Laporan PKR

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam Konferensi
Internasional Kependudukan dan Pembangunan (InternationalConference
on Population and Development/ICPD) adalah keadaan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang utuh; bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan, tetapi dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya. Termasuk dalam menjaga
kesehatannya dari gangguan seperti IMS dan HIV/AIDS.
Dahulu kelompok penyakit ini dikenal sebagai penyakit kelamin
yang hanya terdiri dari 5 jenis penyakit yaitu gonoroe (kencing nanah),
sifilis (raja singa),ulkusmole, limfogranuloma inguinale (bungkul) dan
granuloma inguinale. Namun pada akhir abad ke-20 dapat dibuktikan
bahwa pada waktu mengadakan hubungan seksual dapat terjadi infeksi oleh
lebih dari 20 jenis kuman, sehingga muncul istilah Penyakit Menular
Seksual (PMS). Pada tahun 1997 pada Kongres IUVDT (International
Union of Venereal Diseases and Treponematosis) di Australia, istilah
tersebut diubah menjadi IMS, oleh karena semua penyakit yang termasuk
dalam kelompok tersebut merupakan penyakit infeksi.
Sexually Transmitted Infection (STI) dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
mencerminkan masalah terbesar dalam kesehatan masyarakat di negara
berkembang. Pada seorang individu, penyakit IMS membuat individu
tersebut rentan terhadap infeksi HIV. Penularan IMS melalui hubungan
seksual diikuti dengan perilaku yang menempatkan individu dalam risiko
mencapai HIV, seperti mereka berperilaku bergantian pasangan seksual, dan
tidak konsisten menggunakan kondom.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Seiring dengan
pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perubahan jiwa. Remaja menjadi

1
individu yang sensitif. Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai
individu yang agresif, mudah bereaksi terhadap rangsangan dan ingin
mengetahui hal yang baru. Bila tidak didasari dengan pengetahuan yang
cukup, mencoba hal baru yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
bisa memberikan dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja
dan keluarga. Oleh karena itu, dengan adanya pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi diharapkan mempunyai rasa tanggungjawab yang
besar maupun keterampilan menyangkut fungsi reproduksi mereka sehingga
para remaja mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
Program kesehatan reproduksi remaja sangat diperlukan guna
meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku positif siswa tentang
kesehatan dan hak-hak reproduksi, untuk meningkatkan derajat kesehatan
reproduksi remaja. Penggunaan drug, permen memabukkan, lem hisap
seringkali menjadi alat “coba-coba” kaum remaja untuk mendapat
rangsangan tertentu dalam menyalurkan dorongan biologisnya. Kebiasaan
yang tidak sehat seperti remaja yang melakukan seksualitas pranikah yang
pada akhirnya akan mempercepat usia awal seksual aktif serta
mengantarkan mereka pada kebiasaan-kebiasaan yang beresiko pada
kesehatan remaja karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan
yang akurat nengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak
memiliki akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi.
Melihat berbagai dampak akibat kurangnya pemahaman tentang
kesehatan reproduksi, maka perlu berbagai upaya untuk membantu remaja
agar memahami dan menyadari tentang kesehatan reproduksi, serta
bertanggungjawab dengan masalah kesehatan reproduksi. Upaya tersebut
antara lain: Advokasi, Promosi, KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi)
konseling dan pelayanan kepada remaja yang memiliki masalah khusus serta
memberi dukungan pada kegiatan remaja yang positif. Sebagian langkah
awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi harus ditunjang dengan penyuluhan KIE (Komunikasi Informasi
dan Edukasi) yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seks.
Orangtua juga harus memberikan informasi yang jelas dan terbuka agar

