Disusun oleh:
AMBO ASSE
F 441 10 013
Menyetujui,
Mengetahui :
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah melaksanakan Kerja Praktek pada PT. Poso Energy sejak tanggal 17 Juni
2014 sampai tanggal 18 Agustus 2014 dan menyetujui laporan seperti terlampir
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan
mata kuliah kerja praktek di Program Studi S1 Teknik Elektro, Jurusan Teknik
Laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak yang telah memberikan gagasan, bimbingan dan berbagai
dukungan lainnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Armin Basong, M.Si, Dekan Fakultas Teknik, Universitas Tadulako.
4. Yuli Asmi Rahman, ST. M.Eng., Ketua Program Studi S1 Teknik Elektro,
5. Bapak Erwin Dodu ST., M.Eng, sebagai Ketua KDK Jurusan Teknik Elektro.
kepada penulis sehingga dapat melakukan Kerja Praktek (KP) di PT. Poso
iv
7. Bapak Baso Mukhlis ST.,MT, sebagai Dosen Pembimbing yang selama ini
telah mengarahkan dan membimbing penulis sampai laporan kerja praktek ini
dapat terselesaikan.
8. Bapak Moch. Basry Djalil selaku Manager Teknik & Supporting yang juga
11. Seluruh karyawan PT. Poso Energy, terutama dibagian Instrument dan Electric
12. Seluruh staf akademik dan administrasi Jurusan Teknik Elektro yang telah
13. Seluruh rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis,
Ambo Asse
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 2
1.3. Ruang Lingkup atau Batasan ................................................. 2
1.4. Sistematika Penulisan ………………………………………. 3
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Single line diagram generator & main transformer protection……….
2. Konversi Energi PLTA………………………………………………..
3. Laporan Kegiatan Bulanan Kerja Praktek……………………………..
4. Foto-foto kegiatan……………………………………………………..
ix
BAB I
PENDAHULUAN
untuk menyiapkan diri menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata tetapi
juga aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Pengetahuan yang didapat
dibangku perkuliahan akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan
tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang
teknik elektro.
Dunia kerja seringkali dirasakan oleh mahasiswa sebagai suatu yang asing
adanya Kerja Praktek ini, mahasiswa tidak hanya mengetahui teorinya saja tetapi
untuk dapat menerapkan ilmunya dan memperoleh pengalaman dunia kerja pada
perusahaan atau instansi yang dipilih sebagai sebagai tempat kerja praktek.
1
2
tidak tetap. Hal ini akan menyebabkan generator menerima beban yang berubah-
ubah dan akan mempengaruhi pada sistem ketenaga listrikannya sendiri, terutama
pada frekuensi, suhu generator, tegangan yang dihasilkan generator dll. Oleh
karena itu, penulis memilih judul perawatan sistem proteksi pada generator 11 kV
kebutuhan konsumen.
atau 72,2 MVA dengan tegangan keluaran 11 kV serta memiliki power factor 0,9
lagging.
3
c) BAB III: Metodologi yang berisi tentang waktu dan tempat kerja
pembahasan.
saran.
BAB II
4
5
Sulawesi Tenggara, dan PLTA Poso energy menjadi salah satu pembangkit
(3x65 MW) pemanfaatan debit Sungai Poso yang berhulu di Danau Poso,
berkedalaman 510 m, serta daerah tangkapan hujan seluas 1.755 km2 yang
Poso berjarak 52 km dari Kota Poso dan 277 km dari Kota Palu.
saat ini masih sangat sedikit, yakni hanya sebanyak 103,35 MW.
Pamona 2 dirintis sejak Tahun 2003 di bawah koordiator PT. Hadji Kalla.
Kemudian pada tanggal 31 Mei 2005 dibentuk PT. Poso Energy sebagai
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
September 2006. PT. Hadji Kalla dan PT. Bukaka Teknik Utama (Bukaka)
saat ini pembangkit listrik yang telah beroperasi di PLTA Poso adalah
x 65 MW yang mana dari daya yang dihasilkan ini telah digunakan untuk
1. Visi
2. Misi
tinggi.
