demi kepentingan keselamatan penumpang atau awak kapal/barge, keselamatan kapal/barge dan
pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan.
Dalam segala hal yang mempengaruhi atau yang mungkin mempengaruhi keselamatan atau
lingkungan, Nakhoda/Barge Master akan melapor langsung ke DPA.
Nakhoda/Barge Master bertanggung jawab atas:
a. Mengeluarkan perintah dengan jelas dan ringkas dan melaksanakan pengkajian ulang
kegiatan keselamatan dan pencegahan pencemaran di kapal/barge.
b. Menerapkan kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan di kapal/barge.
c. Memotivasi awak kapal/barge dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur.
d. Melaporkan kerusakan dan hal lain dengan implikasi pada operasi yang aman atau resiko
polusi dan yang memerlukan bantuan Perusahaan.
e. Menilai dan mengkoordinasikan persyaratan pelatihan di kapal/barge dengan Perusahaan.
f. Memastikan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan diterapkan secara efektif dan
berkoordinasi dengan DPA.
g. Mengendalikan semua dokumen yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Keselamatan di
kapal/barge.
h. Kajian terhadap perencanaan menghadapi situasi berbahaya di kapal/barge, prosedur
kapal/barge dan melaporkan kekurangannya ke DPA.
i. Melaporkan ketidak-sesuaian / non-conformities, kecelakaan yang meliputi personil atau
kapal/barge dan keadaan yang berbahaya ke Perusahaan.
j. Memastikan bahwa semua catatan yang berhubungan dengan Sistem Manajemen
Keselamatan dan seperti yang didefinisikan dalam prosedur tersedia.
1.5. Sumber Daya dan Personil
PT. AGUS SUTA LINE akan memelihara prosedur terdokumentasi untuk memastikan bahwa
kapal hanya diawaki oleh personil yang cakap dan sehat, benar-benar terseleksi melalui
kualifikasi yang memenuhi persyaratan nasional / internasional dan dalam kondisi sehat dengan
memiliki sertifikat kesehatan serta tidak terlibat atau terpengaruh terhadap penggunaan obat-obat
terlarang dan minuman beralkohol.
1.5.1. Nakhoda (Master) dan Barge Master
PT. AGUS SUTA LINE memastikan bahwa setiap Nakhoda/Barge Master yang ditunjuk berada
dalam keadaan sehat, cakap/mampu, berkualitas sesuai dengan standar atau peraturan yang
terkait termasuk persyaratan Perusahaan dan benar-benar menguasai Sistem Manajemen
Keselamatan.
Perusahaan memastikan bahwa sumber daya yang cukup tersedia baik untuk yang di darat atau
yang di laut untuk mendukung Nakhoda/Barge Master dalam operasi kapal/barge yang aman dan
efisien.
1.5.2. Perwira Kapal/Barge
Perusahaan memastikan bahwa setiap kapal diawaki oleh perwira yang berkualitas,
cakap/mampu dan berpengalaman sesuai dengan peraturan terkait, dan bahwa mereka benar-
benar sehat sesuai dengan persyaratan nasional atau peraturan Perusahaan.
1.5.3. Ratings (Awak Kapal/Barge dibawah Perwira)
Perusahaan memastikan bahwa setiap kapal/barge diawaki dengan cukup oleh Pelaut yang
cakap, berpengalaman, berkualitas dan sehat.
PT. AGUS SUTA LINE
MANUAL KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU Edisi : 2 Disetujui : Direktur Utama
Revisi : 0
No. Prosedur : ASL-Q-PLC Tanggal : 01 Juni 2009 Halaman : 7 / 24
Catatan biasanya akan diidentifikasikan dalam prosedur. Catatan tersebut memberikan bukti
obyektif bahwa Sistem Manajemen Mutu berfungsi dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur.
2.8. Tugas dan Kewajiban.
Selain struktur dokumentasi Sistem Manajemen Mutu yang diuraikan di atas, rincian tugas dan
kewajiban telah disiapkan untuk semua posisi yang terkait dengan kegiatan operasional kapal.