2
anak paham apa yang dimaksud dengan organ seksual dan fungsinya secara
sederhana. Selain itu juga harus memasukkan ajaran agama dan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah suatu pekejaan atau profesi
dengan melacurkan diri, penjualan diri dengan jalan memperjualbelikan
badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan
nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran, dengan alasan komersial
mereka siap melakukan apa saja untuk kepuasan pelanggan sampai pada
perilaku seks yang tidak sehat. Karena sifat pekerjaan dan perilaku mereka,
para PSK berpotensi tertular dan menularkan Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan HIV/AIDS. Seorang PSK seharusnya menyadari bahwa
pekerjaannya beresiko terhadap penularan IMS, dan dengan resiko tersebut
seharusnya sesering mungkin melakukan pemeriksaan, karena kelompok
resiko tinggi seperti PSK harus selalu melakukan pemeriksaan sesering
mungkin baik dilakukan dengan sendiri ataupun dengan bantuan pelayanan
kesehatan.
Peran serta masyarakat dalam mengontrol IMS sangat penting,
selama kelompok ini belum terjangkau dengan pencegahan dan layanan
pengobatan yang berkualitas baik. Jangkauan yang efektif, pendidikan
sebaya serta layanan klinik untuk pekerja seks telah dikembangkan dengan
menggunakan klinik berjalan atau dengan menyediakan waktu khusus di
klinik. Pelayanan seperti ini memberikan kontribusi untuk mengurangi
prevalensi IMS di masyarakat.

3
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui profil dan manajemen pelayanan kesehatan di
Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura.

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui profil dan manajemen pelayanan kesehatan
masyarakat di Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui profil Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura.
2. Untuk mengetahui manajemen Pusat Kesehatan Reproduksi Kota
Jayapura.

1.3 Manfaat
1. Bagi Petugas Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura
Sebagai bahan informasi dan masukan kepada petugas kesehatan
dalam mengembangkan program-program kesehatan reproduksi di
masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi mengenai kegiatan dan peranan dari
Pusat Kesehatan ReproduksiKota Jayapura.
3. Bagi Penulis
Sebagai bahan pembelajaran dan juga turut serta dalam tindakan
promosi mengenai peranan Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera
fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi dan prosesnya. Sedangkan menurut Depkes RI, kesehatan reproduksi
adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan
kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi
yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual
yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang
dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk
menentukan apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan berapa
sering. Termasuk keadaan akhir ini adalah hak pria dan wanita untuk
memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap cara keluarga
berencana yang aman, efektif, terjangkau, dan dapat diterima yang menjadi
pilihan mereka, serta metode lain yang mereka pilih untuk pengaturan
fertilitas yang tidak melawan hokum, dan hak untuk memperoleh pelayanan
pemeliharaan kesehatan yang tepat, yang akan memungkinkan para wanita
dengan selamat menjalani kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan
kesempatan yang terbaik kepada pasangan-pasangan untuk memiliki bayi
yang sehat.

2.2 Ruang Lingkup


Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi, termasuk
IMS-HIV/AIDS.

5
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi.
4. Kesehatan reproduksi remaja.
5. Pencegahan dan penanganan infertilitas.
6. Kanker pada usia lanjut dan osteopororosis.
7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks,
mutilasi genital, fistula, dan lain-lain.
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan
berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan hingga
meninggal. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat
pertama anak perempuan mengalami haid/menarche, hingga menyangkut
kehidupan remaja memasuki masa perkawinan.
Selain itu seseorang berhak terbebas dari kemungkinan tertular
penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi
reproduksi. Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Departemen
Kesehatan RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat
komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia
yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE),
yaitu:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
2. Keluarga berencana.
3. Kesehatan reproduksi remaja.
4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk
HIV/AIDS.
Selain itu disepakati pula Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif (PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi
pada usia lanjut.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi


Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang
dapat berdampak buruk bagi kesehatan repoduksi yaitu :

6
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan
seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak
banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remajakarena saling berlawanan satu dengan yang lain, dan lain
sebagainya.
3. Faktor psikologis misalnya, dampak keretakan orang tua kepada anak
remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, dan lain
sebagainya.
4. Faktor biologis meliputi cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakit menular seksual, dan lain sebagainya.

