontaminasi udara diatas standar dimana pekerja dapat terpapar lewat
pernapasan pada situasi tertentu. Untuk bahan yang tergolong MEL,
penanggung jawab harus mengurangi paparan serendah mungkin di bawah
MEL.
2. Operational Exposure Standar’s : OES adalah serangkaian tingkat yang
didasarkan pada pengetahuan, tidak ada indikasi resiko terhadap kesehatan
dari pekerja yang terpajan lewat pernafasan setiap harinya. Untuk bahan
yang tergolong OES, penanggung jawab harus mengurangi paparan lewat
pernafasan sesuai dengan standar dan memastikan standar tidak
terlampaui.

Kedua jenis limit mengacu pada konsentrasi bahan berbahaya di udara yang orang
hirup, rata-rata waktu dijadikan sebagai acuan yang disebut Time Weighted
Average (TWA).

Efek paparan berbahaya untuk kesehatan tergantung dari sifat bahan dan pola
paparan. Beberapa efek membutuhkan waktu yang lama atau akumulasi paparan,
sehingga Long Term (8 jam TWA) batas paparan digunakan untuk mengendalikan
dengan membatasi jumlah yang masuk lewat pernafasan pada satu atau lebih shift
kerja. Dampak lain dapat dilihat setelah paparan yang singkat. Short Term (15
min) batas paparan dapat digunakan untuk mengendalikan efek.

Beberapa bahan dimana MELs dan OESs telah disetujui dan ditetapkan sebagai
batas paparan waktu yang singkat. Bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
akut dan tujuan dari batas paparan waktu yang singkat adalah untuk mencegah
efek kesehatan yang terjadi karena paparan yang singkat terhadap bahan. Untuk
itu, batas Short term MEL tidak boleh dilampaui dan short term OESs tidak boleh
dilewati.

6.4. Tindakan Pencegahan


Tindakan pencegahan berikut berikut akan diterapkan untuk memastikan pekerja
yang terpapar bahan bahaya dikendalikan dengan efektif.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 9 of 11

6.4.1 Substitusi dengan bahan yang tidak berbahaya.


6.4.2 Menyediakan peralatan untuk mencegah paparan, atau menekan jumlah
debu, gas, fume, atau uap.
6.4.3 Ventilasi yang bagus jika terdapat bahan yang berisiko terhadap kesehatan.
6.4.4 Menyediakan lokal Exhaust ventilation, ditempatkan didekat sumber
kontaminan jika memungkinkan.
6.4.5 Membatasi jumlah pekerja yang terpapar bahan, sesuai dengan melakukan
pekerjaan yang aman.
6.4.6 Membatasi durasi paparan.
6.4.7 Menyediakan Alat Pelindung Diri
6.4.8 Penyimpanan bahan yang layak (Conto: diberi tanda dan akses)
6.4.9 Penilaian yang cukup untuk memastikan pencegahan tumpahan dan
penampungan.
6.4.10 Fasilitas untuk pencucuian guna menghilangkan resiko kontaminan pada
pekerja.
6.4.11 Pemberian label yang benar pada wadah, memberikan informasi
penggunaan, penyimpanan dan penanganan.
6.4.12 Menyediakan MSDS terbaru untuk bahan berbahaya di tempat kerja.

6.5. Job Safety Analysis / Penilaian Resiko


Sebelum menggunakan bahan berbahaya, atau sebelum masuk ke dalam lokasi
dimana terdapat bahan berbahaya, JSA dapat dibuat untuk :
6.5.1 Mengidentifikasi sifat bahan dan risiko (jika ada) terhadap pekerja yang
dapat terpajan.
6.5.2 Mengidentifikasi dan mode dari pajanan yang dapat terjadi selama
penggunaan.
6.5.3 Memastikan pengendalian yang sesuai dilakukan untuk mencegah risiko
kesehatan (jika perlu meminta saran dari QHSE Departemen).

