05/ I-2017
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 1 of 11
LEMBAR DISTRIBUSI
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 2 of 11
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 3 of 11
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 4 of 11
DAFTAR ISI
Hal.
Tujuan ....................................................................................................................... 4
Definisi ..................................................................................................................... 4
Referensi ................................................................................................................... 5
Lampiran ................................................................................................................... 11
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 5 of 11
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk menetapkan sistem dalam mengendalikan bahan berbahaya
yang digunakan di area kerja, menginformasikan semua pekerja tentang tindakan
pencegahan yang harus diambil saat menangani bahan berbahaya dan untuk memastikan
pajanan terhadap pekerja telah diminimalisasi, serta pengendalian dilakukan secara
efektif.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini menerangkan tentang penerimaan, identifikasi bahaya, tindakan pencegahan,
logging, penanganan, penyimpanan, penggunaan, dan pembuangan bahan berbahaya,
berlaku dan digunakan di semua kegiatan opersional PT. Mitra Asia Nusantara.
3. Tanggung jawab
3.1. Departemen QHSE akan membantu untuk memberikan panduan yang berhubungan
dengan COSHH, untuk memberi saran dan mengerahkan monitoring paparan.
3.2. Manager HSE bertanggung jawab untuk implementasi prosedur ini dan memastikan
persyaratan perundangan-undangan terpenuhi, dan juga pemenuhan terhadap
COSHH.
3.3. Koordinator HSE dan Safety Officer bertanggung jawab untuk memeriksa bahwa
data yang relevan dirawat dan semua pengendalian yang diperlukan telah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dari COSHH, Koordinator HSE akan
melakukan pelatihan dan penilaian terhadap penggunaan dan resiko pekerja terhadap
bahan berbahaya, selain itu juga menjaga dan memperbaharui file MSDS bahan
kimia ditempat kerja.
3.4. Supervisor bertanggug jawab untuk memastikan MSDS telah diterima untuk setiap
bahan kimia, dan memeriksa jika bahan kimia tersebut digunakan diarea kerja.
3.5. Bagian Logistik/ Pembelian untuk memberi tanda “HOLD” pada bahan kimia yang diterima
untuk digunakan jika MSDS tidak tersedia dan atau jika bahan kimia tidak diberi label.
3.6. Kepala Departemen/ Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan MSDS tersedia
diarea kerja untuk bahan kimia yang akan digunakan di departemen masing-masing, harus
memastikan bahwa pekerja peduli dengan isi MSDS dan pengendalian yang dibutuhkan pada
penyimpanan, penanganan dan penggunaan bahan.
3.7. Semua Pekerja bertanggung jawab untuk mengikuti prosedur dan instruksi dan
menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai saat menangani bahan berbahaya.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 6 of 11
4. Definisi
Dalam prosedur ini yang dimaksud dengan :
4.1. Bahan berbahaya adalah campuran dua atau lebih bahan yang berpotensi
membahayakan pekerja jika terhirup, tertelan, kontak, atau menyerap melalui kulit. (
Kontek dari prosedur ini, tidak termasuk resep obat yang digunakan oleh staff
medis)
4.2. MSDS (Material Safety Data Sheets)
4.3. COSHH/ Control Of Substance Hazardous to Health (Pengontrolan zat berbahaya
untuk kesehatan)
5. Referensi
5.1. UU No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
5.2. PP No. 50 Tahun 2012 Penerapan SMK3
5.3. Permenakertrans No. 5 Tahun 1996 SMK3
5.4. Kepmen No. 187/MEN/1999 tentang pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
tempat kerja.
5.5. OHSAS18001: 2007
5.6. Manual K3 PT. Mitra Asia Nusantara.
6. Prosedur
6.1. Persyaratan Umum
Penggunaan, penyimpanan, penanganan bahan berbahaya harus sesuai dengan
tindakan pencegahan dibawah ini:
6.1.1 Informasi tentang bahaya, property harus tersedia (racun, tingkat api, resiko
kesehatan, dan lain-lain).
6.1.2 Pencegahan yang perlu selama penggunaan (seperti pakaian pelindung,
ventilasi, dan lain-lain harus di rawat.
6.1.3 Harus mengetahui persyaratan penyimpanan.
6.1.4 Perawatan P3K, jika terkena, terhirup, dan lain-lain harus diidentifikasi
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 7 of 11
6.2. Klasifikasi
Secara umum bahan dapat di tempatkan sesuai dengan kategori di bawah ini :
PERNAFASAN saluran pernafasan adalah salah jalur masuk yang penting, yang
dapat menyebabkan kerusakan langsung pada jaringan paru-paru dan dapat
melewati pertahanan lain.