7
BAB III
LAPORAN KEGIATAN

3.1 Sejarah
Melihat masalah HIV/AIDS serta kondisi kesehatan di Papua
layaknya fenomena gunung es, dan berkaca pada daerah-daerah dengan
angka kejadian tertinggi tetapi sudah melakukan tindakan pencegahan dan
pengendalian lebih dini, maka pemerintah Kota Jayapura atas usulan Wali
Kota Jayapura melakukan studi banding di Kabupaten Merauke. Hasil dari
study banding tersebut, munculah gagasan membuat Pusat Kesehatan
Reproduksi (PKR). Dan terlaksana pada 10 Februari 2013 dibuka Klinik
Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura. PKR didirikan untuk merespon
keperluan terkait layanan kesehatan reproduksi.
Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura saat ini merupakan
bagian dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Twano. Khususnya
melayani Populasi Kunci seperti Wanita Pekerja Seks (WPS), Laki-laki
suka seks dengan laki-laki (LSL) dan waria. PKR mulai melakukan inisiasi
ARV di awal tahun 2017, sebelumnya langsung merujuk pasien ke PDP-
RSU Abepura dan mendampingi Pasien ART yang dirujuk balik.

3.2 Motto, Visi Dan Misi


1. Motto
“ Anda puas kami senang, Anda sehat kami bangga”
2. Visi
Mencegah dan mengurangi penularan IMS dan HIV, dalam
meningkatkan kualitas hidup, serta mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat IMS, HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan
masyarakat.
3. Misi
1. Memberikan informasi secara terus-menerus kepada masyarakat
tentang IMS dan HIV.

8
2. Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan, pengobatan dan
dukungan kepada klien, yang terintegrasi.
3. Memutuskan rantai penularan IMS – HIV melalui pemakaian
kondom.
4. Menjaga kesehatan reproduksi remaja.

3.3 Luas Wilayah Kerja


Cakupan wilayah kerja Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura
adalah seluruhnya berdasarkan wilayah kerja dari Dinas Kesehatan Kota
Jayapura.

3.4 Sarana Dan Prasarana


PKR Kota Jayapura yang berlokasi di Cigombong Kotaraja Dalam,
mempunyai 1 buah gedung dengan 14 Ruangan berisikan peralatan dan
perlengkapan yang cukup memadai untuk melakukan kegiatan pelayanan
dasar bagi masyarakat serta membuat nyaman bagi setiap pasien yang
datang ke PKR.
Diantaranya:
 Ruang Tunggu : 1 Ruangan
 Ruang Loket : 1 Ruangan
 Ruang Administrasi : 1 Ruangan
 Ruang pemeriksaan : 2 Ruangan
 Ruang Laboratorium : 2 Ruangan
 Ruang Apotik : 1 Ruangan
 Ruang Konseling dan Pengobatan : 1 Ruangan
 Ruang Konseling HIV : 1 Ruangan
 Ruang KIA/KB/Menyusui : 1 Ruangan
 Ruang Dapur/Sterilisasi : 1 Ruangan
 Kamar Mandi : 2 Ruangan

9
3.5 Sumber Daya Manusia
Ketenagakerjaandi PKR Kota Jayapura adalah 12 Orang :
 Tenaga Dokter : 1 orang
 Tenaga Perawat : 4 orang
 Tenaga Analis : 3 orang (2 PNS dan 1 Magang)
 Tenaga Administrasi : 1 orang
 Tenaga Magang : 1 orang (Apoteker)
 Tenaga Bantu : 1 orang
 Tenaga Sopir : 1 orang

3.6 Ruang Lingkup Pelayanan PKR Kota Jayapura


1. Pelayanan Pemeriksaan IMS
Merupakan pelayanan rutin (yang sudah dijadwalkan) dan
kunjungan sewaktu.Yang dijadwalkan atau merupakan pemeriksaan rutin
adalah bar-bar dan panti pijat yang berada pada wilayah kerja PKR Kota
Jayapura.