3. Motto Perusahaan
2.4. Permasalahan
dihasilkan generator;
Sumber daya air yang dimiliki Indonesia sangatlah melimpah hanya saja
dari segi keamanan (safety), kenyamanan (comfort), serta investasi sangatlah jauh
Air juga memiliki daya hidrolis dengan mempertimbangkan faktor massa jenis air
(ρ), gaya gravitasi (g), debit air (Q), serta ketinggian/head (H).
Ph = ρ.g.Q.H (1)
perubahan energi. Perubahan energi yang terjadi mulai dari energi potensial yang
dimiliki oleh air karena adanya massa air (m), gaya gravitasi (g), serta
ketinggiannya (head).
Ep = m.g.H (2)
turbin.
Em = Ep + Ek (4)
mekanik tersebut akan diubah oleh generator menjadi energi listrik karena adanya
2πnT
Pg = (5)
60
Setelah itu listrik tersebut akan dihubungkan ke gardu induk yang selanjutnya
konsumen baik itu rumah tangga maupun industri, dari prinsip tersebut maka
negaranya. Beberapa PLTA terbesar yang dimiliki oleh negera tersebut dapat
8.
Churchill Falls Kanada 5.429
PLTA ini memanfaatkan air yang ada di hulu sungai dan dialirkan
PLTA ini menggunakan gabungan dari jenis terusan air dan jenis
a. Large Hydro
b. Medium Hydro
c. Small Hydro
d. Mini Hydro
MW
e. Micro Hydro
Daya yang dihasilkan berada diantara 5 kW sampai 100 kW.
Biasanya, pembangkit jenis ini digunakan untuk komunitas atau
industri kecil yang jauh dari distribusi jaringan listrik.
13
f. Pico Hydro
distribusi PLN.
Weir adalah bagian awal dari PLTA. Weir berfungsi mengatur suplai air
yang masuk ke intake sesuai dengan sesuai kebutuhan. Selain itu, weir juga
Saluran Pembawa berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk dari intake
ke bak penenang.
14
3. Bak Penenang
Sesuai dengan namanya, di bagian ini aliran air yang mengalir bergerak
4. Headpond
Headpond berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar sebelum
masuk ke penstock serta untuk menciptakan head (tinggi jatuh air) agar energi
15
yang dihasilkan juga besar. Headpond merupakan satu bagian dengan bak
penenang.
5. Penstock
Penstock atau dalam Bahasa Indonesianya disebut pipa pesat adalah pipa
yang mengalirkan air dari headpond masuk ke spiral case (rumah turbin). Di
dalam pipa penstock terjadi perubahan energi pada air, yaitu dari energi potensial
menjadi energi kinetik. Dalam perencanaan pipa penstock banyak hal yang harus
dipertimbangkan, diantaranya tekanan air di dalam penstock dan head losses yang
terjadi, serta jenis material pipa. Panjang penstock di PLTA Poso 2 adalah 982m,
7. Turbin Air
energi poros, bentuk energi yang banyak diperlukan untuk memutar generator
pembangkit listrik atau kebutuhan energi poros di industri. Turbin air, dapat
1. Turbin Impuls
tekanan aliran air yang keluar dari nozle adalah sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya. Semua energi potensial dan tekanan yang dimiliki oleh
air, ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
a. Turbin Pelton
(Sumber : http://www.turbinesinfo.com )
18
b. Turbin Turgo
biaya perawatan.
sisi roda jalan. Air melintas roda dua kali, pada tingkat I
2. Turbin Reaksi
a. Turbin Francis
tengah kapasitas tenaga air yang ada. Saat ini turbin Francis
yaitu:
mengalir.
yang efisien.
Parameter Keterangan
b. Turbin Kaplan
yang diinginkan.