Risk Assessment (RA) dan JSA dilakukan sesuai dengan SOP-K3.02.01/I-2017


Tujuan dari RA adalah untuk mengidentifikasi efek bahaya dan kemungkinan bahaya
yang teridentifikasi. Hasilnya adalah tingkat risiko. Jika tingkat risiko tidak dapat
dikurangi menjadi risiko yang dapat diterima, maka pengendalian lain perlu di
tambah.

JSA digunakan untuk membagi pekerjaan sampai dengan selesai, tahapan rinci
pekerjaan, dan mendeteksi bahaya pada tiap tahapan dan menganalisa solusi yang
efektif untuk menurunkan risiko. JSA dapat dilakukan oleh Safety Officer/ safety
inspector.

Tahap dasar melakukan penilaian bahaya adalah sebagai berikut :


No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 10 of 11

1. Mengumpulkan informasi tentang bahan dan sifatnya, dan pekerjaan yang


dilakukan. Informasi ini didokumentasikan pada material safety data sheet.
2. Membandingkan personnel exposure level (OEL), sesuai dengan bahan
berbahaya yang digunakan di area kerja dan tingkat paparan yang
diperbolehkan untuk bahan tersebut.
3. Mengevaluasi risiko pekerja yang melakukan tugas, dengan
mempertimbangkan lingkungan kerja, metode kerja, kegunaan, APD, dan lain-
lain.
4. Jika risiko telah teridentifikasi, evaluasi efek dan memutuskan tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi risiko menjadi level yang dapat di terima.
5. Catat penilaian termasuk tindakan tindak lanjut.

Jika penilaian menemukan potensi bahaya terhadap kesehatan, pengendalian bahaya


yang sesuai dan pengurangan risiko dapat dilakukan. Risiko harus dikurangi menjadi
“as low as reasonably practicable’ menerapkan tahap berikut:

1. Eliminasi bahan berbahaya (Apakah material atau bahan harus digunakan?).


2. Mengganti dengan bahan yang tidak berbahaya
3. Menutup proses yang berbahaya jika memungkinkan dan membatasi pintu
masuk dan/ atau menggunakan operasi otomatis (conto ; plat penutup di tangki
terbuka).
4. Pengetesan gas pada area yang tertutup sebelum dimasuki.
5. Gunakan ventilasi udara lokal dengan atau tanpa tutup (conto saluran
pembuangan udara, canopies atau metode penghisap debu lainnya).
6. Menyediakan ventilasi umum (jika memungkinkan).
7. Identifikasi penggunaan APD lebih lanjut seperti perlindungan pernapasan.
8. Mengurangi paparan harian pekerja dengan waktu kerja yang pendek.
9. Melakukan personnel Hygiene, house keeping dan perawatan.
10.Memastikan peringatan dan publikasi tentang bahan berbahaya telah
dilakukan, dan semua personnel waspada dengan bahaya ini.
11.Secara umum meningkatkan cara kerja yang aman dan metode pengendalian
bahan berbahaya dengan mempertimbangkan tindakan pencegahan yang
terdapat di bagian 6.3.

Conto penilaian bahaya diberikan dilampiran, yang harus di isi dengan lengkap dan
ditanda tangani oleh Koordinator.

6.6. Pengawasan dan Monitoring Exposure


Penilaian risiko harus mengidentifikasi bahaya terhadap kesehatan pekerja, hal yang
dibutuhkan untuk monitoring paparan harus dalam pengawasan Safety Officer yang
akan menginformasikan departemen HSE, yang akan menyarankan dan
mengarahkan program pengawasan pajanan dengan bekerja sama dengan paramedis.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 11 of 11

Jika hasil dari monitoring program mengidentifikasikan paparan diatas standar,


maka diperlukan untuk melakukan survey kesehatan lebih lanjut.