Ini termasuk persyaratan pendidikan, pelatihan dan pengalaman untuk posisi dan tanggung
jawab atas mutu.
2.9. Kerahasiaan
Penggunaan dokumentasi Sistem Manajemen Mutu ini terbatas pada karyawan PT. AGUS SUTA
LINE. Penggandaan dan penduplikasian isi dari dokumentasi Sistem Manajemen Mutu secara
keseluruhan atau sebagian tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Kepemilikan isi
dokumentasi Sistem Manajemen Mutu adalah PT. AGUS SUTA LINE.
2.10. Prosedur yang terkait
ASL-HOP-01, ASL-HOP-02, ASL-SOP-01, ASL-SOP-10, ASL-BOP-01 dan ASL-BOP-10.
c. Perubahan atas prosedur atau instruksi tertulis akan diinformasikan kepada personil terkait,
sehingga setiap personil mendapatkan informasi yang sama.
d. Setiap perubahan suatu prosedur, dicatat pula alasan terjadinya perubahan tersebut.
e. Dokumen-dokumen yang tidak berlaku harus segera dipindahkan dan ditarik dari
peredarannya supaya tidak terjadi penggunaan dokumen yang sudah tidak terpakai.
f. Daftar induk (Master List) dikendalikan oleh QMR/DPA/HSE untuk mengidentifikasi hal-
hal yang baru dan untuk mencegah penggunaan dokumen-dokumen dan data yang usang
atau salah. Daftar atau informasi ini harus selalu tersedia setiap saat.
5.3. Perusahaan telah menetapkan prosedur untuk menerbitkan semua dokumen dan data yang
berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu baik di darat ataupun di atas kapal. Setiap
perubahan atas prosedur akan diidentifikasi didalam dokumen tersebut.
5.4. Catatan-catatan tentang semua kegiatan Sistem Manajemen Mutu disimpan di atas kapal dan
menjadi tanggung jawab Nakhoda untuk mengendalikannya.
5.5. Di Darat
QMR/DPA/HSE bertanggung jawab mengawasi atas terbitnya dokumen yang terkendali untuk
kapal dan bagian-bagian lain di darat. Dokumen yang usang agar secepatnya dipindahkan.
QMR/DPA/HSE meninjau ulang seluruh amandemen sebelum Sistem Manajemen Mutu
diterbitkan.
5.6. Di Kapal/Crane Barge
Nakhoda/Barge Master bertanggung jawab atas pengendalian seluruh dokumen yang ada di
kapal/barge dan berkoordinasi dengan QMR/DPA/HSE.
5.7. Prosedur yang terkait dengan elemen Kendali Dokumen dan Data ini adalah :
ASL-HOP-02, ASL-SOP-10 dan ASL-BOP-10.
6. PEMBELIAN / PENGADAAN (PURCHASING)
6.1. Dalam menjalankan usaha dan pengoperasian kapal, Perusahaan telah membuat dan menerapkan
prosedur untuk pembelian / pengadaan, meliputi pengadaan barang dan jasa.
6.2. Proses pembelian/pengadaan dilakukan berdasarkan atas Daftar Rekanan/Sub-Contractor
perusahaan yang telah disetujui. Semua Rekanan/Sub-Contractor yang disetujui telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan akan senantiasa melakukan review /
analisa terhadap semua Rekanan perusahaan secara berkala, utamanya yang berkaitan dengan
mutu barang, mutu pelayanan dan mutu waktu penyerahan.
6.3. Khusus untuk keadaan darurat, proses pembelian/pengadaan dapat menyimpang dari prosedur
yang telah ditetapkan, asalkan telah mendapat persetujuan dari pihak Manajemen senior di darat
atau Nakhoda.