Tabel 2. Jadwal Pemeriksaan IMS Bulan Oktober2017


No. Nama Sarana Tanggal Waktu
1 Panti Pijat Cahaya Senin, 02/10/2017 08.30 s/d 11.00
2 Pantai Pijat Anggrek Senin, 02/10/2017 08.30 s/d 11.00
3 Panti Pijat Purnama Jumat, 06/10/2017 08.30 s/d 11.00
4 Panti Pijat Ayu Asih Jumat, 06/10/2017 08.30 s/d 11.00
5 Bar New Kharisma Sabtu, 07/10/2017 08.30 s/d 11.00
6 Panti Pijat Indah Sabtu, 07/10/2017 08.30 s/d 11.00
7 Panti Pijat Darmo Jumat, 13/10/2017 08.30 s/d 11.00
8 Panti Pijat Mawar Jumat, 13/10/2017 08.30 s/d 11.00
9 Panti Pijat Mekar Abadi Jumat, 13/10/2017 08.30 s/d 11.00
10 Bar Batavia Sabtu, 14/10/2017 08.30 s/d 11.00
11 Bar Papua Jaya Sabtu, 14/10/2017 08.30 s/d 11.00
12 Panti Pijat Kenanga Sabtu, 14/10/2017 08.30 s/d 11.00

10
13 Bar Horizon 1 Senin, 16/10/2017 08.30 s/d 11.00
14 Bar Horizon 2 Jumat, 20/10/2017 08.30 s/d 11.00
15 Pantai Pijat Melati Putih Jumat, 20/10/2017 08.30 s/d 11.00
16 Pantai Pijat Idola Sabtu, 21/10/2017 08.30 s/d 11.00
17 Bar Clarion Sabtu, 21/10/2017 08.30 s/d 11.00
18 Bar Boulevard 1 Selasa, 24/10/2017 08.30 s/d 11.00
19 Bar Boulevard 2 Rabu, 25/10/2017 08.30 s/d 11.00

10 Besar Penyakit IMS di PKR Kotaraja Bulan


Januari-Juni Tahun 2017
666
700
600
500
400
300 127
200 22
100 14 9 8 5 1 1 0
0

Pasien

Data Kunjungan IMS PKR Kota Jayapura


Bulan Januari-Juni Tahun 2017, Berdasarkan Jenis
Kelamin
500
373 391
400 346
282 303
300
198
200
100 29 30 33 52
18 24
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

LAKI-LAKI PEREMPUAN

11
Data Kunjungan IMS PKR Kota Jayapura Bulan
Januari-Juni Tahun 2017, Berdasarkan Umur
300 273
251 256
250 237
206
200
157
150 119
113 106
100 84 84 77

50
11 10 8 13 14 9 8 12 11 15
4 1
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

15-19 20-24 25-49 >50

Data Kunjungan IMS PKR Kota Jayapura Bulan


Januari-Juni Tahun 2017, Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
250
205 203 209
200 178
163
134 139 137 134
150 116
92 80
100
45 45 50
50 25 14 26 15 18 18
4 7 0 4 3 0 11 4 0
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

Tidak Sekolah SD SMP SMA PT

Data Kunjungan IMS Kota Jayapura Bulan


Januari-Juni Tahun 2017, Berdasarkan Daerah Asal
250 227

200 176 181


139
150 126
103
100

50 22 14 26
11 9 13
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

PAPUA Non Papua

12
2. Pelayanan pemeriksaan HIV/AIDS

Berdasarkan Data Kunjungan VCT


140 125
120 111
100
95
100 88
83
80 73 69
61 59 57
60

40

20
2.4
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

Baru Lama

3. Pelayanan KB
 Suntik
 Susuk
 Spiral
 Pil
 Kondom
4. Pelayanan Ibu Hamil
5. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Menerima Pelayanan Rujukan IMS
7. Pelayanan Deteksi Dini Kanker Mulut Rahim (IVA)
8. Tindik Telinga

3.7 Alur Pemeriksaan

13
Bagan 1. Alur pemeriksaan pasien yang datang berkunjung di PKR

3.8 Tata Tertib


1. Petugas
 Hadir dan pulang tepat waktu (08.30 – 14.00).
 Menggunakan baju seragam.
 Menggunakan tanda pengenal.
2. Klien
 Datang tepat waktu (08.30 – 11.00).
 Memakai pakaian bebas rapi (sopan).
 Tidak merokok/memakan pinang serta meludah di sembarang tempat.
 Tidak meninggalkan ruangan sebelum semua pemeriksaan selesai