ABSORPSI Absorpsi yang terjadi lewat kulit, termasuk lewat luka dan lewat
mata.Pelarut organik dapat masuk lewat kulit karena pajanan atau karena
pencucian; INGESTION
Paparan dapat berupa ;
1. Akut (segera) e.g. kesulitan bernafas atau kulit terbakar oleh bahan korosif.
2. Kronis (jangka waktu lama) conto ; asbestosis, dermatitis, kanker, dan lain-
lain.
No. Dok. : SOP-K3.09.05/ I-2017
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 8 of 11
Bahan beracun dapat berbentuk padat, cair, atau gas (fume), namun masalah
terbesar adalah selalu berhubungan dengan kontaminasi lewat udara seperti debu,
fume, aerosol, uap dan lain-lain.
Penilaian pajanan terhadap personel dan efek terhadap kesehatan itu sangat
kompleks. Kebijakan perusahaan bahwa personel tidak boleh terpajan kontaminan
lewat udara yang konsentrasinya melebihi Occupational Exposure Limits (OELs).
OELs untuk bahan-bahan harus tersedia untuk medical staff, yang terdiri dari dua
kategori ;
1. Maximum Exposure Limits : MEL adalah konsentrasi maksimum dari
kontaminasi udara diatas standar dimana pekerja dapat terpapar lewat
pernapasan pada situasi tertentu. Untuk bahan yang tergolong MEL,
penanggung jawab harus mengurangi paparan serendah mungkin di bawah
MEL.
2. Operational Exposure Standar’s : OES adalah serangkaian tingkat yang
didasarkan pada pengetahuan, tidak ada indikasi resiko terhadap kesehatan
dari pekerja yang terpajan lewat pernafasan setiap harinya. Untuk bahan
yang tergolong OES, penanggung jawab harus mengurangi paparan lewat
pernafasan sesuai dengan standar dan memastikan standar tidak
terlampaui.
Kedua jenis limit mengacu pada konsentrasi bahan berbahaya di udara yang orang
hirup, rata-rata waktu dijadikan sebagai acuan yang disebut Time Weighted
Average (TWA).
Efek paparan berbahaya untuk kesehatan tergantung dari sifat bahan dan pola
paparan. Beberapa efek membutuhkan waktu yang lama atau akumulasi paparan,
sehingga Long Term (8 jam TWA) batas paparan digunakan untuk mengendalikan
dengan membatasi jumlah yang masuk lewat pernafasan pada satu atau lebih shift
kerja. Dampak lain dapat dilihat setelah paparan yang singkat. Short Term (15
min) batas paparan dapat digunakan untuk mengendalikan efek.
Beberapa bahan dimana MELs dan OESs telah disetujui dan ditetapkan sebagai
batas paparan waktu yang singkat. Bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
akut dan tujuan dari batas paparan waktu yang singkat adalah untuk mencegah
efek kesehatan yang terjadi karena paparan yang singkat terhadap bahan. Untuk
itu, batas Short term MEL tidak boleh dilampaui dan short term OESs tidak boleh
dilewati.
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 9 of 11
JSA digunakan untuk membagi pekerjaan sampai dengan selesai, tahapan rinci
pekerjaan, dan mendeteksi bahaya pada tiap tahapan dan menganalisa solusi yang
efektif untuk menurunkan risiko. JSA dapat dilakukan oleh Safety Officer/ safety
inspector.
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 10 of 11
Conto penilaian bahaya diberikan dilampiran, yang harus di isi dengan lengkap dan
ditanda tangani oleh Koordinator.
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 11 of 11
Revisi : 00
PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
Halaman : 12 of 11
Definisi
1. Wadah/ drum/ kemasan yang diperbolehkan : suatu wadah yang mencegah
pelepasan potensi bahaya bahan kimia, tekanannya selama penyimpanan dan
penanganan sesuai dengan standarinternasional, misal International of
Dangerous Goods (IMDG), dan membawa kode wadah yang benar.
2. Registered Carrier : Perusahaan yang memiliki sertifikat dari badan
pemerintah untuk memindahkan limbah.
3. Licensed Disposal Facility : Fasilitas yang diijinkan badan pemerintah untuk
menerima/ mengelola limbah atau membuang jenis limbah yang dikirim.
7. Lampiran
7.1. Log of Hazardous Substances (F-K3.09.05/01)
7.2. COSHH Assessment (F-K3.09.05/02)