8. Governor
listrik tenaga air. Pada keadaan nyata pada PLTA Poso 2, kecepatan putar untuk
poros yang dijaga yakni sebesar 250 rpm pada beban yang bervariasi sesuai
dengan kebutuhan PLN. Fungsi lain dari governor yakni menghentikan operasi
turbin pada saat terjadi gangguan. Kecepatan putar yang terjadi pada poros untuk
beban yang terjadi diatur oleh main governor. Pada saat beban tinggi, secara
otomatis putaran akan berkurang. Dalam hal ini, kontrol governor akan menjaga
agar kecepatannya konstan dengan cara membuka katup masuk air (guide vane)
120 x f
n= (6)
p
Dimana :
9. Generator
menjadi energi listrik. Secara garis besar generator terdiri dari beberapa bagian,
diantaranya stator dan rotor. Untuk menghasilkan listrik sebuah generator harus
memenuhi ketiga syarat, yaitu gerakan (putaran), fluks, dan belitan. Daya listrik
berikut:
Dimana :
V = Tegangan (kV)
26
Parameter Keterangan
Rated Capacity 65 MW
Rated Voltage 11000 V
Rated Current 3791 A
Rated Power 0,9
Factor
Phases 3
Insulation Class F
Ratedv Speed 250 rpm
Serial No. SERI-SFD-003
27
prinsip induksi elektromagnetik yang merubah besaran arus dan tegangan dari
input tetapi tidak merubah besar daya input dan outputnya. Dalam hal ini
ditransmisikan ke gardu induk melalui kawat penghantar (kabel). Alat yang terdiri
dari beberapa rangkaian ini. memiliki beberapa item seperti inti besi, belitan
primer, dan belitan sekunder. Termasuk juga didalamnya berisi cairan yang
berguna untuk mendinginkan suhu serta mencegah terjadinya short circuit yang
pembuangan ini juga berfungsi membuang sisa-sisa air yang bocor dari celah MIV
(Main Inlet Valve) maupun dari turbin.
Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang
merupakan pusat beban yang diambil dari saluran Transmisi yang secara spesifik
tinggi lainnya atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah serta pengukuran,
13. JaringanaTransmisi
sebagai berikut :
Salah satu bagian yang sangat penting dari sistem tenaga listrik adalah
bagian unit pembangkit tenaga listrik. Unit pembangkit tenaga listrik tersebut
berupa generator yang digerakkan dengan tenaga air, tenaga gas, tenaga diesel dan
lain sebagainya. Pokok utama dalam pengadaan sistem tenaga listrik adalah
bagian dari pembangkitnya atau dalam hal ini generatornya. Apabila suatu sistem
pengoperasiannya.
Gangguan pada Pusat-pusat Listrik secara garis besar dapat dibagi atas 4
kelompok, yaitu :
seperti instalasi air pendingin dan saluran air terbuka pada PLTA;
Dalam instalasi yang dijaga oleh operator seperti Pusat Listrik dan Gardu
Induk ada gangguan yang tidak atau belum dilihat oleh relai, tapi dilihat oleh
(PMT)/Circuit Breaker demi keselamatan instalasi, maka dalam hal ini operator
d. Ada gangguan pada sistem arus searah khususnya yang diperlukan untuk
Penyebab gangguan yang sering terjadi pada sistem pembangkit terdiri dari
Dari ketiga jenis gangguan diatas, bila salah satu generator yang bekerja
beroperasi tidak sanggup lagi untuk memikul beban keseluruhannya. Oleh sebab
itu diperlukan perhitungan besarnya beban yang harus diputuskan secara tiba-tiba
agar dapat diperoleh kestabilan sistem. Dalam hal ini, pemutusan beban
diusahakan berlangsung secara otomatis dan dengan waktu yang relatif singkat.
petir, yang sering disambar petir adalah saluran udara transmisi dan saluran
pada generator. Oleh karena itu, pada generator dengan daya besar dipakai
Jika mechanical stress sudah terdapat pada gulungan stator maka operasi
vibrasi besar dan rotor menjadi overheating. Untuk proteksi generator akibat
perbedaan arus pada gulungan generator atau trafo. pada generator, trafo
arus terpasang disisi ouput generator dan dan disisi netral generator sebagai
sampai isolasi menjadi rusak atau usia pemakaiannya menjadi lebih pendek.