6.4. Semua order pembelian/pengadaan telah melalui tahap pemeriksaan, meliputi mutu barang/jasa,
ketelitian, spesifikasi, jumlah oleh personil yang terlatih sebelum proses persetujuan untuk
pembelian.
6.5. Untuk menjamin terhadap mutu yang diberikan perusahaan, maka setiap jajaran didalam
organisasi senantiasa memeriksa atau menguji semua barang / jasa yang diterima.
6.6. Beberapa jenis pekerjaan / pembelian yang dikontrakkan kepada Rekanan yang telah disetujui
adalah:
PT. AGUS SUTA LINE
MANUAL KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU Edisi : 2 Disetujui : Direktur Utama
Revisi : 0
No. Prosedur : ASL-Q-PLC Tanggal : 01 Juni 2009 Halaman : 11 / 24
tanggung jawabnya sesuai dengan Kebijakan Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan PT.
AGUS SUTA LINE. Kesiapan tersebut berupa:
a. Mengidentifikasikan secara jelas sifat semua situasi resiko yang mungkin terjadi.
b. Menyediakan petunjuk yang jelas dengan petunjuk tertulis bagi semua personil kapal
sebagai tanggapan yang paling tepat dalam setiap kasus, termasuk pemberian jalur komando
yang jelas dalam menghadapi keadaan darurat.
9.4.2. Prosedur tersebut akan didukung oleh latihan di kapal secara periodik dan latihan untuk menghadapi
situasi yang tepat seperti yang telah ditentukan.
Prosedur ini merupakan bagian dari Rencana Tanggap Darurat, agar dapat menjamin bahwa PT.
AGUS SUTA LINE dapat dengan cepat dan efisien memberi tanggapan respon terhadap keadaan
darurat yang melibatkan kapalnya setiap waktu.
Perusahaan telah menyiapkan Rencana Keadaan Darurat/contingency plan yang spesifik untuk
menghadapi keadaan darurat yang mungkin terjadi di kapal. Prosedur ini telah dikembangkan
untuk mencakup tanggapan terhadap setiap insiden di atas kapal dan untuk memastikan bahwa
Perusahaan memberi tanggapan terhadap keadaan darurat dengan cepat, efektif dan
terkoordinasi.
9.4.3. Rencana Keadaan Darurat di Darat
Rencana keadaan darurat untuk di darat meliputi:
a. Komposisi dan tugas-tugas dari personil yang terlibat dalam keadaan darurat.
b. Prosedur yang harus diikuti dalam menanggapi setiap jenis kecelakaan yang berbeda atau
bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.
c. Informasi yang rinci tentang ukuran kapal-kapal secara individu mencakup kestabilan,
pengaturan umum, peralatan keselamatan, peralatan anti pencemaran, dll.
d. Prosedur yang merinci prioritas utama dan kedua dan arus komunikasi antara kapal dan
darat.
e. Organisasi pihak ketiga yang perlu diberi laporan / konsultasi yang dimobilisasi untuk
pengerahan bantuan.
f. Metode pelaporan antara manajemen di darat dengan kapal.
g. Menyusun check list yang tepat terhadap jenis keadaan darurat yang akan membantu
komunikasi antara kapal dan darat secara sistematis.
h. Pemberitahuan anggota keluarga terdekat berdasarkan urutan prioritas
i. Melakukan hubungan dengan media massa.
j. Latihan rencana keadaan darurat (Table Top Drill) dilakukan minimal sekali dalam satu
tahun.
Perusahaan akan terus berusaha untuk mengidentifikasi setiap situasi keadaan darurat yang
mungkin terjadi di kapal dan dilakukan pengkajian ulang/review yang teratur, inspeksi,
pertemuan dalam bidang keselamatan safety meeting. Untuk merespon laporan Nakhoda bila
terjadi situasi darurat atau berbahaya, Perusahaan telah membentuk Team Tanggap Darurat.