14
3.9 Administrasi PKR
1. Informasi Waktu Pelayanan IMS & VCT
a. Informasi Waktu Pelayanan
 Pendaftaran : 08.30 – 11.00
 Pemeriksaan : 08.30 – 13.30
 Pemeriksaan laboratorium : 08.30 – 13.40
 Konseling : 08.30 – 13.45
 Pengambilan obat : 08.30 – 14.00
b. Informasi Lamanya Pemeriksaan
 Loket : 10 menit
 Pemeriksaan/pengambilan sampel : 10 menit
 Laboratorium : 30 menit
 Konseling : 15 menit
 Pengambilan obat : 10 menit
(obat diminum ditempat)
2. PersyaratanPelayanan IMS & HIV (VCT)
a. Klien datang sendiri/didampingi (petugas pendukung)
b. Membawa kartu berobat dari PKR (bagi klien lama)
c. Membayar administrasi di loket

3. Tarif Pelayanan
a. Pemeriksaan IMS ;
 Klien baru : Rp. 30. 000,-
 Klien lama : Rp. 25.000,-
 Mahasiswa/Pelajar/Jalanan : Gratis
b. Pemeriksaan VCT : semua Klien gratis

3.10 Kegiatan Kepanitraan Madya


Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Oktober 2017
Waktu : 09.00 – 13.00 WIT
Tempat : Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura

15
Jenis Kegiatan : 1. Pengenalan ruangan dan melihat cara pemeriksaan
IMS
2. Diskusi serta bimbingan dengan dokter
penanggung jawab PKR tentang pengisian status
pemeriksaan penderita.

16
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

Laporan Kunjungan PKR Kotaraja


Waktu Kegiatan
No Agenda Kegiatan
Tanggal Jam
1. Senin,4 desember 08.00 − Masuk
2017 − Melapor di KTU
− Melapor ijin stase IKM di PKR
Kotaraja dengan dr.Resty
− Pembagian masing-masing bagian
2 10.00 − Anamnesa (Kiky, Gafri, Yulce,
Melanie, Novi)
− Pemeriksaan ( Galuh, Angela, Rita,
Isma, Feby)
− Laboratorium (Olivia, Intan,
Marlen, Reiner, Edwin)
− Ruang konseling (Ruang dokter)
(Ditertin,Fernonika, Alexander,
Ratna, Cykita)
− Apotik ( Erita, vita, Marlin, Anita,
Sarah)
Catatan : Setelah satu kelompok selesai
di satu ruangan maka roling k ruangan
yang lain.
12.00 = Bimbingan dengan dr. Resty
13.00 Kegiatan di PKR selesai / pulang
3 Selasa, 08.00 − Anamnesa (Kiky, Gafri, Yulce,
5 desember 2017 Melanie, Novi)
− Pemeriksaan ( Galuh, Angela, Rita,
Isma, Feby)

17
− Laboratorium (Olivia, Intan,
Marlen, Reiner, Edwin)
− Ruang konseling (Ruang dokter)
(Ditertin,Fernonika, Alexander,
Ratna, Cykita)
− Apotik ( Erita, vita, Marlin, Anita,
Sarah)
− Catatan : Setelah satu kelompok
selesai di satu ruangan maka roling
k ruangan yang lain.
12.00 − Bimbingan dengan dr. Esty
13.00 Kegiatan di PKR selesai / pulang

18
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelayanan dan manajemen dari Pusat Kesehatan Reproduksi (PKR)
Kota Jayapura yang baru berjalan kurang lebih 4 tahun dalam pengamatan
kami, sudah cukup baik. Terbukti sudah banyak kunjungan dari masyarakat,
khususnya para pekerja beresiko (Panti Pijat dan Bar) yang menjadi pasien
tetap (sudah terjadwal).
4.2 Saran
Berdasarkan pengamatan kami pada PKR Kotaraja, saran yang kami
berikan adalah :
1. Bagi petugas PKR
Agar lebih ditingkatkan Pelayanan Luar Gedung (turun lapangan,
penyuluhan, pemeriksaan, dan pengobatan).
2. Bagi masyarakat
Agar masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di
PKR untuk pemeriksaan kesehatan reproduksi dan juga cakupan
pelayanan lainnya.
3. Bagi penulis
Agar penulis dapat turut serta dalam tindakan promosi mengenai
peranan pusat kesehatan reproduksi di lingkungan kerjanya.

19

Anda mungkin juga menyukai