Pada generator besar biasanya di pasang thermocouple pada slot stator dan
generator dan disetel pada harga tertinggi beban lebih yang masih dapat di
tanggung.
adalah:
zat yang berbeda suhunya seperti kondensor PLTU dan pemanas udara
PLTU. Hal serupa bisa pula terjadi pada alat-alat pendingin di PLTA
atau PLTD.
menjadi kabut gas. Pengabut semacam ini terdapat pada PLTU, PLTG
tersumbat.
Kebocoran pada perapat dari bagian yang mengandung zat cair atau gas
negatif.
3. Suhu tinggi;
a. Instrumen Pengukuran
melakukan pembacaan arus dan tegangan dan meneruskan informasi ini ke relai
proteksi dan peralatan pengukuran. Jika besaran arus dan tegangan pada jaringan
gangguan, maka relai atau circuit breaker akan segera memutus dan mengisolasi
berupa trafo arus (current transformer / CT) dan trafo tegangan (voltage
transformer / PT).
tegangan tinggi menjadi nilai arus yang kecil pada tegangan rendah untuk
dihubung secara seri dengan beban yang akan diukur atau yang akan
dengan syarat tertentu. Fluks inti dan arus yang akan mengalir pada
36
rangkaian sekunder akan tergantung pada arus primer. Trafo arus terdiri atas
dua tipe :
a. Rangkaian CT b. Simbol CT
Gambar 2.20 Rangkaian dan simbol CT
statistik;
20VA, 5P20 nilai 20VA adalah keluaran daya CT dalam VA atau rating
terhadap arus rating atau 20 x Arus Nominal, tanda “p” adalah “proteksi”,
Class TPX, TPY, TPZ dan Z (BS) digunakan untuk kondisi transient
dua konduktor atau tegangan antara satu konduktor dengan tanah. Menurut
standar, trafo tegangan mensuplai tegangan 100 V, atau juga 100 V/ 3 pada
tegangan diseain untuk pemakaian pada beban resistansi tinggi karena itu
tidak pernah dihubung singkat pada sisi sekundernya, tidak seperti pada
trafo arus, sisi sekunder trafo tegangan dapat diproteksi dengan fuse.
sekunder.
sistem tenaga listrik yang berupa trafo satu fasa step down yang
rendah yang layak untuk perlangkapan indicator, alat ukur, relai, dan
dalam ruangan.
luar ruangan
untuk pengukuran 0.1, 0.2, 0.5, 1.0, dan 3.0 sedangkan untuk proteksi
adalah 3P dan 6P
a) Relai
Relai adalah alat yang memproteksi sistem tenaga listrik dengan cara
mendeteksi gangguan yang terjadi pada saluran, jika terjadi gangguan maka relai
39
akan memberikan suplay daya kepada rangkaian proteksi untuk memutuskan arus
1.Arus ( I )
2.Tegangan (V)
3.Frekuensi (f)
Relai frekuensi lebih (OFR), dan relai frekuensi kurang (UFR)
4.Daya (P, Q)
Relai daya Max / Min, relai arah / directional, dan relai daya balik
(Reverse Power)
5.Impedansi (Z)
6.Beda arus
Relai diferensial
otomatis ketika arus yang mengalir dirangkaian melebihi rating arus yang telah
ditentukan tanpa menimbulkan kerusakan pada peralatan (CB dan rangkaian) pada
c) Fuse (pelebur)
Fuse adalah alat yang memproteksi sistem tenaga listrik dengan cara
mendeteksi gangguan yang terjadi pada saluran berdasarkan seting nilai tertentu,
jika terjadi gangguan yang melewati batas seting yang ditentukan maka fuse akan
METODOLOGI
Waktu pelaksanaan kerja praktek di mulai dari tanggal 18 Juni 2014 sampai
18 Agustus 2014, yang berlokasi di PT. Poso Energy, PLTA Poso 2, Desa
3.1.1 Bahan
1. Kabel kecil
2. Isolasi
3. Spidol
1.2.2 Alat
1. Kunci inggris/Pas/Ring
2. Relay tester
3. Kunci panel
4. Obeng
5. Tang kombinasi
6. Tang Potong
7. Senter
41
42
8. Tangga
9. Multimeter
sebagai berikut:
datasheet komponen dan semua hal yang berkaitan materi sistem pembangkit
listrik tenaga air terutama pada generator dan sistem proteksinya. Beberapa
referensi diperoleh dari vendor masing-masing alat dan perusahaan serta informasi