9.4.4. Rencana Keadaan Darurat di Kapal/Crane Barge yang meliputi:
a. Alokasi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing individu untuk mengidentifikasi
rencana kerja.
b. Aksi-aksi yang akan dilakukan untuk mengontrol setiap keadaan darurat yang telah
diperkirakan.
c. Metode komunikasi.
PT. AGUS SUTA LINE
MANUAL KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU Edisi : 2 Disetujui : Direktur Utama
Revisi : 0
No. Prosedur : ASL-Q-PLC Tanggal : 01 Juni 2009 Halaman : 14 / 24
d. Pihak ketiga sebagai Badan pendukung dan metode untuk menghubunginya serta daftar
yang perlu dihubungi secara umum yang mungkin dapat dihubungi untuk dimintai bantuan
9.4.5. Latihan Keadaan Darurat (Emergency Drills)
Perusahaan telah menyiapkan suatu program pelatihan dalam keadaan darurat yang spesifik
untuk setiap kapal sesuai dengan persyaratan dalam SOLAS. Latihan keadaan darurat akan
dilaksanakan dalam selang waktu yang teratur dan bilamana perlu akan bekerja sama dengan
personil di darat dengan menggunakan rencana keadaan darurat yang relevan. Catatan dari
pelaksanaan latihan keadaan darurat tersebut harus disimpan.
9.5. Perawatan kapal dan peralatannya
9.5.1. Perusahaan telah mengembangkan prosedur dan menerapkan secara efektif, meliputi:
Identifikasi dan mencatat secara khusus seluruh peralatan operasi kapal yang kritis yang
membutuhkan pemeliharaan.
Jadwal pemeliharaan dan pengujian yang spesifik, frekuensi dari aktivitas yang didasarkan
pada penilaian terhadap kepentingan dan catatan kehandalan peralatan di waktu lalu atas
setiap peralatan telah diidentifikasikan.
Program peningkatan kehandalan peralatan yang khusus, terutama pada peralatan-peralatan
yang digunakan secara temporer (tidak secara terus menerus). Identifikasi terhadap semua
insiden yang berkaitan dengan gangguan peralatan dan pelaksanaan dari langkah perbaikan
yang tepat.
Inspeksi periodik dan pengujian rutin diperlukan untuk memastikan kehandalan peralatan.
Membuat laporan aktivitas yang diperlukan, disesuaikan dengan aturan yang ada di PT.
AGUS SUTA LINE
Perusahaan menjamin bahwa kapal dan mesin dan peralatan dipelihara sesuai dengan aturan-
aturan yang berlaku.
Permesinan dan peralatan yang akan dipelihara secara rutin dan sesuai dengan
pedoman/petunjuk dari pabrik pembuatnya dan kebijakan pemeliharaan PT. AGUS SUTA
LINE
Apabila data-data pabrik untuk pemeliharaan dianggap kurang perusahaan telah
mengembangkan prosedur yang menjamin bahwa mesin-mesin atau peralatan dipelihara
dengan menggunakan standar yang lebih tinggi.
Prosedur telah dikembangkan meliputi inspeksi kapal secara rutin dan melaporkan setiap
ketidak-sesuaian sebagai hasil dari inspeksi tersebut.
9.5.2. Survey Statutoria dan Kelas
Perusahaan mempunyai prosedur-prosedur yang menjamin pelaksanaan peraturan statutory dan
kelas survey disesuaikan dengan jadwal yang terprogram dengan syarat-syarat nasional dan
internasional sesuai dengan peraturan statutoria dan peraturan klasifikasi.
9.5.3. Catatan Perawatan
Perusahaan memelihara catatan dari setiap kapal secara rutin dan terinci, sedangkan
pemeliharaan yang tidak terjadwal dilakukan oleh awak kapal atau kontraktor pihak ketiga.
Sertifikat-sertifikat asli yang diterbitkan oleh surveyor pihak ketiga disimpan di kapal dan
salinannya ditempatkan di perusahaan.