6.7. Distribusi , Filling dan Perawatan


Setiap penerimaan bahan berbahaya di area kerja, MSDS harus diperbarui oleh HSE
Koordinator/ Saefty Officer dan menggunakan Log bahan berbahaya (F-
K3.09.05/01).
Daftar harus berisi informasi tentang kimia conto nomor produk, nama dagang,
jumlah, dan ketersediaan MSDS. Bahan kimia yang belum berada diarea kerja
namun nantinya akan digunakan harus dicatat dalam daftar (dengan jumlah nol).
Bahan kimia yang tidak lagi digunakan harus dihilangkan dari daftar serta paramedis
harus diinformasikan segera. Dalam hal tertentu, paramaedis dapat memindahkan
MSDS dari file dan hanya menyimpan copy dalam file yang terpisah untuk sejarah
referensi.
Jika bahan berbahaya telah diidentifikasi tanpa ada MSDS, maka bahan tersebut
harus dikarantina sampai MSDS telah diterima dan telah dinilai.

6.8 Informasi untuk Personnel, Informasi dan Training


Informasi, instruksi dan Training harus menjelaskan:
6.8.1 Rincian bahan berbahaya terhadap kesehatan dimana pekerja dapat terpajan
termasuk ;
1. Nama bahan dan risiko terhadap kesehatan.
2. Occupational Exposure Standard, Maximum Exposure Limit atau
yang serupa dengan Occupational Exposure Limit.
3. Akses untuk MSDS
4. Peraturan lain tentang bahaya dari bahan tersebut.
6.8.2 Temukan signifikan dari penilaian risiko/ Job Safety Analysis
6.8.3 Tindakan pencegahan yang sesuai dan tindakan lain untuk mengamankan
pekerja di tempat kerja (gunakan APD yang direkomendasikan untuk
perlindungan yang sesuai dari kontaminasi bahan).
6.8.4 Hasil dari monitoring pajanan, terutama bahan berbahaya tertentu untuk
kesehatan dimana maximum Exposure Limits telah disetujui. Pekerja harus
diinformasikan jika hasil monitoring menunjukan bahwa maximum
Exposure Limit telah dilampaui.

6.9. Pemisahan Bahan Berbahaya


Pengurangan limbah dilakukan dengan prioritas : mengurangi, mendaur ulang dan
recover. Semua limbah harus diidentifikasi dan diberi label disimpan dan
dipindahkan. Area penyimpanan untuk limbah harus didesain untuk mencegah
tumpahan atau kebocoran.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017

PT. MITRA ASIA NUSANTARA


Tgl Efektif : 1 Februari 2017

Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 12 of 11

6.10. Pembuangan Bahan Berbahaya


Bahan berbahaya dibuang dengan mengikuti metode :
Limbah berbahaya/ bahan berbahaya harus disimpan dalam wadah/ drum/ kemasan
terpisah yang diperbolehkan dan diberi label sesuai dengan isinya. Supervisor akan
menyiapkan manifest bahan berbahaya dan akan mengatur cara pegumpulan dan
pembuangan oleh “ Registered Carrier”.

Bahan berbahaya termasuk


1. Limbah oli, cat, pelarut, bahan kimia hidrokarbon, atau bahan kimia lain,
harus di simpan dalam wadah/ drum/ kemasan yang diperbolehkan dalam
area untuk menyimpan tumpahan atau bocoran. Wadah diberi label sesuai
dengan isinya. House keeping supervisor akan mengisi dokumentasi bersama
dengan tanda terima.
2. Tanda terima dibutuhkan dari “Licensed Disposal Facility”, yang akan
dipindahkan ke area kerja untuk pencatatan oleh supervisor.

Definisi
1. Wadah/ drum/ kemasan yang diperbolehkan : suatu wadah yang mencegah
pelepasan potensi bahaya bahan kimia, tekanannya selama penyimpanan dan
penanganan sesuai dengan standarinternasional, misal International of
Dangerous Goods (IMDG), dan membawa kode wadah yang benar.
2. Registered Carrier : Perusahaan yang memiliki sertifikat dari badan
pemerintah untuk memindahkan limbah.
3. Licensed Disposal Facility : Fasilitas yang diijinkan badan pemerintah untuk
menerima/ mengelola limbah atau membuang jenis limbah yang dikirim.

7. Lampiran
7.1. Log of Hazardous Substances (F-K3.09.05/01)
7.2. COSHH Assessment (F-K3.09.05/02)

Anda mungkin juga menyukai