3.1.2. Observasi.
Dalam hal ini penulis melakukan observasi terhadap setiap proses kerja
yang berjalan di PT. Poso Energy serta melakukan tanya jawab dengan supervisor,
langsung dengan pembimbing lapangan dan karyawan yang ada dikantor maupun
di lapangan kerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek yang ditinjau.
43
Praktek (KP) :
Teknik, Jurusan Teknik Elektro selesai dan pihak PT. Poso Energy
kantor tepatnya bagian HRD dan pada tanggal 18 Juni 2014 pukul 07.00-
16.00 WITA mulai masuk kerja praktek di PT. Poso Energy. Uraian
4.1. Hasil
Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat
energi listrik. Pada generator, energi mekanik didapat dari penggerak mula berupa
mesin diesel, turbin, baling-baling dll. sehingga perawatan sistem proteksi pada
45
46
sinkron 3 phasa yang terdiri dari 3 unit masing-masing unit mempunyai kapasitas
72,2 MVA atau 65 MW, 24 kutub, bekerja diputaran 250 rpm dan memiliki faktor
dihasilkan generator;
4.2. Pembahasan
Rotor yang ada di PLTA Poso 2 berputar dengan kecepatan 250 rpm.
Perputaran rotor akan memutar medan magnet akan diinduksikan pada kumparan
jangkar yang terletak pada stator akan menghasilkan fluks magnetik yang
suatu kumparan akan menimbulkan GGL induksi pada ujung kumparan tersebut,
tegangan yang dihasilkan akan distabilkan dengan menggunakan AVR yang akan
Gangguan yang pernah terjadi di PT. Poso Energy antara lain adalah sebagai
berikut :
dihasilkan generator.
frekuensi pada generator, jika terjadi kelebihan beban maka frekuensi akan turun,
begitupun sebaliknya. Jika frekuensi turun, maka yang harus dilakukan adalah
membuka guide vane pada prime mover yang dikendalikan oleh governor agar
putaran turbin menjadi naik, dan menambah arus eksitasi pada rotor sehingga
putaran turbin tetap berada dikecepatan 250 rpm untuk menghasilkan frekuensi
50 Hz, setelah membuka guide vane dan menambah arus eksitasi, frekuensi akan
kembali normal menjadi 50 Hz. Jika terjadi over frekuensi yang harus dilakukan
adalah menambah arus eksitasi pada rotor tanpa membuka guide vane. Hal ini
semuanya dikontrol dalam suatu ruangan yaitu control room. Adapun nilai under
48
frekuensi untuk alarm adalah 48,5 Hz dan untuk trip 47,5 Hz. Untuk over
generator beroperasi sebagai generator asinkron. Daya reaktif yang diambil dari
sistem ini akan dapat melebihi rating generator sehingga menimbulkan overload
tegangan generator.
eksitasi adalah belum terhubungnya CB yang akan masuk ke rotor, sehingga yang
1. Frekuensi relay;
5. Undervoltage relay;
5.1. Kesimpulan
pada bagian–bagian generator terutama pada bagian trafo arus dan trafo
5.2. Saran
masalah safety atau alat pelindung diri, ketika bekerja juga harus dalam
generator yang ada di PLTA Poso 2 sesuai dengan standar waktu yang
ditentukan.
50
51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 3