9.5.4. Sistem-sistem yang Kritis
Perusahaan telah mengidentifikasi setiap peralatan di kapal yang apabila mengalami kerusakan
PT. AGUS SUTA LINE
MANUAL KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU Edisi : 2 Disetujui : Direktur Utama
Revisi : 0
No. Prosedur : ASL-Q-PLC Tanggal : 01 Juni 2009 Halaman : 15 / 24
14.7. Setiap rapat-rapat manajemen tersebut senantiasa dibuatkan notulen rapat dan didistribusikan
kepada pihak-pihak intern perusahaan yang terkait.
14.8. Prosedur yang terkait dengan elemen Tindakan Perbaikan dan Pencegahan ini adalah :
ASL-HOP-01, ASL-HOP-03, ASL-HOP-04, ASL-HOP-05, ASL-HOP-06, ASL-HOP-07, ASL-
HOP-08, ASL-HOP-09, ASL-HOP-11, ASL-WOP-03, ASL-SOP-01, ASL-SOP-02, ASL-SOP-
03, ASL-SOP-04, ASL-SOP-05, ASL-SOP-06, ASL-SOP-07, ASL-SOP-08, ASL-SOP-09, ASL-
BOP-01, ASL-BOP-02, ASL-BOP-03, ASL-BOP-04, ASL-BOP-05, ASL-BOP-06, ASL-BOP-
07, ASL-BOP-08, ASL-BOP-09, ASL-ECP-01, ASL-ECP-02, ASL-ECP-06.
15. PENANGANAN, PENYIMPANAN, PENGEMASAN, PENGAWETAN DAN
PENYERAHAN (HANDLING, STORAGE, PACKAGING, PRESERVATION AND
DELIVERY).
15.1. Perusahaan melakukan penerimaan barang, pengiriman dan penyerahan barang milik pelanggan
yang akan diantarkan dari satu pelabuhan ke pelabuhan tujuan dan dikendalikan sejak mulai
muat ke kapal hingga bongkar.
15.2. Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin mengendalikan penyimpanan barang selama
dalam proses pengiriman sehingga diserahkan tetap dalam kondisi seperti semula.
15.3. Penanganan barang-barang dalam kategori berbahaya (dangerous good) akan dikendalikan lebih
seksama dan diperlakukan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
15.4. Prosedur yang terkait dengan elemen Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan, Pengawetan dan
Penyerahan ini adalah :
ASL-HOP-03 dan ASL-SOP-06.
16. KENDALI ATAS ARSIP/CATATAN MUTU/KESELAMATAN (CONTROL OF
QUALITY/SAFETY RECORDS).
16.1. Perusahaan memiliki prosedur untuk menjaga dan mengendalikan semua dokumen atau bukti
tertulis yang menunjukkan kesesuaian dengan prosedur tertulis serta menjamin bahwa:
a. Seluruh kegiatan sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2000 dan ISM Code.
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan persyaratan perjanjian kontrak, baik di darat
maupun di kapal.
c. Hanya personil berkualifikasi yang terlibat didalam Sistem Manajemen Mutu / Keselamatan
serta memiliki pula pengalaman yang memadai.
d. Seleksi, penunjukan dan pengawasan terhadap Rekanan / Sub-Contractor dilakukan secara
terkendali.
e. Semua arsip yang terkait dapat diidentifikasi, baik secara tertulis maupun di dalam
komputer.
f. Audit, peninjauan dan evaluasi terhadap Sistem Manajemen Mutu / Keselamatan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
g. Semua arsip/data diidentifikasi dengan jelas, dikemas dan disimpan dengan fasilitas yang
mudah untuk dicari kembali dan dengan jangka waktu penyimpanan yang telah ditentukan
(retensi arsip).
h. Arsip-arsip yang mungkin tertulis didalam bentuk data elektronik, maka keamanan dan
penyimpanan data cadangan (back-up data) senantiasa dilakukan dan dipelihara.
16.2. Prosedur yang terkait dengan elemen Kendali atas Catatan Mutu/Keselamatan ini adalah:
PT. AGUS SUTA LINE
MANUAL KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU Edisi : 2 Disetujui : Direktur Utama
Revisi : 0
No. Prosedur : ASL-Q-PLC Tanggal : 01 Juni 2009 Halaman : 20 / 24
bahwa Sistem Manajemen Mutu, Kesehatan & Keselamatan Kerja seta Lingkungan
diterapkan sesuai dengan ISO 9001:2000, ISM Code dan HSE serta peraturan terkait lainnya
yang berlaku.
17.8. Catatan-catatan atas kegiatan internal audit, laporan ketidak-sesuaian dan langkah-langkah
perbaikan yang diambil, notulen rapat management review senantiasa dipelihara dan
dikendalikan oleh QMR/DPA/HSE.
17.9. Rapat Keselamatan Kerja
Rapat keselamatan kerja atau safety meeting harus diadakan oleh setiap departemen atau bagian
yang dipimpin oleh Kepala Unit Kerja, Koordinator HSE, Supervisor, Foreman, Safety Officer
atau karyawan yang ditunjuk untuk mewakili departemen atau bagian yang terkait. Rapat ini
harus dilaksanakan secara periodik sebulan sekali atau seminggu sekali tergantung dari
kebutuhan dan sifat operasi dari masing-masing departemen atau bagian.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang spesifik dan beresiko tinggi seperti di pemeliharaan dan
lapangan operasi seperti di Crane Barge, maka rapat harus dilaksanakan setiap hari pada waktu
pergantian crew dan setiap akan dimulainya aktivitas baru (tool box / tailgate meeting) tujuannya
untuk menjelaskan langkah-langkah pekerjaan yang akan dilaksanakan dan mengingatkan setiap
pekerja tentang faktor-faktor keselamatan yang harus diperhatikan.
17.9.1. Maksud dari rapat ini antara lain :
1. Membentuk forum untuk saling tukar menukar informasi di mana masalah keselamatan,
kesehatan kerja dan lindungan lingkungan dapat didiskusikan di antara para Supervisor dan
bawahannya.
2. Menampung masukan-masukan mengenai kondisi dan praktek-praktek kerja yang tidak
aman serta saran-saran untuk perbaikan dan peningkatan.
3. Mengembangkan hubungan dan suasana yang baik dan harmonis di antara semua pekerja.
4. Membicarakan semua kasus-kasus kecelakaan yang pernah terjadi serta cara-cara
pencegahannya agar tidak terulang lagi.
5. Melakukan koordinasi dan menjelaskan cara-cara kerja yang aman dan pelaksanaan latihan
penanganan keadaan bahaya.
6. Membantu perusahaan dalam pelaksanaa program keselamatan, kesehatan kerja dan
lindungan lingkungan.
7. Memberikan instruksi dan penjelasan langkah-langkah kerja standar dan potensi-potensi
bahaya atau kecelakaan yang ada.
17.10. Prosedur yang terkait dengan elemen Internal Audit ini adalah :
ASL-HOP-01, ASL-HOP-11, ASL-SOP-01, ASL-SOP-09, ASL-BOP-01 dan ASL-BOP-09.
18. PELATIHAN (TRAINING)
18.1. Kebijakan Perusahaan adalah akan senantiasa memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap
seluruh personil baik di darat maupun di kapal, khususnya yang berkaitan dengan persyaratan
dari penerapan Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan & Perlindungan Lingkungan.
18.2. Perusahaan menjamin bahwa:
a. Personil yang terlibat didalam Sistem Manajemen Mutu, Kesehatan & Keselamatan Kerja
seta Lingkungan adalah mempunyai pengalaman yang memadai dan terlatih serta sesuai
dengan kompetensi minimum yang dipersyaratkan oleh pelanggan atau administrasi.
b. Senantiasa mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dengan melakukan evaluasi/penilaian atas
PT. AGUS SUTA LINE
MANUAL KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU Edisi : 2 Disetujui : Direktur Utama
Revisi : 0
No. Prosedur : ASL-Q-PLC Tanggal : 01 Juni 2009 Halaman : 22 / 24
Housekeeping, penataan tempat kerja dan peralatan, dan kondisi-kondisi lain yang dapat
dijadikan penilaian terhadap tingkat pelaksanaan dan pencapaian program K3LL.
21.2. Prosedur penghargaan akan diberitahukan kepada karyawan melalui pelaksanaan orientasi/
induksi karyawan baru, safety meeting dan publikasi secara umum melalui papan-papan
pengumuman dan lain-lain.
21.3. Seluruh karyawan diharapkan untuk memberikan saran-saran secara tertulis disampaikan kepada
supervisor yang akan memberikan pertimbangan dan catatan-catatan untuk dilanjutkan kepada
Superintendent.
21.4. Superintendent akan mempelajari proposal yang diajukan, jika layak kemudian akan
meneruskannya kepada safety committee untuk dilakukan penilaian. Setiap tindakan atau
praktek yang telah meningkatkan reputasi perusahaan dalam hal safe operation harus dilaporkan
dan diusulkan langsung oleh Supervisornya untuk diberikan penghargaan.
21.5. HSE departemen akan mengidentifikasi catatan prestasi mengenai safe manhour tanpa lost time
accident untuk setiap group atau bagian
21.6. Safety committee akan menentukan siapa di antara karyawan atau group yang akan mendapat
penghargaan secara tertutup, sampai dengan waktu yang ditentukan untuk pengumuman hasil
penilaian.
21.7. Catatan mengenai penilaian dan proposal karyawan harus disimpan dalam file karyawan dan
salinannya disimpan oleh HSE departemen dan HRD departemen.
perusahaan yang berlaku. Tindakan disiplin berlaku pula bagi para supervisor yang melakukan
pelanggaran.
23. PENOLAKAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN (REFUSAL TO WORK)
23.1. Setiap pekerja yang dengan alasan yang masuk akal menyatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya mengandung potensi bahaya bagi dirinya maupun orang lain
mempunyai hak yang dijamin oleh perundang-undangan. Pekerja tersebut segera melaporkan
kepada pengawas/supervisor untuk segera diambil tindakan perbaikan.
23.2. Jika pekerja masih belum puas dengan kondisi yang dihadapi, ia dapat melanjutkan penolakan
tugas dengan membuat laporan tertulis yang menjelaskan mengapa ia menolak untuk
melaksanakan tugas yang ditujukan ke tingkat yang lebih tinggi di departemennya dan
mengirimkan salinannya ke Departemen HSE.
23.3. Penyelidikan
Supervisor dan Safety Officer akan mengambil tindak lanjut dengan melaksanakan penyelidikan
terhadap kasus ini. Pada situasi di mana:
a. Hasil penyelidikan menghasilkan fakta bahwa kondisi dan situasi yang dilaporkan oleh
pekerja adalah benar, maka si pekerja akan mendapatkan penghargaan atas kewaspadaan dan
pengetahuannya terhadap tugas yang diberikan kepadanya.
b. Apabila hasil penyelidikan menghasilkan bahwa situasi kerja adalah aman, pekerja akan
diminta untuk melaksanakan pekerjaannya.
c. Apabila pekerja masih menolak melaksanakan tugas, maka kasusnya akan dilaporkan ke
Manajer Operasi untuk diambil keputusan terakhir dan langkah-langkah yang diperlukan.
23.4. Pada situasi di mana pekerja menolak melaksanakan pekerjaannya dengan alasan keselamatan,
terlepas dari hasil penyelidikan yang dilakukan, maka supervisor yang bersangkutan harus
membuat catatan dan mengirimkan laporan kepada pimpinan departemennya dan ke Departemen
HSE untuk manajemen kontrol serta Departemen SDM untuk disimpan dalam arsip karyawan.